PERTODE SKRIPSI. Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t NIP E17 2fi Gorontalo, Juni 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

NrM.93t 4l02M LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL DEWDEND PER SHARE(DPS) TERIIADAP HARGA SAIIAM OLEH PENGART]H EARNING PER DAIY

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

Assalamu alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever Indonesia Tbk

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, maka indonesia senantiasa membutuhkan adanya. modal/dana dalam jumlah yang sangat besar, sebanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang

GAMBAR 1.1 LOGO UNILEVER

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan di dukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK TERKAIT KEPUTUSAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB I PENDAHULUAN. PT Unilever Indonesia. Tbk merupakan perusahaan Consumer Good yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Hal ini sesuai dengan sifat perusahaan yaitu Profit Oriented,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

semua syarat kerja dan alat untuk bertindak atau bekerja menurut prinsip ekonomi

BAB I PENDAHULUAN PT.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I. Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia secara efektif, dengan di dukung oleh sumber-sumber lainnya dalam

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada Bab 4 (empat), maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan.pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:1) Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (laba ditahan). Dividen yang dibayarkan kepada para. pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia saat ini dan masa depan penuh perubahan, namun sedikit

Earning Per Share adalah Rasio antara pendapatan setelah pajak dengan. jumlah saham yang beredar (Sawidji Widiatmojo, 2005:97).

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:1). Pada umumnya perusahaan-perusahaan besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada intinya ialah untuk mendapatkan profit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULIAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini mengakibatkan persaingan dunia usaha terjadi sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

Transkripsi:

r! LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBNG PENGARI]H EARNING PER SHARE (EPS) T'AII DEWDEND PERSHARE (DPS) TERIIADAP HARGA SAHAM (CLOSING PRICE) PADA PT. T'NILEVER INIATESIA TbTq PERTODE 2003-2013 SKRIPSI Oleh: SINTTYA IC ARBI IIIM.93t 410 206 Telah Dipcriksa den Disetuiui untuk Drdi Pembimbing I Pembimbing"II Sunedi Nanl SE-lU.Si NIP. 1ry50717 2mfii 1002 NIP. 19800E17 2fi1501 1004 Gorontalo, Juni 2014 Mengetehui Ketua Jurusen Manajemen q&f/?ntld Ilrs. Maha Atua Kadii. LI"Si NrP. 19660113 200312 1 001

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan perlu mempertahankan sejumlah ekuitas yang cukup besar untuk dapat mengambil keuntungan dari biaya hutang yang rendah dan membangun struktur modal yang optimal. Modal ekuitas dapat diperoleh secara internal melalui laba ditahan, dimana hal ini dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan deviden atau secara eksternal melalui penjualan saham. Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Jika harga saham suatu perusahaan meningkat, maka nilai perusahaan tersebut akan meningkat di mata para pemegang saham dan banyak investor yang ingin menanamkan modal atau kelebihan dana mereka. Dimana naik turunnya harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan naik turunnya nilai perusahaan dimata para investor. Untuk itulah para investor lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Pasar saham merupakan alat pemantau prestasi perusahaan. Selain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara umum misalnya perubahan suku bunga dan faktor industri, harga saham perusahaan juga dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap kondisi perusahaan saat ini dan prestasi yang diharapkan oleh investor di masa yang akan datang. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan dimana jika harga saham meningkat, maka artinya kemakmuran para pemegang saham akan meningkat pula.

2 Besarnya harga saham yang di bagikan ini tergantung pada tingkat keuntungan yang di peroleh serta kebijakan harga saham perusahaan yang sedang dijalankan. Para investor sangat menaruh perhatian pada kondisi keuangan perusahaan dan seberapa jauh pengaruhnya terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS). Dalam hal ini laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit memegang peranan yang sangat penting. Earning Per Share atau laba per lembar saham menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan atau jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Earning Per Share biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. Semakin tinggi EPS suatu perusahaan berarti semakin besar earning yang akan diterima investor dari investasinya tersebut, sehingga bagi perusahaan peningktan EPS tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap harga sahamnya dipasar. Begitu pula sebaliknya jika semakin rendah EPS suatu perusahaan maka semakin rendah earning yang akan diterima investor, sehingga berdampak negatif terhadap harga sahamnya di pasar. (Alwi : 2003)

3 Investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham akan menghasilkan dividen sebagai keuntungan (return). Dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham. Deviden tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Deviden tunai adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Keputusan deviden dapat mempengaruhi secara signifikan kebutuhan pembiayaan eksternal perusahaan. ( Sundjaja dan Barlian : 2003). Dividend Per Share (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang sedang beredar (Intan, 2009). Informasi mengenai dividend per share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang saham. Jika dividend per share yang diterima naik maka akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Karena dengan naiknya dividend per share kemungkinan besar akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu perusahaan akan naik di pasar modal (Maryati, 2012). Devidend Per Share (DPS) dapat didefinisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. DPS yang tinggi diyakini akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Besar kecilnya deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan deviden masingmasing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4 Dari segi perusahaan, membagikan deviden kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memiliki kelangsungan pertumbuhan perusahaan. PT. Unilever Indonesia Tbk, telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang luas. Terdapat empat pilar program yang dipakai perusahaan ini yaitu Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band). Inilah mengapa perusahaan ini dijadikan objek penelitian karena telah memilki kontribusi yang sangat besar terhadap perubahan yang terjadi di Indonesia. Berikut ini adalah tabel perkembangan EPS, DPS dan harga saham pada PT. Unilever Indonesia Tbk, periode 2003-2013.

5 Tabel 1.1 Perkembangan EPS, DPS dan Harga Saham PT. Unilever Indonesia Tbk, Periode 2003 2013 Tahun EPS (Rp.) DPS (Rp.) Harga Saham (Rp.) 2003 170 80 3.625 2004 192 80 3.300 2005 189 120 4.275 2006 226 125 6.600 2007 257 167 6.750 2008 315 95 7.800 2009 399 299 11.050 2010 444 344 16.500 2011 546 296 18.800 2012 634 300 20.850 2013 701 330 26.000 Sumber : Bursa Efek Indonesia (Indonesian Capital Market Directory & Institute for Economic and Financial Research PT. Unilever Indonesia Tbk,) Berdasarkan uraian tabel di atas, terjadi perubahan dari tahun ke tahun baik EPS, DPS, maupun harga saham pada tingkat tertentu. Dimana setiap tahunnya perubahan tersebut diakibatkan oleh fluktuasi perekonomian Indonesia yang hampir tidak bisa di ramalkan.

6 Data di atas menunjukan bahwa perusahaan sangat di pengaruhi oleh fluktuasi perekonomian, dimana daya beli saham perusahaan ini mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini menyebabkan naik turunnya nilai EPS, DPS, serta harga saham yang terbilang cukup signifikan. Dalam tabel di atas pada tahun 2004 nilai dari earning per share (EPS) perusahaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (tahun 2003) akan tetapi nilai dari harga saham mengalami penurunan. Berbanding terbalik dari tahun sebelumnya (tahun 2004), pada tahun 2005 nilai dari EPS mengalami penurunan akan tetapi harga saham mengalami peningkatan. Hal ini diakibatkan oleh perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham dari perusahaan PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang sama yaitu metode pengelompokan saham (pooling of interest). Selain itu, dipengaruhi para pemegang saham yang menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No.C-17533 HT.01.04-TH.2003. Tahun 2006 sampai tahun 2013 pada tabel diatas perusahaan mengalami peningkatan nilai EPS, hal ini diikuti oleh naiknya harga saham. Perubahan ini terjadi akibat PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk

7 (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Devidend per share PT. Unilever Indonesia Tbk, berada pada tingkat yang tidak stabil. Perubahan yang terjadi dari tahun ketahun menunjukan angka yang cukup signifikan, entah itu mengalami peningkatan maupun penurun. Hal ini terjadi karena kebijakan deviden perusahaan yang sering berubah-ubah. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh besarnya EPS dan DPS terhadap harga saham, karena diketahui bahwa jika tingkat EPS tinggi maka return yang akan diperoleh perusahaan menjadi lebih besar sehingga akan menarik para investor untuk menanamkan modal atau investasinya pada perusahaan yang dinilainya mampu memaksimalkan Earning Per Share dan Devident Per Share sehingga harga saham pun akan semakin tinggi. Karena itu peneliti mengambil judul : Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham (Closing Price) Pada PT. Unilever Indonesia Tbk, Periode 2003-2013

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka hal yang dapat diteliti adalah 1.2.1 Peningkatan dan penurunan nilai EPS, DPS & harga saham dipengaruhi oleh fluktuasi perekonomian indonesia yang cenderung tidak stabil. 1.2.2 Perubahan nilai EPS terhadap harga saham perusahaan menunjukan bahwa tidak adanya kesesuaian dengan teori yang ada. 1.2.3 Nilai DPS pada perusahaan mengalami penurunan dan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini berbanding terbalik dengan teori yang ada dalam penelitian. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah seberapa besar pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham (closing price) pada PT. Unilever Indonesia Tbk, 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham (closing price) pada PT. Unilever Indonesia Tbk,

9 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis Sebagai upaya untuk mendapatkan pengalaman dalam menulis karya ilmiah dan memperdalam pengetahuan dan wawasan, terutama dalam bidang keuangan (financial). 1.5.2 Manfaat Teoritis a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi serta menilai dan menyingkapi masalah yang terjadi dalam konteks masalah yang berhubungan dengan EPS (Earning Per Share), DPS (Devidend Per Share) dan harga saham (Closing Price). b. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan tambahan referensi serta bandingan untuk penelitian yang lebih lanjut.