BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupannya. Angka statistik yang tinggi ini meminta perhatian untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya 5,5 % per tahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu yang menjadi tujuan dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target MDG 2015 berkaitan dengan KIA diantaranya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102/100.000 KH dan menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 23/1000 KH dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 90%. Angka kematian ibu di Indonesia lebih tinggi daripada negara negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup (BPS,2003) Di dalam program kesehatan ibu dan anak (KIA) dijelaskan bahwa tujuan program KIA adalah menurunkan Angka Kematian Ibua (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilakukan diantaranya melalui peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi kebidanan, baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader maupun dukun bayi, serta penanganan dan pengamatannya secara terus menurus (Depkes RI, 2009). Menurut Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 1

100 ribu kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) tercatat mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (http://kebijakankesehatanindonesia.net). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, proporsi ibu yang persalinannya ditolong tenaga kesehatan meningkat dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9% pada tahun 2013. Pada tahun 2013, sebagian besar (76,1%) persalinan juga sudah dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan Poskesdes/Polindes dan 23,7% ibu bersalin yang masih melahirkan di rumah. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu diantaranya dengan optimalisasi pemanfaatan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada seperti program PTT bagi tenaga medis dan bidan, penempatan bidan desa, pembangunan polindes dan poskesdes, pengembangan pukesmas mampu PONED dan rumah sakit mampu PONEK (Nurrahmiati, 2012). Pada tahun 2000 Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan strategi sektor kesehatan yang terfokus untuk meningkatkan kemampuan sistem kesehatan dalam menjamin penyediaan dan pemantapan pelayanan kesehatan yang ditujukan menanggulangi penyebab utama kematian dan kesakitan ibu. Salah satu pesan kunci PMS yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes, 2009). Ibu memiliki peran besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak, gangguan kesehatan yang dialami ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dan masa pertumbuhan anak. Resiko kematian ibu paling banyak terjadi pada periode persalinan dan periode persalinan berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia. Kematian saat bersalin dan satu minggu pertama 2

diperkirakan 60% dari keseluruhan kematian ibu (Lancet 2006 dalam Nurrahmiati 2012). Perilaku ibu bersalin dalam memilih penolong persalinannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang langsung dari dalam diri ibu maupun dari luar. Faktor faktor tersebut meliputi karateristik ibu (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas), riwayat pemeriksaan kehamilan, pengetahuan, sikap, persepsi terhadap jarak ke pelayanan kesehatan, persepsi terhadap biaya persalinan, riwayat penolong persalinan dalam keluarga dan dukungan atau pengaruh orang orang terdekat seperti suami atau keluarga (Wati Sufiawati, 2012) Pemilihan tenaga penolong persalinan pada dukun paraji seringkali menimbulkan dampak yang akan menyebabkan angka kesakitan ibu dan bayi, juga komplikasi persalinan bahkan kematian pada ibu bersalin dan bayinya. Pertolongan persalinan oleh dukun paraji masih dilakukan menggunakan praktek tradisional yang sangat membahayakan bagi ibu bersalin dan bayinya seperti penggunaan alat alat pemotong tali pusat yang masih tradisional dan perawatan tali pusat bayi yang masih memakai ramuan yang membahayakan bayi baru lahir (Wati Sufiawati, 2012). Beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Krisliana (2007) menyatakan bahwa pendidikan ibu dan persepsi ibu terhadap penolong persalinan mempengaruhi pemilihan penolong persalinan. Niaty, S (2010) menyatakan pekerjaan, peran petugas kesehatan, jarak ke fasilitas kesehatan, biaya persalinan dan pendapatan keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemilihan penolong persalinan. 3

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sangat penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu karena dapat membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencapai perawatan darurat. Pada tahun 2011 Kementrian Kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan) yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, postnatal dan keluarga berencana. Di provinsi Jawa Barat, Pada Tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 73,9 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 5,0 per 1000 kelahiran hidup. Proporsi penyebab kematian ibu maternal akibat perdarahan 33,1%, hipertensi 28,6%, infeksi 6,1% dan abortus 0,1%. Presentasi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 sebesar 89,3 namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 85,6% dan di non tenaga kesehatan 14,4%. (http://diskes.jabarprov.go.id). Dari Hasil Cakupan Program Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013, angka kematian ibu di Kabupaten Bogor terdapat 53 per 111.460 kelahiran hidup yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 11 orang, kematian ibu bersalin 23 orang dan kematian ibu nifas 19 orang. Cakupan persalinan di tenaga kesehatan sebesar 84,1 % namun belum mencapai target karena masih ada 15,9% persalinan di non tenaga kesehatan yaitu ditolong oleh dukun/paraji. Secara geografis Desa Bojong berada di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Desa Bojong merupakan wilayah penyumbang terbesar pertanian kangkung dan bayam di Kecamatan Kemang, terdiri dari 14 Rukun Warga (RW). 4

