SRIKAYA JUMBO MELALUI TEKNIK TOP WORKING

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN PENGELOLAAN POHON INDUK MANGGA

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

TEKNIK PERBANYAKAN SAMBUNG PUCUK MANGGA DENGAN CARA PENGIKATAN TALI LANGSUNG SUNGKUP. Oleh RUSJAMIN JADI ALI DAN FARIHUL IHSAN

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

MANGGA HIBRIDA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS- 143 DENGAN KLON MANGGA MERAH

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

III.METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU

III. BAHAN DAN METODE

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP

Cara Menanam Cabe di Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)

Cara Mencangkok Pohon Mangga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

III. MATERI DAN METODE

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Teknik Budidaya Tanaman Durian

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

E U C A L Y P T U S A.

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

PERBAIKAN MUTU BUAH SIRSAK MELALUI PENYERBUKAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

Teknik Budidaya Anggur

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Transkripsi:

PENGGANTIAN JENIS SRIKAYA LOKAL DENGAN SRIKAYA JUMBO MELALUI TEKNIK TOP WORKING Buah srikaya (Annona squamosa) berbentuk bola dengan tekstur kulit berbenjol-benjol kasar, daging buah bercitarasa manis masam dan dingin. Disamping dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, buah srikaya dapat juga dijadikan buah olahan seperti selai dan sirup. Selain itu buah srikaya juga berkasiat sebagai obat, antara lain untuk mengatasi demam, diare, dan menurunkan kadar asam urat. Buah srikaya yang masih hijau merupakan obat anti cacing dan sebagai insektisida yang efektif. Akan tetapi hingga saat ini masyarakat Indonesia belum terbiasa mengonsumsi srikaya karena buah ini agak sulit dikonsumsi. Selain karena srikaya lokal ukuran buahnya kecil-kecil, juga mengandung banyak biji yang cukup sulit untuk dipisahkan dari daging buahnya. Namun masalah ini sekarang telah teratasi semenjak dikenalnya srikaya Jumbo asal Australia yang memiliki banyak keunggulan dibanding srikaya lokal. Srikaya Jumbo yang sekarang berkembang di Indonesia diintroduksi dari Thailand pada tahun 2000 oleh Prakoso Heryono warga Perumahan Candi Kalasan, Semarang. Pada waktu diintroduksi, srikaya tersebut belum mempunyai nama. Karena ukuran buahnya yang cukup besar kemudian diberi nama srikaya Jumbo. Keunggulan yang dimiliki oleh srikaya Jumbo antara lain: ukuran buah lebih besar dibanding srikaya lokal (srikaya lokal mempunyai bobot 100-200 g/buah, sedangkan bobot buah srikaya jumbo bisa mencapai 800 g/buah), daging buah cukup tebal lembut dan tidak berserat, jumlah biji sedikit (7-10 biji/buah)(gambar 1), dan 12

