NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN PRAKTEK TENTANG BERTOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA

PRINSIP-PRINSIP EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK PADA APARAT DESA (STUDI KASUS DESA KEBONAGUNG KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI)

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH LUAR BIASA

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK-ANAK KELUARGA PEDAGANG. (Studi Kasus di Pasar Raya Gentan, Baki, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PEMILU LEGISLATIF BAGI PARA PEMILIH PEMULA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh: Arin Purwanti A

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

IMPLEMENTASI KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK PEDAGANG KAKI LIMA DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA

PENERAPAN STRATEGI TEAM QUIZ

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN PRAMUKA

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PONDOK PESANTREN KHALAFIAH DI KUDUS NASKAH PUBLIKASI. Pancasila dan Kewarganegaraan

PENERAPAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING UNTUK

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PROFESIONALISME BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SD N GAWANAN II COLOMADU TAHUN

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE KALKULATOR JARIMATIKA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III SD NEGERI NOGOSARI 3

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

SIKAP PROFESIONALISME DAN KINERJA AKADEMIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SLTA Muhammadiyah Karanganyar)

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

IMPLEMENTASI KARAKTER GOTONG ROYONG DAN PEDULI SOSIAL DALAM KERJA BAKTI MINGGUAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar SUTINI NIM A54E090112

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar DESSY HARDIYANTI A

PENDIDIKAN PANCASILA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PELAKSANAAN ADOPSI ANAK MELALUI PENGADILAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KARANGANYAR) NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

PENGARUH METODE BACA GLOBAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B DI TK MAJELIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) GEMOLONG TAHUN 2013/2014

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA KHUSUSNYA NILAI PERSATUAN INDONESIA PADA ETNIS THIONGHOA. (Studi Kasus Perkumpulan Masyarakat Surakarta Tahun 2014)

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

PERAN SOSIAL GURU DI MASYARAKAT. (Studi Kasus di Kelurahan Wonokarto Kecamatan Wonogiri Kabupaten. Wonogiri Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KAYEN KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NOVI NUR ENDAH RAHAYU A

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

IMPLEMENTASI KARAKTER MANDIRI DAN KERJA KERAS DALAM MASYARAKAT NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh : SEPTIANA A

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

: SAHID PAMBUDI UTOMO A210

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

EDY NOVIYANTO A

Transkripsi:

PELAKSANAAN MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT DALAM RAPAT KARANG TARUNA (Studi Kasus pada Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh: JOHAN PAMUNGKAS A220110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahmanirrohim, Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Johan Pamungkas NIM : A220110019 Fakultas/Progdi : FKIP/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jenis : Skripsi Judul : Pelaksanaan Musyawarah untuk Mufakat dalam Rapat Karang Taruna (Studi Kasus pada Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih, mediakan/mengalih formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia untuk menjamin dan menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 31 Maret 2015 Yang menyerahkan, Johan Pamungkas

PELAKSANAAN MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT DALAM RAPAT KARANG TARUNA (Studi Kasus pada Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Johan Pamungkas, A220110019, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015, xviii+201 halaman (termasuk lampiran) Abstrak Penelitian ini bertujuan: untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dan mendeskripsikan kendala serta solusi dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif dengan langkah yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya: 1) Saling menghargai pendapat dalam rapat ketika musyawarah untuk mufakat, 2) Tutur kata yang baik dalam rapat ketika musyawarah untuk mufakat, 3) Kesabaran dalam mengikuti rapat ketika musyawarah untuk mufakat, 4) Bersedia berbicara dalam rapat ketika musyawarah untuk mufakat, 5) Bersedia mendengar pendapat orang lain dalam rapat ketika musyawarah untuk mufakat, 6) Memberi maaf kepada anggota rapat ketika terjadi perselisihan saat musyawarah untuk mufakat. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat rapat karang taruna Sumber Cahaya meliputi: 1) Anggota yang lebih tua merasa paling benar, 2) Anggota karang taruna sebagian terlihat lebih banyak bercanda atau bermain handphone, 3) Anggota rapat sebagian kecil ada yang keluar meninggalkan ruangan, 4) Anggota rapat karang taruna sebagian kecil, terkadang membawa konflik pribadi saat musyawarah untuk mufakat, 5) Anggota rapat karang taruna sebagian kecil, terkadang masih mempunyai ego yang tinggi. Solusi meliputi: 1) Anggota karang taruna harus terus menjalin keakraban, 2) Anggota karang taruna harus selalu melakukan instropeksi diri, 3) Pengaturan posisis tempat duduk anggota rapat ketika musyawarah untuk mufakat, 4) Perlu adanya peraturan untuk membatasi penggunaan handphone, 5) Anggota karang taruna harus bisa memisahkan permasalahan pribadi, sehingga tidak dibawa dalam forum rapat. Kata kunci: Musyarawah, mufakat,rapat, karang taruna