Berdasarkan data dari Puskesmas Kemang Kabupaten Bogor, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Desa Bojong pada tahun 2012 sebesar 40 %, sedangkan persalinan di non tenaga kesehatan (dukun) 60 %. Di Desa Bojong pada tahun 2012 terdapat 3 kasus kematian ibu pada saat bersalin dan 5 bayi meninggal pada saat dilahirkan. Dari 3 kasus kematian ibu bersalin tersebut dikarenakan persalinannya ditolong oleh dukun dan terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Persalinan di Desa Bojong masih cukup rendah karena belum sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kesehatan, hal ini disebabkan karena perilaku ibu dalam memilih penolong persalinan masih banyak yang percaya pada dukun (paraji), karena turun temurun persalinan keluarga mereka masih ditolong oleh dukun atau paraji. Dilihat dari jarak klinik bidan desa ke permukiman masyarakat sangat dekat namun masih jarang ibu yang datang untuk bersalin. Hal ini yang seringkali mengakibatkan berbagai masalah atau komplikasi pada proses persalinan dan bahkan kematian pada ibu bersalin. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Di Desa Bojong Kabupaten Bogor Tahun 2014 1.2 Identifikasi Masalah Desa Bojong merupakan suatu daerah di Kabupaten Bogor yang masyarakatnya masih percaya persalinannya ditolong oleh non tenaga kesehatan (dukun). Beberapa faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan adalah : 5

a. Faktor faktor predisposisi 1. Pendidikan Pendidikan berpengaruh pada cara berfikir, tindakan dan pengambilan keputusan seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin baik pengetahuannya tentang kesehatan baik dalam memilih penolong persalinannya. 2. Pengetahuan Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, informasi dari orang lain, didapat dari buku atau media massa. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan lebih memiliki rasa percaya diri, wawasan dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik bagi dirinya dan keluarganya, termasuk yang berkaitan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. 3. Pekerjaan Status pekerjaan akan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Ketidaksiapan secara finansial selain berkaitan dengan jumlah penghasilan juga dengan kemauan untuk menabung untuk persiapan persalinan. b. Faktor faktor pemungkin Ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, polindes, dokter atau bidan praktek swasta dan keterjangkauan sumber daya kesehatan seperti biaya, jarak ke fasilitas kesehatan dan ketersediaan transportasi sangat mempengaruhi pemilihan penolong persalinan, tempat pelayanan kesehatan yang 6

lokasinya tidak strategis/sulit dicapai ibu, menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil untuk melahirkan terhadap pelayanan kesehatan. c. Faktor faktor penguat Peran dan tanggung jawab suami dan keluarga dalam kesehatan reproduksi sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu. Keputusan penting seperti siapa yang akan menolong persalinan kebanyakan masih diputuskan secara sepihak oleh suami atau keluarga. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan teori yang ditemukan bahwa terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan pemilihan persalinan pada masyarakat terutama di Desa Bojong Kabupaten Bogor. Dari sejumlah faktor tersebut, penelitian ini hanya memfokuskan pada lima faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan dan peran petugas kesehatan. Faktor-faktor tersebut dipilih karena pemilihan penolong persalinan sebagian besar terkait dengan faktor-faktor tersebut. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang didapat, maka perumusan masalah penelitian adalah Faktor faktor apa saja yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor? 7

1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan pemilihan pertolongan persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor Tahun 2014. 1.5.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pendidikan ibu bersalin di Desa Bojong Kabupaten Bogor. b. Mengidentifikasi pekerjaan keluarga di Desa Bojong Kabupaten Bogor c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu bersalin di Desa Bojong Kabupaten Bogor. d. Mengidentifikasi jarak ke fasilitas kesehatan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. e. Mengidentifikasi peran petugas kesehatan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. f. Mengidentifikasi pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. g. Menganalisa hubungan antara pendidikan ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. h. Menganalisa hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. i. Menganalisa hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. 8

j. Mengidentifikasi hubungan antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. k. Mengidentifikasi hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. l. Menganalisa variabel yang berhubungan antara pendidikan, pekerjaan keluarga, pengetahuan, jarak ke fasilitas kesehatan, peran petugas kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan di Desa Bojong Kabupaten Bogor. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Menambah pengalaman dalam penelitian dan sebagai bahan untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan khususnya dalam rangka menganalisis masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1.6.2 Bagi Puskesmas Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu semua ibu bersalin yang ada dilingkungannya, agar memilih penolong persalinannya ke tenaga kesehatan. Sehingga semua ibu bersalin ditolong melalui proses persalinan yang bersih dan aman sesuai dengan standart APN (Asuhan Persalinan Normal) agar ibu dan bayinya sehat dan selamat. 1.6.3 Bagi Fakultas Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi bagi kepustakaan Universitas Esa Unggul, serta bermanfaat bagi para pembaca 9

yang ingin memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan studi banding dan menambah pengetahuan sehingga dapat mencetak sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pembangunan dalam bidang kesehatan. 10