KEBERHASILAN PROGRAM GRAMEEN BANK DI BANGLADESH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GRAMEEN BANK. tergolong negara miskin. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

Perbaikan Usaha Mikro KREDIT TANPA AGUNAN BAGI PEDAGANG PASAR DAN KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik untuk negara ataupun daerah. Peran penting UKM tersebut telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

PERANAN UNIT USAHA SIMPAN PINJAM GRAMEEN BAHARI DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA KOPERASI MITRA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, karena

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

ANALISIS KEBERLANJUTAN PEMBIAYAAN SISTEM GRAMEEN BANK DAN SISTEM SYARIAH MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK. By : Dina Aisyah

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan keluarganya. Wijono(2004). Sedangkan menurut Bank. mempunyai hasil penjualan paling banyak Rp.100 juta per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

BAB III HASIL PENELITIAN TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB VI P E N U T U P. A. Kesimpulan

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter merambah ke krisis ekonomi. Dari krisis ini berkembang

Oleh: Elfrida Situmorang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks negara berembang, sistim perekonomian negara sering kali

Persetujuan Pengajuan. Pembiayaan. Proses Pencairan. Pembiayaan. Pemantauan dan Pengawasan Penggunaan Dana

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Soemitro, 2009:1). Berkenaan dengan ini, dapat disebutkan pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

I. PENDAHULUAN. untuk mengatasi masalah aksesibilitas kredit yang banyak dialami pelaku Usaha

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi ini. Akibat adanya rasionalisasi maupun pemutusan hubungan kerja

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. ingin membuat usaha tetapi kekurangan dana dalam pembuatan usaha mereka.

SMAM 3 LHOKSEUMAWE LEMBAGA KEUANGAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN BUKAN JUDUL MATERI LAT. SELESAI BANK (LKBB) Indikator: Membdakan Lembg Keu Bank & LKBB

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

Transkripsi:

KEBERHASILAN PROGRAM GRAMEEN BANK DI BANGLADESH Pengantar Perekonomian suatu negara, tidak lepas dari yang namanya pembangunan. Pembangunan merupakan salah satu upaya suatu negara untuk menyejahterakan warganya. Di negara berkembang dikenal teori pembangunan dunia ketiga, yaitu teori pembangunan yang berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh negara-negara miskin atau negara berkembang yang identik dengan kemiskinan dan realtif sering terjadi kelaparan.pada prinsipnya teori pembangunan antara negara maju dan berkembang sama, namun yang menjadi persoalan di negara berkembang adalah bagaimana bisa bertahan hidup atau bagaimana meletakkan dasar-dasar ekonominya supaya dapat bersaing di pasar internasional (Budiman: 2000). Pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan suatu negara di bidang ekonomi. Untuk mengukur indikator keberhasilan pembangunan, di antaranya melalui indikator kekayaan rata-rata, pemerataan, kualitas kehidupan, kualitas lingkungan, keadilan sosial dan kesinambungan. Dapat dikatakan bahwa masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan jika pertumbuhan ekonomi masyarakatnya tinggi. Untuk mengentaskan kemiskinan, seringkali Bank Dunia atau IMF menawarkan pinjaman lunak bagi negara-negara miskin. Tak tanggung-tanggung mereka menawarkan pinjaman yang cukup banyak kepada negara-negara dunia ketiga tersebut. Namun demikian, negara peminjam tetap harus mengembalikan uang tersebut plus dengan bunganya. Tentunya prosedurnya juga cukup panjang untuk mendapatkan pinjaman tersebut. Jika dalam jangka waktu yang ditentukan tidak bisa mengembalikan, maka ada konsekuensi tersendiri bahkan menambah pelik kemiskinan karena anak cucu yang harus menanggung hutang negara tersebut. Begitu juga dengan pinjaman bank konvensional, dengan persyaratan yang cukup banyak, tidak begitu mudahnya rakyat jelata mengakses kredit di bank konvensional. Tentunya pihak bank akan lebih mudah meminjamkan uangnya 1

kepada orang kaya dan pengusaha besar jika dibandingkan kepada rakyat miskin dan pedagang eceran serta pedagang kali lima. Selain itu ada persyaratan agunan, hal inilah yang mempersulit rakyat miskin meminjam di bank konvensional. Kalau mereka tidak punya apa-apa, apa yang akan menjadi jaminan? Tentunya pihak bank akan berfikir dua kali jika akan menyalurkan kredit ke rakyat miskin.isu dominan yang muncul dalam proses pembiayaan usaha mikro dan kecil, antara lain:perusahaan dianggap tidak layak secara bisnis, kurang informasi, tidak memiliki agunandan/atau agunan yang ada tidak mencukupi, serta berbagai permasalahan legalitas. Tak terkecuali negara Bangladesh, rakyatnya juga mengalami kemiskinan dan kelaparan. Kemiskinan yang tak berkesudahan itulah yang membuat Profesor Muhammad Yunus memutar otak, terjun langsung ke lapangan, mengamati dan mendata, akhirnya menganalisis untuk mengatasi kemiskinan di negaranya tersebut. Akhirnya muncullah lembaga keuangan mikro yang berbasis kerakyatan yang nasabahnya adalah rakyat miskin dan kini lembaga keuangan yang bernama Grameen Bank atau Bank Desa tersebut terbukti mengurangi angka kemiskinan dan menginspirasi negara-negara di dunia untuk mengadopsi konsep Grameen Bank. Sejarah dan Konsep Grameen Bank Grameen Bank merupakan sebuah bank yang mengedepankan mikro kredit bagi masyarakat miskin di Bangladesh. Bank ini di pelopori oleh seorang dosen di Universitas Chittagong Bangladesh, beliau adalah Profesor Muhammad Yunus. Pendirian bank ini diawali atas kegelisahannya melihat kemiskinan yang tiada terselesaikan padanegaranya tersebut, sehingga beliau berinisiatif untuk membuat sebuah langkah kongkrit dalam penyelesaian permasalah kemiskinan di negaranya. Pada tahun 1974 terjadi bencana kelaparan di Bangladesh, melihat permasalahan yang kian parah Profesor Muhammad Yunus langsung terjun kelapangan dan mencari solusi. Desa yang pertama kali beliau observasi adalah desa Jobra, beliau pergi dan meneliti disana yang selanjutnya mencari keluarga yang memiliki lahan yang dapat digarap seberapa banyak, mencari tahu 2

keterampilan apa yang dimiliki warga tersebut dan menghitung jumlah warga miskin, setelah itu beliau melakukan analisis. Berawal dari permasalahan tersebutlah muncul ide untuk menerapakan mikro kredit bagi masyarakat miskin, karena pada desa tersebut terdapat banyak pengrajin kecil yang sulit berkembang karena minimnya dana untuk mengembangkan usahanya, jika ada kredit yang ditawarkan oleh bank dan rentenir itupun harus mengembalikan dengan bunga yang relatif besar, sehingga masyarakat enggan untuk meminjamnya. Tepat pada tahun 1976 Muhammad Yunus meluncurkan mikro kreditnya kepada masyarakat yang ada di Bangladesh, mikro kredit inilah yang juga merupakan asal usul terbentuknya Grameen Bank di Bangladesh. Grameen Bank Sendiri memiliki arti Bank Desa dalam bahasa Banla. Mikro kredit yang ditawarkan adalah mikro kredit yang diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak memiliki penghasilan tetap, tanpa angunan atau bunga. Adapun tujuan dibentuknya program mikro kredit ini diantaranya adalah : 1. mengeluarkan masyarakat dari lingkaran setan (kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran); 2. memberikan pinjaman kepada masyarakat miskin (pengemis, masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan lengkap); 3. menghapuskan eksploitasi orang kaya dalam memberi pinjaman kepada masyarakat miskin dengan bunga yang besar (lintah darat); 4. menciptakan peluang kerja mandiri bagi masyarakat Bangladesh karena tingginya angka pengangguran disana; 5. memberikan fasilitas perbankan kepada para perempuan; 6. menciptakan kesejahteraan masyarakat. Secara garis besar beberapa prinsip operasional Grameen Bank dapat di jelaskan sebagai berikut : 1) untuk lebih memudahkan masyarakat miskin prosedur dan persyaratan pembiayaan dibuat sesederhana mungkin. Grameen Bank menggunakan strategi jemput bola, mulai dari proses pengajuan, pencairan serta pembayaran angsuran bisa dilakukan di tempat si nasabah. 3

2) skema dan plafond pembiayaan serta jadwal angsuran dibuat sefleksibel mungkin, disesuaikan dengan kemampuan bayar nasabah. bisadiangsur secara harian, mingguan atau bulanan. 3) menerapkan konsep pembiayaan kelompok (group lending). Para calon nasabah yang mengajukan pembiayaan, akan digabungkan kedalam sebuah kelompok. Kelompok ini mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana pembelajaran bersama para anggota, tempat untuk memperkuat rasa kekeluargaan dan kerjasama, serta memperkuat posisi tawar kelompok terhadap pihak lain. Sedangkan bagi pihak Grameen Bank sendiri, dengan terbentuknya kelompok, akan lebih memudahkan mereka dalam melakukan pengawasan dan pembinaan. 4) sebagai salah satu instrumen pengamanan dalam pembiayaan, maka pihak Grameen Bank menerapkan aturan tanggung renteng di dalam kelompok. Misalkan saja kalau dalam satu kelompok yang mengajukan pembiayaan terdiri dari 5 (lima) orang anggota, maka dalam proses pencairannya tidak akan langsung dilakukan secara sekaligus, tapi memakai mekanisme 2-2-1. Pada tahap pertama dua orang anggota kelompok dulu yang akan dicairkan, kemudian tahap berikutnya dua orang lagi, dan tahap terakhir satu orang. Biasanya penunjukan siapa yang akan mendapatkan pencairan tahap pertama dan tahap berikutnya merupakan hasil kesepakatan dari semua anggota kelompok. Biasanya ketua kelompok sebagai pemimpin akan mendapatkan jadwal terakhir pencairan pembiayaan. Kalau misalkan terdapat kemacetan pembayaran cicilan, maka proses pencairan pada tahap berikutnya akan ditunda terlebih dahulu, sampai kemudian kelompok bisa menyelesaikan permasalahan kemacetan anggotanya. 5) Pihak Grameen Bank akan memberikan pendampingan secara terstruktur kepada kelompok nasabah dan secara periodik akan diberikan materimateri yang bisa memperkuat karakter dan rasa kepercayaandiri, pemberian bimbingan teknis & keterampilan manajemen bisnis. 6) untuk membantu masyarakat miskin agar suatu saat bisa mempunyai aset sendiri, maka pihak Grameen Bank akan mewajibkan kepada nasabahnya 4

menabung. Bahkan bagi para yang usahanya terus berkembang diberikan kesempatan untuk membeli sebagian saham Grameen Bank. Pada akhir tahun 2006, Grameen Bank membuktikan pada dunia, bahwa usaha yang mereka rintis dengan modal sendiri dengan menggerakkan sumber daya yang mereka miliki diakui dunia sebagai sebuah proyek memberantas kemiskinan. Atas prestasi tersebut, Muhammad Yunus memperoleh Nobel Perdamaian. Grameen Bank telah membantu tujuh juta orang miskin di 73 ribu desa Bangladesh menjadi pelaku usaha melalui pembiayaan mikro senilai empat milyar dolar dan membangun 640 ribu rumah bagi mereka. Di samping itu, dengan 1.181 cabang yang dimilikinya, Grameen Bank dapat membuka lapangan kerja bagi hampir 12 ribu staf mereka. Meskipun dengan bangkitnya rakyat miskin menjadi pelaku usaha di Bangladesh tidak serta-merta menjadikan Bangladesh sebagai negara kaya dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi mampu mengubah kualitas hidup 50 persen populasi terbawah sebagai hakikat pembangunan. Analisis dan Pembahasan Bertolak belakang dengan sebagian besar badan dan lembaga dari negara berkembang yang dengan suka cita menerima bantuan luar negeri dan ternyata kemudian menyeret mereka ke dalam masalah keuangan yang lebih pelik, Grameen Bank dari Bangladesh di bawah pimpinan Muhammad Yunus pernah berani menolak bantuan Bank Dunia ( ekonom penjajah ) sebesar USD 200juta pada tahun 1986. Beliau menolak karena tidak ingin seorang pun turut campur dalam sistem atau memerintah Grameen Bank bagaimana harus bertindak. Dari awal, beliau tidak suka dengan cara para pakar dan konsultan Bank Dunia yang seringkali mengambil alih proyek-proyek yang mereka danai, dan tidak akan berhenti sampai sesuatu terbentuk sesuai keinginan mereka. Keberanian menolak tawaran pinjaman asing tersebut sesuai dengan prinsip ekonomi mikro dan ekonomi kerakyatan. Azas kekeluargaan yang diterapkan dalam Grameen Bank menjadikan solidaritas antar anggota kelompok maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya kian kuat. Secara tidak langsung para nasabah Grameen Bank telah berhasil mengamalkan ajaran ekonomi rakyat. Menurut Baswir ekonomi rakyat adalah sebuah kategori dari 5

