LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI KLINIK SARI MEDAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh: Wiwiningsih

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

DINA PERTIWI KARYA TULIS ILMIAH. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

DEWI SUSANTI ( S)

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN BANTAN KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Transkripsi:

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI APIPATRI LAHABU NIM : 841 410 068 Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi PEMBIMBING I PEMBIMBING II Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns, M.Kep dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes NIP. 19811014 200501 2 002 NIP. 19830519 200812 2 002

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Sri Apipatri Lahabu NIM 841410068 Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Email: patrilahabu_syzta@yahoo.co.id ABSTRAK Sri Apipatri Lahabu 1. 2014. Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Rini Fahriani Zees S.Kep, Ns, M.Kes dan dr. Vivien Novarina Kasim M.Kes Pembimbing II. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di Puskesmas Global Telaga pada tahun 2013 dengan jumlah sampel 48 ibu menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji fisher. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,000, α=0,05). Penelitian ini diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat lebih intens dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan lebih mensosialisasikan pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif 1 Sri Apipatri Lahabu, 841410068. Jurusan Keperawatan FIKK UNG Rini Fahriani Zees, S.Kep,Ns,M.Kep, dr. Vivien Novarina Kasim, M.Kes

Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik dan paling sempurna yang disediakan untuk bayi. Keunggulan ASI perlu ditunjang dengan cara pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD (30 menit pertama bayi harus sudah disusukan) kemudian pemberian ASI saja sampai bayi umur 6 bulan (ASI eksklusif). Selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha- usaha atau pengelolaan yang benar, agar setiap ibu dapat menyusui sendiri bayinya (Agustina, 2012). IMD terbukti dapat mencegah 22% risiko kematian pada bayi baru lahir. Selain itu, bayi bisa menyusu dalam 20-30 menit pertama setelah lahir. Hal ini akan membangun reflex mengisap pada bayi sehingga proses menyusu berikutnya akan lebih baik. Sebaliknya, bayi yang tidak segera menyusu hanya akan bertahan menyusu selama tiga bulan. Selama ini, masih banyak ibu-ibu yang mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya. Hal ini disebabkan kemampuan bayi untuk mengisap ASI kurang sempurna sehingga secara keseluruhan proses menyusu terganggu. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan menurun selama 3 tahun terakhir. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan 62% pada tahun 2007 turun menjadi 56% pada tahun 2008. Sedangkan di tahun 2008 pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan turun menjadi 24% (Prasetyawati, 2012). Proses IMD menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Stimulasi produksi ASI akan terbentuk sejak bayi menyusu dini

sehingga ibu dapat menyusui bayinya secara eksklusif. Tidak ada alasan lagi ASI kurang, atau ASI tidak keluar yang sering kali menjadi penghambat Ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan (Depkes RI, dalam Juliastuti, 2011: 19) Penelitian oleh Fika dan Syafiq (2003) menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui segera stelah lahir, hasilnya delapan kali lebih berhasil dalam menajalani ASI eksklusif. Berdasarkan data RISKESDAS 2013, presentase Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi baru lahir di Indonesia sebesar 34,5% sedangkan presentase pemberian ASI saja tanpa makanan pendamping lain sejak bayi berusia 0 bulan hingga 6 bulan (ASI eksklusif) adalah sebesar 30,2 %. Gorontalo mendapatkan peringkat ke 4 tertinggi dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu sebanyak 42,7% bayi mendapat ASI dalam 1 jam kelahirannya (IMD) (Trihono, 2013). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pada tahun 2009 sebesar 27,2%, meningkat pada tahun 2010 menjadi 37,4%, pada tahun 2011 sebesar 49,6% dan menetap di angka 49,9% di tahun 2012 kemudian kembali terjadi peningkatan menjadi 51,8% pada tahun 2013. Sedangkan untuk Kabupaten Gorontalo mendapatkan peringkat 5 terendah untuk pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 66,9% pada tahun 2013%. Hasil studi pendahuluan dengan 10 orang ibu yang mempunyi bayi berusia 6 bulan. 3 orang di antaranya tidak melaksanakan inisiasi menyusui dini dan

hanya dapat memberikan ASI saja sampai bayi berusia 3 bulan. 7 orang ibu di antarnya melaksanakan inisiasi menyusui dini dan dapat memberikan ASI saja hingga 6 bulan. Dari latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui Hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Maret 11 April 2014. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu satu penelitian dimana factor resiko/penyebab dan efeknya diambil pada saat yang bersamaan (Supardi & Rustika 2013). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu keberhasilan pemberian ASI eksklusif diidentifikasikan pada saat ini. Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang menggunakan sampel dalam mengambil kesimpulan pada populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Puskesmas Global Telaga pada bulan Januari Desember 2013 berjumlah 159 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling sampel dengan jumlah sampel 48 ibu.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisa Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran dari variabel yang diteliti yaitu pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo. Responden yang diteliti sebanyak 48 orang. 1. Karakteristik Responden a. Umur Ibu Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo disajikan sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur Ibu (Tahun) Frekuensi % < 20 20 35 > 35 2 40 6 4,2 83,3 12,5 Total 48 100 Sumber Data Primer Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu 40 orang (83,3%). Kemudian untuk kelompok umur < 20 tahun berjumlah 2 orang (4,2%). Kelompok umur > 35 tahun berjumlah 6 orang (12,5%). b. Lama Menyusui Distribusi responden berdasarkanlama menyusui disajikan sebagai berikut:

