TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DENGAN SIKAP PENCEGAHAN INFEKSI DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

GAMBARAN CUCI TANGAN PERAWAT DI RUANG RA, RB, ICU,CVCU, RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN SIKAP UNTUK BERKONSULTASI DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RATNAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat untuk melindungi bayi sebelum, selama dan sesudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DENGAN SIKAP PENCEGAHAN INFEKSI DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DIAN ANGGRAITA 201210104154 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 1

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DENGAN SIKAP PENCEGAHAN INFEKSI DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 Dian Anggraita, Mufdlillah an_raita@yahoo.co.id Abstract : The research is made to know the relationship between the second semester DIII midwifery student knowledge level with the precaution against infection in STIKES Aisyiyah Yogyakarta year 2013. This research uses a corelation study plan with cross-sectional approach. Based on the research which was held the result was that the majority of respondents with the knowledge level about precaution against infection categorized high (83,3%). The majority of respondents with the attitude about precaution against infection categorized positive (61,0%). There is a relationship between the second semester DIII midwifery student knowledge level with the attitude of precaution against infection in STIKES Aisyiyah Yogyakarta year 2013 because X 2 confer > X 2 table (10,231>5,991) and P = 0,006 (<0,05). Keywords : Knowledge, attitude, precaution against infection, second semester DIII midwifery sudent Abstract : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II dengan sikap pencegahan infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013.Penelitian ini menggunakan rancangan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan infeksi kategori tinggi yaitu (83,8%). Sebagian besar responden dengan sikap tentang pencegahan infeksi kategori positif (61,0%). Ada hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II dengan sikap pencegahan infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013 karena X 2 hitung > X 2 tabel (10,213> 5,991) dan P = 0,006 (<0,05). Kata kunci : pengetahuan, sikap, pencegahan infeksi, mahasiswa DIII kebidanan semester II 2

PENDAHULUAN Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan, dan kematian di dunia. Infeksi menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Septiari, 2012). Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit diperkirakan sekitar 1,7 juta pasien rawat inap memperoleh infeksi setiap tahunnya saat dirawat dan lebih dari 98.000 dari pasien (atau 1 dalam 17) akan mati sebagai dari infeksi (Edward, 2011). Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen, dan bersifat sangat dinamis yang secara umum proses terjadinya melibatkan tiga faktor yang saling berinteraksi yaitu agen, host dan lingkungan. Penyakit infeksi dapat terjadi di sarana pelayanan kesehatan, misalnya di rumah sakit (Septiari, 2012). Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, mencakup pelayanan medik, dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat inap (Herlambang & Murwani, 2012). Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat memiliki pesan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Ditjen, 2012), namun terkadang pasien yang semula hanya memiliki satu penyebab penyakit justru mendapat berbagai penyakit lain karena infeksi (Darmadi, 2008). Masyarakat dan petugas yang menerima dan memberikan pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik, dihadapkan kepada resiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Kewaspadaan ini diterapkan karena didasari untuk melindungi terjadinya penularan infeksi dari pasien ke petugas, penularan dari pasien ke pasien dan penularan dari petugas ke petugas (Tietjen, 2004). Kewaspadaan dalam pencegahan infeksi salah satunya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan. Seperti dalam hadist : النظافة من الميمان Yang artinya sebagai berikut : Kebersihan adalah bagian dari iman. Kementerian kesehatan melakukan revitalisasi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di rumah sakit yang merupakan pilar menuju Patient Safety. Diharapkan kejadian infeksi di rumah sakit dapat diminimalkan serendah mungkin sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan secara optimal (Ditjen, 2012). Kesadaran masyarakat yang tinggi untuk memperoleh pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bermutu. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu, efektif dan efisien untuk menjamin Patient 3

