jd mekanik MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NO. 21 TH 2005

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-01/MEN/1991 TENTANG ANTAR KERJA ANTAR NEGARA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/IX/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAGANGAN DI DALAM NEGERI

KEPMEN 226/MEN//VII/2003 Tentang TATA CARA PERIZINAN PENYELENGGARAAN PROGRAM

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 226 /MEN/2003

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. /MEN/ /2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-02/MEN/1992 T E N T A N G TATA CARA PENUNJUKAN KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

MENTERIKETENAGAKERJAAN PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAANPEMAGANGAN01 DALAM NEGERI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PELAKSANAAN PEMAGANGAN PADA PERUSAHAAN DI KOTA YOGYAKARTA

K E P U T U S A N NOMOR : KEP-438/MEN/1992 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN SERIKAT PEKERJA DI PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA R.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 31 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 4 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

* Sebagai suatu hak dasar, ada ketentuanketentuan yang harus ditaati dalam melakukan mogok kerja. (Pasal 139 dan Pasal 140 UUK)

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri Tenaga Keija dan Transmigrasi Nomor PER. 22/MEN/IX/2009 tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAMPAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN NOMOR : PER.07/MEN/V/2007 TENTANG PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGANTAR KERJA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106 /PMK.06/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-196/MEN/1991 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGERAHAN TENAGA KERJA INDONESIA KE ARAB SAUDI

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-204/MEN/1999 TAHUN 1999 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 108 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER-06/MEN/1985 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA HARIAN LEPAS MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NO. 17 TH 2007 PERATURAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI NOMOR KEP- 106/D.P3TKDN/XI/2002 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER.04/MEN/1995 T E N T A N G PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

TENTANG STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KHUSUS BIDANG GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektr

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 225 /MEN/2003 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57 / HUK / 2010 TENTANG PENDIRIAN TAMAN ANAK SEJAHTERA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG

2016, No Mineral tentang Standardisasi Kompetensi Kerja di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Ta

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NO. 106/D.P3TKD/XI/2002

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 425/KMK.06/2003

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 285/MEN/1991 TENTANG PELAKSANAAN PERMAGANGAN NASIONAL MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa permagangan merupakan bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia dengan proses pematangan melalui pengalihan pengalaman kerja sehingga dapat menjadi tenaga kerja profesional. b. Bahwa potensi latihan yang terdapat di sektor Pemerintah maupun swasta perlu digerakkan untuk melaksanakan permagangan yang hingga saat ini dirasakan belum optimal; c. Bahwa untuk itu perlu diatur dengan keputusan Menteri. Mengingat: 1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan pokok mengenai tenaga kerja; *) 2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 3. Undang-undang No. 7 tahun 1981 tentang wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan. 4. Keputusan Presiden R.I. Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan dan Latian; 5. Keputusan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 1980 tentang Lapor Lowongan Kerja; 6. Instruksi Presiden R.I. Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Keppres No. 34 Tahun 1972; 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1331/MEN/1987 tentang Pola Umum Pembinaan Sistem Latihan Kerja Nasional; 8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 1244/MEN/1985 tentang Pola Pedoman Standar Latihan Kerja dan Standar Kualifikasi Keterampilan Jo. KEP. 146/Men/1990; 9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 1421/MEN/1987/ tentang Pola Sertifikasi Latihan Kerja Nasional; Memperhatikan : Hasil Rumusan Temu Konsultasi Nasional DLKN-DLKD tanggal 27 Pebruari 1991 MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PELAKSANAAN PERMAGANGAN NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Permagangan adalah bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan atau instansi, dimana peserta memperolah pengetahuan %File Hlm 1 dari 7

