Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***)

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI FACTORS RELATED TO INITIATION OF BREAST-FEEDING EARLY

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Mike Ahyu Puspita*), Gipta Galih Widodo**), Indri Mulyasari***)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SUAMI UNTUK MENCEGAH HIV/AIDS DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

GAMBARAN MOTIVASI ANGGOTA FKD DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO ARTIKEL. Oleh : ISNA AOZIANTI NIM.

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

II. METODE PENELITIAN

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

Rutmina Fretti 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

Suryo Pratikwo 1, Millatin Puspaningtyas 2, Dyah Retno Sukmaningrum 3 Poltekkes Prodi Keperawatan Pekalongan ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

Yorry Sistianti 1), Yuli Trisnawati 2)

Sugiarti dan Vera Talumepa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN JENIS MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA DI DESA X KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN PTEMANGGUNG ARTIKEL

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KLINIK BERSALIN LINDA SILALAHI KECAMATAN PANCUR BATU

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

Oleh : Desi Evitasari, Selvia Septiani ABSTRAK. : Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Kelas Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Erlina Hadi Nur Pratiwi*), Auly Tarmaly**), Rosalina***)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

Nisa khoiriah INTISARI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP MOTIVASI IBO MEMBERI ASI PADA BAYI 0-6 BULAN. mira HP Abstrak

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Noor Cholifah a, Dwi Astuti b a,b. STIKES Muhammadiyah Kudus a. b

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DENGAN MOTIVASI IBU HAMIL DI PUSKESMAS UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***) *) Alumnus Program Studi Diploma IV-Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Inisiasi menyusu dini merupakan proses alami memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ungaran didapatkan jumlah ibu hamil dari trimester 1-3 sebanyak 55 ibu hamil, dari 8 responden yang diwawancarai 2 (20%) responden yang sudah bersedia melakukan inisiasi menyusu dini dan 6 responden (60%) tidak bersedia melakukan inisiasi menyusu dini karena ibu baru sekali mengikuti penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dengan motivasi ibu hamil di Puskesmas Ungaran. Desain penelitian menggunakan Deskriptif korelasi dengan intervensi pendidikan kesehatan. Populasi yaitu ibu hamil trimester II dan ibu hamil trimester III di Puskesmas Ungaran Semarang yaitu sebanyak 40 orang. Sampel 40 responden dengan menggunakan teknik Cross Sectional. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil dengan p value = 0,002 < α (0,05). Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan selalu dapat memberikan motivasi pada ibu hamil untuk melakukan inisiasi menyusu dini baik sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan.

ABSTRACT Early initiation is a natural process which provides an opportunity for the baby to seek and suck breast milk by hinself. Based on the preliminary study at Ungaran health center found that the pregnant women of first-third trimester were many as 55 mothers, and 2 of 8 respondents interviewed (20%) are already willing to commit early breaks feeding initiation and 6 respondents (60%) were not willing to make early breast feeding initiation because the mothers just once attendi the counseling program of early initiation. The purpose of this study wen to find the correlation between delivering information about early initiation and the pregnant women motivation at Ungaran health center. This was a descriptive-correlation study with health education intervention. The population in this study was the pregnant women in the second and third trimester at Ungaran Health Center, West Ungaran Sub-district Semarang Regency as many as 40 women. The samples in this study were 40 respondents sampled by using cross sectional technique. The data instrument used questionnaires. The results of this study indicate that there wen a correlation between delivering information about early initiation and the pregnant women motivation with the p value of 0.002 < α (0.05). The midwives and health workers are expected to provide motivation intensively for the pregnant mothers to implement the early initiation. Keywords: Health education, Knowledge, Motivation, Early Initiation PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Hatta, 2008). Beberapa faktor penghambat inisiasi menyusu dini salah kedinginan, setelah melahirkan bayinya ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya, kurangnya tenaga kesehatan, kamar bersalin atau kamar tindakan operasi terlalu sibuk, ibu harus dijahit, suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera diberikan setelah bayi lahir, bayi harus segera dibersihkan dan ditimbang dan diukur, bayi kurang siaga, kolostrum dan ASI saja tidak cukup untuk bayi, bayi memerlukan cairan lain sebelum menyusu (Rosita, 2008). Keberhasilan menyusui dini banyak dipengaruhi oleh sikap dan perilaku petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang pertama kali membantu ibu selama proses persalinan. Oleh karena itu sikap dan perilaku petugas kesehatan khususnya bidan yang didasari pengetahuan tentang IMD, ASI Eksklusif sebelumnya, besar pengaruhnya terhadap keberhasilan praktek IMD dan ASI Eksklusif itu sendiri (Aprilia, 2010). Keterlibatan tenaga kesehatan dan motivasi serta pengetahuan ibu tentang Inisiasi menyusu dini adalah kunci terjadinya Inisiasi Menyusu Dini (Gazali, 2010). Pemberian informasi penyuluhan diberikan oleh bidan pada saat ibu hamil melakukan kunjungan ANC atau pada saat posyandu, dalam hal ini bidan menyampaikan program inisiasi menyusu dini secara singkat. Ibu hamil yang berpendidikan diupayakan untuk mencari informasi tentang inisiasi menyusu dini 2 Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil Di Barat Kabupaten Semarang

