BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

I. PENDAHULUAN. Dampak penambangan yang paling serius dan luas adalah degradasi, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. organisme dapat disebut alamat suatu organisme. Relung (Ninche) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB I PENDAHULUAN. alam dan jasa lingkungan yang kaya dan beragam. Kawasan pesisir merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 20 mm per hari) begitu pula dengan produksi bijinya. Biji gulma

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

I. PENDAHULUAN. Desa Serang merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangreja,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega-biodiversity dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

ABSTRAK DIVERSITAS SERANGGA HUTAN TANAH GAMBUT DI PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang

KERAGAMAN LEPIDOPTERA PADA DUKUH DAN KEBUN KARET DI DESA MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga khususnya kupu-kupu. Ordo Lepidoptera memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan perannya sebagai penyerbuk tanaman (Amir et al., 2003; Hamidun, 2003). Keanekaragaman Lepidoptera tidak hanya dipengaruhi oleh geografi dari suatu daerah dan kemampuan dari suatu spesies untuk berpindah tempat, tapi juga ketergantungan suatu spesies pada faktor ekologi yaitu struktur, persebaran, kelimpahan dan komposisi vegetasi tanaman inang (Fleishman et al., 2005; Cleary & Genner, 2004). Banyak dari spesies kupu-kupu yang merupakan pemakan nektar, sehingga sering mengunjungi bunga dan berpindah dari bunga satu ke bunga lain. Namun ada beberapa kupu-kupu dewasa yang memakan dan mencari sumber daya yang dibutuhkan dari kotoran, contohnya yaitu Junonia iphita (Taufiqqurahman, 2011). Sehingga tidak diragukan lagi peranan kupu-kupu dalam membantu penyerbukan tanaman. Siklus reproduksi kupu-kupu merupakan kunci utama dalam keberhasilan siklus hidupnya. Di antara semua sumber daya lingkungan yang dibutuhkan oleh Lepidoptera, yang menjadi dasar untuk siklus reproduksi adalah habitat dan

2 tanaman inang larva yang menjadi kunci utamanya (Dennis, 2010). Kemampuan serangga herbivora untuk memakan tanaman sangat berhubungan erat dengan keanekaragaman tanaman (Mitter et al., 1988). Tanaman inang larva merupakan sumber konsumsi utama pada Lepidoptera, karena tanpa tanaman inang tersebut Lepidoptera tidak mampu untuk membangun populasi (Tiple et al., 2011). Dalam pemilihan tanaman inang pada kondisi habitat alami serangga mengahadapi berbagai stimulus eksternal, kondisi dan respon internal serta rangkaian dari hambatan lingkungan (Badenes et al., 2004) yang menyebabkan sulitnya membedakan stimulus dari serangga seperti bahan kimia, visualisasi, dan stimulus mekanik dari tanaman inang dan tanaman yang bukan inang. Hal ini diasumsikan secara umum bahwa proses pemilihan tanaman inang pada serangga dipengaruhi oleh sinyal volatil kimia tanaman, setelah itu oleh stimulus visual dan selanjutnya oleh sinyal kimia non-volatil (Hooks & Johnson, 2001). Kupu-kupu menunjukan hirarki dalam pemilihan inang dengan membedakan antara spesies tanaman, genotip, antara individual dengan fisiologi yang berbeda dan kondisi fisiologi bahkan antara bagian tanaman (Wiklund, 1984). Kupu-kupu memiliki perilaku yang berbeda signifikan di antara setiap familia, antara spesies dalam satu genus atau bahkan antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama (Singer & Parmesan, 1993). Banyak kupu-kupu lebih memilih kelompok tanaman yang sangat terkait dengan perolehan seluruh nutrisi larva yang dibutuhkannya untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang ini sama halnya dengan bahan kimia yang terkandung dalam tanaman inang untuk penentu warna sisik sayap dan pertahanan kupu-kupu dewasa (Boppré, 1984).

3 Selain itu, keanekaragaman Lepidoptera dipengaruhi juga oleh keadaan lingkungan. Faktor lingkungan yang memengaruhi yaitu ketinggian (altitude), suhu, kelembaban, intensitas cahaya, cuaca dan musim (Rizal, 2007; Efendi, 2009). Sehingga Lepidoptera digunakan sebagai salah satu bioindikator yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur pengaruh perubahan iklim terhadap biodiversitas (Ramana, el al., 2011). Dampak kegiatan manusia dan konversi lahan hutan secara besar-besaran merupakan penyebab terjadinya kepunahan masal yang signifikan pada skala waktu geologi seperti penyebarluasan pada distribusi organisme (Thomas et al., 2004). Diantara semua serangga, kupu-kupu menduduki posisi vital di dalam ekosistem serta keberadaan dan keanekaragamannya menjadi indikator lingkungan terestrial yang masih terjaga (Aluri & Rao, 2002). Terancamnya keberadaan Lepidoptera dikarenakan warna, corak dan bentuk sayap yang bervariasi, sehingga Lepidoptera digunakan sebagai objek penelitian, koleksi dan komoditas perdagangan (Thomas, et al., 2004). Kebun Botani UPI merupakan salah satu kawasan yang digunakan sebagai laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Kebun Botani UPI juga ditumbuhi oleh banyak tanaman yang bisa mendukung keanekaragaman Lepidoptera. Luas kebun botani yaitu sekitar ± 8000 m 2 dengan berbagai fasilitas di dalamnya seperti rumah kaca, laboratorium serta rumah hewan. Pentingnya peran kebun botani dalam proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Biologi menjadikan kebun botani sebagai sumber specimen dan sarana untuk pengamatan mahasiswa. Dengan

4 komposisi vegetasi tanaman herba dan semak di Kebun Botani UPI dapat dijadikan tempat hidup Lepidoptera dan mendukung siklus hidupnya. Dengan adanya perubahan, pembangunan dan renovasi pada habitat Kebun Botani menyebabkan hilangnya beberapa tanaman dan membuat komposisi vegetasi tanamannya pun berubah yang berpengaruh terhadap perubahan struktur komunitas Lepidoptera di Kebun Botani UPI. Penelitian mengenai keanekaragaman Lepidoptera dan hubungannya dengan tanaman inang telah banyak dilakukan (Sin et.al. 2002; Saputro, 2007; Rizal, 2007; Bonfatti et al., 2009; Khan et al., 2011) dan untuk wilayah Kebun Botani UPI sendiri belum ada penelitian mengenai hubungan antara keanekaragaman kupu-kupu dengan tanaman inangnya, serta pengetahuan mengenai tanaman inang Lepidoptera merupakan prasyarat untuk setiap program konservasi Lepidoptera. Karena keberhasilan konservasi sangat bergantung pada pengetahuan kebutuhan sumber daya optimal bagi tahapan larva yang merupakan tahapan utama dalam siklus hidup kupu-kupu (New et al., 1995).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu di Kebun Botani UPI? C. Pertanyaan Penelitian Ada beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi pokok permasalah penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana keanekaragaman kupu-kupu di Kebun Botani UPI? 2. Bagaimana kelimpahan dari setiap spesies dari kupu-kupu di kebun Botani UPI? 3. Tanaman apa saja yang dijadikan tanaman inang oleh kupu-kupu di Kebun Botani UPI? 4. Bagaimana interaksi Lepidoptera dengan lingkungan terutama jika dilihat dari keberadaan tanaman inangnya? D. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Lepidoptera yang diamati yaitu semua kupu-kupu diurnal yang tertangkap insect net dan teramati. 2. Kupu-kupu yang dicuplik dan diidentifikasi yaitu pada fase larva, pupa dan Lepidoptera dewasa. 3. Variabel tanaman inang yang diukur yaitu familia, spesies dan habitus tanaman inang larva, pupa dan kupu-kupu dewasa.

6 4. Data penunjang berupa faktor abiotik yang diukur yaitu ketinggian (altitude), suhu, kelembaban, intensitas cahaya serta kecepatan angin. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu serta hubungannya dengan keberadaan tanaman inang. Lepidoptera merupakan serangga yang memiliki tanaman inang spesifik sehingga penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan informasi jenis tanaman inang yang cocok bagi setiap spesies kupu-kupu yang terdapat di Kebun Botani UPI dan di tempat lain. Data penelitian diharapkan dapat menunjang dan memberi informasi yang diperlukan untuk rekomendasi perumusan rencana pengelolaan konservasi kupukupu tidak hanya di Kebun Botani UPI tetapi juga di tempat yang memiliki kemampuan untuk menjadi kawasan konservasi kupu-kupu. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk peningkatan kelestarian kupu-kupu di Kebun Botani UPI dan memberikan informasi untuk rekomendasi perumusan rencana pengelolaan konservasi kupukupu tidak hanya di Kebun Botani UPI tetapi juga di tempat yang memiliki kemampuan untuk menjadi kawasan konservasi kupu-kupu.