PENDIDIKAN INKLUSIF. BPK Penabur Cimahi, 11 Juli Mohamad Sugiarmin

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelajaran yang Ramah M.SUGIARMIN

Pemahaman. Keterampilan

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN KHUSUS/PLB KE PENDIDIKAN KEBUTUHAN DRS. ZULKIFLI SIDIQ M.PD NIP

LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dan PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang indeks inklusi ini berdasarkan pada kajian aspek

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN GURU IPA DALAM MENCIPTAKAN LINGKUNGAN INKLUSIF RAMAH PEMBELAJARAN MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1)

PENDIDIKAN INKLUSIF SUATU STRATEGI MENUJU PENDIDIKAN UNTUK SEMUA

PENDEKATAN INKLUSIF DALAM PENDIDIKAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI

TINJAUAN MATA KULIAH...

Sekolah Inklusif: Dasar Pemikiran dan Gagasan Baru untuk Menginklusikan Pendidikan Anak Penyandang Kebutuhan Khusus Di Sekolah Reguler

BAB I PENDAHULUAN. individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu anak mempunyai hak

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak, tidak terkecuali anak

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

TUGAS RINCI/ LANGKAH LANGKAH. Guru bimbingan konseling. turut menandatangan i komitment tertulis untuk menginisiasi SRA

Pendidikan Inklusif. Latar Belakang, Sejarah, dan Konsep Pendidikan Inklusif dengan Fokus pada Sistem Pendidikan Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi diantara umat manusia itu sendiri (UNESCO. Guidelines for

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kuat, dalam bentuk landasar filosofis, landasan yuridis dan landasan empiris.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Memasuki akhir milenium kedua, pertanyaan tentang

BAB I PENDAHULUAN. inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusif adalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan kompetensi GPK dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

Mengelola Kelas Inklusif Dengan Pembelajaran yang Ramah Oleh Mohamad Sugiarmin

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti

A. Perspektif Historis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB III ANALISA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. itu secara total maupun sebagian (low vision). Tunanetra berhak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

BAB I PENDAHULUAN. diskriminatif, dan menjangkau semua warga negara tanpa kecuali. Dalam

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

SUMIYATUN SDN Ketami 1 Kec. Pesantren Kota Kediri

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSIF

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jendral Managamen Pendidikan Dasar dan Menengah, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

IV. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF ARTIKEL. Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

BAB V PENUTUP. semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah secara umum agar

BAB I PENDAHULUAN. serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No. 002/U/1986, pemerintah telah merintis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN INKLUSIF. Oleh Mohamad Sugiarmin

MODEL & STRATEGI PEMBELAJARAN ABK DLM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

PENDIDIKAN INKLUSIF. Juang Sunanto Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARANNYA DI SEKOLAH INKLUSI SD AL FIRDAUS SURAKARTA (STUDI KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Realita Kehidupan Difabel dalam Masyarakat

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

I. Sekolah Yang Ramah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1) Simpulan 2) Implikasi 3) Saran.

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizki Panji Ramadana, 2013

PENDIDIKAN PENYANDANG CACAT DARI SUDUT PANDANG MODEL PENDIDIKAN INKLUSI DI INDONESIA. Oleh: Haryanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (SUSENAS) Tahun 2004 adalah : Tunanetra jiwa, Tunadaksa

Tim Pengembang Model Bahan Ajar SDLB Tunarungu. : Dra. Diah Harianti, M.Psi. : Drs. NS Vijaya, KN, MA.

Transkripsi:

PENDIDIKAN INKLUSIF sugiarmin_2006@yahoo.co.id BPK Penabur Cimahi, 11 Juli 2009

Target yang diharapkan pada peserta Pemahaman Peserta Memahami konsep Pendidikan Inklusif Peserta Memahami keragaman peserta didik Peserta Peka terhadap Permasalahan dalam Aplikasi Pendidikan Inklusif Keterampilan Peserta Mampu Mendesain pembelajaran dalam setting pendidikan inklusif Peserta Mampu Menerapkan Pembelajaran dalam setting pendidikan inklusif.

Falsafah Pendidikan Inklusif Pendidikan untuk semua Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak Belajar hidup bersama dan bersosialisasi Setiap anak berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama sebagai peserta didik Integrasi pada lingkungan Setiap anak berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin kehidupan sosial yang harmonis Penerimaan terhadap perbedaan Setiap anak berhak dipandang sama dan tidak mendapatkan diskriminasi dalam pendidikan

PENGERTIAN PENDIDIKAN INKLUSIF Pendidikan inklusif yaitu pendidikan yang dilaksanakan oleh Sekolah /Kelas dengan melibatkan seluruh peserta didik tanpa kecuali (PUS) meliputi: Anak-anak yang memiliki perbedaan bahasa, Anak-anak yang beresiko putus sekolah karena sakit, kekurangan gizi dan tidak berprestasi dengan baik, Anak-anak yang berbeda agama, Anak-anak penyandang HIV/Aids, dan anak-anak yang berusia sekolah tetapi tidak sekolah, mereka dididik dan diberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan cara yang ramah dan penuh kasih sayang tanpa diskriminasi

Pendidikan inklusif bukan semata memasukan anak luar biasa /anak berkebutuhan khusus ke sekolah umum, namun justru berorientasi bagaimana layanan pendidikan ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan setiap anak dengan keunikan dan keberagaman yang secara alamiah telah mereka miliki.

Lanjutan Pendidikan inklusifpun dapat diartikan bagaimana layanan pendidikan ini sangat berarti dalam pengembangan potensi dan kompetensi semua anak yang berbeda-beda sehingga mereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan irama perkembangannya. Seting pembelajaranya di ciptakan ramah dan menyenangkan.

Mengapa Inklusi Pendidikan Untuk Semua (PUS) (Education for All/EFA) Pernyataan Salamanca, di kota Salamanca, Spanyol (1994): (1) Semua anak sebaiknya belajar bersama (2) Pendidikan di dasarkan kebutuhan siswa (3) ABK diberi layanan khusus.

Elemen Pendidikan Inklusif 1. Sikap guru yang positif terhadap kebhinekaan. 2. Interaksi Promotif. 3. Pencapaian kompetensi Akademik dan Sosial 4. Pembelajaran adaptif 5. Konsultatif kolaboratif 6. Hidup dan belajar dalam masyarakat 7. Hubungan kemitraan antara sekolah dan keluarga 8. Belajar dan berfikir independen 9. Belajar sepanjang hayat

INKLUSIF vs EKSKLUSIF [ Perasaan Anak ] INKLUSIFITAS Dihargai Bangga Senang Diperhatikan Optimis Merasa Berguna Percaya Diri Aktif EKSKLUSIFITAS Terkucil Marah Kecewa Tidak Percaya Diri Harga Diri Rendah Frustrasi Merasa tidak berguna Merasa direndahkan Pesimis

SIX KEY ASPIRATIONS VOICED BY ALL STAKEHOLDERS 2 1 Memahami Peta Karakter Peserta Didik Menetapkan Tujuan dan Target Belajar 3 Merancang Materi Pembelajaran yang Fleksibel PENDIDIKAN INKLUSI 4 Monitoring dan Evaluasi 5 Membagi Tugas Dan Peran Guru (Co-Teaching) 6 Menyiapkan Sumber Daya (Resources)

KEUNTUNGAN PROGRAM INKLUSI Anak dengan Kebutuhan Khusus Terhindar dari label negatif Anak memiliki rasa percaya diri Memiliki kesempatan menyesuaikan diri Anak memiliki kesiapan menghadapi kehidupan nyata Anak Tanpa Kebutuhan Khusus Belajar mengenai keterbatasan tertentu Mengetahui keterbatasan/keunikan temannya Peduli terhadap keterbatasan temannya Dapat mengembangkan keterampilan sosial Berempati terhadap permasalah temannya Membantu temannya yang kesulitan

KEUNTUNGAN PROGRAM INKLUSI Manfaat Bagi Guru Meningkatkan wawasan guru mengenai karakter siswa Guru mengenali peta kekuatan dan kelemahan siswanya Menambah kompetensi guru Guru lebih kreatif dan terampil mengajar dan mendidik Manfaat Bagi Keluarga Meningkatkan penghargaan terhadap anak Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, senang ketika anaknya dapat bersosialisasi dengan baik tanpa ada diskriminasi Orang tua yang anaknya tidak memiliki kebutuhan khusus senang ketika anaknya memiliki keterampilan sosial yang baik

Pembelajaran Dalam Kelas Inklusif Keberagaman peserta didik - peserta didik berkemampuan di atas rata-rata - peserta didik berkemampuan rata-rata - peserta didik berkemampuan di bawah rata Peserta didik berkebutuhan khusus - permanen - temporer Peserta didik tanpa kebutuhan khusus

Perbedaan Kelas Inklusif dan kelas tradisional KELAS TRADISIONAL KELAS INKLUSIF, RAMAH TERHADAP PEMBELAJARAN Hubungan Kemampuan Pengaturan tempat duduk Materi belajar Terdapat hubungan dengan jarak tertentu dengan peserta didik, contoh: guruk sering memanggil siswa tanpa kontak mata Guru dan peserta didik memiliki kemampuan yang relatif sama Pengaturan tempat duduk yang sama di tiap kelas (semua anak duduk di meja berbaris dengan arah yang sama) Buku teks, buku latihan, papan tulis Ramah dan hangat, contoh untuk anak tunarungu: Guru selalu berada didekatnyadengan wajah terarah pada dan tersenyum. Pendamping kelas (orangtua) memuji anak tuna rungu dan membantu anak lainnya. Guru dan peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda serta orangtua sebagai pendamping Pengaturan tempat duduk yang bervariasi untuk semua seperti duduk berkelompok di lantai membentuk lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka dapat melihat satu sama lain Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran contoh: Pembelajaran matematika disampaikan melalui kegiatan yang lebih menantang, menarik dan menyenagkan melalui bermain peran menggunakan poster dan wayang untuk Bahasa Mohamad Sugiarmin

Lanjutan KELAS TRADISIONAL KELAS INKLUSIF RAMAH TERHADAP PEMBELAJARAN Sumber Evaluasi Guru membelajarkan anak tanpa menggunakan sumber belajar lain Ujian tertulis terstandarisasi Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak contoh: Meminta anak membawa media belajar yang murah dan mudah didapat ke dalam kelas untuk dimanfaatkan dalam mata pelajaran tertentu Penilaian: Observasi; portfolio, yakni karya anak dalam kurun waktu tertentu dikumpulkan dan dinilai

Peranan Anak Tanpa Kebutuhan Khusus Peer Tutoring (anak sebagai tutor) Kompetensi keduanya berbeda Anak tanpa kebutuhan khusus membagikan ilmu dan pengalamannya kepada anak dengan kebutuhan khusus Anak tanpa kebutuhan khusus menjadi model bagi anak dengan kebutuhan khusus Peer Collaboration (anak sebagai tutor) Kompetensi keduanya sama Anak berkebutuhan khusus dan tanpa berkebutuhan khusus menghadapi permasalahan serupa yang harus dipecahkan bersama-sama

Modifikasi Pola Belajar Kompetisi Siswa berjuang dengan keras dan berkompetisi mengalahkan yang lain untuk mendapatkan penghargaan dari guru Individualis Belajar dilihat sebagai kebutuhan individu. Ketika kebutuhan terpenuhi maka ia tidak memiliki tanggung jawab yang lain Kooperatif Siswa mencapai tujuan secara bersama-sama dan tujuan tersebut dapat dicapai apabila ia bekerja sama dengan siswa lainnya Pendekatan ini sangat cocok diterapkan di Pendidikan Inklusi

Modifikasi Kelas Kelas memiliki aturan jelas dan tidak diskriminatif Aturan dijalankan dengan konsisten Modifikasi kelas interaktif memungkinan guru melihat dan menjangkau anak-anak Modifikasi penempatan Mendekatkan siswa berkebutuhan khusus pada siswa yang baik dan positif Modifikasi lingkungan Meningkatkan ketenangan dan mengurangi stimulasi gangguan (visual dan auditori) Modifikasi media belajar Media belajar menstimulasi kerja sama, tidak kompetitif

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyusun rencana pembelajaran: Apa yang kita ajarkan (topik, isi)? Mengapa hal itu harus kita ajarkan (tujuan/indikator)? Bagaimana cara kita mengajarkannya (metode/proses)? Apa yang telah dikuasai oleh siswa (sebelum belajar; pretes)? Apa yang akan dilakukan siswa (aktifitas)? Bagaimana kita akan mengelola kelas (termasuk mengatur lingkungan fisik dan sosial)? Apakah kegiatan itu sesuai untuk SEMUA siswa?

Memahami keadaan siswa: Mengenal dan Mengetahui apa dan siapa siswa kita dan perbedaan-perbedaan serta kesamaan yang mereka miliki (Sadar bahwa anak itu berbeda Mengidentifikasi hambatan pembelajaran yang dihadapi dan kebutuhan khususnya Mengembangkan sikap positif terhadap perbedaan sebagai sumber belajar yang memberikan manfaat bagi semua anak

Lanjutan Apakah ada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan? Bantuan apa yang anda butuhkan untuk membantu mereka? Apakah anda perlu membantunya secara individu? Apakah anda perlu memastikan bahwa mereka duduk di tempat yang tepat di kelas?

Refleksi Diri Setelah Pembelajaran: 1. Apakah siswa mencapai tujuannya? 2. Apakah semua siswa dilibatkan? 3. Apa yang bisa kita lakukan secara berbeda lain waktu?

KURIKULUM KURIKULUM & PEMBELAJARAN ASESMEN PERENCANAAN PBM EVALUASI 1. TUJUAN (kompetensi) 2. MATERI (teori, konsep, informasi) 3. KEGIATAN (metode, pengalaman belajar) 4. SUMBER dan MEDIA 5. EVALUASI

ASESMEN Mengetahui: Kemampuan Hambatan Bakat dan Minat Kebutuhan MENYUSUN KURIKULUM DAN PROGRAM PEMBELAJARAN SESUAI POTENSI DAN KEBUTUHAN ANAK

Menyusun Perencanaan Pembelajaran Merumuskan pembelajaran serbagai refleksi hasil identifikasi kebutuhan anak Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK KD yang ada Mengembangkan media pembelajaran yang adaptif yang dikembangkan bersama-sama dengan peserta didik Memetakan pembelajaran dengan menggunakan sumber daya lokal yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Merumuskan rancangan pembelajaran kontekstual bagi semua anak

Semoga bermanfaat Terima kasih