iptek hortikultura Gambar 1. Buah srikaya jumbo: daging buah tebal, biji sedikit sambung mempunyai citarasa yang lebih manis dibanding srikaya lokal. Dengan keunggulan buah seperti itu, srikaya Jumbo di Semarang bisa laku dengan harga Rp30.000,00/kg, sementara harga srikaya lokal pada waktu yang sama (2009) hanya laku dengan harga Rp3.000,00/kg. Srikaya Jumbo tergolong genjah (mulai berbuah pada umur 2 tahun), sangat produktif (bisa berbuah 2-3 kali/tahun) dengan jumlah buah sekitar 40 butir/pohon (Gambar 2), dan sangat adaptif (bisa ditanam mulai dataran rendah hingga dataran tinggi). Saat ini di Indonesia srikaya Jumbo telah berkembang di Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Terdapat dua alternatif dalam pengembangan srikaya Jumbo, yaitu (1) penaman pada areal baru dengan menggunakan bibit muda asal okulasi maupun grafting dan (2) mengganti jenis srikaya lokal yang sudah tumbuh dewasa di lapang dengan jenis srikaya Jumbo melalui teknik top working. Prinsip dan Perkembangan Teknik Top Working Prinsip utama teknik top working sebenarnya sama dengan penyambungan pada bibit muda, yaitu memadukan antara batang bawah dengan batang atas. Hal yang membedakannya ialah pada kondisi batang bawahnya. Pada top working, batang bawah umumnya sudah berwujud pohon yang besar dengan diameter batang antara 5-30 cm, sedangkan pada penyambungan bibit muda, diameter batang bawah yang digunakan berkisar antara 0,5-1,0 cm. Keuntungan dari teknik top working ini ialah Gambar 2. Tanaman srikaya jumbo berbuah lebat. penggantian jenis tanaman yang kurang produktif menjadi jenis yang lebih produktif dapat dilakukan tanpa harus membongkar tanaman yang sudah ada sebelumnya. Teknik top working pada buah-buahan telah dikembangkan sejak 1995 oleh Bernardo O. Dizon yang kemudian dikenal dengan Dizon s technology. Di India teknologi top working ini telah diterapkan melalui program pemerintah untuk mengganti varietas-varietas mangga yang kurang produktif, mangga asal biji dan tanaman yang sudah tua, dengan tingkat keberhasilan kurang lebih 84%. Kelebihan Teknik Top Working dibanding Menanam Bibit Baru Dibandingkan dengan menanam bibit baru, maka teknik top working dengan menggunakan srikaya Jumbo memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Dengan top working maka tanaman akan lebih cepat berbuah yaitu ketika tunas okulasi atau tunas sambungan muncul akan langsung diikuti dengan munculnya bunga (Gambar 7), sehingga 90-100 hari setelah okulasi/ penyambungan tanaman sudah panen pertama, sedangkan bila menanam srikaya dari bibit muda, panen pertama baru bisa diperoleh setelah tanaman berumur 1,5-2 tahun sejak tanam bibit. 2. Karena batang pokok pada top working sudah dewasa (berdiameter 5-10 cm), maka jumlah cabang tersier pada tahun pertama akan berjumlah lebih banyak dibandingkan 13

dengan tanaman berumur sama asal dari bibit, sehingga produksi buah pertama dan seterusnya akan selalu lebih tinggi pada tanaman asal top working dibandingkan tanaman asal bibit baru. Prosedur Top Working Top working pada srikaya lokal dapat ditempuh melalui 2 cara, yaitu: (1) dengan okulasi tunas (shoot budding) dan (2) dengan penyambungan tunas (shoot grafting). Masing-masing cara memerlukan waktu dan cara pelaksanaan yang berbeda. Top working pada srikaya mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Penyiapan batang bawah Gambar 3. Pertumbuhan tunas 21 hari setelah pemotongan Prosedur penyiapan batang bawah untuk pelaksanaan sambung tunas sama dengan untuk okulasi tunas, hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda yaitu: Pohon srikaya lokal yang akan diganti varietasnya diberi pupuk urea 0,5 kg/pohon dilakukan pada awal musim hujan (awal bulan September) untuk cara sambung tunas dan akhir musim hujan (Maret) untuk cara okulasi tunas. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara menaburkan pupuk pada galian yang dibuat melingkari batang dengan jarak 0,5 m dari pangkal batang, kemudian pupuk ditutup dengan tanah bekas galian lalu diairi bila tidak turun hujan. Satu bulan setelah pemupukan, batang pokok srikaya dipotong setinggi 1,2 m dari permukaan tanah menggunakan gergaji pangkas. Untuk teknik sambung tunas pemotongan batang pokok dilakukan pada bulan Oktober, sedangkan untuk teknik okulasi tunas pemotongan batang pokok dilakukan pada bulan April. Luka bekas potongan ditutup dengan parafin yang dididihkan untuk mencegah serangan cendawan. Pada 14-21 hari setelah pemotongan, maka batang bawah sudah bertunas yang jumlahnya cukup banyak (Gambar 3). Tunas yang muncul dari batang bawah yang telah dipotong (disebut cabang primer) dipelihara sebanyak 3 cabang Gambar 4. Tunas batang bawah siap diokulasi/ sambung selama lebih kurang 1-2 bulan hingga saatnya siap disambung atau diokulasi nanti (Gambar 4). 2. Penyiapan batang atas Bahan batang atas yaitu berupa entris (untuk penyambungan) dan mata tempel (untuk okulasi) diambil dari pohon induk srikaya Jumbo yang sehat. Untuk mendapat mutu entris dan mata tempel yang baik, maka sebelum pohon induk diambil entris dan mata tempelnya, pohon perlu diberi pupuk NPK sebanyak 0,5 kg/pohon dilakukan 1 bulan sebelum diambil entris atau mata tempelnya. Tujuannya ialah agar mata tempel mudah dilepaskan dari kayunya dan entris akan lebih sukulen, sehingga mudah menyatu dengan batang bawahnya. Batang atas untuk okulasi diambil dari cabang yang kulit kayunya sudah berwarna kecoklatan, 14

