BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2001, hlm. 22

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkatkan produktivitas. Di antara hal penting di zaman modern ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN SISTEM AKAD IJARAH SERTA RELEVANSINYA DENGAN PERLINDUNGAN INVESTOR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia selama ini, tentu

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. perubahan Undang-Undang perbankan melalui Undang-Undang Nomor 10. produk perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

Konversi Akad Murabahah

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Zaman telah berkembang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang. dalam perbankan syariah disebut syariah card.

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter tahun 1997, Perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di

Kartu Kredit Syariah dalam Tinjauan Islam

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Februari Kampanye ``Stop Bayar Pajak`` tersebut menyuarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. musyarakah dengan akad ijarah atau bai. Yang mana akad musyarakah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 yang disusul dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari perkembangan teknologi bahkan seiring dengan perkembangan teknologi itu ternyata mampu mendorong semakin berkembangnya ekonomi modern sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menuntut adanya sebuah cara cepat, tepat, aman, dan tentu juga halal untuk mempermudah dalam transaksi bisnis. Dan salah satu hasil dari pemanfaatan tersebut adalah melalui sebuah alat transaksi yakni kartu kredit. 1 Seiring dengan perkembangan dunia Perbankan di Indonesia Bank-Bank yang ada berusaha untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya guna menarik nasabah 1 Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Baking Cards Syariah (Kartu Kredit Dan Debit Dalam Perspektif Fiqih (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 1.

baru dan juga untuk menjaga loyalitas nasabah lama dengan selalu memunculkan produk-produk terbaru dengan dilengkapi fasilitas yang canggih. 2 Tidak heran jika banyak Bank mengeluarkan produk-produk baru dalam dunia perbankan sehingga dapat meningkatkan pelayanannya yang akhirnya dapat menarik perhatian para nasabah atau calon nasabah, salah satunya yaitu penggunaan kartu kredit yang telah banyak diketahui oleh kalangan masyarakat. Kartu kredit merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh Bank dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Kartu kredit diberikan kepada pemegang untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat yang telah mengadakan kerjasama dengan penerbit dari kartu tersebut. Kartu kredit di samping berfungsi sebagai alat pembayaran dapat pula berfungsi sebagai alat ligitimasi bagi seseorang yang namanya tercantum di dalam kartu yang bersangkutan hingga orang dengan identitas tersebutlah yang berhak menggunakan fasilitas yang diberikan oleh kartu kredit yang bersangkutan. Sebagai alat pembayaran kartu kredit merupakan bentuk evolusi dan inovasi besar dalam perjalanan sejarah sistem pembayaran dan transaksi perdagangan suatu perekonomian modern. Dengan berbagai keunggulan yang ada pada kartu kredit pertumbuhan pemakai dan penyedia kartu kredit semakin pesat dan luas. Bahkan setiap Bank atau lembaga keuangan berusaha untuk mendapatkan pengguna kartu kredit sebanyak mungkin dengan persyaratan yang semakin mudah dan ringan. 2 A. Jones Sally, The Law Relating to Credit Crads (London, BSP Profesional Books, 1989), 76.

Kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan kartu kredit dalam memenuhi kegiatan ekonomi menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran tingkat keamanan teknologi baik keamanan kartu maupun keamanan sistem yang digunakan untuk memproses transaksi alat pembayaran dengan mengunakan kartu kredit perlu ditingkatkan agar penggunaan kartu sebagai alat pembayaran dapat senantiasa berjalan dengan aman dan lancar. 3 Berkaitan dengan teknologi yang saat ini digunakan dalam kegiatan kartu kredit yaitu magnetic stripes yang dinilai semakin rawan terhadap berbagai modus operandi kejahatan (fraud), perlu diatur kewajiban penyelenggaraan untuk meningkatkan keamanan. Dalam transaksi modern keberadaan kartu kredit terbukti menjanjikan kemudahan dalam melakukan pembayaran namun perlu diketahui tanpa adanya etika bisnis yang mendasarkan pada prinsip-prinsip syariah kartu kredit yang seharusnya berfungsi sebagai sarana kemudahan justru membentuk tradisi riba dan perilaku konsumtif yang merugikan. Bagi Bank konvensional kartu kredit merupakan suatu produk yang dapat memberikan nilai jual yang cukup tinggi. Tujuan Bank mengeluarkan kartu kredit ialah untuk memberikan kemudahan dalam bertransaksi karena berfungsi sebagai pengganti uang dalam sebuah transaksi pembayaran, kartu kredit juga cenderung dapat menyebabkan seseorang untuk berperilaku konsumtif tidak sedikit orang terlena 3 Subagyo,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,ed.2,cet.2, (Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2005), 39.