melalui media, dan bagi ibu hamil yang tingkat pendidikannya rendah diupayakan untuk mengikuti penyuluhan. Program penyuluhan inisiasi menyusu dini di puskesmas Ungaran sudah disosialisasikan sejak 3 tahun yang lalu, dilihat dari jadwal penyuluhan yang dibuat puskesmas Ungaran yang salah satunya penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini pada ibu hamil. Dari hasil wawancara dengan 8 reponden rata-rata ibu hamil sudah pernah mendapat penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini. Dari 8 responden (80%) hanya 2 responden (20%) ibu hamil yang bersedia melakukan inisiasi menyusu dini dan 6 responden (60%) ibu hamil tidak bersedia melakukan inisiasi menyusu dini karena ibu yang baru sekali mendapat penyuluhan sebanyak 6 responden dikarenakan ibu jarang mengikuti kegiatan penyuluhan karena ibu bekerja dan ibu yang sudah mendapat penyuluhan tetapi merasa belum paham sebanyak 2 responden. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam rencana penelitian ini adalah: ada hubungan pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dengan motivasi ibu hamil di Barat Kabupaten Semarang? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dengan motivasi ibu hamil di bidan Puskesmas Ungaran Semarang? Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi bidan sehingga dapat diterapkan pada ibu hamil. BAHAN DAN CARA Desain Penelitian Penelitian yang sudah dilakukan menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menelaah adanya hubungan dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel dependen dan independen yang sekali pada saat pengukuran. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 di Puskesmas Ungaran Semarang Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 trimester II dan trimester III ibu hamil di Puskesmas Ungaran Semarang. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana sampel didasarkan pada suatu pertimbangan yang tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Pengumpulan Data Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung didapat dari sumber atau responden yang didapat dari kuesioner tentang motivasi ibu hamil terhadap inisiasi menyusu dini Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil 3 Di Barat Kabupaten Semarang