iptek hortikultura Gambar 5. Cabang untuk sumber mata tempel sedangkan mata tunas diambil dari bagian cabang yang tidak berdaun (daun sudah gugur) (Gambar 5). 3. Teknik Okulasi Tunas Top working pada srikaya dengan teknik okulasi tunas akan berhasil dengan baik bila dilakukan pada musim kemarau (Mei-awal September). Bila okulasi dipaksakan pada musim hujan, maka persentase okulasi jadi biasanya 0% karena bidang pertautan pada okulasi akan busuk terkena air hujan. Prosedur okulasi tunas pada srikaya dengan metode Forket yang disempurnakan ialah sebagai berikut: Mata tempel diambil dari cabang pohon induk yang sudah berwarna coklat, dipilih yang bernas (padat/solid), selanjutnya mata tunas disayat beserta kayunya (dengan pisau okulasi) dari arah bawah ke atas sepanjang 3-4 cm. Kulit cabang batang bawah yang telah berwarna coklat disayat dari atas ke bawah selebar mata tunas dan sepanjang 1,5 kali panjang mata tunas (menyerupai jendela yang dibuka dari bagian atasnya). Mata tunas kemudian dipisah dari kayunya dengan menggunakan bagian kuningan yang berada pada pangkal pisau okulasi. Mata tunas direkatkan pada jendela batang bawah dengan ujung mata tunas berimpit dengan bekas potongan sayatan kulit batang bawah. Kulit sayatan dari batang bawah dipotong sedikit di bawah mata tunas okulasi (0,5-1 cm di bawah mata tunas okulasi). Bidang okulasi diikat dengan plastik es dari arah bawah ke atas dengan mata tunas okulasi tetap terbuka (tidak ditutup oleh tali plastik) (Gambar 6). Satu bulan setelah okulasi, cabang di atas bidang okulasi dipotong (tanpa membuka tali okulasi). Apapabila mata okulasi masih hijau maka dalam waktu 2 minggu setelah pemotongan mata okulasi tersebut akan pecah dan bertunas. Tali ikatan okulasi tetap dibiarkan (Gambar 7) dan baru dibuka setelah tunas benar-benar menyatu dengan cabang batang bawah. Apabila tali okulasi dibuka terlalu awal, maka tunas okulasi yang tumbuh akan terlepas dari cabang batang bawah apabila diterpa angin. 4. Teknik Sambung Tunas Top working pada srikaya lokal dengan teknik sambung tunas akan berhasil dengan baik bila dilakukan pada musim hujan (November hingga Maret). Bila penyambungan dipaksakan pada musim kemarau, maka persentase sambungan jadi maksimal hanya 15%. Prosedur sambung tunas pada srikaya lokal ialah sebagai berikut: Gambar 6. Okulasi diikat dengan mata tunas tetap terbuka 15

