BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asumsi kelangsungan usaha atau disebut going concern. Laporan


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh modal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Keberlanjutan usaha suatu perusahaan merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak terjadinya krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, banyak

BAB I PENDAHULUAN. usaha (going concern). Salah satu cara untuk mempertahankan. kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB l PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah sarana penyedia informasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak kerugian para stakeholder. Perusahaan energi terbesar di

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan audit merupakan media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. andal dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapat informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Geus (1997) mengungkapkan fakta yang menarik tentang rata-rata harapan

BAB I PENDAHULUAN. entitas dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Indonesia sangat bergantung kepada ekonomi kapitalisme global

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ( BURSA EFEK INDONESIA )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan lembaga yang menjadi regulator dan fasilitator dalam pengelolaan pasar modal di Indonesia. BEI yang merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi pada tanggal 01 Desember 2007. BEI berpusat di gedung Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kav.52-53 Jakarta Selatan. Dalam rangka pengembangan pasar, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pendekatan langsung kepada calon pelaku pasar melalui beberapa jalur. Salah satunya adalah dengan pendirian Kantor Perwakilan (KP) BEI di daerah-daerah yang potensial (www.idx.co.id) Terdapat 532 perusahaan go public yang terdaftar di BEI, dalam hal tersebut perusahaan bertujuan untuk memperoleh modal dari para investor untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan perusahaannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat menjaga keberlangsungan perusahaannya adalah dengan cara melakukan akuisisi. Data di bawah menunjukkan jumlah notifikasi akuisisi pada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang listing di (BEI). (Lampiran 1)

Jumlah Gambar 1.1 Jumlah Notifikasi Akuisisi 16 akuisisi 14 12 10 8 6 4 2 0 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 akuisisi 9 8 14 9 Sumber : www.kppu.go.id dan olahan penulis, 2016 Data tersebut menunjukan jumlah notifikasi akuisisi dari KPPU. Data menunjukkan akuisisi adalah transaksi yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Akuisisi adalah strategi perusahaan untuk bertumbuh secara lebih cepat (Atmajaya, 2013). Akuisisi dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan juga dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Meskipun banyak keuntungan dari strategi akuisisi tetapi akuisisi adalah strategi penuh risiko. Penelitian Agis (2003) dalam Atmajaya (2013) menyatakan bahwa sejumlah keputusan akuisisi selama periode 1991 2000 berpengaruh negatif terhadap kinerja saham pengakuisisi. Kegagalan akuisisi tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. Menurut survei yang dilakukan A.T Kearney, penyebab kegagalan mewujudkan sinergi yaitu tidak adanya visi dan strategi jelas, kevakuman kepemimpinan, mengabaikan strategi pertumbuhan, perbedaan kultur perusahaan, penolakan dari karyawan, tidak adanya manajemen risiko, lemahnya perencanaan pasca-akuisisi untuk merealisasikan sinergi, serta membayar terlalu mahal. 1.2 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan diharapakan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan dapat berkembang pesat. Namun, dengan berjalannya waktu dengan banyaknya persaingan perusahaan harus melakukan berbagai strategi agar dapat terus mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu asumsi yang mendasari proses akuntansi adalah bahwa perusahaan melaporkan akan mempertahankan kelangsungan usahanya,

dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi (Junaidi dan Hartono, 2010). Oleh karena itu, dalam menyusun laporan keuangan manajemen harus memerhatikan semua informasi agar dapat menjaga usahanya dan berorientasi di masa depan. Perluasan usaha atau yang dikenal dengan ekspansi perusahaan merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan. Ekspansi perusahaan ini terdiri dari dua jenis, yaitu ekspansi internal dan ekspansi eksternal. Ekspansi internal yaitu terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Jenis ekspansi ini dapat dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambah kapasitas pabrik, menambah produk, atau mencari pasar baru. Sedangkan ekspansi eksternal yaitu dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha. Dalam rangka pengembangan usaha, perusahaan dapat melakukan ekspansi usaha, tetapi jika ekspansi usaha dibangun sendiri oleh perusahaan tersebut, maka membutuhkan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu alternatif yang dapat dilakukan melalui strategi melakukan akuisisi perusahaan lain. Keputusan melakukan akuisisi mempunyai pengaruh besar bagi perusahaan dalam memperbaiki kondisi perusahaan dan peningkatan kinerja perusahaan terutama dalam penyajian laporan keuangan perusahaan yang pasti membesar serta peningkatan kondisi dan posisi keuangan mengalami perubahan. Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan karena laporan keuangan banyak digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan digunakan sebagai pertanggung jawaban kepada pemegang saham atas hasil operasi yang dijalankan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan oleh investor untuk menilai keadaan perusahaan untuk menentukan investasi terkait perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan dinilai sebagai media komunikasi antar pihak yang berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan. Selain menilai kewajaran laporan keuangan, saat ini auditor juga mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan kelangsungan usaha dari entitas auditee. Opini audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah entitas auditee dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Berikut perusahaan yang mendapat opini audit going concern. Tabel 1.1 Perusahaan yang melakukan akuisisi yang menerima opini audit going concern Perusahaan Tahun Faktor Penyebab Penerimaan Opini

PT. Berlian Laju Tanker (BLTA) 2011 Mengalami penurunan pertumbuhan penjualan hingga menyebabkan BLTA mengalami kerugian pada tahun 2011 PT. Duta 2011 Mengalami penurunan Anggada pertumbuhan penjualan hingga Realty menyebabkan kerugian yang (DART) berturut-turut pada 2011-2013 PT. Medco 2013-2014 Mengalami penurunan Energi pertumbuhan penjualan Internasional masing-masing -0,052 dan - Tbk 0,152 dan menyebabkan (MEDC) kerugian operasi pada tahun 2013 dan 2014 Sumber : Data yang telah diolah BLTA pada tahun 2011-2014 mendapatkan opini audit going concern atas pertimbangan kerugian operasi perusahaan secara berulang yaitu tahun 2011-2014 (Annual Report,2014). DART mendapatkan opini going concern atas pertimbangan kerugian operasi perusahaan secara berulang yaitu tahun 2011-2013 (Annual Report, 2013) MEDC mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Opini tersebut tidak mempertimbangkan penurunan pertumbuhan dan kerugian aktivitas operasi yang tercatat dalam laporan keuangan perusahaan (Annual Report, 2014). Ketiga contoh di atas menunjukkan BLTA, DART dan MEDC yang melakukan akuisisi dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat terjadi karena penambahan aset yang terjadi karena transaksi akuisisi, dan peningkatan pertumbuhan dapat terjadi karena dengan akuisisi penjualan yang dilakukan perusahaan diharapkan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, ketiga perusahaan tersebut diketahui mencatat kerugian terkait kegiatan operasi. Dalam hal ini, auditor dapat memberikan opini audit atas kelangsungan hidup perusahaan akibat kerugian operasi perusahaan tersebut dan mengevaluasi pertumbuhan perusahaan. Kegagalan auditor mengenai pengungkapan opini audit going concern banyak terjadi karena tidak adanya pedoman yang menunjukkan faktor pasti dalam mengungkapkan kelangsungan usaha perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan pemberian opini audit going concern yang dapat menyebabkan penurunan kondisi keuangan perusahaan yaitu financial distress menjelaskan rasio keuangan yang dapat memberikan indikasi apakah perusahaan dalam kondisi baik (sehat) atau dalam kondisi bangkrut. Financial distress adalah suatu bentuk tingkat

kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan yang timbul dari penggunaan dana eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Fathurahmi, 2015). Riset tentang opini audit going concern yang pernah dilakukan oleh Altman dan McGough yang dikutip oleh Swandayani (2012) menemukan bahwa tingkat prediksi kebangkrutan dengan menggunakan suatu model prediksi mencapai tingkat akurasi 82% dan menyarankan model kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Selain itu, faktor yang menyebabkan opini audit going concern adalah kualitas audit yang dapat dijadikan pertimbangan karena kualitas audit dapat ditentukan dengan dijadikan salah satu pertimbangan dalam pemberian opini audit going concern. Untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas yang baik cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien terdapat masalah mengenai kelangsungan usahanya. Peningkatan kualitas dari auditan akan berpengaruh untuk memilih Kantor Akuntan Publik yang bisa dipercaya kemampuan dalam kinerjanya. Untuk variabel financial distress, penelitian yang dilakukan oleh Fathurahmi (2014) menyatakan bahwa financial distress berpengaruh negatif terhadap konservatisme. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2012) menyatakan bahwa financial distress berpengaruh secara positif terhadap konservatisme. Berdasarkan hasil riset sebelumnya yang telah disebutkan diatas, terdapat inkonsistensi penelitian pada beberapa variabel, sehingga penelitian ini masih relevan untuk diteliti kembali. Oleh karena itu, riset ini akan mencoba menganalisis Kajian Empiris Faktor Determinan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan yang Melakukan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014. 1.3 Perumusan Masalah Opini audit going concern merupakan sesuatu yang sangat penting bagi auditor, auditee, maupun investor. Auditee memberikan upaya terbaik agar dapat menjamin keberlangsungan perusahaannya termasuk dengan melakukan restrukturisasi perusahaan dengan berbagai pertimbangan. Dengan keberlangsungan usaha yang terjamin dapat membantu investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya pada

perusahaan. Auditor mencoba mengungkapkan temuan dari hasil audit yang dilakukan termasuk mengenai kesangsian going concern perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern belum mempunyai regulator secara rinci. Hal tersebut membuat banyak peneliti melakukan penelitian terhadap faktor-faktor tersebut dari berbagi aspek dan sampel. Penulis melakukan penelitian terhadap financial distress, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana financial distress, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan dan opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014? 2) Apakah financial distress, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014? 3) Bagaimana pengaruh secara parsial : a) Financial distress terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014? b) Kualitas audit terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014? c) Pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan diats, maka permasalahan yang dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1) Menganalisis financial distress, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. 2) Mengetahui pengaruh financial distress, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan secara simultan terhadap opini audit going concern pada perusahaan

yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. 3) Mengetahui pengaruh secara parsial dari: a) financial distress terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. b) Kualitas audit terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. c) pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis 1) Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai financial distress, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern. 2) Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pembaca dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. 1.6.2 Aspek Praktis 1) Bagi praktisi akuntan publik terutama bagi auditor dalam memberikan penilaian keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan usahanya (going concern) perusahaan di masa yang akan datang. 2) bagi investor dapat membuat keputusan untuk berinvestasi atau tidak dalam suatu perusahaan dilihat dari berapa lama perusahaan tersebut akan bertahan. 3) Bagi manajemen, dapat dijadikan sebagai referensi untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait perusahaan. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penulis membatasi beberapa hal untuk memfokuskan penelitian ini. Batasan ini dilakukan agar penelitian tidak menyimpang dari arah dan tujuan serta dapat diketahui sejauh mana hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan dalam penelitian ini adalah:

1) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu variabel dependen (terikat) dan tiga variabel independen (bebas). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah penerimaan opini audit going concern. Sedangkan variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah financial distress, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan 2) Objek pada penelitian ini yaitu laporan keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. 1.8 Penulisan Tugas Akhir Untuk memberikan gambaran yang sistematik agar memudahkan dan membantu pembaca dalam memahami masalah-masalah yang disajikan didalam tugas akhir, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab, yaitu terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi gambaran umum mengenai objek yang akan diteliti dan latar belakang penelitian yang didalamnya mencakup argumentasi teoretis yang mendukung penelitian, fenomena, serta inkonsistensi penelitian sebelumnya. Selain itu bab ini juga berisi perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai teori teori yang berkaitan dengan permasalahan dan mendukung penelitian. Bab ini juga menguraikan penelitan-penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini, kerangka pemikiran, beserta hipotesis yang menjadi jawaban sementara atas penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, serta populasi dan sampel. Selain itu, bab ini juga berisi tentang pengumpulan data dan sumber data beserta teknik analisis data dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan secara rinci mengenai responden yang diteliti, deskripsi hasil penelitian, analisis model dan hipotesis, pembahasan mengenai hubungan variabelvariabel independen (financial distress, kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan) dengan variabel dependen (opini going concern). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan dan saran yang penulis berikan dalam hubungannya antara financial distress, kualitas audit, pertumbuhan perusahaan dan opini audit going concern dengan tujuan untuk pengembangan ilmu