dan biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011). Analisis Data Analisis Univariat Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel tingkat hubungan informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dengan motivasi ibu hamil. Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk menghubungkan antara variabel bebas (informasi penyuluhan inisiasi menyusu dini) dengan variabel terikat (Motivasi ibu hamil) Untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak dengan menggunakan Chi Square. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Pemberian Penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Hamil Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Hamil di Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2015 Pemberian Penyuluhan tentang IMD Frekuensi Persentase (%) Kurang Baik 24 60,0 Baik 16 40,0 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pemberian penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini pada ibu hamil di Barat Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang baik, yaitu sejumlah 24 orang (60,0%). Motivasi Ibu Hamil dalam Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi Ibu Hamil dalam Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2015 Motivasi Ibu Hamil Frekuensi Persentase (%) Rendah Tinggi 23 17 57,5 42,5 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini di Barat Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori rendah, yaitu sejumlah 23 orang (57,5%). Analisis Bivariat Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan tentang IMD dengan Motivasi Ibu Hamil dalam Melaksanakan IMD Tabel 3. Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini dengan Motivasi Ibu Hamil dalam Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, 2015 Pemberian Penyuluhan tentang IMD Motivasi Rendah Tinggi Total f % f % f % Kurang baik 19 79,2 5 20,8 24 100 Baik 4 25,0 12 75,0 16 100 Total 23 57,5 17 42,5 40 100 ² p- value 9,416 0,002 Berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai ² hitung 9,416 dengan p-value 0,002. Oleh karena p-value 0,002 < 0,05, maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dengan motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini di 4 Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil Di Barat Kabupaten Semarang

Barat Kabupaten Semarang. Dari hasil uji juga diperoleh nilai Odds Ratio OR=11,40, ini artinya ibu yang mendapat penyuluhan kurang baik beresiko 11,4 kali lebih besar memiliki motivasi rendah dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini dibandingkan ibu yang mendapatkan penyuluhan yang baik. PEMBAHASAN Analisis Univariat Gambaran Pemberian Penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Hamil di Barat Kabupaten Semarang Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemberian penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini pada ibu hamil di Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi rendah yaitu sejumlah 24 responden (60,0%) dan sejumlah 16 responden (40%). Hal ini dapat disebabkan karena saat pemberian penyuluhan para bidan tidak menggunakan media, misalnya leaflet atau brosur. Selain itu, pemberian informasi penyuluhan dari tenaga kesehatan lain selain bidan juga memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau bidan tidak sesuai teori yang ada. Inisiasi menyusu dini merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah pada bayi baru lahir, untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara meletakkan bayi pada dada ibu, dan dibiarkan merayap untuk mencari puting susunya sendiri. Untuk melakukan program ini, harus dilakukan berbagai penyuluhan untuk mendorong agar ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini. Menurut Azwar dalam Fitriani (2011), menyatakan bahwa penyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan, dalam hal ini adalah melakukan inisiasi menyusu dini. Gambaran Motivasi Ibu Hamil dalam Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini di Barat Kabupaten Semarang Dalam penelitian ini ada 40 responden dimana didapatkan bahwa motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini di Puskesmas Ungaran Semarang, dalam kategori rendah sejumlah 23 orang (57,5%) dan dalam kategori tinggi sejumlah 17 orang (32,5%). Rendahnya motivasi ibu dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD) ini disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini itu sendiri. Kurangnya pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini terlihat dari minimnya penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini. Penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini memang pernah dilaksanakan tetapi masih belum mencakup semua kalangan. Selain itu, penyuluhan juga tidak menggunakan media. Sedangkan informasi tentang inisiasi menyusu dini dari sumber lain juga jarang didapatkan oleh ibu hamil. Rendahnya motivasi ibu dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini juga disebabkan pengetahuan keluarga yang kurang tentang inisiasi menyusu dini. Pengetahuan keluarga yang kurang tentang inisiasi menyusui dini juga menjadi penghambat motivasi ibu dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini. Hal ini karena ibu tidak mendapatkan dukungan dan dorongan dari keluarga. Untuk keberhasilan pelaksanaan inisiasi menyusu dini tentu dibutuhkan motivasi yang kuat bagi ibu hamil. Motivasi yang kuat dan terus dibangun sejak masa kehamilan akan mendorong ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan, Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil 5 Di Barat Kabupaten Semarang