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menyusui Bayi Lama Menyusui (Bulan) Frekuensi % 0-6 28 58,3 > 6 6 12,5 < 6 14 29,2 Total 48 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan distribusi frekuensi responden menunjukkan bahwa sebagian kecil kelompok responden dengan waktu lama menyusui 0-6 bulan berjumlah 28 orang (58,3%), sebagian lagi berada di kelompok < 6 bulan dengan jumlah 14 orang (29,2%), sedangkan 6 orang (12,5%) lainnya berada di kelompok lama menyusui > 6 bulan. c. Pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan responden disajikan sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frekuensi % SD SMP SMA PT (Perguruan Tinggi) 12 11 16 9 25 22,9 33,3 18,8 Total 48 100 Sumber : Data Primer Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan menunjukkan bahwas ebagian besar responden dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 16 orang (33,3%) dan responden dengan tingkat pendidikan lebih tinggi yaitu perguruan tinggi hanya sebanyak 9 orang (18,8%).

d. Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan disajikan sebagai berikut: Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi % Tidak bekerja Bekerja 38 10 79,2 20,8 Total 48 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki pekerjaan sebanyak 38 orang (79,2%) dan sebagian kecil yang memiliki pekerjaan berjumlah 10 orang (20,8%). 2. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Distribusi responden berdasarkan pelaksanaan IMD disajikan sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Frekuensi % Tidak melaksanakan IMD Melaksanakan IMD 19 29 39,6 60,4 Total 48 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan jumlah 29 orang (60,4%) dan sebagian kecil tidak melaksanakan IMD berjumlah 19 orang (39,6%). 3. Pemberian ASI Ekslusif

Distribusi responden berdasarkan pemberian ASI ekslusif disajikan sebagai berikut: Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Keberhasilan Pemberian ASI Frekuensi % eksklusif Tidak berhasil Berhasil 20 28 41,7 58,3 Total 48 100 Sumber :Data Primer Berdasarkan distribusi frekuensi responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan jumlah responden 28 orang (58,3%), dan responden yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya berjumlah 20 orang (41,7 %). Analisa Bivariat Tabel 7 Distribusi Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pelaksanaan IMD Keberhasilan ASI eksklusif Total Tidak Berhasil Berhasil p value N % N % N % Tidak melaksanakan IMD 19 39,6 0 0 19 39,6 Melaksanakan IMD 1 2,1 28 58,3 29 60,4 0,000 Total 27 41,7 28 58,3 48 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa ibu yang tidak melaksanakan IMD dan tidak berhasil memberikan ASI eksklusif berjumlah 19 orang (39,6%), tidak didapatkan ibu yang tidak melaksanakan IMD dan berhasil dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang melaksanakan IMD dan tidak berhasil dalam memberikan

ASI eksklusif berjumlah 1 orang (2,1%), ibu melaksanakan IMD dan berhasil memberikan ASI eksklusif berjumlah 28 orang (58,3%). Pembahasan 1. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan jumlah 29 orang (60,4%). 19 responden yang tidak melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berdasarkan data sekunder dari buku partus Puskesmas Global Telaga dan wawancara dengan responden menyatakan bahwa 19 orang responden yang tidak melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) disebabkan karena adanya gangguan atau komplikasi pada persalinan misalnya perdarahan. Dari hasil penelitian dapat di analisa bahwa sebagian besar responden di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga sudah cukup baik dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Hal ini disebabkan karena bidan penolong di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga sudah dilatih untuk melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan sudah menjadi protap di Puskesmas Global Telaga untuk melaksanakan IMD kepada ibu yang bersalin di Puskesmas tersebut, sehingga akan membantu keberhasilan pemberian ASI eksklusif sebab salah satu faktor keberhasilan ASI eksklusif di mulai dari terlaksananya Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Sejalan dengan peraturan pemerintah RI No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI ekslusif dinyatakan bahwa tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas kesehatan wajib melakukan Inisiasi Menyusui Dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 jam (Sejatiningsih, 2010). Berdasarkan hal tersebut program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sangat perlu dilakukan, dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga akan membantu kelancaran ibu dalam memberikan ASI eksklusif. 2. Pelaksanaan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Global Telaga Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berhasil memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga berjumlah 28 responden (58,3%). Sebagian besar responden yang dapat memberikan ASI eksklusif tersebut merupakan responden yang tingkat pendidikannya sedang dan tidak bekerja (IRT). Dari hasil penelitian dapat dianalisa bahwa sebagian besar ibu di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga berhasil memberikan ASI eksklusif. Responden yang dapat memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga tersebut dikarenakan anjuran dari dokter/bidan dan mendapat pemahaman melalui penyuluhan yang dilaksanakan di posyandu di masing-masing desa responden, kemudian responden mempunyai banyak waktu di rumah untuk menyusui bayinya secara eksklusif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil jawaban kuisioner, bahwa sebagian besar responden yang dapat memberikan ASI eksklusif tidak memiliki pekerjaan di luar