Safety yang telah menjadi program Kementerian Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Ditjen, 2012), dalam Kepmenkes no 129 tahun 2008 ditetapkan suatu standar minimal pelayanan rumah sakit, terutama didalamnya pelaporan kasus infeksi nosokomial untuk melihat sejauh mana rumah sakit melakukan pengendalian terhadap infeksi ini. Data dari surveilans infeksi nosokomial di setiap rumah sakit dapat digunakan sebagai acuan pencegahan infeksi guna meningkatkan pelayanan medis bagi pasien. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi nosokomial atau untuk Asia Tenggara sebanyak 10,0% (Nihi, 2010). Infeksi nosokomial yang terjadi di Eropa lebih dari 4 juta setiap tahunnya (Wikansari, 2012) dan di Amerika Serikat terdapat 20.000 kematian tiap tahunnya dan di Malaysia sebesar 12,7% (Agus,2007). Di Indonesia berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat (Balaguris, 2009). Laporan dari salah satu rumah sakit di Yogyakarta yakni RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, angka kejadian infeksi nosokomial tahun 2005 di rumah sakit ini sebesar 7,95% (Agus, 2007). Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Pemaparan terhadap patogen meningkatkan risiko terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan kematian. Seperti di Amerika Serikat, lebih dari 800.000 luka karena tertusuk jarum suntik terjadi setiap tahun walaupun telah dilakukan pendidikan berkelanjutan dan upaya pencegahan kecelakaan tersebut (Tietjen, 2004). Maka dari itu upaya peningkatan pencegahan dan pengendalian infeksi diperlukan kesadaran penuh dari tenaga kesehatan termasuk bidan. Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan bidan bertanggung jawab memelihara keselamatan ibu dan bayi dengan cara meminimalisir terjadinya penularan penyakit infeksi baik di ruang bersalin, ruang nifas, maupun poly kebidanan dan poly anak (Johnson, 2008). Mahasiswa DIII kebidanan semester II sebagai calon bidan yang baru mendapatkan pendidikan khusus kebidanan dan merupakan dasar untuk mendapatkan mutu profesionalisme diibaratkan seperti sebuah kertas yang baru terisi oleh sedikit tulisan. Dengan bekal yang baik di tingkat perkuliahan, calon bidan akan memiliki pengetahuan dan sikap baik sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya pencegahan infeksi dini seiring dengan peningkatan penularan penyakit. Berdasarkan survei studi pendahuluan yang peneliti lakukan di STIKES Aisyiyah Yogyakarta masih didapatkan adanya mahasiswa yang belum mengetahui tentang cara pencegahan infeksi dengan benar dan sikap yang kurang mendukung terhadap pencegahan infeksi seperti sikap acuh tak acuh dengan 4

prosedur penerapan pencegahan infeksi yang terdapat pada tempat pelayanan kesehatan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disimpulkan permasalahan dalam penelitian ini yaitu Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II dengan sikap pencegahan infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013? Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II dengan sikap pencegahan infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan studi korelasi, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Suyanto, 2011). Cara pengambilan data menggunakan metode survei dengan menggunakan angket. Metode pendekatan waktu penelitian ini yaitu dengan cross sectional. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis asosiatif yang menghubungkan variabel tingkat pengetahuan dengan sikap pencegahan infeksi. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah proportionate cluster random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan pada sejumlah kelompok dengan proporsi tertentu (Sugiyono, 2010). Jumlah sampel adalah 136 mahasiswa, dengan jumlah tiap kelas 45 kelas A, 46 kelas B, 45 kelas C. Penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Dilakukan dengan menyusun pernyataan yang akan dilakukann dalam penelitian kemudian melakukan konsultasi kepada ahli (expert). Uji validitas instrument merupakan prosedur pengujian untuk melihat apakah pernyataan atau pernyataan yang digunakan dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak dengan membandingkan nilai korelasi item total dengan r tabel pada derajat kepercayaan 5%. Selanjutnya untuk menentukan sahih atau tidaknya item atau pernyataan dilakukan dengan membandingkan angka koreasi product moment dengan tabel r, jika didapatkan rxy lebih kecil dari r tabel, maka item tersebut dikatakan gugur (Arikunto,2006). Reliabel artinya dapat dipercaya, atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas kuesioner menggunakan koefisien alpha cronbach s (>0.7) (Arikunto,2006). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik Chi Square. Untuk membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, dalam penelitian ini jika nilai Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika Asymp Sig (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Sebagai Berikut : Tabel. 1 Karakteristik Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013 Karakteristik Frekuensi Persentase Umur 19 50 36,8 20 74 54,4 21 12 8,8 Total 136 100 Sumber : Data primer 2013 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa responden yang berumur 19 tahun sejumlah 50 responden (36,8%), responden yang berumur 20 tahun sejumlah 74 responden (54,4%) dan responden yang berumur 21 tahun sejumlah 12 responden (8,8%). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013 Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kebidanan N % Semester II Tentang Pencegahan Infeksi Rendah 6 4,4 Sedang 16 11,8 Tinggi 114 83,8 Total 136 100,0 Sumber : Data primer 2013 Dari hasil penelitian mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II tentang pencegahan infeksi diketahui responden dengan kategori pengetahuan tinggi yaitu 114 responden (83,8%), kemudian responden dengan kategori pengetahuan sedang yaitu 16 responden (11,8%), dan responden dengan kategori pengetahuan rendah yaitu 6 responden (4,4%). 6