keterampilan dan sikap kerja yang diarahkan untuk suatu jabatan tertentu, melalui jalur pengalaman yang dilaksanakan secara sistematis menurut kemampuan kedua belah pihak dan diikat dalam suatu kontrak permagangan yang tidak dengan sendirinya menjamin penempatan oleh pelaksana b. Peserta permagangan ialah setiap tenaga kerja yang telah memenuhi syarat sebagai peserta program; c. Instruktur permagangan ialah karyawan senior yang memenuhi persyaratan ditunjuk oleh pelaksana untuk bertindak sebagai pemandu, pembimbing dan pengawas peserta program; d. Pelaksana permagangan adalah perusahaan atau instansi yang dilaksanakan permagangan; e. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang memperkerjakan buruh (tenaga kerja) dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, baik milik Swasta atau Negara; f. Instansi adalah badan hukum baik pemerintah maupun swasta di luar butir e; g. Menteri ialah Menteri yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan; h. Pembiayaan adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraaan permagangan; i. Kontrak permagangan adalah kesepakatan antara pelaksana dengan peserta permagangan yang menyangkut hak dan kewajiban masing-masing, serta dibuat di atas kertas bermeterai cukup sesuai dengan ketentuan. Pasal 2 Setiap perusahaan atau instansi yang telah memenuhi kelayakan sebagai pelaksana dan berdomisili di wilayah hukum Indonesia wajib melaksanakan permagangan, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok. Pasal 3 Setiap tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan dapat menjadi peserta permagangan. BAB II PELAKSANAAN PROGRAM PERMAGANGAN Pasal 4 Kurikulum Kurikulum permagangan disusun mengacu pada pemenuhan persyaratan jabatan yang ada di perusahaan atau instansi pelaksana. Pasal 5 Jangka Waktu Jangka waktu permagangan untuk setiap jabatan disesuaikan dengan pencapaian kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4. Pasal 6 Metode Permagangan dilaksanakan dengan metode alih pengalaman di %File Hlm 2 dari 7

tempat kerja. Pasal 7 Sarana dan Peralatan Pelaksanaan permagangan menggunakan sarana dan peralatan yang memadai sesuai dengan persyaratan dan uraian tugas jabatan. Pasal 8 Instruktur Permagangan (1) Pelaksana menetapkan pekerja senior yang berpengalaman serta memenuhi syarat sebagai pembimbing jurusan pada bidangnya. (2) Apabila dalam perusahaan atau instansi-instansi tersebut sulit mendapat pekerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat meminta bantuan dari aparat/petugas Departemen setempat untuk diperbantukan. Pasal 9 Peserta (1) Peserta sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4 keputusan ini terdiri dari : a. Pekerja perusahaan atau instansi pelaksana b. Pekerja perusahaan atau instansi lain c. Pencari kerja (2) Jumlah peserta disesuaikan dengan kemampuan badan/instansi pelaksana penampung. Pasal 10 Kontrak Permagangan (1) Kesepakatan pelaksanaan permagangan antara pekerja dan pelaksana dibuat secara tertulis dalam suatu kontrak permagangan (2) Kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk memperolah pengesahan. (3) Kontrak permagangan memuat secara jelas mengenai : a. Hak dan kewajiban pelaksana; b. Hak dan kewajiban peserta; c. Program permagangan; d. Jangka waktu; e. Tata tertib permagangan; f. Tempat pelaksanaan permangangan; g. Tindak lanjut bagi peserta dari pencari kerja; h. Sertifikasi permagangan; i. Bila dimungkinkan diberikan upah dan perlindungan tidak penuh seperti pekerja organik di perusahaan atau instansi tersebut. Pasal 11 Pembiayaan (1) Seluruh pembiayaan pelaksanaan permagangan merupakan tanggung jawab pelaksana. (2) Biaya permagangan meliputi seluruh biaya yang nyatanyata dikeluarkan untuk permagangan. %File Hlm 3 dari 7

Pasal 12 Sertifikasi (1) Setiap peserta yang telah mengikuti permagangan sampai selesai dan lulus uji permagangan berhak mendapat sertifikasi permagangan. (2) Sertifikat tersebut ayat (1) ditandatangani oleh pelaksana permagangan dan disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. BAB III PERSYARATAN PESERTA Pasal 13 Peserta permagangan harus memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut: a. Minimal tamatan SLTA atau sederajat; b. Usia minimal 18 tahun maksimal 30 tahun; c. Terdaftar pada kantor Departmen Tenaga Kerja setempat; d. Sehat jasmani dan rohani; e. Pengalaman kerja yang terkait bagi yang pernah bekerja; f. Surat rekomendasi dari atasan bagi yang masih bekerja; g. ubersedia menandatangani kontrak permagangan. Pasal 14 Persyaratan Kemampuan Peserta permagangan harus memenuhi persyaratan kemampuan sebagai berikut: a. Memiliki bakat dan minat yang sesuai dengan program ; b. Lulus test kejujuran. BAB IV MEKANISME PELAKSANAAN Pasal 15 Perencanaan (1) Pelaksana wajib menyusun program permagangan sesuai dengan kebutuhan. (2) Program permagangan tersebut ayat (1) wajib diberitahukan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat. Pasal 16 Pelaksanaan (1) Pelaksanaan permagangan sesuai dengan program yang telah disusun oleh perusahaan yang dikonsultasikan dengan kantor Departemen Tenaga Kerja setempat. (2) Perubahan atas program yang telah disusun wajib diberitahukan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat. (3) Pelaksana wajib membuat laporan berkala tentang perkembangan pelaksanaan permagangan. Pasal 17 Evaluasi %File Hlm 4 dari 7

(1) Evaluasi kemajuan peserta dilakukan selama program permagangan berlangsung. (2) Pada akhir program pelaksana melakukan uji permagangan bagi peserta yang mengikuti permangangan (3) Pelaksana mengeluarkan sertifikat permagangan bagi peserta yang lulus uji permagangan. Pasal 18 Menteri atau Pejabat yang ditunjuk mengatur lebih lanjut tata cara pelaksanaan pasal 15, 16 dan 17. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 19 Hak Pelaksana Pelaksana program permagangan mempunyai hak untuk: a. Memberhentikan peserta yang tidak mematuhi kontrak; b. Memperoleh hasil kerja magang dari seluruh peserta; c. Menerima lulusan peserta permagangan dari pencari kerja menjadi karyawannya. Pasal 20 Kewajiban Pelaksana Pelaksana wajib melaksanakan permagangan dan memenuhi hak peserta sesuai dengan kontrak. Pasal 21 Hak Peserta Peserta berhak mengikuti permagangan dan menerima hal-hal yang ditetapkan dalam kontrak. Pasal 22 Kewajiban Peserta Peserta wajib mengikuti program permagangan sampai selesai dan mematuhi segala peraturan yang ditetapkan pelaksana berdasarkan kontrak permagangan. BAB VI PEMBINAAN Pasal 23 Untuk pemantapan dan peningkatan permagangan perlu dilakukan pembinaan secara sistematis dan berkesinambungan, mengenai: a. Program; b. Peserta; c. Pelaksana; d. Kelembagaan Pasal 24 Pembinaan Program (1) Pembinaan program diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan serta lulusan program menuju pencapaian kualifikasi standar. %File Hlm 5 dari 7

(2) Untuk maksud ayat (1), pembinaan ditujukan kepada komponen-komponen program yang meliputi : Kurikulum, silabus, instruktur, sarana dan peralatan, evaluasi dan sertifikasi. (3) Pembinaan program dilaksanakan oleh petugas Departemen Tenaga Kerja yang membidangi latihan kerja. Pasal 25 Pembinaan Peserta (1) Pembinaan peserta permagangan baik oleh Departemen Tenaga Kerja maupun oleh Perusahaan/Instansi atau Asosiasi pengusaha diarahkan untuk peningkatan kualitas tenaga kerja dalam rangka memenuhi pasar kerja baik untuk bekerja pada perusahaan atau instansi maupun untuk mandiri. (2) Pelaksana permagangan dapat ikut berpartisipasi memasarkan hasil lulusannya pada pasar kerja sejenis. Pasal 26 Pembinaan Pelaksana (1) Pembinaan pelaksana permagangan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi perusahaan atau instansi dalam program permagangan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu tenaga kerja. (2) Bentuk-bentuk pembinaan kepada pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan sistem Latihan Kerja Nasional. Pasal 27 Pembinaan Kelembagaan Pembinaan kelembagaan diarahkan agar perusahaan membentuk unit organisasi yang mengurusi latihan di perusahaan atau instansi. BAB VII PENUTUP Pasal 28 (1) Perusahaan atau instansi yang sedang melaksanakan program permagangan sebelum dikeluarkan Keputusan ini dapat melanjutkan programnya sampai selesai. (2) Untuk pelaksanaan program permagangan yang baru, wajib menyesuaikan dengan keputusan ini. Pasal 29 Pelaksanaan Keputusan Menteri untuk hal-hal yang belum diatur dalam Sistem Latihan Kerja Nasional dan aturan pelaksanaannya akan dikeluarkan petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja. Pasal 30 %File Hlm 6 dari 7

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal: 3 Juli 1991 MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA TTD Drs. COSMAS BATUBARA Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Sdr. Menteri Keuangan Republik Indonesia; 2. Sdr. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Sdr. Ketua Badan Pengawasan Kuangan dan Pembangunan 4. Sdr. Sekjen Departemen Tenaga Kerja; 5. Sdr. Irjen Departemen Tenaga Kerja 6. Sdr. Direktur Jenderal Binapenta; 7. Sdr. Direktur PT. (Persero) ASTEK; 8. Yang bersangkutan; 9. Arsip, Catatan: UU No. 14/1969 ttg Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan dinyatakan tidak berlaku lagi dalam UU No. 13/2003, dan karena itu rujukan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan KMK ini menjadi ke UU terbaru tersebut. %File Hlm 7 dari 7