PENDAHULUAN Indonesia adalah negara demokratis yang memiliki berbagai macam suku, agama, ras, adat-istiadat, dan budaya yang majemuk. Penduduk Indonesia yang beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama manusia sering terjadi perbedaan ide dan pendapat. Perbedaan tersebut seharusnya bukan menjadi hambatan yang dipertentangkan, melainkan agar dapat bekerjasama dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Keragaman dan perbedaan akan menjadi permersatu bangsa, yakni hukum yang mengikat serta memaksa. Adanya hukum, rakyat Indonesia akan memiliki kesamaan didalamnya. Sejauh ini negara Indonesia masih konsisten berpedoman pada Pancasila yang mencerminkan kaidah pokok hidup berbangsa dan bernegara. Secara umum segala peraturan yang berlaku di Indonesia berdasarkan pada Pancasila termasuk penyelesaian masalah dengan musyawarah untuk mufakat. Setiap warga negara perlu memahami bahwa musyawarah mufakat dapat memperkuat tali silaturahim dan memperkokoh pondasi NKRI berdasarkan demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat, baik secara langsung maupun perwakilan. Secara garis besar penyelengaraan pemerintah berada di tangan rakyat berdasarkan konstitusi UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila bukan hanya untuk kepentingan sendiri, melainkan pada permusyawatan yang mencakup kebebasan dan kebersamaan. Menurut Suleman (2010:172): Kata-kata kuncinya adalah kebersamaan, demokrasi berdasarkan prinsip musyawarah dan mufakat serta semangat gotong-royong dalam memajukan kehidupan bersama. Apabila musyawarah, mufakat dan gotong-royong berjalan dengan baik, akan terwujudlah tatanan demokrasi. Di era globalisasi masyarakat mengalami perubahan sosial yang mengubah pola pikir dan kepribadian bangsa. Efek dari perubahan sosial menuntut agar semua orang siap menghadapi persoalan dan mampu mengikut perkembangan. Dampak negatif bagi bangsa Indonesia salah satunya ialah memudarnya musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan. Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat di Indonesia pada saat ini mulai memudar, karena 1

pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan dengan cara voting. Musyawarah merupakan kegiatan dalam pengambilan keputusan pada suatu forum dan agenda yang akan dilaksanakan bersama secara mufakat. Memudarnya pelaksanaan musyawarah untuk mufakat juga tercermin dalam rapat karang taruna. Organisasi beranggotakan pemuda ini, sering mengadakan rapat rutin untuk membahas rencana program kerja atau suatu kegiatan yang dilakukan. Musyawarah untuk mufakat pada dasarnya salah satu ciri khas dari bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila sila keempat. Tujuan tersendiri adanya musyawarah untuk mufakat ialah membentuk rakyat yang harmonis, erat akan kekelurgaan, dan semangat kebersamaan. Pemahaman mengenai musyawarah untuk mufakat dipelajari dalam materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Musyawarah untuk mufakat dipelajari pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Calon guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan nantinya harus menguasai tata cara pelaksanaan musyawarah mufakat yang benar, karena hal tersebut dilakukan oleh para pendiri bangsa dalam membentuk dasar hukum Ketiadaan musyawarah dalam menyelesaikan masalah dapat dikatakan memudarnya ciri khas dari bangsa Indonesia. Kesesuaian akan hukum tersebut tidak lagi digunakan dan bukan menjadi budaya oleh kelompok tertentu saat ini. Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna penting dilakukan guna merumuskan program kerja atau agenda-agenda kegiatan. Musyawarah diharapkan agar anggota karang taruna mempunyai pemikiran yang kritis. Realitasnya di dukuh Sumberejo, pelaksanaan musyawarah untuk mufaktat bukan merupakan hal yang diutamakan dalam pembahasan rapat karang taruna. Langkah-langkah dalam musyawarah untuk mufakat mulai ditinggalkan, karena sebagai besar para anggota acuh tak acuh terhadap kelangsungan rapat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengajukan kajian ilmiah mengenai pelaksanaan musyawarah untuk mufakat pada rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Alasan peneliti melakukan penelitian dengan tema ini karena realita mulai memudar pelaksanaan 2

musayawarah untuk mufakat dalam rapat Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Relevansinya dengan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran terletak pada visi. Visi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu...untuk membentuk bangsa yang berkarakter kuat dan memiliki kesadaran berkonstitusi menuju masyarakat madani. Konsekuensi dari visi tersebut, maka calon guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan harus mampu menumbuhkan kesa-daran berkonstitusi dan membentuk karakter yang kuat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? 2. Bagaimana kendala dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat saat rapat Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? 3. Bagaimana solusi dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat saat rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan musyawarah mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. 2. Untuk mendeskripsikan kendala dalam pelaksanaan musyawarah mufakat saat rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. 3

3. Untuk mendeskripsikan solusi dalam pelaksanaan musyawarah mufakat saat rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, dan perilaku yang tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik. Strategi penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat Karang Taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Ketua rukun tetangga (RT). 2. Kepala desa. 3. Ketua dan seluruh anggota karang taruna Sumber Cahaya. Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna. Sumber data dalam penelitian ini yaitu orang (person), tempat (place), simbol atau dokumen (paper). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi atau pencatatan arsip. Instrumen pengumpulan data berupa: 1. Pedoman observasi. 2. Pedoman wawancara. 3. Pedoman dokumentasi dan 4. Catatan lapangan. Triangulasi untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif. Langkah-langkah teknik analisis data model interaktif sebagai berikut: 1. Pengumpulan data. 2. Reduksi data (data reduction). 4

3. Penyajian data 4. Pengambilan keputusan atau verifikasi. Prosedur adalah langkah-langkah dari peneliti untuk menghimpun data sesuai permasalahan, dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap pra lapangan. 2. Tahap penelitian lapangan. 3. Tahap analisis data dan analisis dokumentasi. 4. Observasi dan wawancara. 5. Tahap penulisan laporan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Musyawarah adalah pembahasan mengenai sesuatu hal yang dihadir oleh anggota dalam forum rapat. Musyawarah untuk mufakat merupakan ciri khas negara Indonesia dalam menyelesaikan masalah, baik dalam rapat maupun pembahasan lain. Setiap pembahasan yang berkaitan dengan agenda kegiatan memerlukan pemikiran dari anggota. Kenyataan pada saat ini musyawarah untuk mufakat mulai ditinggalkan oleh organisasi. Hal itu ditandai pada setiap pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara voting. Berikut pemamaparan dari hasil dan pembahasan penelitian. 1. Bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya merupakan keseharusan dan diutamakan pada topik pembahasaan rapat. Tidak hanya karang taruna saja, pemerintah di pusat juga berkewajiban untuk melaksanakan musyawarah sehingga ditiru oleh semua organisasi. Pancasila, yang mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut tentu ada beberapa ciri-ciri dalam melakukan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya. 5