sekelompok pelaku ekonomi tertentu yang tergolong sebagai pelaku ekonomi lemah atau pelaku ekonomi terpinggirkan. (Baswir, 2009 : 163). Pemerintah mempunyai otoritas sesungguhnya tidak berdiri sendiri dan terpisah dari masyarakat, bukan civil society kontra state. Oleh karena itu kebijakan negara hendaknya mewakili kepentingan publik. (Hastuti Nur, 2003: 100). Secara ideal kebijakan publik yang diambil Pemerintah Banglasdesh tersebut berlandaskan atau merespon dari isu yang berkembang luas di publik sebagai sebuah isu yang memang dapat mewakili kepentingan publik. Dalam kebijakan Pemerintah Bangladesh tersebut dapat ditemukan relevansinya dengan good governance yang menyaratkan keterlibatan 3 elemen penting dalam kehidupan bernegara, yakni antara lain kebijakan publik (dalam kasus ini menolak tawaran kredit Bank Dunia) dibuat dan diputuskan oleh pemerintah, namun pada prosesnya harus selalu memperhatikan aspirasi-aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. Jika tidak ada keberanian dan kemandirian, bisa jadi negara tersebut masuk jerat ekonom penjajah. Para ekonom bisa sangat terpesona dengan pemikiran ekonomi yang dikembangkan oleh kaum penjajah. Karena sangat terpesona dengan pemikiran ekonomi kaum penjajah, tanpa disadari, kebijakan ekonomi yang mereka kembangkan cenderung mengabdi pada kepentingan ekonomi negara penjajah (Baswir,2009 : 45). Sistem mikro kredit ini menggunakan pola pendekatan kelompok. Hal ini terlihat dari persyaratan para calon kreditur di Grameen Bank yang diharuskan membentuk kelompok. Nilai kekeluargaan terjalin dengan mekanisme tanggung renteng, artinya jika ada anggota yang belum bisa melunasi kredit pada tanggal jatuh tempo, maka anggota yang lain dalam kelompok tersebut harus membantu bagaimana caranya agar kredit bisa lunas. Tentunya sistem kepercayaan tingkat tinggi harus terbangun di sini dan para nasabah Grameen Bank membuktikannya yang terbukti dari presentase pengembalian kredit mencapai 99%. Sasaran nasabah diprioritaskan untuk perempuan adalah karena perempuan selama ini dinilai hanya menjalankan kodratnya sebagai perempuan untuk mengasuh anak, mengurus suami dan anak, mengurus keluarga, urusan 6

dapur, dan sebagainya. Emansipasi dan partisipasi perempuan dalam membangun ekonomi keluarga kala itu dinilai tidak menjadi kewajiban karena budaya yang ada dimasyarakat menilai bahwa pihak laki-laki lah yang pantas dan harus bekerja. Namun, nasabah Grameen Bank yang mayoritas perempuan membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan berhasil dan perempuan juga bisa berkiprah membangun bisnis sebagai wiraswasta dengan kelompok yang dibentuknya. Sehingga mereka punya tambahan penghasilan ekonomi untuk lebih menyejahterakan keluarganya dan pada akhirnya mulai beranjak dari garis kemiskinan. Fokus Muhammad Yunus yang memprioritaskan dalam pemberdayaan kelompok masyarakat dan program pelatihan pengelolaan usaha ini tak lain adalah implementasi dari langkah-langkah pembangunan. Pembangunan tidak hanya sekedar membangun fisik.fokus pembangunan manusia ini sejalan dengan Teori Pertumbuhan Ekonomi yang digagas oleh W. W. Rostow. Teori Rostow tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan sebuah versi dari teori modernisasi dan pembangunan, yakni suatu teori yang meyakini bahwa faktor manusia (bukan struktur dan sistem) menjadi fokus utama perhatian mereka. Manfaat lain yang lahir dari suksesnya Bank tersebut yakni berhasil menciptakan lapangan pekerjaan seperti yang telah diuraikan di atas.studi membuktikan bahwa pertumbuhan tidak serta merta menyelesaikan masalah pengangguran. Oleh karena itu disarankan agar kebijakan pertumbuhan haruslah diorientasikan pada penyerapan tenaga kerja. Konsep ini sejalan dengan Teori Penciptaan Tenaga Kerja sebagai reaksi atas kritik terhadap teori pertumbuhan yang merupakan hasil dari kunjungan dan studi Badan PBB ILO ke beberapa negara berkembang. Pelaksanaan teori penciptaan tenaga kerja di negara-negara tesebut ditujukan pada proyek-proyek pengembangan sektor informal, yakni pengembangan pedagang kecil, pedagang kaki lima, atau pengusaha lemah lainnya. Selain itu juga dilakukan pembinaan bagi pengusaha kecil tersebut. 7