dengan kemudahan dalam penggunaan kartu tersebut sehingga pengeluaran dana membengkak bahkan melebihi kapasitas dana yang dimiliki. 4 Namun tanpa diikuti oleh etika bisnis yang memadai tidak sedikit para pemegang kartu kredit mengalami keterlambatan pembayaran tagihan, akibat keterlambatan tersebut akhirnya mereka terbebani bunga kredit yang cukup tinggi dan tagihan atas penggunaan sejumlah dana yang terus bertambah, apabila tidak segera dilunasi berarti tagihan akan membengkak baik disebabkan oleh penggunaan dana itu sndiri maupun beban bunga yang terus berbunga karena itu pemanfaatan kartu kredit melalui kompensasi bunga (Riba) pasti akan menjerumuskan bagi pemakainya ke dalam kesengsaraan. 5 Pernyataan ini disebutkan dalam Firman Allah SWT: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu, dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya Aqad (perjanjian) mencakup janji prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. Berdasarkan prinsip-prinsip syariah serta fenomena pesatnya perkembangan kartu kredit dengan berbagai fasilitas kemudahan yang ada di dalamnya telah pula mendorong Bank syariah atau lembaga keuangan islami lainnya mencoba untuk ikut 4 Andy Wandkk, Prospek Bank Syariah Pasca Fatwa MUi (Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 1992), 26. 5 Ester Dwi Maghfirah,Prospek Perbankan Syariah Pasca Fatwa MUI (Jakarta: Gempita Cahaya,2005), 45.

menerbitkan kartu kredit islami (Islamic credit card). Sebagai tindak lanjut pada tahun 2006 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa No:54/DSN-MUI/X/2006 tentang berlakunya syariah card. Syariah card adalah kartu kredit yang yang diterbitkan oleh Bank-Bank syariah yang memiliki dasar hukum yang digunakan. 6 Selain mengacu pada undang-undang (UU) Perbankan,juga kepada UU Perbankan syariah dan fatwa Dewan Syariah Nasional. Dalam syariah card ada beberapa aqad yang digunakan diantaranya kafalah, qard, dan ijarah. selain perbedaan pada akad-akad yang digunakan syariah card juga terdapat batasanbatasan yang ditetapkan oleh fatwa Dewan Syariah (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.54 Tahun 2006 Tentang syariah card. Penerbitan syariah card sebagai alat pembayaran tergolong masih baru dikalangan masyarakat karena selama ini masyarakat lebih dulu mengenal dan menggunakan kartu kredit konvensional maka masih banyak kalangan yang tidak mengetahui dan memahami mengenai syariah card ini, untuk itu masyarakat perlu lebih banyak mengetahui syariah card dalam penggunaannya serta batasan apa saja yang terdapat syariah card agar masyarakat dapat menggunakan syariah card sesuai dengan kaidah-kaidah syariah. 7 Penggunaan syariah card sering diidentikkan untuk kalangan menengah keatas dan hanya digunakan untuk orang-orang yang sudah bekerja, namun seiring 6 Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 87 7 Teddy Pawitra, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (Bandung PT. Remaja Rosdakarya,2002), 43.

dengan perkembangan ekonomi syariah yang sangat pesat kartu kredit tidak hanya digunakan untuk kalangan menengah keatas, semua kalangan masyarakat dapat menggunakan syariah card sesuai dengan kebutuhan yang sesuai dengan batasanbatasan dalam syariah card. Seperti halnya yang terjadi di Pondok Pesantren Darul Ulum jombang yang mayoritas Santriwatinya di Asrama hurunn Inn telah memiliki dan menggunakan Syariah card dalam bertransaksi sesuai dengan kebutuhan yang tidak berlebihan dan sesuai dengan aturan-aturan syariah. Penggunaan syariah card di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang sudah lama dilakukan sejak awal tahun 2010 salah satunya di asrama hurun Inn yang merupakan salah satu Asrama santriwati di Pondok Pesantern Darul Ulum Jombang, setiap santriwati di Asrama hurun Inn mempunyai syariah card yang dapat digunakan untuk bertransaksi, hal ini bertujuan untuk memfasilitasi Santriwati Asrama hurun Inn dan juga bertujuan mengenalkan produk syariah card kepada Santriwati Asrama hurun Inn. Banyak Santriwati yang hanya mengetahui bahwa syariah card tidak memakai bunga didalamnya dan terjangkau untuk digunakan dalam bertransaksi namun sebagian besar Santriwatri hurun Inn belum mengetahui secara luas mengenai syariah card dari mulai akad yang digunakan sampai batasanbatasan penggunaan pada syariah card. Dengan adanya fatwa DSN-MUI tentang syariah card No.54/DSNMUI/IX/2006 tanggal 11 oktober 2006. Santriwati dapat membaca, memahami dan mengetahui isi dari fatwa tersebut serta dapat menjalankan aturan-

