BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

BAB II LANDASAN TEORI

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB I PENDAHULUAN. menstart mobil, menyalakan lampu body dan wiper. Serta ketika berjalan

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

Speed Bumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang vibration vibration unbalance air gap

BAB II LANDASAN TEORI

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

Mesin Arus Bolak Balik

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

SEPEDA STATIS SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK ALTERNATIF DENGAN PEMANFAATAN ALTERNATOR BEKAS

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

Universitas Medan Area

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

Induksi Elektromagnetik

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB IV PENGUJIAN ALAT

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Politeknik Negeri Sriwijaya

PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB IV PEMBAHASAN. Percepatan Grafitasi (g) = 9,81m/s 2. Beda ketinggian air (Δh) = 0,83 m

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

MAKALAH ACUK FEBRI NURYANTO D

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

TUGAS PERTANYAAN SOAL

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

KONSTRUKSI GENERATOR DC

Transformator (trafo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II LANDASAN TEORI

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum

MOTOR LISTRIK 1 FASA

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

Transkripsi:

36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put alternator dan drop putaran mesin. Berikut ini adalah hasil penelitian dari tegangan out put alternator saat diberi pembebanan antara putaran 800, 1000, 2000, 3000 pada system pengsian motor bensin empat langkah empat silinder mesin Suzuki Katana GX dengan variasi beban lampu 110, 220, 330 dan 440 watt. Tabel 1. Hasil pengujian tegangan out put alternator saat dibebani. (Eksperimen pada tanggal 18 Feb 2009 di Bengkel Dixzell Motor) Pembebanan Tegangan Out put Alternator (Volt) 800 Rpm 1000 Rpm 2000 Rpm 3000 Rpm Tanpa Beban 14,09 14,12 14,19 14,17 110 W 13,20 13,48 13,53 13,51 220 W 12,31 12,69 12,92 12,88 330 W 11,17 12,27 12,31 12,28 440 W 11,17 11,31 11,63 11,62 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap-tiap variasi pembebanan (lampu 110, 220, 330, dan 440 Watt) terdapat perbedaan tegangan out put alternator antara putaran 800, 1000, 2000, dan 3000 Rpm. Pada saat system pengisian diberi pembebanan, maka akan terjadi penurunan / drop putaran mesin. Berikut ini adalah hasil penelitian dari drop putaran mesin saat diberi pembebanan antara 35 putaran 800, 1000, 2000, dan 3000

37 Rpm pada system pengisian motor bensin empat langkah empat silinder mesin Suzuki Katana GX dengan variasi pembebanan lampu 110, 220, 330, dan 440 Watt. Tabel 2. Hasil pengujian drop putaran mesin saat mesin dibebani. (Eksperimen pada tanggal 18 Feb 2009 di Bengkel Dixzell Motor) Pembebanan Drop Putaran Mesin (Rpm) 800 Rpm 1000 Rpm 2000 Rpm 3000 Rpm Tanpa Beban 0 0 0 0 110 W 18 51 49 100 220 W 52 125 170 218 330 W 138 236 296 303 440 W 158 312 492 416 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap-tiap variasi pembebanan (lampu 110, 220, 330, dan 440 Watt) terdapat perbedaan drop putaran mesin antara putaran 800, 1000, 2000, dan 3000 Rpm. Tegangan (Volt) 16 15.5 15 14.5 14 13.5 13 12.5 12 11.5 11 Tanpa Beban 110 Watt 220Watt 330 Watt 440 Watt Putaran 800 Putaran 1000 Putaran 2000 Putaran 3000

38 Beban (Watt) Gambar 27. Grafik Hubungan antara Tegangan Out put Alternator dengan Putaran Mesin (Rpm) Beban pada beberapa Variasi Putaran Mesin. 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Tanpa Beban 110 Watt 220Watt Beban (Watt) 330 Watt 440 Watt Drop Putaran 800 Drop Putaran 1000 Drop Putaran 2000 Drop Putaran 3000 Gambar 28. Grafik Hubungan antara Drop Putaran Mesin dengan Beban pada beberapa Variasi Putaran Mesin. B. Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan panel pembebanan menunjukkan adanya perbedaan tegangan out put alternator dan drop putaran mesin antara putaran 800, 1000, 2000, dan 3000 Rpm pada mesin Suzuki Katana GX. Tegangan out put yang keluar pada saat system pengisian

39 tidak diberi pembebanan digunakan sebagai patokan yang mana tegangan tersebut merupakan tegangan maksimum yang keluar pada tiap-tiap variasi putaran. Hasil pengujian tegangan out put alternator saat system pengisian tidak diberi pembebanan menunjukkan tegangan out put tertinggi terjadi pada putaran 2000 Rpm (putaran sedang) sebesar 14.19 Volt dan tegangan out put terendah terjadi pada putaran 800 Rpm (putaran idle) sebesar 14,09 Volt. Besarnya gaya gerak listrik (ggl) induksi tergantung pada perubahan flux magnet dan banyaknya lilitan (hukum farady), hal ini sesuai dengan rumus : (BA cos ) ωsin ωsin ( Fisika Dasar, 1986 : 123 ) Dimana : = Ggl (Volt) N = Jumlah lilitan B = Medan magnet A = Luas bidan satuan

40 ω = Kecepatan potong Dari penjabaran rumus di atas dapat diketahui bahwa ggl induksi dipengaruhi oleh kumparan dalam hal ini jumlah lilitan (N) pada stator, Kemagnetan dalam hal ini adalah kemagnetan dalam rotor, dan kecepatan potong (ω) dalam hal ini adalah putaran rotor. Pada alternator jumlah lilitannya tetap, jadi yang mempengaruhi adalah kemagnetan dan kecepatan potong, dengan kata lain yang mempengaruhi tegangan out put alternator adalah kerja dari rotor. Tegangan alternator dibangkitkan pada saat magnet atau rotor diputarkan dalam kumparan (stator), putaran rotor mengikuti putaran mesin dan arus yang masuk ke rotor coil tergantung kerja dari IC Regulator yang mana arus ini akan mempengaruhi kemagnetan pada rotor coil. Rumus di atas juga menjelaskan bahwa tegangan berbanding lurus dengan kecepatan sudut (ω) dan Kuat Medan Magnet (B). Jadi semakin cepat putaran rotor dan semakin besar kemagnetan rotor maka tegangan out put alternator akan semakin besar pula. Pada putaran 2000 Rpm diperoleh tegangan out put tertinggi hal ini disebabkan karena putaran alternator yang cepat dan pada saat putaran sedang arus yang masuk ke rotor coil juga besar. Pada putaran 3000 Rpm tegangan out put lebih kecil, hal ini disebabkan karena arus yang masuk ke rotor coil kecil atau kemagnetan pada rotor coil drop sesuai kerja dari IC Regulator.