rumah sehingga responden mempunyai banyak waktu luang di rumah untuk mengasuh dan menyusui bayinya maka pemberian ASI eksklusif akan terpenuhi. 19 responden yang tidak dapat memberikan ASI eksklusif disebabkan karena adanya keyakinan responden bahwa belum genap 6 bulan masa ASI eksklusif, bayinya sudah minta diberi makanan. Kemudian sebagian kecil responden berpendidikan tinggi dan memiliki pekerjaan di luar rumah. Hal ini ditunjukkan melalui jawaban salah satu responden pada kuisioner yang menyatakan bahwa bayi saya sudah minta makan, ASI tidak cukup dan responden lainnya mengatakan saya tidak punya banyak waktu di rumah untuk menyusui sehingga responden sudah memberikan makanan pendamping ASI dan susu formula kepada bayinya. Sejalan dengan hasil penelitian Syamsyianah (2010), bahwa alasan ibu balita tidak melakukan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan karena harus membantu suami mencari nafkah serta kemudahan mengganti pemberian ASI dengan susu formula. 3. Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Ibu yang dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya telah melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan dapat memahami pentingnya ASI eksklusif. Hal ini dapat ditunjukkan pada pertanyaan Apakah ibu memberikan ASI saja secara terus menerus kepada bayi

ibu sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan/minuman tambahan lainnya? sebanyak 28 (58,3%) responden menjawab ya, dengan alasan cenderung karena ibu memahami pemberian ASI eksklusif dan tidak sedikit juga yang dianjurkan oleh dokter, bidan atau tenaga kesehatan lainnya pada saat penyuluhan di posyandu dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo. Hal ini didasarkan pada hasil uji korelasi fisher yang diperoleh ρ value 0,000 (ρ < 0,05). Peneliti menggunakan uji korelasi fisher karena uji fisher merupakan uji alternatif ketika uji chi square tidak memenuhi syarat untuk digunakan, yaitu adanya nilai expectasi tabel 2,1 % dan 0%. Penelitian yang dilaksanakan oleh Dinartiana & Sumini pada ibu yang mempunyai bayi 7-12 bulan di kota Semarang didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di Kelurahan Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini melibatkan 40 orang ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di kelurahan Gunungpati Kota Semarang, dengan hasil penelitian ibu yang berhasil memberikan ASI secara eksklusif yaitu sebesar 85,0% dan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif sebesar 15%. Kesimpulan

1. Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun (83,3%) dengan lama menyusui bayinya 0-6 bulan (58,3%), berpendidikan SMA (33,3%), dan tidak bekerja (79,2%). 2. Sebagian besar ibu di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga melaksanakan IMD (60,4%). 3. Sebagian besar ibu di wilayah kerja puskesmas Global Telaga berhasil memberikan ASI eksklusif (58,3%). 4. Ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Global Telaga Kabupaten Gorontalo (p = 0,000) (p 0,05). Saran 1. Bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan promosi ASI eksklusif serta lebih mensosialisasikan ASI eksklusif kepada ibu bekerja dan tidak bekerja, hal ini dapat dilaksanakan sejak ibu memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan. 2. Bagi ibu agar lebih menyiapkan diri untuk memberikan ASI eksklusif sejak hamil, sehingga ASI dapat keluar dengan lancar setelah bersalin dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi dan menjaga kesehatan tubuh. 3. Bagi institusi agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi yang bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan dan meneliti variabel yang berbeda yang berhubungan dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif. Daftar Pustaka Agustina F. 2012. Gambaran Posisi Menyusui yang Paling Sering dilakukan Ibu di Kecamatan Medan Helvetia. Skripsi, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Dinartiana &Sumini. 2011. Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 Bulan di Kota Semarang. 1(2): 3. jurnal.abdihusada.ac.id diakses 08 Januari 2014. Fikawati S. 2003. Hubugan antara Menysui Segera (immediate breastfeeding) dan Pemberian Asi Eksklusif sampai dengan Empat Bulan. Juliastuti R. 2011. Hubungan Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif. Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Prasetyono, D. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif, Pengenalan Praktek dan Kemanfaatannya. Yogyakarta: Diva Press. Prasetyawati A. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) : Dalam Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Muha Medika. Roesli. 2007. Air Susu Ibu (ASI) Anugerah Tuhan yang Tersia-siakan: Informasi Terpilih untuk pra Insan Pers. Depkes RI Jakarta.

Roesli. 2008. Mengenal Inisiasi Menyusui Dini (IMD) plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Syamsyianah. 2010. Hubugan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang ASI dan Lama Pemberian ASI Eksklusif pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Desa Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur. Vol 6(2). jurnal.unimus.ac.id. diakses 26 Juli 2014.