Penyebab dan Akar Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Katalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DALAM JAMPERSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH DALAM MENGATASI PERKAWINAN ANAK. OLEH SRI DANTI ANWAR Kemen PP-PA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi

Tujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan

PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun pengelolaannya, tetapi juga karena sebab-sebab bukan maternal kelahiran hidup pada SDKI 2012 (BKKBN, 2013).

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

Latar Belakang KLA. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan

SIARAN PERS Pernyataan Sikap Koalisi Masyarakat Sipil Untuk SDGs Pentingnya Indikator Sunat Perempuan dalam Goal 5 SDGs bagi Indonesia

Penyebab kematian ibu melahirkan Musdah Mulia

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

Kebijakan Jender. The Partnership of Governance Reform (Kemitraan) 1.0

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

BAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah

Perkawinan Anak dan Dampaknya Pada Pemiskinan Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Pile Patiung, SE

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

Di akhir sesi paket ini peserta dh diharapkan mampu: memahami konsep GSI memahami relevansi GSI dalam Pendidikan memahami kebijakan nasional dan

Latar Belakang kasus kasus. per KELAHIRAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

1. Asal muasal dan standar

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak persoalan, terutama di negara berkembang. Salah satunya adalah Negara

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini diakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/DPD RI/II/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anggota keluarganya. Pada umumnya, apabila hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Konferensi Nairobi tentang Safe Motherhood tahun Indonesia ikut

BAB II. Kajian Pustaka. Studi Kesetaraan dan Keadilan Gender Dalam Pembangunan 9

Asesmen Gender Indonesia

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PRAKARSA POLICY REVIEW/05/OKTOBER/2013 CIKINI, 27 OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

PERANAN PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN. Ir. Suyatno, MKes

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CATATAN PENGANTAR Hentikan Kematian Ibu Indonesia

ASK Laporan Analisis Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Praktik dan Evaluasi Pengarusutamaan Gender di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEREMPUAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Abstrak. Kata kunci : perempuan, Human Development Report, angka kematian ibu, indikator dan kesehatan.

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara laki-laki

Transkripsi:

Membedah Angka Kematian Ibu: Penyebab dan Akar Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Konferensi INFID, 26-27 November 2013 Institut KAPAL Perempuan Jl. Kalibata Timur Raya No.5 Jakarta Selatan Telp/Fax: 021-7988875 Email: office@kapalperempuan.org

Menkes Meluncurkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu RAN PPAKI 2013 2015, RAN PPIA 2013 2017 dan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

Alur Presentasi 1.Angka Kematian Ibu di Indonesia: Hak Dasar atas Kesehatan Reproduksi dan Pemenuhannya 2.Raport Merah Penurunan AKI di Indonesia 3.Faktor Penyebab dan Penentu AKI: Budaya Patriarki Kebijakan dan Annggaran Faktor Medis Geografis 4.Rekomendasi

Angka Kematian Ibu di Indonesia (AKI): Hak Dasar atas Kesehatan Reproduksi dan Pemenuhannya Amandemen UUD 1945. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (UUD, Pasal 28H ayat 1). Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat, (Pasal 34 UUD 35 ayat 2). International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994 MDGs Goal 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu melalui target penurunan AKI menjadi 120 per 100.000 000 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) UU NO.7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvenan Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk diskriminasi terhadap perempuan (CEDAW),

Bagaimana Pemenuhannya? Raport Merah Penurunan AKI di Indonesia: Hingga 68 Tahun Indonesia Merdeka, jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia tertinggi di Asia Data AKI Indonesia dibandingkan Negara lain di Asia Tenggara Negara AKI/100.000 000 kelahiran hidup Brunai Darussalam 13 Singapura 14 Malaysia 62 Thailand 110 Vietnam 150 Filipina 230 Indonesia 359

Goal 5 MDGs Tahun 2015 target Indonesia menurunkan AKI menjadi 102/100,000

Fakta 2 tahun menjelang komitmen MDGs 2015

Melonjak Drastis : Angka Kematian Ibu di Indonesia melaju 359/100.000 (Data SDKI Tahun 2012 diterbitkan 2013) Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi 334 (1997), 307 (2003), dan 228 (2007) dan tahun 2012 melonjak 359 tidak jauh berbeda dengan 22 tahun yang lalu.

Mengapa Penurunan AKI di Indonesia sampai tenggat 2 tahun Komitmen MDGs 2015 Gagal????

Penyebab paling sering dijelaskan adalah 3 terlambat dan 4 terlalu. Tiga Terlambat: 1. terlambat mengambil keputusan 2. terlambatsampai di tempat pelayanan dan 3. terlambat mendapatkan pertolongan Empat Terlalu: Empat Terlalu: 1. terlalu tua 2. terlalu muda 3. terlalu banyak 4. terlalu rapat jarak kelahiran

Mengapa terjadi 3 terlambat dan 4 terlalu? Faktor Budaya Faktor Politik: UU,Kebijakan dan Annggaran Geografis Faktor Medis

Budaya Patriarki Analisis dalam konferensi kependudukan sedunia di Kairo 1994 masih relevan sampai saat ini di Indonesia. Bahwa kegagalan Kesehatan reproduksi karena: tingkat pengetahuan yang tidak mencukupi tentang seksualitas serta informasi i dan pelayanan kesehatan reproduksi yang tidak tepat atau tidak berkualitas perilaku seksual yang berisiko tinggi praktek praktek sosial yang diskriminatif; sikap sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan kekuasaan terbatas yang dimiliki banyak perempuan dan anak perempuan atas kehidupan seksual dan reproduksi mereka.

