BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya

DAFTAR ISI. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK... i. THE ANALYSIS OF ATTRACTION COMPONENT... ii. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK...iii. SKRIPSI...

BAB I PENDAHULUAN. Langit, Grojokan Kedung Kayang, Pemandian Air Hangat Candi Umbul,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan disamping

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

Tugas Akhir PERKEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA DI PANTAI SEPANJANG JALUR LINTAS SELATAN KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi salah satu industri terbesar dan merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gunung yang ramai didaki adalah Gunung Merbabu.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

III. METODE PENELITIAN. sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Muljadi, 2009: 2). Hal ini disebabkan subsektor pariwisata relatif masih muda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. maju ini, industri pariwisata menjadi sebuah industri yang dapat mendatangkan

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

BAB IIKAJIAN TEORI...

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Jl. Cihampelas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

3 METODE Jalur Interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Di samping sebagai mesin

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan warga masyarakat di sekitar tempat objek wisata itu berada

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan untuk berkunjung. Namun, sebagai akibatnya, persaingan antar obyek

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan kebutuhan hiburan untuk masyarakat yang cukup. penting untuk sedikit meregangkan pikiran setelah lelah bekerja dan

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari konsep leisure (waktu luang).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

METODE PENELITIAN. Menyan. Hal ini dilakukan karena dermaga tersebut menjadi pusat kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata di Indonesia, yang sudah mulai berkembang salah satunya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu langkah strategis dalam menunjang

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DAYA TARIK WISATA PEMANDIAN TIRTA ALAMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN NINI FEBRINA

ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN

FEMERINTAH KABUPATEN PACTTAN. FERAimm DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 2 TAHUN 20O2 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Pacitan merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada di Pacitan kurang lebih berjumlah 17 pantai, yaitu Pantai Banyu Tibo, Pantai Buyutan, Pantai Karang Bolong, Pantai Klayar, Pantai Srau, Pantai Watu Karung, Pantai Teleng Ria, Pantai Tamperan Gung, Pantai Kali Uluh, Pantai Wawaran, Pantai Pidakan, Pantai Soge, Pantai Tawang, Pantai Taman, Pantai Kunir dan Pantai Teluk Bawur 1. Hal tersebut disebabkan oleh letak geografis dari Kabupaten Pacitan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Masing-masing pantai tersebut memiliki keunikan yang berbeda-beda. Keunikan dari objek-objek tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi Kabupaten Pacitan. Salah satu pantai yang berjarak paling dekat dengan pusat Kabupaten Pacitan dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya adalah Pantai Teleng Ria. Jarak dari Pantai Teleng Ria kurang lebih sekitar 2,5 Km. Berikut perbandingan jarak dari pantai-pantai tersebut : 1 Artikel dengan judul Ini Dia 17 Pantai Elok di Sepanjang Perairan Pacitan ditulis oleh Dwi Purnawan dalam laman http://pacitanku.com/2013/10/14/ini-dia-17-pantai-elok-di-pacitan/. Diakses pada Rabu, 22 April 2015 pukul 16.51 WIB GMT+7.

Tabel 1. Perbandingan Jarak Pantai Menuju Pusat Kabupaten Pacitan No. Nama Pantai Jarak Dari Pusat Kabupaten 1 Pantai Klayar 53 Km 2 Pantai Srau 20 Km 3 Pantai Watu Karung 15 Km 4 Pantai Teleng Ria 2,5 Km 5 Pantai Tamperan Gung 5 Km 6 Pantai Taman 45 Km 7 Pantai Soge 50 Km (Sumber : Pemerintah Kabupaten Pacitan, 2008) Selain itu, Pantai Teleng Ria juga memiliki sarana dan prasarana yang tergolong lengkap jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang berada di Kabupaten Pacitan 2. Sarana prasarana tersebut antara lain adalah kolam renang, arena bermain anak-anak, bumi perkemahan, penginapan dan rumah makan. Sebagai salah satu objek wisata pantai di Kabupaten Pacitan, Pantai Teleng Ria kurang diminati oleh wisatawan jika dibandingkan dengan pantai lain. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan oleh situs perjalanan wisata Tripadvisor, yaitu bahwa Pantai Teleng Ria hanya menempati posisi ke 7 dari 10 2 id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_pacitan. Diakses pada Rabu, 22 April 2015 pukul 17.30 WIB GMT+7.

