SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PAMERAN KEARSIPAN INTERNATIONAL DIPLOMATIC RELATIONSHIP MENGENAI KONFERENSI ASIA AFRIKA, SURAT SURAT PRESIDEN YUGOSLAVIA, JOSIP BROZ TITO KEPADA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN KUNJUNGAN PERDANA MENTERI VIETNAM HO CHI MIN KE INDONESIA SERTA PEMERAN KELEMBAGAAN DI GEDUNG ANRI JALAN GAJAH MADA JAKARTA, 21 OKTOBER 2015 Yang terhormat para Kepala Lembaga Negara atau yang mewakili; Yang saya hormati Duta Besar Serbia untuk Indonesia atau yang mewakili ; Yang saya hormati Duta Besar Vietnam untuk Indonesia atau yang mewakili; Yang saya hormati Duta Besar negara sahabat atau yang mewakili; Yang saya hormati Pejabat Eselon I di Lingkungan Kementerian Lembaga; Yang saya hormati Pejabat Struktural di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; Serta para hadirin dan undangan, yang berbahagia.
Assalamu alaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh, selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua. Dengan Memanjatkan Puji Syukur Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Rabu, 21 Oktober 2015, kita bisa berkumpul di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam rangka penyelenggaraan Pameran Kearsipan International Diplomatic Relationship mengenai Konferensi Asia Afrika, Surat Surat Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan Kunjungan Perdana Menteri Vietnam Ho Chi Min Ke Indonesia sekaligus Pameran Kelembagaan ANRI dari Masa ke Masa sebagai bagian dari Kegiatan Pekan Arsip Tahun 2015. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kehadiran Bapak/Ibu tamu undangan dalam memenuhi undangan kami. Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan yang tiada taranya bagi kami menerima kehadiran Bapak/Ibu sekalian. Pameran kali terasa istimewa karena beberapa hari yang lalu Arsip Konferensi Arsia Afrika telah dimasukan dalam register Memory of the World (MOW) oleh UNESCO. Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sudah mengusulkan arsip KAA untuk diregistrasi sebagai MoW sejak tahun 2012. KAA yang menghasilkan Deklarsi Dasa Sila Bandung merupakan peristiwa internasional yang sangat penting yang terjadi pada 18-24 April 1955, yang bagi negara-negara di Asia dan Afrika dijadikan momentum untuk memperjuangkan hak-hak ekonomi, politik, dan
kebudayaan di tengah-tengah masa perang dingin antara blok barat dan blok timur. KAA yang diikuti oleh 200 delegasi dari 29 negara Asia dan Afrika adalah peristiwa besar yang menjadi memori bersama, tidak hanya bagi negara-negara peserta tetapi juga menjadi memori dunia. Keberhasilan ANRI dalam memperjuangkan Arsip Konferensi Asia Afrika masuk dalam register MOW tercapai sudah. Kami bangga bahwa keberhasilan ini tidak dapat dilepaskan dari adanya dukungan yang selalu mengalir dari para anggota MOW untuk Indonesia, sejarawan, masyarakat, dan tentunya dari keluarga besar Arsip Nasional Republik Indonesia. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari negara-negara sahabat yang telah membantu melengkapi khasanah Arsip Konferensi Asia Afrika. Untuk mencapai hasil ini, terus terang kami selalu berupaya sebaik mungkin untuk meyakinkan kepada UNESCO bahwa Arsip Konferensi Asia Afrika memang sudah selayaknya diajukan untuk menjadi MOW. Oleh karena Arsip Konferensi Asia Afrika ini sudah mendunia. Masih segar dalam ingatan kita bahwa sejak dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 di Bandung, dukungan untuk bebas dari imperalisme dan kolonialisme membanjir dari negara-negara di belahan benua asia dan afrika. Hasil dari konferensi tersebut tercipta beragam arsip yang kemudian disimpan dan disajikan kembali pada tahun-tahun mendatang. Berkat upaya ANRI yang selalu menjamin pemeliharaan, penyelamatan, dan pelestariannya, arsip tersebut dapat dinikmati sampai kini. Dengan masuknya Arsip Konferensi Asia Afrika ini dalam MOW, maka tanggung jawab ANRI untuk
menyelematkan dan melestarikan arsip tersebut semakin berat. Untuk itu dukungan finansial dan sarana prasarana sangat kami perlukan demi keutuhan fisik dan informasi yang terdapat dalam arsip tersebut. Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan informasi bahwa setelah Arsip Konferensi Asia Afrika masuk dalam MOW, berikutnya kami akan mencoba untuk mendaftarkan Arsip Gerakan Non Blok pada saatnya dapat dimasukan dalam MOW. Untuk itu, dalam pameran kali ini kami telah bekerja sama dengan Arsip Nasional Serbia untuk secara bersama-sama menampilkan Arsip Gerakan Non Blok. Hal ini kami lakukan agar para anggota MOW untuk Indonesia, para sejarawan, dan masyarat mengatahui bahwa ANRI memiliki khasanah Arsip Gerakan Non Blok antara lain penyelenggaraan awal konferensi tersebut di Beograd, kepergian Presiden Soekarno ke konferensi tersebut, kunjungan Presiden Tito ke Indonesia, dan surat menyurat antara Presiden Soekarno dengan Presiden Tito. Arsip tersebut sampai saat ini kami pelihara dan lestarikan dengan baik. Kami berharap Arsip Gerakan Non Blok ini pada saatnya dapat masuk menjadi MOW. Namun demikian untuk mencapai hasil yang diharapkan, kami membutuhkan dukungan sepenuhnya agar apa yang kami harapkan dapat tercapai dengan baik.
Disamping kerjasama dengan Negara Yugoslavia, Indonesia telah bekerja sama pula dengan Vietnam sejak tahun 1955, yaitu sejak pertama kali dibuka hubungan politik Indonesia-Vietnam pada tingkat konsulat pada tanggal 30 Desember 1955. Hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan Vietnam begitu baik. Terlihat dalam pameran kali ini kunjungan Perdana Menteri Vietnam, Ho Chi Min ke Indonesia yang disambut dengan hangat oleh Presiden Soekarno. Dalam pameran ini khasanah arsip kerjasama antara Indonesia dengan Vietnam tidak banyak yang ditampilkan mengingat bahwa pihak Vietnam belum dapat memberikan arsipnya karena terkendala oleh ijin. Namun demikian hal ini bukan menjadi penghalang, kami terus berupaya sebaik mungkin agar pemaren ini dapat terlaksana dengan baik. Selain itu dalam pameran kali juga akan ditampilkan arsip-arsip kelembagaan ANRI dari Masa ke Masa. Hal ini diharapkan dapat mengingatkan kita kembali akan eksistensi dan peranan Lembaga Kearsipan di Indonesia. Yang kedepan diharapkan Lembaga Kearsipan dapat lebih maju dan berkembang sebagai ujung tombak dalam penyelamatan arsip sebagai memori kolektif bangsa. Pada kesempatan yang baik ini kami mengundang para duta besar negara sahabat pada tahun berikutnya untuk secara bersama-sama menyelenggarakan pameran agar terlihat dinamika hubungan kerjasama yang baik. Hal ini perlu kami kemukakan mengingat bahwa jalinan kerjasama yang telah disepakati dalam MOU ini bukan hanya menyangkut masalah penelitian, tukar
menukar informasi, dan digitalisasi. Namun apresiasi arsip dalam bentuk publikasi dan pameran patut juga diselenggarakan secara bersama-sama agar menambah mesranya jalinan kerjasama ini. Sekali lagi kami atas nama ANRI mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan kegiatan Pameran Kearsipan semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Akhir kata, dengan mengucapkan Bismillahirohmanirrohim, Pameren Kearsipan International Diplomatic Relationship mengenai Konferensi Asia Afrika, Surat Surat Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan Kunjungan Perdana Menteri Vietnam Ho Chi Min Ke Indonesia sekaligus Pembukaan Pekan Arsip tahun 2015 diantaranya Pameran Kelembagaan ANRI dari Masa ke Masa,, secara resmi saya buka. Sekian dan terima kasih. Wassalaamualai kum Warohmatullaahi Wabarakaatuh. Jakarta, 21 Oktober 2015 Kepala Arsip Nasional RI Dr. Mustari Irawan, MPA