Gambar 8. Cabang batang bawah dipotong membentuk huruf V Gambar 7. Tali pengikat tidak dibuka dan tunas diikuti bunga Setelah cabang primer dari batang bawah berumur 1-1,5 bulan, cabang tersebut dipotong dengan membentuk huruf V setinggi 15-20 cm dari pangkal cabang (Gambar 8), kemudian dibelah sedalam 3-5 cm (Gambar 9). Entris yang akan disambungkan dipilih dari bagian cabang yang berwarna coklat hingga ujung tunas, kemudian dipotong sepanjang kurang lebih 10-15 cm dari ujung tunas. Batang atas (entris) disayat bagian kanan dan kiri, sehingga lancip membentuk huruf V atau menyerupai baji, dengan panjang sayatan 3-5 cm. Entris dipertautkan dengan batang bawah (dengan cara diselipkan ke dalam celah batang bawah), dan diatur sedemikian rupa agar kambium batang atas dan kambium batang bawah berimpit. Selanjutnya sambungan diikat dengan menggunakan plastik es yang ditarik. Arah ikatan dari bawah ke atas agar air hujan tidak masuk ke bidang sambungan (yang dapat mengakibatkan bidang sambungan membusuk). Bagian yang diikat ialah sekitar luka sayatan saja (mata tunas entris di atas sambungan tidak ikut diikat) (Gambar 10). Entris disungkup dengan plastik PE hingga di bawah bidang sambungan agar sambungan Gambar 9. Cabang batang bawah dibelah Gambar 10. Cara mengikat sambungan 16

iptek hortikultura Gambar 11. Entris disungkup dengan plastik es Gambar 12. Setelah disungkup plastik sambungan disungkup kertas terhindar dari air hujan dan kelembaban entris tetap terjaga (Gambar 11). Untuk menghindari sengatan matahari, setelah disungkup plastik sambungan disungkup lagi dengan kertas kemudian disteples (Gambar 12). Tiga minggu setelah penyambungan, tunas entris sudah pecah dan sungkup dibuka. 5. Perlakuan Tanaman Pasca Top Working a. Pemangkasan cabang untuk merangsang pembungaan Bunga srikaya selalu muncul dari tunas baru. Artinya, apabila cabang srikaya tidak dipangkas maka cabang tersebut akan tumbuh memanjang lebih dari 1,5 m dan bunga akan muncul pada ketinggian 1,5 m. Hal ini akan menyulitkan perawatan buah terutama untuk pembungkusan buah dan pengendalian hama buah. Oleh karena itu sebelum tumbuh panjang, cabang primer maupun cabang sekunder setelah mencapai panjang 60-75 cm harus dipotong dan disisakan 15-20 cm dari pangkal. Biasanya tunas yang tumbuh dari pemotongan ini akan diikuti oleh pemunculan bunga. Dengan cara ini pohon srikaya Jumbo akan berbunga terus-menerus sepanjang musim. Setelah muncul bunga, agar persentase bunga menjadi buah tetap tinggi, maka nutrisi harus tersedia secara terus menerus. Oleh karena itu pohon srikaya dewasa (> 3 tahun) yang selalu dipangkas harus diberikan pupuk NPK sebanyak 0,5-1,0 kg/ph 3 bulan sekali, dan pengairan seminggu sekali. b. Pembuangan tunas samping (mewiwil) Tunas-tunas yang tumbuh di luar bidang sambungan atau okulasi harus segera dipotong dengan menggunakan gunting pangkas agar tidak terjadi kompetisi nutrisi dengan tunas sambungan atau tunas okulasi. Pemotongan tunas samping harus bersih, jangan sampai menyisakan mata tunas, karena apabila hal ini terjadi sisa mata tunas akan tumbuh menjadi tunas samping yang baru yang jumlahnya semakin banyak. c. Pengendalian hama dan penyakit utama pada buah Hama yang selalu menyerang buah srikaya ialah kutu putih dan lalat buah (fruit fly). Kutu putih bergerombol melapisi kulit srikaya dan mengeluarkan cairan yang rasanya manis yang kemudian cairan ini akan dikunjungi banyak semut dan ditumbuhi cendawan jelaga. Buah yang terserang kutu putih akan berpenampilan hitam dan kurang menarik karena lapisan cendawan jelaga tersebut. Lalat buah menyebabkan buah busuk dengan bagian daging buah banyak ulat/larva dari lalat buah tersebut. Buah yang terserang lalat buah akan jatuh sebelum tua, sehingga serangan ini akan menurunkan produksi. Pengendalian kutu putih dapat menggunakan insektisida berbahan aktif carbaryl (Sevin, Carbavin dll.) sebanyak 2-3 kali dengan interval penyemprotan seminggu sekali dengan konsentrasi 1,5 g/l, sedangkan hama lalat buah dikendalikan dengan membungkus buah yang 17