a. Anggota sebagian besar memperhatikan pengarahan dan menunggu usulan selesai disampaikan pihak lain, kemudian baru menyampaikan pendapatnya dalam rapat. b. Anggota rapat sebagian besar membuka pembicaraan dengan salam dan menutup dengan ucapan terima kasih serta menggunakan bahasa Indonesia dalam musyawarah untuk mufakat. c. Anggota rapat akan menunda musyawarah apabila belum mencapai kata sepakat dan berusaha untuk tersenyum apabila saran atau gagasannya tidak diterima oleh peserta rapat. d. Anggota yang ingin berbicara, sebagian besar mengangkat tangan terlebih dahulu dan diberi kesempatan untuk berpendapat. e. Anggota sebagian besar mendengarkan dengan seksama setiap penjelasan dan tidak berbuat kegaduhan ketika ada pihak yang mengemukakan pendapat saat musyawarah. f. Anggota sebagian besar akan menghindari perdebatan yang terlalu panas dan berjabat tangan setelah acara musyawarah dalam rapat selesai. 2. Kendala dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat saat rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. a. Anggota rapat karang taruna sebagian kecil, terkadang masih mempunyai ego yang tinggi dalam musyawarah untuk mufakat. b. Anggota rapat karang taruna sebagian kecil terkadang kurang intensif dalam berkomunikasi saat musyawarah untuk mufakat karena terkendala masalah jarak usia, status ekonomi, dan latar belakang pendidikan. c. Ketua terkadang memihak kepada salah satu dari anggota rapat saat musyawarah untuk mufakat. d. Anggota rapat karang taruna sebagian kecil, terkadang membawa konflik pribadi saat musyawarah untuk mufakat. e. Anggota karang taruna sebagian kecil terkendala pengalaman untuk berbicara di depan orang banyak. 6

f. Anggota karang taruna sebagian kecil terkendala karena pengaruh faktor lingkungan tempat tinggal yang negatif. g. Anggota karang taruna sebagian besar kurang berpengalaman berorganisasi. h. Anggota karang taruna sebagian kecil datang tidak tepat waktu dalam menghadiri rapat. i. Anggota rapat sebagian kecil ada yang keluar meninggalkan ruangan, ketika jalannya musyawarah untuk mufakat. j. Anggota karang taruna sebagian terlihat lebih banyak bercanda atau bermain handphone saat musyawarah untuk mufakat. k. Posisi duduk beberapa anggota saat rapat yang terlalu jauh, sehingga terkesan tidak mendengarkan jalannya musyawarah untuk mufakat. l. Pembawa acara atau moderator yang memimpin jalannya musyawarah untuk mufakat kurang kreatif. m. Anggota yang lebih tua merasa paling benar, sehingga tidak mau berjabat tangan atau meminta maaf. 3. Solusi dalam pelaksanaan musyawarah untuk mufakat saat rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen meliputi: a. Anggota karang taruna harus terus menjalin keakraban, khususnya di luar forum rapat. b. Anggota karang taruna harus selalu melakukan instropeksi diri, termasuk memperbaiki sikap apabila terjadi perselisihan. c. Anggota karang taruna harus saling memberi kritik atau masukan yang membangun, agar saling mewujudkan rasa kekeluargaan. d. Anggota karang taruna harus bisa memisahkan permasalahan pribadi, sehingga tidak dibawa dalam forum rapat. e. Ketua atau pimpinan rapat harus aktif dalam mengatur jalannya musyawarah, agar tidak masuk dalam perdebatan yang negatif. 7

