Pemanfaatan Mikrobakteri Terhadap Beton Mutu Tinggi dengan Tambahan Silica Fume

dokumen-dokumen yang mirip
PERFOMA BIOCONC DALAM PENINGKATAN KUALITAS BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Pengaruh Bioconc Expired Dalam Kuat Tekan Beton

PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PADA PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN BUIH DAN SERAT ALAM

BAB III LANDASAN TEORI

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

PEMAKAIAN ADDITIVE MICRO SILICA DALAM CAMPURAN BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. beton (concrete). Beton merupakan bahan gabungan dari material-material

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN BOTTOM ASH YANG TELAH DIOLAH UNTUK PEMBUATAN BETON HVFA MUTU MENENGAH

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

Perlu adanya suatu alternatif bahan yang bisa mengurangi kadar semen, tetapi tidak mengurangi kekuatan (strength) beton itu sendiri dan sifat-sifat

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

Pasta Geopolimer Ringan Berserat Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar Dan Fly Ash Perbandingan 1 : 3 Dengan Pengembang Foam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SERAT DAN FOAMING AGENT PADA CAMPURAN BETON RINGAN BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO DAN ABU SEKAM

PENGARUH KOMBINASI SEMEN-FLY ASH DAN VARIASI WATER CONTENT DENGAN PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KEPADATAN PASTA

STUDI PENGARUH KURVA GRADING IDEAL AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN VARIASI BLENDING MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

BAB III LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan

KUAT TEKAN BETON YANG OPTIMUM DENGAN PENAMBAHAN BIO ENZIM

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. %, maka diperoleh penurunan kuat tekan beton sebesar : 34,52 % untuk benda uji Kubus,

Karakteristik Fisik dan Kimia Fly Ash dari Perusahaan Ready Mix Beton dan Limbah Pabrik terhadap Sifat Mekanik Pasta dan Mortar

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PENDAHULUAN BETON LOLOS AIR (POROUS CONCRETE) DENGAN PENAMBAHAN MASTERROC HCA10

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

Transkripsi:

D19 Pemanfaatan Mikrobakteri Terhadap Beton Mutu Tinggi dengan Tambahan Silica Fume Azwar Annas, Januarti Jaya Ekaputri, dan Triwulan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: triwulan@ce.its.ac.id Abstrak Beton mutu tinggi adalah beton yang kuat tekan tinggi sekitar 50 MPa 100 MPa. Untuk meningkatkan kuat tekan, material pozollan seperti silica fume dan flyash biasanya digunakan untuk mengganti material beton. Dalam laporan ini, beton mutu tinggi dengan sebagai pengganti semen dipelajari. Kadar yang digunakan adalah 0%, 5%, 7,5% dan 10%. Selain itu pengaruh dari mikrobakteri juga dipelajari. Faktor water per binder yang dipakai adalah 25% dari berat binder, dan untuk membuat workabilitynya bagus maka digunakan superplasticizer. Kadar superplasticizer yang digunakan dicari lewat trial pengujian di laboratorium. Pengujian yang dilakukan pada umur 1, 3, 7, 14, 21, 28 adalah uji tekan pasta, mortar dan beton, selain itu pada benda uji beton umur 28 hari akan dilakukan uji split beton dan uji porositas. Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan beton tertinggi pada umur 28 hari (B7,5M) adalah 69,71 MPa, sedangkan variasi yang paling optimum ada pada kadar 7,5%. Penambahan mikrobakteri tidak berpengaruh pada berat volume beton tetapi berpengaruh pada kuat tekan beton tersebut. Dengan penambahan mikrobakteri maka kuat tekan beton meningkat sebesar ± 30%. Sedangkan porositas total dan porositas tertutup yang terjadi pada beton semakin kecil, ini dibuktikan dengan hasil SEM terlihat bahwa bakteri mengisi area antara aggregat dan matrix beton. Kata Kunci beton mutu tinggi, kuat tekan, mikrobakteri, I. PENDAHULUAN BETON mutu tinggi diartikan sebagai beton dengan agregat biasa dengan kuat tekan lebih dari 50 MPa [1]. Volume material semen yang digunakan untuk membuat beton mutu tinggi per m 3 biasanya lebih dari 800 kg/m 3 dan faktor air semen biasanya lebih kecil dari 0,2. Beton mutu tinggi biasanya agregatnya terbuat dari bahan yang sangat halus, seperti pasir kuarsa atau [2] Pada penelitian yang dilakukan oleh Error! Reference source not found.], diteliti penggunaan teknik perbaikan biologis. Bakteri Ureolytic seperti Bacillus sphaericus mampu mengendapkan CaCO 3 dalam tubuh mereka dengan mengubah urea menjadi ammonium dan karbonat. Degradasi bakteri dari urea lokal meningkatkan Ph dan mempromosikan pengendapan mikroba dari kalsium karbonat dalam lingkungan yang kaya kalsium. Kristal-kristal diendapkan sehingga dapat mengisi retak beton. Analisis termogravimetri menunjukkan bahwa bakteri mampu untuk mengendapkan kristal CaCO 3 dalam retakan. Hal itu terlihat bahwa bakteri biasa tidak bisa menutupi retak beton. Namun, ketika bakteri dilindungi dalam gel silika, retak bisa ditutup sepenuhnya. Di Indonesia sendiri telah banyak penelitian tentang beton mutu tinggi, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh [4], yang menggunakan bahan tambah silica fume dan superplasticizer dengan kuat tekan beton mutu tinggi yang dapat dicapai sebesar 51,35 MPa. Silica fume yang secara fisik lebih halus dari pada semen dan secara kimia mengandung unsur SiO 2 yang tinggi, akan dapat menambah kekuatan beton apabila digunakan sebagai bahan tambahan pada beton [5]. Selain juga diperlukan superplasticizer, yang merupakan bahan tambah (admixture). Bahan tambah, additive atau admixture adalah bahan selain semen, agregat, dan air yang ditambahkan pada adukan beton, sebelum atau selama pengadukan beton untuk mengubah sifat beton sesuai dengan keinginan perencana. Penambahan additive atau admixture tersebut ke dalam campuran beton ternyata telah terbukti meningkatkan kinerja beton hampir di semua aspeknya, yaitu - kekuatan, kemudahan pengerjaan, keawetan dan kinerjakinerja lainnya dalam memenuhi tuntutan teknologi konstruksi modern. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari tahu apakah dan mikrobakteri yang diberikan berpengaruh pada kuat tekan beton, dengan target kuat tekan adalah 70 MPa. A. Material II. URAIAN PENELITIAN 1. Semen Semen yang digunakan adalah semen portland type I (OPC) yang diambil dari PT. Varia Usaha Beton. Berat jenis semen tersebut adalah 2,99 gr/cm 3. Semen OPC yang digunakan memiliki kandungan

D20 Tabel 1 Kandungan semen OPC Komposisi (%) C 3S 51 C 2S 24 C 3A 6 C 4AF 11 MgO 2,9 SO 3 2,5 2. Silica fume Silica fume yang digunakan diambil dari PT BASF. Silica fume yang digunakan memiliki kandungan Tabel 2 Kandungan Komposisi (%) SiO 2 90 Fe 2O 3 1 Al 2O 3 1 CaO 0,4 MgO 1 C 2 LOI 3 Tabel 3 Sifat fisik Berat jenis 2,2 berat volume (kg/m2) 250-400 Diameter rata-rata (µm) 0,1-0,2 % lolos 45 µm (%) 90-100 Bentuk partikel berbentuk bola Sifat Amorf 3. Superplasticizer Superplasticizer yang digunakan adalah Viscocrete 1003 dari PT. SIKA Indonesia, yaitu superplasticizer generasi ketiga yang digunakan untuk mortar dan beton. Kadar optimum diperoleh antara 0,5% - 2% dari berat semen. Dengan menggunakan kadar admixture secara optimum dapat menghasilkan interaksi yang baik antara butiran halus dan admixture, serta menghemat biaya. 4. Mikrobakteri Mikrobakteri yang digunakan adalah enzim bioconcrete, yaitu produk yang terbuat dari material organik. Enzim bioconcrete adalah produk yang ramah lingkungan, tidak beracun, dan aman bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Enzim bioconcrete juga bisa meningkatkan kuat tekan, mereduksi berat semen, dan mereduksi retak susut. volume absolut - Trial volume superplasticizer terhadap berat binder Wsemen Wair W W kerikil pasir Wsuperplasticizer 1 semen air kerikil pasir superplasticizer Tabel 4 Mix design beton tanpa mikrobakteri per m 3 Kode B0 B5 B7,5 B10 Semen (kg) 600 570 555 540 Silicafume (kg) 0 30 45 60 Air (L) 150 150 150 150 Pasir (kg) 720 684 666 648 Kerikil (kg) 940 957 965 972 Mikrobakteri (L) 0 0 0 0 SP (L) 4,08 6,72 8,52 10,62 Tabel 5 Mix design beton dengan mikrobakteri per m 3 Kode B0M B5M B7,5M B10M Semen (kg) 600 570 555 540 Silicafume (kg) 0 30 45 60 Air (L) 150 150 150 150 Pasir (kg) 720 684 666 648 Kerikil (kg) 934 951 958 966 Mikrobakteri (L) 0,4 0,4 0,4 0,4 SP (L) 6,3 9,37 11,32 13,27 C. Proses Curing Proses curing untuk pasta dilakukan dengan cara direndam di dalam air, mortar dilakukan moist curing, dan untuk beton dilakukan dengan cara direndam di dalam air. D. Metode Pengetesan Pengetesan yang dilakukan adalah : Pasta : Uji tekan silinder 2cm x 4cm [1]. Mortar : Uji tekan silinder 5cm x 10cm [1]. Beton : Uji tekan silinder 10cm x 20cm [1]. Uji split silinder 5cm x 10cm, dan Uji Porositas. B. Mix Design - Persentase yang digunakan adalah 0%, 5%, 7,5%, 10% dari jumlah binder - Presentase air yang digunakan adalah 25% dari jumlah binder - Rasio pasir terhadap semen adalah 1,2 - Semen yang digunakan dibatasi 600kg/m 3 - Dosis mikrobakteri yang digunakan adalah 400ml/m 3 beton Untuk mencari volume kerikil maka digunakan metode

D21 A. Setting Time III. ANALISA DAN PEMBAHASAN artinya kerikil yang kita gunakan memerlukan tambahan air yang lebih banyak daripada pasir. Gambar 1 Grafik hubungan setting time dengan variasi Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa dengan meningkatkan kadar (5% sampai 10% dari binder) setting time awal yang tidak mengandung mikrobakteri menurun dari 185 menit menjadi 120 menit. Untuk setting time akhir yang juga menurun dari 235 menit menjadi 200 menit. Perbedaan antara setting awal dan setting akhir adalah sekitar 50 menit, ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hong dan Lubell, (2015). Sedangkan untuk setting time awal yang mengandung mikrobakteri juga menurun dari 190 menit menjadi 140 menit. Untuk setting time akhir yang mengandung mikrobakteri juga menurun dari 280 menit menjadi 215 menit. Dengan penambahan maka setting time yang terjadi cenderung cepat, itu disebabkan karena material silica fume yang halus sehingga menyerap banyak air dan setting time yang terjadi akan lebih cepat karena air yang tersedia lebih sedikit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Limantono, (2015). Dari Gambar 1 diketahui juga bahwa penambahan mikrobakteri pada pasta memberikan sedikit pengaruh pada setting time. B. Kebutuhan Superplasticizer Dari Gambar 2 diketahui bahwa penambahan yang semakin banyak menyebabkan superplasticizer yang dibutuhkan semakin banyak, menurut [6] disebabkan karena ukuran partikel yang sangat halus yang menyebabkan banyaknya superplasticizer yang diserap. Dari Gambar 2 diperoleh juga bahwa dengan penambahan agregat dari benda uji pasta ke mortar dan kemudian ke beton maka superplasticizer yang digunakan juga semakin banyak. Hal itu bisa kita ketahui dari selisih jarak antar grafik dari benda uji pasta dan mortar, artinya penambahan pasir pada mortar menyebabkan bertambahnya superplasticizer. Pada benda uji mortar dan beton selisih jarak antar grafik semakin besar, Gambar 2 Grafik hubungan kebutuhan SP dengan variasi C. Berat Volume Beton Gambar 3 Grafik hubungan berat volume pasta terhadap umur Dari Gambar 3 diketahui bahwa berat volume beton umur 1, 3, 7, 14, 21, 28 hari memiliki kecenderungan yang sama yaitu berkisar antara 2,35 gr/cm 3 2,6 gr/cm 3. Sedangkan berdasarkan [7] berat volume beton normal adalah ± 2,35 gr/cm 3. Sedangkan Gambar 4 diketahui bahwa pada beton dengan 0%, 5%, 7,5% dan 10% berat volume semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan penelitian Saridemir [8] yang menggunakan variasi 10%, 15%, 20% dan 25%. Dan dari Gambar 5 diketahui bahwa penambahan mikrobakteri tidak memiliki pengaruh terhadap berat volume beton. Hal ini dapat dilihat dari hasil berat volume beton tanpa mikrobakteri dan dengan mikrobakteri yang tidak berbeda

D22 jauh, yaitu cenderung berkisar antara 2,35 gr/cm 3 2,6 gr/cm 3. D. Kuat Tekan Beton Gambar 4 Grafik hubungan kebutuhan SP dengan variasi Gambar 6 Grafik hubungan berat volume pasta terhadap umur Dari Gambar 6 diketahui bahwa kuat tekan beton tanpa mikrobakteri (B0) tertinggi pada umur 28 hari adalah sebesar 59,21 MPa dan kuat tekan beton dengan mikrobakteri tertinggi pada umur 28 hari adalah sebesar 69,71. Sedangkan kuat tekan beton tanpa mikrobakteri terendah pada umur 28 hari adalah sebesar 44,56 MPa dan kuat tekan beton dengan mikrobakteri terendah pada umur 28 hari adalah sebesar 59,52 MPa. Pada kuat tekan beton setelah 28 hari terlihat masih ada peningkatan kuat tekan. menurut [7] pada kuat tekan beton mutu tinggi dengan silicafume memang mangalami peningkatan kuat tekan setelah umur 28 hari sampai umur 90 hari, setelah umur 90 hari penambahan kuat tekan tersebut tidak terlalu signifikan atau cenderung tetap. Gambar 5 Grafik hubungan kebutuhan SP dengan variasi Gambar 7 Grafik hubungan berat volume pasta terhadap umur Dari Gambar 7 diketahui bahwa dengan penambahan silica fume maka kuat tekan beton juga ikut meningkat. Variasi silica fume yang optimum adalah pada kadar 7,5% dengan w/b 0,25

D23 dari berat binder. Kuat tekan beton pada umur 28 hari dengan kadar 7,5% (B5) meningkat 32,9% dari pada beton kontrol (B0). Sedangkan menurut [8] kadar silicafume yang optimum adalah 8% dengan w/b 0,46 dan 0,36. Sedangkan beton dengan penambahan mikrobakteri, variasi yang paling optimum ada pada kadar 7,5%, sama seperti beton tanpa penambahan mikrobakteri. Kuat tekan beton dengan penambahan mikrobakteri pada umur 28 hari dengan kadar 7,5% (B7,5M) meningkat 17,1% apabila dibandingkan terhadap beton kontrol dengan penambahan mikrobakteri (B0M) dan pada benda uji pasta dan benda uji mortar juga tidak berbeda, variasi silicafume yang optimum ada pada kadar 7,5%. Itu membuktikan bahwa silicafume tetap menambah kuat tekan meskipun berada pada benda uji pasta dan juga benda uji mortar. E. Kuat Split Bet on Gambar 9 Grafik hubungan berat volume pasta terhadap umur Gambar 8 Grafik hubungan berat volume pasta terhadap umur Dari Gambar 8 diketahui bahwa ada jarak antara grafik beton tanpa mikrobakteri dan grafik beton dengan mikrobakteri, ini berarti penambahan mikrobakteri memberikan pengaruh pada kuat tekan beton. Hal ini disebabkan karena adanya rongga udara yang dibentuk oleh agregat yang ada pada beton, berbeda halnya dengan pasta dan mortar yang mempunyai rongga udara yang minimum. Dengan penambahan mikrobakteri pada B0 kuat tekan meningkat sebesar 33,57%, pada B5 sebesar 29,75%, pada B7,5 sebesar 17,74%, dan pada B10 sebesar 6,01%. Semakin tinggi variasi silicafume (0%, 5%, 7,5%, 10%) maka pengaruh mikrobakteri juga semakin berkurang, ini dikarenakan rongga udara yang ada pada beton terisi oleh partikel yang halus. Hal ini terbukti pada 10% yang memiliki penambahan kuat tekan terkecil yaitu 6,01%. Dari Gambar 9 diketahui bahwa kuat split paling optimum ada pada beton dengan penambahan 5%, setelah itu pada 7,5% dan 10% kekuatannya menurun. Penambahan mikrobakteri juga berpengaruh pada kuat split, ini terlihat pada kuat tekan beton dengan mikrobakteri yang hasilnya lebih tinggi dari pada beton tanpa mikrobakteri. Pada titik optimum ( 5%) kekuatan beton dengan mikrobakteri bertambah sebesar 14,3% bila dibandingkan dengan beton tanpa mikrobakteri. Sedangkan untuk penelitian beton dengan tambahan [3], kuat split tertinggi ada pada variasi 10% dengan w/b 0,3. F. Porositas Beton Gambar 10 Grafik hubungan porositas beton dengan kuat tekan 28 hari Dari Gambar 10 diketahui bahwa semakin bertambahnya kuat tekan maka semakin kecil juga porositasnya. hal ini

D24 dikarenakan mempunyai efek sebagai filler yang mengisi rongga udara tersebut sehingga Semakin bertambahnya variasi maka rongga udarapun menjadi berkurang. Penambahan mikrobakteri juga memberikan efek pada porositas, yaitu berkurangnya porositas total dan porositas tertutup pada beton. Hal ini dibuktikan dengan hasil SEM beton dengan mikrobakteri, dan dari hasil SEM tersebut terlihat bahwa bakteri mengisi area antara aggregat dan matrix beton. pada umur 28 hari dengan w/b 0,25. Penambahan mikrobakteri sebanyak 400ml/m 3 pada benda uji beton memberikan efek pada kuat tekan, yaitu pada B0 sebesar 34%, B5 sebesar 30%, B7,5 sebesar 18% dan B10 sebesar 6%. Penambahan mikrobakteri juga berpengaruh pada kuat split, yaitu pada B0 sebesar 35,14%, B5 sebesar 14,29%, B7,5 sebesar 4,06% dan B10 sebesar 5,56% Dari pengujian diketahui juga kuat split semakin besar jika kuat tekan juga bertambah, jadi kuat split berbanding lurus dengan kuat tekan Dari hasil uji porositas diperoleh bahwa dengan bertambahnya mikrobakteri maka porositas total dan porositas tertutup yang terjadi semakin kecil. Gambar 11 Hasil SEM beton dengan tambahan mikrobakteri Dari Gambar 11 diketahui bahwa bakteri yang terlihat pada uji SEM adalah Sporosarcina Pasteurii DAFTAR PUSTAKA [1] ASTM C 39-03. Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens. United States: ASTM International, 2003. [2] ASTM C 496-04. Standard Test Method for Splitting Tensile Strength of Cylindrical Concrete Specimens. United States: ASTM International, 2004. [3] Behnood, Ali, and Masoud Ghandehari. "Comparison of Compressive and Splitting Tensile Strength of High-Strength Concrete With and Without Polypropylene Fiber Sheated to High Temperatures." Fire Safety Journal 44, 2009: 1015-1022. [4] Hong, Luong T., and Adam S. Lubell. "Phospate Cement-Based Concretes Containing Silica Fume." ACI Materials Journal V.112 No.4, 2015: 587-596. [5] Li, Zongjin. Advanced Concrete Technology. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2011. [6] Magureanu, Cornelia, Ioan Sosa, Camelia Negrutiu, and Bogdan Heghes. "Mechanical Properties and Durability of Ultra-High-Performance Concrete." ACI Materials Journal V.109 No.2, 2012: 177-184. [7] Mazloom, M., A. A. Ramezanianpour, and J. J. Brooks. "Effect of Silica Fume on Mechanical Properties of High-Strength Concrete." Cement & Concrete Composites 26, 2004: 347-357. [8] Nili, Mahmoud, and V. Afroughsabet. "The Long-Term Compressive Strength and Durability Properties of Silica Fume Fiber-Reinforced Concrete." Materials Science and Engineering A 531, 2012: 107-111. IV. KESIMPULAN Dengan penambahan 0%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat binder maka setting time yang terjadi cenderung cepat dan juga penambahan mikrobakteri pada pasta membuat setting time menjadi semakin lambat Semakin bertambahnya variasi dari 0%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat binder maka kebutuhan superplasticizer juga meningkat, begitu juga dengan penambahan agregat pasir dan kerikil juga mempengaruhi kebutuhan superplasticizer Semakin bertambahnya variasi dari 0%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat binder maka berat volume beton juga berkurang. Berat volume beton berkisar antara 2,35 gr/cm 3 2,6 gr/cm 3. Penambahan mikrobakteri tidak mempunyai pengaruh berat volume beton Kuat tekan beton tertinggi ada pada B7,5M (beton dengan 7,5% dan mikrobakteri) sebesar 69,71 MPa