Sikap Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013 Sikap Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi N % Negatif 53 39,0 Positif 83 61,0 Total 136 100,0 Sumber : Data primer 2013 Dari hasil penelitian mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap mahasiswa DIII kebidanan semester II tentang pencegahan infeksi diketahui responden masuk kategori positif yaitu 83 responden (61,0%), sedangkan responden masuk kategori negatif yaitu 53 responden (39,0%). Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II dengan Sikap Pencegahan Infeksi Tabel 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II dengan Sikap Pencegahan Infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013 Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi Sikap Mahasiswa Kebidanan Semester II Tentang Pencegahan Infeksi Negatif Positif N % N % N % Total X 2 p Rendah 5 3,7 1 0,7 6 4,4 10,213 0,006 Sedang 10 7,4 6 4,4 16 11,8 Tinggi 38 27,9 76 55,9 114 83,8 Total 58 39,0 83 61,0 136 100,0 Sumber : Data primer 2013 Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 4 diatas diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan infeksi kategori tinggi dan masuk kategori positif dalam sikap tentang pencegahan infeksi sejumlah 76 responden (55,9%), kemudian responden dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan 7

infeksi kategori sedang dan masuk kategori positif dalam sikap tentang pencegahan infeksi sejumlah 6 responden (4,4%) dan responden dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan infeksi kategori rendah dan masuk kategori positif dalam sikap tentang pencegahan infeksi sejumlah 1 responden (0,7%). Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α =5 %, df = (jumlah baris 1) x (jumlah kolom 1) = (3-1) x (2-1) = 2, hasil diperoleh untuk X 2 tabel sebesar 5,991. Karena X 2 hitung > X 2 tabel (10,213> 5,991) maka H 0 ditolak yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II dengan sikap pencegahan infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara garis besar pengetahuan responden baik begitu juga dengan sikap yang dimiliki mendukung upaya pencegahan infeksi tetapa tidak sedikit juga yang kurang mengerti tentang prosedur pelaksanaan pencegahan infeksi dengan benar dan prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan tindakan pencegahan infeksi. Pencegahan infeksi berkaitan dengan kesadaran masyarakat yang tinggi untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien untuk menjamin Patient Safety yang telah menjadi program Kementerian Kesehatan (Ditjen, 2012). Sebagai pelaksana pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengetahui teknik dan prinsip yang benar dalam pelaksanaan pencegahan infeksi diantaranya mencuci tangan, memakai sarung tangan, menggunakan teknik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralatan bekas pakai dengan aman, menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. KESIMPULAN Sebagian besar responden di STIKES Aisyiyah Yogyakarta dengan tingkat pengetahuan tentang pencegahan infeksi kategori tinggi yaitu (83,8%). Sebagian besar responden di STIKES Aisyiyah Yogyakarta dengan sikap tentang pencegahan infeksi kategori positif (61,0%). Ada hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa DIII kebidanan semester II dengan sikap pencegahan infeksi di STIKES Aisyiyah Yogyakarta tahun 2013 karena X 2 hitung > X 2 tabel (10,213> 5,991) dan p: 0,006 (<0,05). SARAN Bagi Mahasiswa perlu diadakan uji kompetetensi pada mahasiswa tentang pencegahan infeksi dan kontroling bimbingan sikap berkaitan dengan patient safety kepada mahasiswa. Bagi Institusi STIKES Aisyiyah Yogyakarta diharapkan dapat memberikan kebijakan untuk mengadakan uji kompetensi pada mahasiswa kebidanan tentang pencegahan infeksi dan kontroling sikap yang berkaitan dengan patient safety. 8

Bagi Dosen diharapkan dapat memberikan bimbingan dan kontroling sikap tentang pencegahan infeksi yang berkaitan dengan patient safety ketika melakukan kegiatan pembelajaran dan praktik klinik. Bagi Peneliti Selanjutnya perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi upaya pencegahan infeksi dengan penelitian multivariat ataupun agarpenelitian kualitatif lebih mendalami aspekaspek pencegahan infeksi itu sendiri seperti cuci tangan, pengelolaan alat bekas pakai, dan lain-lain dengan metode yang berbeda sehingga hasil penelitian akan lebih sempurna misalnya dengan metode pengambilan data secara observasi langsung. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Edwards, et all. (2011). Journal of Infection Prevention. Vol 12 no 1 tersedia dalam http://www1.imperial.ac.uk. [Diakses tanggal 18 maret 2013]. Harsono. (2005). Pendidikan yang Bermutu. Jakarta : Pustaka Quantum Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat & Uliyah. (2009). Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Mubarak, W.I.; Chayatin, N. (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, cetakan I. Jakarta : Rineka Cipta Nugroho, Hudoyo Tri. (2009). Hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam mencegah infeksi nosokomial di ruang Mawar, Anggrek dan Dahlia RSUD Tugurejo Semarang. Tersedia dalam : http://digilib.unimus.ac.id. [Diakses tanggal 21 februari 2013]. Saifuddin. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Sarwono & Meinarno. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika Sugianto, Yennita. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial di Bandar 9

Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Tersedia dalam : http://repository.usu.ac.id. [Diakses tanggal 21 februari 2013]. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta Sulistyaningsih. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif- Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu 10