BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Letjen TNI (Purn) DR Tiopan Bernhard Silalahi, SH atau yang lebih di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan ini dilakukan.tapanuli Utara,yang dikenal sebagai Afdeeling

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN DINAS PENATARUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI SUMUT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN DANAU TOBA

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengenali apa saja terdapat di daerah itu. Keberagaman kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah dapat diartikan sebagai peningkatan taraf hidup masyarakat

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam sehingga banyak sekali objek wisata di Indonesia yang patut untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

PENDAHULUAN. mengenal batas batas administrasi wilayah, sehingga sudah waktunya strategi

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di sepanjang pulau sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai Barat. disebelah utara berbatasan dengan Tanah Karo, di Timur laut dengan Karo dan Simalungun, di Timur dengan Simalungun dan Samosir, di Tenggara dengan Samosir dan Humbang Hasundutan, di Selatan dengan Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah (Manduamas yang sejajar dengan Barus), dan Aceh (termasuk Singkil). Adapun perbatasan mulai dari Barat Daya hingga Barat Laut adalah Aceh. Penduduk asli Dairi adalah orang Pakpak. Seiring dengan perkembangan zaman, Kabupaten Dairi sangat berkembang pesat, hal ini di tandai dengan banyaknya pendatang yang kemudiannya bermukim di kabupaten Dairi. Diawal abad ke-20, Belanda memutuskan untuk memerangi Si Singamangaraja ke XII yang berdiam di Paya Raja, Kelasen Dairi sejak tahun 1883. Pada tahun 1904-1905 Belanda melangsungkan dua ekspedisi militer di Dairi. Misinya gagal, dan akibatnya November 1905 Letnan L. Vuuren di tempatkan di sidikalang sebagai komandan pasukan. Benteng dan pondokan segera di bangun, untuk membangun fasilitas militer Belanda membutuhkan para pekerja, termasuk kuli bangunan dan portir. Dimasa itu tukang terampil lulusan sekolah belum ada di Dairi. Belanda akhirnya memutuskan untuk menggunakan tenaga kerja yang tersedia di Silindung termasuk dari Toba, Humbang Hasundutan dan Samosir. Belanda 1

2 meluluhkan hati mereka dengan imbalan yang besar ratusan orang siap berangkat. Setiba di Dairi para pekerja dari Silindung banyak terkesima oleh tanah subur yang kosong terhampar di mana-mana. Ketika kembali ke kampung saat cuti atau ikatan kerjanya sudah selesai mereka pun berkisah kepada handaitolan betapa menjanjikanya masa depan di tanah Pakpak. Tergiur, para pendengar kisah pun memutuskan untuk turut pindah ke Dairi. Migrasi pun terjadi, inilah awal migrasi orang-orang Toba, datang ke Dairi. Setelah pasca kemerdekaan pada tahun 1946 pembentukan kabupaten Dairi di lakukan. Tokoh politik Djauli Manik dan Tording Sihotang membentuk komitenasional yang beranggotakan pimpinan partai dan tokoh masyarakat. 1 oktober 1947 Dairi bersetatus menjadi kabupaten bedasarkan surat keputusan Residen Tapanuli Utara Ferdinan Lumban Tobing. Yang pada waktu itu Bupati belum ada yang di pilih hanya saja pengangkatan koordinator pemerintahan dari delapan kecamatan yang di pisahkan dari Tapanuli Utara. Pengangkatan Djauli Manik sebagai koordinator delapan kecamatan di Dairi mendapat dukungan masyarakat Pakpak. Ketika itu kesadaran orang-orang Pakpak mulai menaik dan sangat berharap pembentukan kabupaten Pakpak, ternyata perwujudanya tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebaliknya pemerintah propinsi Sumatera Utara menetapkan seorang pendatang sebagai kepala daerah, yang tentu saja semakin memperdalam kekecewaan orang Pakpak. Penggusuran Djauli Manik membawa impklikasi politik dan kesadaran etnik serta konsolidasi identitas Pakpak berangsur-angsur menurun kembali karena tidak ada lagi energi kekuasaan. Pengangkatan etnik pendatang sebagai Bupati Dairi telah mengoyak kesadaran