objek wisata yang dipilih oleh wisatawan (Travellers Choice) 3. Posisi Pantai Teleng Ria masih berada di bawah pantai lain sepeti Pantai Klayar, Pantai Watu Karung, Pantai Srau, Pantai Banyu Tibo dan Pantai Buyutan. Walaupun Pantai Teleng Ria memiliki aksesibilitas yang terjangkau dan memiliki amenitas serta fasilitas yang memadai, akan tetapi wisatawan lebih memilih untuk mengunjungi pantai lain yang menurut pandangan wisatawan lebih memiliki daya tarik. Oleh karena itu, penelitian tentang analisis komponen daya tarik di Pantai Teleng Ria perlu dilakukan. Melalui penelitian ini dapat diketahui komponen apa saja dari objek tersebut yang kurang menarik bagi wisatawan, sehingga pihak pengelola dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas daya tarik wisata dari Pantai Teleng Ria. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja komponen dari Pantai Teleng Ria yang dapat digunakan untuk mengetahui daya tariknya? 2. Bagaimana hasil analisis daya tarik terhadap komponen tersebut? 3 http://www.tripadvisor.co.id/mobilesearch-a_offset.0-spacitan. Diakses pada Kamis, 23 April 2015 pukul 00.52 WIB GMT+7.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa saja komponen yang dapat digunakan untuk menganalisis daya tarik Pantai Teleng Ria. 2. Untuk mengetahui hasil analisis daya tarik terhadap komponen Pantai Teleng Ria. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki hasil berupa manfaat penelitian sebagai berikut : a) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis berupa kontribusi akademis untuk studi pariwisata, khususnya pada studi mengenai analisis komponen daya tarik wisata. b) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pelaku pariwisata di bidang wisata alam, khususnya wisata pantai dalam mengenali potensi daya tariknya dan mengembangkannya. Selain itu, diharapkan penelitian ini juga bermanfaat untuk pihak pengelola Pantai Teleng Ria dalam mempertahankan dan meningkatkan potensi yang menjadi daya tarik bagi wisatawan, serta lebih meningkatkan potensi yang ternyata belum menarik bagi wisatawan yang mengunjunginya.

1.5 Tinjauan Pustaka Berikut ini merupakan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan lokus penelitian ini yaitu Pantai Teleng Ria : Gustaman (2011) telah meneliti tentang Pantai Teleng Ria. Penelitian tersebut membahas secara khusus tentang bagaimana dampak pengembangan Pantai Teleng Ria terhadap partisipasi sosial ekonomi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar objek wisata tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lokal merasakan dampak negatif dari privatisasi Pantai Teleng Ria. Dampak tersebut antara lain masyarakat tidak dilibatkan dalam pengelolaan, masyarakat tidak dapat mengakses wilayah pantai dengan leluasa serta pedagang dan nelayan tidak dapat merasakan dampak positif dari privatisasi tersebut. Widaryanto (2012) juga meneliti Pantai Teleng Ria. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan dampak privatisasi Pantai Teleng Ria terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif menggunakan SPSS yang dikombinasikan dengan hasil wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dampak positif dan negatif. Dampak positif antara lain, adanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di sektor informal dan formal sebagai staf dari pihak pengelola. Sedangkan dampak negatifnya adalah akses menuju pantai tidak semudah dulu karena pihak

pengelola memberlakukan aturan untuk membatasi masyarakat sekitarnya dalam mengakses pantai. Walaupun objek penelitian ini sama dengan penelitian tersebut di atas, tetapi tujuan penelitiannya berbeda. Penelitian sebelumnya memiliki tujuan untuk mengetahui dampak pengembangan Pantai Teleng Ria terhadap partisipasi sosial ekonomi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar, serta dampak privatisasi Pantai Teleng Ria terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya tarik terhadap komponen Pantai Teleng Ria berdasarkan atraksi, fasilitas dan aksesibilitasnya. Berdasarkan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang analisis komponen daya tarik wisata Pantai Teleng Ria, di Kabupaten Pacitan belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. 1.6 Landasan Teori Sektor pariwisata dipandang sebagai sektor yang menguntungkan secara ekonomi menjadi dasar pengembangan suatu objek wisata. Meningkatnya pendapatan daerah, serta munculnya peluang usaha penginapan, rumah makan, dan toko oleh-oleh di sekitar objek wisata merupakan beberapa contoh manfaat dari pengembangan suatu objek wisata. Adanya kecenderungan tersebut mendorong persaingan antar beberapa objek wisata untuk mengembangkan potensinya dalam