Kesimpulan dan Penutup Grameen Bank telah mampu membuktikan bahwa masyarakat miskin mampu mandiri mengubah nasibnya dengan memberdayakan kemampuan artistik dan kreatif yang mereka miliki dalam merealisasikan kesejahteraan masingmasing. Bahkan sebagai negara yang sering dilanda bencana alam, para anggota Grameen Bank tetap mampu bangkit kembali setiap bencana berlalu dan dapat melunasi semua pembiayaan yang mereka terima setelah recovery Sebuah pembangunan yang berhasil memang membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak. Tak hanya pemerintah, namun sektor swasta maupun privat dan individu juga harus dilibatkan. Kebijakan pengentasan kemiskinan memang tidak hanya sekedar pemberian dana saja, terus pihak bank atau pemerintah lepas tangan. Namun, juga harus ada program tindaklanjut yang berupa pembinaan dan pemberdayaan agar usaha yang dirintis semakin berkembang dan lahirlah lapangan kerja baru, sehingga pengangguran dapat terkurangi. Jika selama ini bank konvensional masih pilih kasih memberikan kucuran dananya hanya bagi pengusaha atau pemilik modal besar, sudah saatnya mengubah kebiasaan tersebut untuk tidak pilih kasih. Program mikro kredit yang digagas Muhammad Yunus tersebut juga sudah diadopsi oleh Indonesia melalui Bank Perkreditan Rakyat, Bank Desa, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan/Pedesaan, serta telah diadopsi pula oleh bank-bank konvensional milik pemerintah seperti program Kredit Usaha Rakyat, UMKM, Kredit Angkringan yang diprioritaskan bagi mereka yang berkecimpung di sektor usaha mikro kecil dan menengah. 8

DAFTAR PUSTAKA Baswir, Revrisond. 2009. Bahaya Neoliberalisme.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Cet. 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan Dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lukman, Syukri, dkk. 2008. Executive Summary : Kajian Upaya Penguatan Peran Microbanking dan Pendekatan Pembiayaan Kelompok dalam Rangka Pengembangan UMK di Sumatera Barat. (Penelitian ini terselenggara atas kerjasama antara Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas, Desember 2008 ). Nur, Tri Hastuti. 2003. Partisipasi Politik Perempuan Dalam Kebijakan Publik. Jurnal Demokrasi. Vol. 1 No. 1, November 2003. Media online : Budi Irawan. 2012. Grameen Bank (Mikro Kredit Sukses Mengentas Kemiskinan) (dalam http://bangbudi.blog.ugm.ac.id/2012/02/01/grameenbank-mikro-kredit-sukses-mengentas-kemiskinan/). diakses 20 Oktober 2014. Merza Gamal. 2013. KeberhasilanGrameen Bank& Bantuan Menyengsarakan. (dalamhttp://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/01/31/keberhasilangrameen-bank-bantuan-menyengsarakan-524391.html). diakses 20 Oktober 2014. Muhammad Asep Zaelani. 2011. Mengenal Konsep Grameen Bank. (dalamhttp://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/09/11/mengenalkonsep-grameen-bank-492450.html). diakses 20 Oktober 2014. 9