1) Faktor Budaya Patriarki : Praktek praktek yang terjadi a) Budaya Patriarki dalam keluarga: Keputusan menikah ada di tangan orang tua (perkawinan dini akibat ketakutan menjadi perawan tua) Keputusan untuk mempunyai anak atau menentukan jumlah anak ada di tangan suami Keputusan penggunaan alat kontrasepsi ada di tangan suami Keputusan menentukan pertolongan persalinan ada di tangan suami Keputusan penanganan saat kritis atau pendarahan ada di tangan suami Tidak memberikan prioritas terhadap ibu melahirkan (gizi tetap diutamakan untuk kepala keluarga, tetap melakukan beban kerja yang berat)

Faktor Budaya (Budaya Patriarki)lanjutan j b) Budaya Patriarki di komunitas: Rendahnya perhatian masyarakat terhadap masalah AKI kuatnya pandangan bahwa melahirkan adalah proses yang alamiah yang harus dilalui oleh perempuan. Adanya anggapan bahwa mati melahirkan adalah mati sahid sehingga bersikap pasrah. Pembangunan di komunitas tidak merespons masalah AKI (agenda pembanguan hasil Musrenbang didominasi sarana fisik dan tidak merespons problem AKI) Data AKI tidak menjadi prioritas dan cenderung disembunyikan ik Pandangan tabu untuk masuk ke ranah rumah tangga terlebih isu kesehatan reproduksi Penolakan terhadap RUU KKG, sebuah payung hukum untuk mengeliminir budaya patriarki Penolakan keras terhadap Fasektomi (KB untuk lakilaki), pelarangan sunat perempuan, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dll.

3) Faktor Kebijakan/ UU dan Anggaran: UU Perkawinan No.1 Tahun 1974 melegalisasi perkawinan dini UU Anti Pornografi yang melarang pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi Amandemen UU Kesehatan yang disyahkan pada 14 September 2009 revisi UU No.23 Tahun 1992: Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi dilakukan dengan tidak bertentangan dengan nilai agama dan ketentuan hukum yang berlaku. (Pasal. 74 (2)) tafsir agama tertentu dan hukum positif seperti KUHP justru bertentangan dengan pemenuhan kesehatan reproduksi. Perda Perda yang meminggirkan perempuan Minimnya kebijakan pembangunan khususnya penanggulangan kemiskinan yang tidak terintegrasi dengan penanganan AKI Rendahnya Anggaran kesehatan reproduksi (hasil studi WRI dan Yayasan Kesehatan Perempuan)

4) Faktor medis, yang menjadi penyebab langsung kematian ibu paling dominan adalah: *pendarahan 28% *eklamsi 24% *infeksi 11% *partus lama 5% *abortus 5%, dan lain lain (SKRT 2001). 5) Faktor geografis, sarana, sumber daya manusia juga menjadi faktor yang memperberat permasalahan AKI

Rekomendasi: 1. Untuk Kebijakan dan Anggaran a)amandemen UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 b)mengesahkan) RUU KKG sebagai payung untuk kesetaraan dan keadilan gender c)mereview kebijakan kebijakan nasional dan daerah (Perda) yang meminggirkan perempuan dan berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan. d)memperbaiki sistem pendataan untuk isu isu kesehatan reproduksi dan seksualitas khususnya AKI e)pemerintah nasional dan daerah menjamin melalui alokasi anggaran untuk terlaksananya komitmen pemerintah Indonesia mewujudkan komitmen ratifikasi CEDAW, Millinium Developments Goals, UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, ICPD, Hak hak ekonomi sosial budaya, dll. f) Mengintegrasikan program-program pembangunan khususnya penanggulangan kemiskinan dengan pengurangan AKI

Rekomendasi lanjutan: 2. Pendidikan Publik Penyadaran tentang pentingnya kesetaraan dan keadilan gender dalam segala aspek kehidupan Penyadaran tentang hak hak asasi perempuan untuk mencegah praktek praktek kehidupan yang diskriminatif; sikap sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan Penyadaran tentang kewajiban pemerintah untuk memenuhi hak hak warganya dan termasuk didalamnya menjamin terpenuhinya hak kesehatan reproduksi Mengembangkan sikap terbuka untuk menerima hal hal baru sehingga tidak terpaku pada dogma yang menghambat perubahan

Rekomendasi lanjutan: 3. Penguatan Perempuan dan Komunitas Memperkuat kesadaran perempuan terhadap hak hak kesehatan reproduksi dan otonominya sebagai perempuan Melakukan penyadaran perubahan cara pandang komunitas yang mengarah pada keadilan dan kesetaraan gender Memperkuat kepemimpinan dan partisipasi perempuan untuk menyuarakan hak hak kesehatan reproduksi dan seksualitas Mengembangkan kelompok kelompok yang pendukung untuk melakukan advokasi pemenuhan hak kesehatan reproduksi

Terimakasih