menarik wisatawan untuk mengunjunginya (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009: 1-5). Pitana dan Diarta (2009: 69-72) memaparkan bahwa salah satu faktor penarik bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata adalah kondisi alamnya. Adanya perbedaan kondisi alam dan permukaan bumi menyebabkan munculnya ketertarikan bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat lain di luar tempat tinggalnya. Hal tersebut contohnya adalah wisatawan tertarik untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah lain karena ingin melihat kenampakan permukaan bumi seperti pantai, danau, pegunungan, bukit dan gua. Oleh sebab itu, sumber daya wisata alam memiliki peranan penting sebagai daya tarik yang menyebabkan wisatawan ingin berkunjung. World Tourism Organization (2007: 1) juga menjelaskan bahwa komponenkomponen yang ada di suatu objek wisata merupakan faktor penarik bagi wisatawan karena akan memberikan kepuasan bagi kebutuhan wisatawan yang mengunjunginya. Menurut Hadinoto (1996: 21) komponen-komponen dari objek wisata terdiri dari 3, yaitu komponen atraksi, komponen fasilitas yang tersedia di objek wisata, serta komponen aksesibilitas untuk menjangkau objek wisata tersebut. Masing-masing komponen tersebut memiliki peranan yang sama-sama penting dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata. 1. Komponen Atraksi Menurut World Tourism Organization (2007: 1) atraksi merupakan fokus perhatian yang memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata. Komponen atraksi di Pantai Teleng Ria terdiri dari pantai dan wahana-

wahana yang tersedia bagi wisatawan seperti kolam renang, pentas panggung hiburan, bumi perkemahan, dokar mini, dan wahana bermain anak. 2. Komponen Fasilitas Pitana dan Diarta (2009: 130) menjelaskan bahwa fasilitas adalah komponen dalam objek wisata sebagai pendukung aktivitas wisatawan saat berada di objek wisata yang memungkinkan wisatawan untuk tinggal di objek wisata untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan oleh objek wisata yang menjadi tujuannya. Komponen fasilitas yang ada di Pantai Teleng Ria dapat berupa toilet, area parkir, Mushola, dan fasilitas pendukung seperti warung makan, penginapan, toko oleh-oleh dan pendapa. 3. Komponen Aksesibilitas Sunaryo (2013: 159) memaparkan bahwa aksesibilitas berkaitan dengan terjangkaunya suatu objek wisata, seperti sistem transportasi, rute atau jalur yang dilewati, serta moda transportasi yang tersedia. Adapun komponen aksesibilitas di Pantai Teleng Ria terdiri dari akses lokasi, lebar jalan, jarak lokasi dan kondisi jalan yang dilalui. Ketiga komponen tersebut dapat menjadi dasar analisis untuk mengetahui tingkat ketertarikan wisatawan terhadap Pantai Teleng Ria dalam penelitian ini.

1.7 Metode Penelitian Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Sesuai metode tersebut, penelitian ini mendeskripsikan apa saja potensi daya tarik wisata, serta bagaimana analisis dari komponen daya tarik wisata tersebut (Wardiyanta, 2006: 5). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan atau observasi di lokasi penelitian, wawancara pihak terkait, serta melalui jawaban responden pada kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka seperti buku, artikel, maupun internet (Wardiyanta, 2006: 28). 1) Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Studi pustaka Metode studi pustaka digunakan untuk mencari data yang berhubungan dengan fokus dari penelitian dan objek penelitian ini. Studi pustaka digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Data studi pustaka dapat diperoleh dari buku maupun internet (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 162). b. Observasi Metode observasi digunakan untuk mengamati objek penelitian secara langsung. Melalui metode observasi dapat diamati secara langsung bagaimana potensi daya tarik dari Pantai Teleng Ria sebagai objek dari penelitian ini. Selain itu juga akan dilakukan pengamatan terhadap aksesibilitas menuju ke objek penelitian dan fasilitas yang tersedia bagi wisatawan (Wardiyanta, 2006: 32).