aturan yang ada yang telah dikemukakan dalam fatwa tersebut, fatwa ini merupakan landasan yang sangat kuat sehingga setiap santriwati akan lebih memahami semua hal yang berkaitan dengan penggunaan Syariah card. Didalam Fatwa tersebut telah dijelaskan secara rinci mulai dari akad sampai dengan denda yang ada dalam syariah card. 8 Seluruh Santriwati yang dapat memahami secara keseluruhan mengenai isi fatwa tersebut maka setiap santriwati di hurun Inn yang menggunakan syariah card dapat menggunakannya dengan baik sesuai sesuai kaidah-kaidah Syariah dan tidak menyalahgunakan syariah card dan menggunakannya secara berlebih-lebihan. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penggunaan Syariah Card di Kalangan Santriwati Hurun Inn Pondok Pesantren Darul Jombang Berdasarkan Ketentuan Fatwa DSN-MUI NO 54 DSN- MUI/X/2006 Tentang Syariah Card B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah Penggunaan syariah card Di Kalangan Santriwati hurunn Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang? 8 Ahmad Gozali, Serba-serbi Kredit Syariah Jangan Ada Bunga Diantara Kita (Jakarta: Elex Media Kompetindo, 2005)

2) Bagaimanakah Tinjauan Fatwa NO: 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang syariah Card Terhadap Penggunaan syariah card Di Kalangan Santriwati hurun Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok bahasan maka kami rasa perlu adanya batasan-batasan yang jelas yaitu hanya mendeskripsikan Pelaksanaan Penggunaan syariah card terhadap santriwati Pondok Pesantren Darul Ulum. Santriwati disini yaitu Santriwati Asrama Hurunn Inn. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui penggunaan syariah card terhadap santriwati hurunn Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. 3) Untuk mengetahui Tinjauan Fatwa NO: 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card Terhadap Penggunaan syariah card Di kalangan Santriwati hurun Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. E. Definisi Operasional Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa kata kunci yang sangat erat kaitannya dengan penelitian ini. 1. Kartu kredit adalah kartu berbentuk plastik yang dikeluarkan oleh pihak Bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang. 9 9 Hafifi dan Rusyadi, Kamus Arab, Inggris, Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 321

2. syariah card adalah kartu yang diterbitkan oleh Bank-Bank syariah yang memiliki dasar hukum yang digunakan sesuai dengan prinsip syariah. 3. Santriwati adalah murid perempuan yang belajar agama pada sebuah pondok pesantren dan belajar pada ustadz serta ustadzah di dalam pondok pesantren tersebut. 10 F. Manfaat Penelitian Berpijak pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat baik secara teorotis maupun secara praktis dalam dunia akademis maupun dalam dunia masyarakat, adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Untuk menambah khazanah keilmuan terutama dibidang ilmu hukum Islam dan semoga bisa dijadikan sumber acuan keilmuan dan pemikiran untuk perkembangan ilmu pengetahuan penulis sendiri dan masyarakat luas serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan muamalah pada umumnya dan khususnya menyangkut penggunaan syariah card. 2. Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada masyarakat maupun kepada santriwati Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang sebagai pelaku pengguna syariah card mengenai 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 887.

pelaku pengguna dengan harapan praktik penggunaan syariah card akan sesuai dengan fatwa Fatwa No:54/DSN-MUI/X/2006 tentang berlakunya syariah card. G. Sistematika Pembahasan Untuk menggambarkan bentuk penelitian ini secara jelas dan menyeluruh maka peneliti menyusun sebuah sistematika pembahasan yang bertujuan untuk mempermudah dalam pembacaannya. Bab pertama, mengemukakan pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Defisi Operasional, Manfaat Penelitian Dan Sistematika Pembahasan. Pendahuluan ini ditulis bertujuan untuk memberikan penjelasan pokok tentang bahasan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini. Selain itu juga bertujuan untuk mengantarkan peneliti pada bab selanjutnya. Bab Kedua, merupakan kajian teori yang memuat tentang pengertian Kartu kredit, Syariah Card, Ruang Lingkup syariah card, syariah card Dipandang Dari Sudut Hukum Islam, Batasan Penggunaan syariah card Oleh DSN-MUI, Dasar Hukum Penerbitan syariah card, Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Fatwa No54/DSN-MUI/X/2006 Tentang syariah card, Perbedaan Kartu Kredit Konvensional Dan syariah card, Kelebihan Syariah card, Kelemahan Syariah card, Peluang dan Tantangan syariah card, Daya Saing Dalam syariah card, Pada bab ini juga diungkap hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

Bab Ketiga, yaitu mengenai Metode Penelitian yang memuat Lokasi Penelitian, Pendekatan Penelitian, Jenis Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data. Bab Keempat yaitu merupakan pemaparan dan Analisis Data yang meliputi Gambaran Obyektif Penelitian, baik mengenai kondisi geografis,sejarah berdirinya pondok pesantren darul ulum,visi dan misi pondok pesantren darul ulum, Struktur kepengurusan pondok pesantren Darul ulum, Unit asrama, Fasilitas umum di pondok pesantren darul ulum, Lembaga pendidikan pondok pesantren darul ulum serta paparan dan analisis hasil penelitian. Bab Kelima yaitu berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran yang diambil dari penelitian.