dimulai sejak buah sebesar telur puyuh dengan menggunakan bahan kertas koran (di musim kemarau) dan kantong plastik PE yang diberi lubang (pada musim hujan). Penyakit pada buah yang selalu muncul ialah penyakit embun tepung (powdery mildew), yang mengakibatkan buah menjadi kering dan berwarna hitam. Buah yang terserang tetap menempel di cabang, tetapi kadang-kadang jatuh ke tanah. Serangan banyak terjadi di musim kemarau yang sangat kering. Pengendalian dilakukan sejak terbentuk bakal buah (bakal buah sebesar biji kacang tanah) dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil (Banlate, Benstar, Benlox) dengan konsentrasi 0,5 g/l. Karena fungisida tersebut bersifat sistemik, maka penyemprotan hanya boleh dilakukan maksimal tiga kali dengan interval seminggu sekali. KESIMPULAN Penggantian jenis srikaya lokal menjadi jenis srikaya Jumbo dapat dilakukan tanpa harus membongkar tanaman srikaya yang sudah ada, yaitu melalui teknik top working. Dengan teknik top working ini produksi pertama dapat dicapai pada 3-4 bulan setelah okulasi atau penyambungan, sedangkan apabila tanaman berasal dari bibit, maka produksi pertama baru bisa dicapai pada 2 tahun setelah bi bit ditanam. Teknik top working dapat diterapkan dalam skala pekarangan maupun massal, dan dapat dilakukan pada musim kemarau maupun musim penghujan. Pada musim kemarau, top working menggunakan metode okulasi tunas, sedangkan pada musim penghujan top working menggunakan metode sambung tunas. PUSTAKA 1. Anonimous. 2009a. Dari Australia kembali ke Indonesia. Koran-radar.com, Minggu 5 April 2009. http://www.google-srikaya jumbo. 2. Anonimous. 2009b. Menyemai Peruntungan dari Pembibitan Srikaya Jumbo. Sabtu 12 September 2009. http://www.google-srikaya jumbo. 3. Anonimous. 2011. Srikaya New Varitas. Sentra Tani Bogor. http://www.google-srikaya jumbo. 4. Galvez, M. 2008. Is Your Mango Farm Draining Your Pocket? Try top-working. http://www.philstar. com/article.aspx/articleid=400369. 5. Mishra, D. 2007. Top Working in Mango to Improve Productivity. Philippine Council for Agriculture, Forestry and Natural Resources Research and Development (PCARRD) Message Board. Registered 2007. 2 pp. http://www.pcaard. dost.gov.ph/message/viewtopic.php?id = 2898. 6. Rebin. 2008. Teknologi Top working dalam Usaha Perbaikan Pengelolaan Pohon Induk Mangga. Makalah Disampaikan pada Apresiasi Teknologi (Temu Teknologi Top working) di Bandung, tanggal 26-30 Mei 2008. 16 Hlm. 7. Rebin. 2009. Mengganti Varietas Mangga Melalui Teknik Top Working. Tabloid Sinar Tani, Edisi 21-27 Januari 2009. 3287(XXXIX):13. 8. Rebin 2010. Dengan Teknik Top Working Jambu Biji Dapat Disulap Menjadi Tidak Berbiji. Tabloid Sinar Tani, edisi 16-22 Juni 2010. 3359(XL):10. 9 Rebin dan Mujiman. 2011. Petunjuk Praktis Teknik Budidaya, Akar Ganda, dan Top Working Anggur Prabu Bestari. Surabaya: Irianti Mitra Utama. Cetakan 1. 108 Hlm. SARAN Pasuruan (Jawa Timur) dan Lombok Timur (NTB), merupakan daerah sentra srikaya lokal. Untuk menunjang percepatan pengembangan srikaya jumbo di dua daerah itu disarankan agar Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menggelar pelatihan top working srikaya di dua daerah tersebut. Rebin Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan, Km 8, Solok Sumatera Barat 27301 18