3 kembali etnik Pakpak. Sebaliknya berdirinya Kabupaten Dairi tanpa di pimpin orang Pakpak menguatkan kembali dominasi pendatang terutama di bidang politik dan ekonomi. Adapun budaya Pakpak, seperti yang selama ini dikeluhkan orang-orang pakpak sendiri, cenderung kian tergerus. Tak kuasa menghadapi zaman yang terus berubah. Budaya pendatang yang hegemonik terutama Toba dan Karo masih lumayan serta apresiasi yang kurang terhadap budaya sendiri menjadi penyebab utamanya. Penyebab lainnya yaitu termasuk sistem pendidikan yang tidak berpihak kepada budaya pakpak sezak zaman Hindia Belanda. Kermarjinalan orang Pakpak di bidang sosial, ekonomi dan politik, serta minimnya perhatian pemerintah sekian lama untuk membentengi budaya kaum pribumi asli yang memang rentan. Akibat dari adanya perbauran budaya tersebut, reaksi dari orang-orang yang bersuku Pakpak sebagai suku asli mendapatkan pengaruh dari kebudayaan yang datang di Kabupaten Dairi. Golongan yang datang ke Kabupaten Dairi ini menjadi golongan mayoritas, sementara suku Pakpak yang merupakan suku asli menjadi golongan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas mengubah sifatsifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya dan menyesuaikan dengan kebudayaan dari golongan mayoritas. Namun lambat laun suku Pakpak di Dairi kehilangan kepribadian kebudayaannya dan mengikuti kebudayaan mayoritas, terkhususnya kebudayaan dari Batak Toba, yang merupakan suku pendatang terbesar di Kabupaten Dairi.

4 Pergeseran budaya suku pakpak bukan hanya saja terjadi pada sistem organisasi sosial, tetapi juga sistem bahasa. Banyaknya suku pendatang yang datang ke Dairi menyebabkan penggunaan bahasa Pakpak semakin berkurang karena suku pendatang menggunakan bahasa suku mereka terutama Toba. Keberadaan tentang sebuah pergeseran budaya Pakpak dalam kajian ini menjadi sebuah fenomena menarik untuk dikaji. Minimnnya yang mengkaji tentang pergeseran budaya Pakpak merupakan alasan lain mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Oleh karena itu peneliti mencoba menelusuri tentag pergeseran budaya Pakpak dengan judul Perkembangan Penduduk Serta Pengaruhnya Terhadap Pergeseran Budaya Pakpak Di Dairi. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Perkembangan Penduduk di Dairi. 2. Penyebab pergeseran budaya Pakpak dalam sistem bahasa,dan sistem organisasi sosial di Dairi. 3. Pengaruh pergeseran budaya Pakpak dalam sistem bahasa,dan sistem organisasi sosial di Dairi.

5 1.3. Pembatasan Masalah Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu : Perkembangan Penduduk Serta Pengaruhnya Terhadap Pergeseran Budaya Pakpak Dalam Sistem Bahasa, Dan Sistem Organisasi Sosial Di Dairi. 1.4. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan Penduduk di Dairi? 2. Apa penyebab pergeseran budaya Pakpak dalam sistem bahasa, dan sistem organisasi sosial di Dairi? 3. Bagaimana pengaruh pergeseran budaya Pakpak dalam sistem bahasa, dan sistem organisasi sosial di Dairi? 1.5. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan berpedoman kepada tujuannya, maka akan lebih mempermudah mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perkembangan penduduk dalam sistem bahasa, dan sistem organisasi sosial di Dairi. 2. Untuk mengetahui penyebab pergeseran budaya pakpak dalam sistem bahasa, dan sistem organisasi sosial di Dairi. 3. Untuk mengetahui pengaruh pergeseran budaya Pakpak dalam sistem

6 bahasa, dan sistem organisasi sosial di Dairi. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan peneliti tentang Perkembangan Penduduk Serta Pengaruhnya Terhadap Pergeseran Budaya Pakpak di Dairi. 2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Perkembangan Penduduk Serta Pengaruhnya Terhadap Pergeseran Budaya Pakpak di Dairi. 3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya untuk mengetahui Perkembangan Penduduk Serta Pengaruhnya Terhadap Pergeseran Budaya Pakpak di Dairi. 4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami mengenai Perkembangan Penduduk Serta Pengaruhnya Terhadap Pergeseran Budaya Pakpak di Dairi. 5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama. 6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah.