BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

LAPORAN PENGANTAR TUGAS AKHIR KRIA TEKSTIL (KR40ZJ) SEMESTER I /2008 EKSPLORASI MATERIAL KULIT UNTUK PRODUK FASHION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya dengan aset kebaharian. Terutama bagi

BAB II KAJIAN TEORITIS. Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan/Penciptaan

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb


BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

EKSPLORASI PENGGABUNGAN KAIN BATIK PEKALONGAN DENGAN KAIN TULLE UNTUK FASHION

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB II METODE PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN


TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB II METODE PERANCANGAN

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

BAB III EKSPERIMEN & ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan


BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PEMANFAATAN SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI PEMBELAJARAN PRAKTEK SENI KRIYA PAYET SARUNG BANTAL KURSI PADA PROGRAM STUDI TATA BUSANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber Daya Alam dan memanfaatkannya lebih lanjut untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil alam yang mampu menjadi icon dimata internasional adalah tumbuhan palawija. Dan serat adalah hasil alam yang hadir dalam wacana industri dan estetika di Indonesia yang siap untuk dikembangkan lebih luas lagi. Keberadaan seni serta beserta aplikasinya dalam desain menjadikan industri serat terus berkembang terutama menjelang abad 20. Kapuk merupakan serat yang tumbuh subur di Indonesia. Kapuk atau randu merupakan salah satu komoditi ekspor yang penting di Indonesia. Sebelum perang dunia II, + 85% dari kebutuhan kapuk dunia berasal dari Indonesia. Sesudah perang dunia II, produksi kapuk menurun sehingga penghasil utama didunia diambil alih oleh Thailand. Sementara ini keberadaan kapuk sebatas pelengkap isi pelapis produk interior dan fashion. Sehingga dalam pengolahan kapuk di industri tekstil belum maksimal. Karena karakternya licin, serat pendek, dan berminyak. Hal

tersebut menimbulkan adanya pemikiran untuk meninjau kapuk lebih dalam. Dari segi pengolahan awal sehingga menjadi lembaran kain dengan teknik tekstil tenun. Sehingga hasil analisa dapat dijadikan bahan eksplorasi bagi pembaca untuk menambah nilai fungsional serat kapuk. 1.9 Rumusan Masalah Masalah yang akan menjadi pokok pembahasan dari laporan Tugas Akhir adalah definisi, karakter, manfaat kapuk, dan tenun. Sehingga diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam desain beserta aplikasinya yang mempunyai nilai fungsi, keindahan, dan ekonomi. 1.10 Identifikasi Masalah Kapuk selama ini hanya diketahui oleh masyarakat umum sebatas material pendukung aplikasi interior tekstil dan fashion. Seperti isi jok kursi, bantal, jaket, dan peredam suara. Karena kapuk belum diolah secara maksimal dari proses pembersihan awal sampai dengan gulungan benang. Oleh karena itu mengeksplorasi kapuk dalam bentuk, fungsi, dan warna akan memberikan wawasan lebih mengenai serat kapuk di dunia tekstil. 1.11 Maksud dan Tujuan Maksud : 1. Pengantar karya Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan jenjang Strata 1 2. Meneliti lebih lanjut lanjut karakter serat kapuk 3. Menggali potensi serat kapuk sebagai produk tekstil.

Tujuan : Eksperimen yang dilakukan diharapkan dapat memberikan wawasan dan imajinasi mengenai pengolahan serat kapuk dalam tekstur dan perancangan karya yang mengandung nilai keindahan, fungsi, dan ekonomi. 1.12 Luang Lingkup dan Batasan Pada proses eksperimen, eksplorasi, dan perancangan karya dari serat kapuk, ada beberapa hal yang dijadikan batasan agar proses berkarya lebih terarah, yaitu ; 1.12.1 Bahan Menggunakan serat kapuk yang biasa dijual dipasaran untuk isi bantal dan beberapa elemen pendukung yang dapat membantu dalam proses ekplorasi karya. Seperti kain tule, brokat, kain manik-manik, mendong, serat kapas, benang katun, dan benang rayon. 1.12.2 Teknik Teknik tekstil utama yang digunakan dalam eksplorasi dan pembuatan karya adalah tenun. Hal tersebut bertujuan agar karakter benang kapuk dapat lebih ditonjolkan. Teknik tenun dalam eksplorasi dan pembuatan karya adalah tenun polos dan bermotif menggunakan 2 dan 4 injakan. Benang lusi yang digunakan adalah benang katun untuk menjahit dan beberapa lembar kain diantaranya mempunyai kerapatan lusi yang berbeda.

Sedangkan benang pakan mayoritas merupakan reka benang dari serat kapuk, benang minoritas terdiri dari benang rayon, serat kapas dan mendong. Pembuatan eksplorasi reka benang kapuk menggunakan teknik memplintir manual, bakar, tempel, ikat, aplikasi bahan lain, dan jahit. Eksperimen lanjutan menitik beratkan pada proses pilinan manual serat kapuk polos dan kombinasi. Sehingga serat kapuk mampu menjadi tenunan yang dapat direka latar. Teknik reka latar dalam eksplorasi yang dipergunakan adalah teknik jahit, ikat benang, cabut serat, cabut benang, pembolongan, dan pop up. 1.12.3 Segmentasi Segmentasi usia untuk karya ini adalah > 20 tahun dengan status sosial menengah keatas. 1.12.4 Tema Terdapat satu buah rangkaian gambar yang menjadi inspirasi dalam proses pembuatan karya. Yaitu nuansa merah, kuning, orange yang memberi kesan hangat, biru-ungu mewakili kesan dingin, dan efek kilau. Sehingga mengacu pada nuansa kerlap-kerlip.

1.12.5 Jenis Produk Serat kapuk diaplikasikan dalam bentuk lembaran kain yang dapat dijadikan bahan produk fashion atau interior. Ukuran kain bervariasi dan lebih dari 30cm x 150 cm. 1.13 Metodologi Penelitian Dalam proses eksperimen serat, karya, dan laporan, penulis melakukan langkah sebagai berikut : 1. Studi pustaka untuk mendapatkan data teoritis yang mendukung eksplorasi dan desain. Data diperoleh dari : a. Buku b. Laporan Tugas Akhir c. Internet d. Artikel Majalah e. Diktat kuliah Kria f. Dokumentasi (film dan photo) 2. Wawancara pihak-pihak tertentu, seperti : a. Ery, pengrajin tenun di Majalaya; b. Cucu pengrajin serat di Garut; c. Pengrajin Tenun, Jln Patrol Kulon no 1. Manonjaya, Tasik; d. Ahli serat Pak Tomo; 3. Eksperimen Serat dan Pewarna Sintetis a. Eksperimen awal : merupakan proses pengolahan serat, yaitu pembersihan

serat, dan pewarnaan oleh pewarna sintetis (merk Wanteks) dan pewarna selulosa (Indantren dan Direct). b. Eksperimen lanjutan : merupakan bagian dari ekplorasi tenunan yaitu reka benang serat kapuk dan reka latar pada tenun polos benang kapuk berukuran 10 cm x 12.5 cm. Dan eksplorasi teknik tenun menggunakan 2 injakan. 1.7 Proses Perancangan Latar Belakang Masalah Tujuan acuan dalam merancang Identifikasi Masalah (Pembatasan Perancangan) Konsep Perancangan Pemecahan Masalah Kebutuhan Data Riil Survey Lapangan Situasi Riil : *Faktor-faktor yang berhubungan *Situasi lokasi *Fenomena *Potensi *Kelemahan Rancangan Kerja Analisis Kriteria Definisi Klasifikasi Desain Bahan Referensi Standar Teknik Produksi Sketsa alternatif Gambar Kerja Sistem Perawatan Motif Warna Titik Temu Tema/image/citra Fungsi Keselamatan Rancangan Kenyamanan Biaya Estetika dll Tabel 1.1 Proses Perancangan