INOVASI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA DENGAN MEMANFAATKAN MODEL BERSAFARI BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuli Yuliani Disfana, 2013

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI STRATEGI TIGA KATA. Nurkanti SMP Negeri 4 Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI VII.2 SMP NEGERI 21 BATANGHARI OLEH ANDEPI GJA II B III 003

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN AKTIF SEBAGAI MODEL DALAM MENULIS NARASI. Oleh Dra. Inayah Hanum, M.Pd

Transkripsi:

Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 INOVASI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA DENGAN MEMANFAATKAN MODEL BERSAFARI BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Aida Azizah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung Semarang aidadaniswara@gmail.com Abstrak Pada dasarnya kemampuan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan nyata.misalnya menulis untuk berbagai macam tulisan, baik fiksi dan non fiksi.seperti halnya yang terjadi dalam kegiatan menulis cerita.menulis ceritamerupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.dengan penguasaan kemampuan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran.ada beberapa hal yang berpotensi besar mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menulis khususnya menulis cerita, yaitu dalam proses pembelajaran. Inovasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran menulis cerita bagi peserta didik sekolah dasar yaitu dengan memanfaatkan model bersafari. Kata kunci: pembelajaran menulis cerita, model bersafari. Abstract Basically writing skills indispensable in real life. For example, writing for a wide variety of writing, both fiction and non-fiction. As was the case in the activities of writing the story. Writing a story is one of the language skills needed to improve the quality of learning. the mastery of writing skills, students are expected to express thoughts, feelings he had after undergoing a learning process. There are some things that potentially affects the success of teaching writing, especially writing stories, which is in the process of learning. Innovations that can be done in the process of learning to write stories for elementary school students is to use the model safari. Keywords: learning to write stories, models safari. A. Pendahuluan Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat macam keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills). Keterampilan menyimak berkenaan dengan bahasa lisan, sedangkan keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal (Tarigan 1986:1). Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang penting di samping tiga kemampuan lainnya. Hal itu ditujukan pada tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah, yaitu Sekolah 183

184 Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas ditujukan untuk mencapai keterampilan-keterampilan berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Keterampilan-keterampilan tersebut tentu saja harus dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan. Pembelajaran menulis sudah diberikan sejak anak-anak mulai bersekolah. Semakin tinggi tingkat kelas semakin meningkat dan berkembang kemahiran dalam menulisnya. Keterampilan menulis tidak hanya diajarkan melalui penjelasan atau uraian-uraian semata. Keterampilan menulis lebih banyak diperoleh melalui latihan-latihan secara terus menerus. Daya imajinasi siswa masih terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan pertambahan usianya. Keterampilan menulis merupkan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki oleh para siswa yang sedang belajar mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Keterampilan ini fungsional sifatnya bagi pengembangan diri dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, menulis harus mendapatkan perhatian yang serius dalam pengajaran. Keterampilan menulis seseorang merupakan gambaran dari penguasaan seseorang terhadap bahasa yang digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan berbahasa seseorang. Dikatakan demikian, karena keterampilan menulis menggabungkan sejumlah keterampilan lainnya. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berbahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Kegiatan berbahasa tersebut dalam rangka menyampikan pesan kepada orang lain. Pesan yang dimaksud harus dapat dipahami sebab kegiatan berbahasa tulis ini merupakan bentuk komunikasi. Ruang lingkup Standar Kompetensi di Sekolah Dasar berdasarkan draf Kurikulum Berbasis Kompetensi edisi final yaitu kemampuan berbahasa meliputi Sub aspek Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Telah dijelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, maka pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar yang utama adalah diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi. Pada kesempatan ini, akan dibahas pembelajaran menulis khususnya menulis cerita. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, keterampilan peserta didik untuk menulis masih terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis cerita. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemahaman peserta didik terhadap keterampilan menulis cerita masih kurang, peserta didik tidak senang dengan pembelajaran menulis cerita yang monoton dan membosankan, terbatasnya kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan antara judul dengan isi cerita, penggunaan kosa kata yang belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih salah, dan terbatasnya kemampuan peserta didik dalam mengembangkan gagasan atau ide menjadi suatu bentuk cerita. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran menulis di kelas.agar dapat menulis peserta didik perlu diacu dengan model pembelajaran yang menarik.untuk itu, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat peserta didik tertarik dan dapat menulis dengan baik. Seorang guru dalam memberikan pengajarannya dituntut untuk memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berbahasa. Guru diharapkan dapat mengelola kelas agar kegiatan proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai tujuan. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia guru dapat memanfaatkan model pembelajaran yang tepat. Kegunaan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang peserta didik untuk lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang sedang diajarkan akan lebih mudah dipahami dan diterima oleh peserta didik. Salah satu jenis model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerita adalah dengan memanfaatkan model bersafari. Model bersafari berasal dari strategi yang dikembangkan oleh Ahmadi (2010).Menurutnya, istilah strategi Bersafari dipakai

Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 185 sebagai sebuah akronim dari sebuah kegiatan pembelajaran, yaitu berminat, sangat menguasai, fakta, rabuk pancaindera, dan diksi. Kelima kegiatan pembelajaran tersebut membentuk akronim Bersafari Inovasi pembelajaran dengan penggunaan model bersafari ini digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis cerita, sehingga diharapkan dengan model ini peserta didik akan lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, tenang, dan santai sehingga mengurangi kejenuhan pembelajaran menulis cerita selama ini. B. Pembahasan a) Menulis Menulis ialah keterampilan mengeluarkan, mengekspresikan isi hati dalam bentuk tulisan. Keterampilan ini erat sekali hubungannya dengan keterampilan bahasa yang lain, yaitu keterampilan membaca, keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak langsung datang dengan sendirinya melainkan harus banyak latihan dan praktek secara teratur. Menulis juga diartikan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986:15).Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. M. Atar Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. b) Tujuan menulis Menurut M. Atar Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: a) untuk menceritakan sesuatu, b) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, c) untuk menjelaskan sesuatu, d) untuk meyakinkan, dan e) untuk merangkum.sedangkan menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 6) tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur. Dari pendapat tersebut dapat diuraikan tujuan dari menulis yaitu: 1. Untuk memberikan informasi Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa

186 Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut seringkali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa. 2. Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan pembaca. 3. Untuk sarana pendidikan Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal. 4. Untuk memberikan keterangan Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut c) Pembelajaran menulis cerita dengan model bersafari Pembelajaran menulis cerita bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan.selain itu juga diarahkan untuk mempertajam kepekan perasaan peserta didik, sehingga peserta didik tidak hanya mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, melainkan juga disampaikan secara terselubung atau tidak langsung. Adapun langkah-langkah dalam menulis cerita sebagai berikut: a. menentukan tema Pada kegiatan ini yang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialah menentukan tema. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan di dalam penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman, hasil penelitian, beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan. b. menetapkan tujuan penulisan Pada langkah ini setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, akan diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan. Kita akan tahu bahanbahan yang diperlukan, macam organisasi karangan yang akan diterapkan, atau mungkin sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi karangan. Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan. c. mengumpulkan bahan Pada waktu memilih dan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan. Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya telah memusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus pula. Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung. Untuk masalah kecil yang tujuannya sudah jelas dalam pikiran kita penetapan dan pengumpulan bahan dapat dilakukan pada waktu penulisan. d. membuat kerangka karangan Agar organisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur dari karangan

Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 187 yang akan ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang dapat digunakan sebagai garis besarnya dalam mengarang. Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam ide secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan karena akan menghindarkan penulis dari kesalahankesalahan yang tidak perlu terjadi. e. mengembangkan kerangka karangan Pada langkah ini penulis mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan atau tulisan yang utuh. f. merevisi karangan. Pada langkah ini meneliti secara meyeluruh mengenai ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, dan sebagainya. Inovasi model pembelajaran menulis bagi peserta didik di sekolah dasar, khususnya pada menulis cerita adalah dengan memanfaatkan model bersafari. Dalam tulisan ini model pembelajaran Bersafari diterapkan sebagai model pembelajaran menulis cerita di sekolah dasar dengan pertimbangan langkah-langkah/sintakmatik yang sangat konkrit dan jelas.model ini merupakan alternatif dalam kaitannya untuk menggiatkan minat belajar menulis pada diri peserta didik, khususnya menulis cerita.untuk mendukung hal tersebut penulis memfokuskan pada beberapa unsur yang ada dalam Model Bersafari sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.unsur-unsur tersebut adalah (1) berminat, (2) sangat menguasai, (3) fakta, (4) rabuk panca indera, dan (5) diksi.berdasarkan asumsi kelima unsur tersebut model bersafari memiliki langkah konkret berupa eksplorasi (penemuan konsep), pengembangan daya imajinasi peserta didik, dan kreasi. Unsur Bersafari yang pertama adalah berminat. Jika seseorang ingin melakukan sesuatu, pastilah dimulai dari hal yang paling diminati. Begitu pula dengan peserta didik, ketika diajak menulis cerita, dimulai dari sesuatu yang diminati. Jika peserta didik berminat dengan yang akan ditulis, pasti peserta didik merasa senang dan bebas dalam menulis. Peserta didik tidak merasa terbelenggu oleh cerita yang temanya ditentukan oleh guru. Unsur Bersafari yang kedua adalah sangat menguasai.dalam unsur ini, peserta didik diharapkan menulis puisi dengan tema yang benar-benar dikuasainya. Jika peserta didik sangat menguasai tema yang ditulisnya, cerita yang ditulis akan bagus. Berbeda halnya dengan cerita yang ditulis peserta didik dengan tema yang telah ditetapkan guru.jika peserta didik kurang berminat, tulisanya kurang bagus. Seorang peserta didik kurang berminat terkadang disebabkan oleh faktor kurang dikuasainya materi yang akan ditulisnya. Unsur Bersafari yang ketiga adalah fakta.ketika menulis cerita peserta didik diharapkan menulis fakta, bukan realita berdasarkan pengalaman yang pernah dialami.fakta pada hakikatnya berkait dengan tulisan yang nyata, benar-benar terjadi, dan jarang terjadi.adapun fakta ialah kejadian yang umum dan sering terjadi di masyarakat.pada galibnya, manusia lebih menyukai tulisan yang bersifat fakta daripada realita. Unsur keempat Bersafari adalah rabuk pancaindera.kata rabuk berasal dari bahasa jawa yang bermakna memupuk.dengan demikian, rabuk panca indera pada hakikatnya memupuk dan menajamkan panca indera ketika menulis cerita.jika peserta didik menulis cerita tanpa memupuk dan menajamkan panca indera, tulisannya kering. Namun jika peserta didik menulis cerita dengan menajamkan pancaindera tulisannya akan hidup. Unsur kelima bersafari adalah diksi. Menurut Keraf (2000), diksi mempunyai tiga definisi. Pertama, diksi adalah kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan gagasan bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan gagasangagasan yang tepat dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi ialah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk membentuk bentuk yang sesuai

188 Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia 2015 dengan nilai rasa dan situasi masyarakat.ketiga, diksi ialah penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. C. Penutup Penggunaan model bersafari ini digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis cerita, sehingga diharapkan dengan model ini peserta didikakan lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, tenang, dan santai sehingga mengurangi kejenuhan pembelajaran menulis cerita selama ini. Daftar Pustaka Ahmadi.2010. Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Strategi Bersafari.PTK.IKIP Malang Press. Burhan Nurgiantoro. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional M. Atar Semi. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa St. Y. Slamet.2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta:UNS Press Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.