c. Wawancara Metode wawancara digunakan untuk mendapat data dari sumber primer. Melalui metode wawancara akan dilakukan tanya jawab secara sistematis kepada pengelola Pantai Teleng Ria, pedagang dan beberapa wisatawan yang pernah mengunjungi Pantai Teleng Ria (Wardiyanto, 2006: 31). d. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui bagaimana respon wisatawan terhadap potensi daya tarik wisata dari Pantai Teleng Ria. Kuesioner dibagikan kepada beberapa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, jumlah sampel ditentukan melalui metode yang dikembangkan oleh Slovin (1990) (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 74). Metode penentuan sampel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : N n = 1 + N (e) 2 Keterangan : n N = ukuran sampel yang dibutuhkan = ukuran populasi e = margin error yang diperkenankan (5% sampai 10%) Data populasi diperoleh dari hasil wawancara dengan Ahmad Rifai selaku petugas keamanan pos retribusi Pantai Teleng Ria pada 28 Juni 2015, menyatakan bahwa data jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Teleng Ria pada bulan Mei tahun 2015 adalah 5.250 orang. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden dengan penjabaran sebagai berikut :

5.250 n = 1 + 5.250 (0,1) 2 5.250 n = 1 + 5.250 (0,01) n = 5.250 1 + 52,5 n = 5.250 53,5 n = 98,130841122 = 100 Teknik pengambilan sampel untuk menentukan responden yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, dengan pertimbangan memberikan peluang yang sama bagi responden untuk memberikan jawaban dan pendapat mereka yang dapat mempengaruhi hasil dari tingkat daya tarik yang ada di Pantai Teleng Ria (Hediansyah, 2010: 105). Bentuk pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini tertutup, sehingga responden hanya mengisi dengan cara menyilang (X) pada pilihan jawaban yang telah disediakan (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 88). Pilihan jawaban yang tersedia terdiri dari 5 alternatif yaitu, sangat menarik, menarik, biasa saja, tidak menarik dan sangat tidak menarik. Alternatif jawaban tersebut dibuat berdasarkan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat responden dari keadaan positif hingga ke jenjang negatif (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 94). 2) Metode Analisis Data Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana tahapan pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan. Berikut penjabarannya :

a. Pengorganisasian dan editing data Pada tahap ini dilakukan pengecekan jumlah kuesioner yang terkumpul sebanyak 100 jawaban responden. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan jawaban dalam kuesioner. Melalui proses editing kesalahan yang terdapat dalam data hasil kuesioner dapat diminimalisir (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 172). b. Koding Tahap koding dilakukan untuk mempermudah dalam proses penghitungan frekuensi dari masing-masing kategori jawaban pada kuesioner. Dalam tahap ini setiap jawaban diberi kode yaitu A untuk kategori Sangat Menarik (SM), B kategori Menarik (M), C kategori Tidak Menarik (TM), D untuk kategori Sangat Tidak Menarik (STM) dan E untuk kategori Biasa saja (N) yang menyatakan jawaban biasa saja (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 175). c. Memasukkan data (Data Entry) Program pengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Office Excel 2007. Kode yang telah dibuat akan dioperasikan pada program pengolah data untuk menghitung frekuensi (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 177). d. Analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Berdasarkan metode tersebut, data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dengan perhitungan frekuensi yang paling banyak muncul, kemudian disajikan dalam bentuk grafik dan tabel sehingga menjadi informasi tentang analisis komponen daya tarik wisata (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 179, 185).

1.8 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun menjadi empat bab yang dijabarkan sebagai berikut : Bab satu adalah pendahuluan, pada bab satu dijelaskan mengenai latar belakang penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Bab satu juga memaparkan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan lokasi dan fokus penelitian ini. Selain itu bab satu juga berisi landasan teori, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab dua adalah gambaran umum dari Pantai Teleng Ria, pada bab dua akan dijelaskan mengenai lokasi objek, kondisi alam, kondisi kawasan, dan peraturan bagi pengunjung. Bab tiga adalah pembahasan, pada bab tiga terdapat pembahasan mengenai apa saja komponen daya tarik wisata dari Pantai Teleng Ria dan bagaimana analisis terhadap komponen daya tarik wisata Pantai Teleng Ria. Bab empat adalah penutup, pada bab empat akan dipaparkan mengenai kesimpulan penelitian dan saran, sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoretis ataupun secara praktis.