f. Anggota karang taruna harus menempuh pendidikan formal sesuai dengan program pemerintah, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki terutama dalam berbahasa Indonesia. g. Anggota karang taruna perlu aktif dalam beror-ganisasi di sekolah, untuk lebih mengembangkan potensi diri. h. Anggota karang taruna yang senior perlu memberikan bimbingan kepada yang lebih junior, terutama dalam bertutur kata yang baik dalam rmusyawarah untuk mufakat. i. Anggota karang taruna perlu diberikan sanksi bagi yang tidak disiplin dalam mengikuti musyawarah untuk mufakat. j. Anggota karang taruna perlu membuat desain acara musyawarah yang menarik agar suasana bisa menyenangkan. k. Pengaturan posisis tempat duduk anggota rapat ketika musyawarah untuk mufakat perlu ditata secara rapi. l. Perlu adanya peraturan untuk membatasi penggunaan handphone dalam rapat ketika musyawarah untuk mufakat. m. Sesepuh desa perlu hadir ketika karang taruna membahas tentang persoalan yang sangat penting, sehingga situasi dapat lebih terkendali. Bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen secara garis besar sesuai dengan yang dijabarkan oleh Khavari (2006:343) dan Q.S Asy-Syura 38. Indikator melaksanakan musyawarah antar lain saling menghargai, tutur kata baik, kesabaran, bersedia berbicara, bersedia mendengar, dan memberi maaf. Musyawarah untuk mufakat sangat diutamakan karena hal tersebut merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Siswanto (2007:115), musyawarah untuk mufakat adalah cara bagi Indonesia untuk menyelesaikan konflik dengan strategi permainan jumlah bukan nol (non zero sum games). Menurut Menurut Islamey (2011:4), ciri-ciri musyawarah dan mufakat antara lain: 1. Masalah yang dibicarakan merupakan kepentingan bersama. 8

2. Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai hati nurani yang luhur. 3. Proses musyawarah selalu mempertimbangkan moral. 4. Usul atau pendapat mudah dipahami dan masuk akal. 5. Hasil keputusan tidak memberatkan warga atau rakyat. Musyawarah untuk mufakat mengedepankan kekeluargaan, kebersamaan, kesabaran, jujur, saling memberi atau menerima masukan. Menurut Widihastuti dan Rahyuningsih (2008:60), manfaat musyawarah antara lain: 1. Musyawarah bisa menyelesaikan masalah lebih mudah. 2. Musyawarah dapat memperkokoh kerukunan. 3. Musyawarah dapat mempererat kerja sama. 4. Musyawarah mengajari kita menghormati orang lain. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti memberikan kesimpulan berikut ini: 1. Bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen sebagaian besar saling menghargai, tutur kata baik, kesabaran, bersedia berbicara, bersedia mendengar, memberi maaf dalam rapat ketika musyawarah untuk mufakat. 2. Kendala pada pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dalam rapat karang taruna Sumber Cahaya di Dukuh Sumberejo Desa Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yaitu anggota sebagian kecil, terkadang mempunyai ego yang tinggi dan membawa konflik pribadi, rendahnya pendidikan, pengalaman untuk berbicara, keluar meninggalkan ruangan, lebih banyak bercanda, mengobrol dengan teman disebelahnya, sibuk bermain handphone, tidak memahami peraturan untuk menerima segala keputusan dengan lapang dada dalam musyawarah untuk mufakat. 3. Solusi untuk mengatasi kendala tersebut ialah anggota harus memisahkan permasalahan pribadi dan terus menjalin keakraban, menempuh pendidikan 9

formal, memperbanyak pengalaman bertutur kata, sanksi bagi yang tidak disiplin, perlu dilatihan untuk berbicara di depan forum, adanya tim kretaif, peraturan penggunaan handphone, kesadaran memberi maaf, kehadiran sesepuh desa. DAFTAR PUSTAKA Islamey, Asilka. 2011. Penerapan Demokrasi Pancasila. Jurnal ilmiah-pkn. STMIK AMIKOM: Yogyakarta. Khavari, Khalil A. 2006. The Art of Happiness (Mencipta Kebahagiaan dalam Setiap Keadaan). Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Siswanto. 2007. Operations Research Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga. Suleman, Zulfikri. 2010. Demokrasi Untuk Indonesia (Pemikiran Politik Bung Hatta). Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Widihastuti, Setiati dan Fajar Rahyuningsih. 2008. Pendidikan Pancasila: SD/MI kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 10