sebaliknya motivasi yang lemah, sudah barang tentu akan menghambat tercapainya tujuan tersebut. Dalam konteks motivasi, keberhasilan inisiasi menyusu dini dengan cara membantu bayi mencari dan menyusu pada payudara ibu dengan nalurinya sendiri (breast crawl), dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menimbulkan motivasi itu sendiri baik faktor internal maupun faktor eksternal. Tetapi kenyataannya, sampai saat ini informasi mengenai berbagai faktor motivasi yang berperan terhadap perilaku Inisiasi Menyusu Dini masih sangat terbatas padahal informasi tersebut dapat membantu merumuskan strategi penerapannya secara efektif di masyarakat sehingga akan menunjang kelancaran program Inisiasi Menyusu Dini pada bayi yang baru lahir. Informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini akan membantu ibu hamil khususnya pada usia Trimester III yang sangat membutuhkan persiapan dalam menghadapi kelahiran. Selain itu, ketersediaan informasi mengenai berbagai faktor motivasi yang berperan terhadap Inisiasi Menyusu Dini dapat dipakai oleh berbagai elemen lainnya seperti tenaga kesehatan, dan juga keluarga yang akan digunakan untuk memotivasi ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini Analisis Bivariat Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini terhadap Motivasi Ibu Hamil dalam Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini di Barat Kabupaten Semarang. Ibu yang telah mendapatkan penyuluhan dengan baik, pengetahuan tentang inisiasi menyusu dininya akan meningkat, sehingga ibu mengetahui manfaat inisiasi menyusu dini baik bagi dirinya maupun bagi bayinya, akibatnya ibu terdorong untuk melaksanakan inisiasi menyusu dini demi kesehatan dirinya dan bayinya. Berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai ² hitung 9,416 dengan p-value 0,002. Oleh karena p-value 0,002 < 0,05, maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini terhadap motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini di Barat Kabupaten Semarang. Hubungan antara pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini terhadap motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini disebabkan motivasi ibu dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya. Oleh karena itu, ibu yang mendapat penyuluhan dengan baik, pengetahuannya tentang inisiasi menyusu dini akan meningkat, hal ini akan membuat ibu termotivasi dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini, karena ibu tahu manfaat dan pentingnya inisiasi menyusu dini bagi kesehatan ibu dan anaknya. Hasil penelitian di atas juga sama dengan apa yang dinyatakan Notoatmodjo (2011) bahwa persyaratan utama untuk masyarakat berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di segala program. Timbulnya motivasi harus bersumber dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya menstimulasikan saja. Untuk itu maka pendidikan, promosi kesehatan serta penyuluhan sangat diperlukan dalam rangka merangsang tumbuhnya motivasi. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari dalam melakukan penelitian ini masih terdapat berbagai keterbatasan dalam mengungkapkan suatu hubungan pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dengan motivasi ibu hamil di Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang 2015. Walaupun peneliti berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat hasil penelitian ini menjadi sempurna 6 Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil Di Barat Kabupaten Semarang

tetapi masih kurangnya komunikasi dari peneliti dengan responden dikarenakan keterbatasan menguasai bahasa. KESIMPULAN Pemberian penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini pada ibu hamil di Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang baik, yaitu sejumlah 24 orang (60,0%). Motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini di Barat Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori rendah, yaitu sejumlah 23 orang (57,5%). Ada hubungan yang signifikan antara pemberian informasi penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini terhadap motivasi ibu hamil dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini di Puskesmas Ungaran Semarang dengan p-value 0,002 < 0,05. SARAN Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan penyuluhan dalam memberian informasi tentang kesehatan khususnya inisiasi menyusu dini. Perlunya melakukan kerja sama dengan institusi kesehatan dan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini, yang disertai dengan menyediakan media yang baik agar masyarakat lebih mudah dalam memahami inisiasi menyusu dini. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan motivasi ibu dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta [2] Asisah Nurkhopipah. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang ASI Ekslusif Terhadap Motivasi Ibu Hamil Primigravida Dalam Memberikan ASI Ekslusif Di Desa Wangunsari, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran [3] Azwar, Azrul. 2014. Metode Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Tangerang: Binarupa Aksara [4] Fitriani, S. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. [5] Dahlan, Sopiyudin. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Saleba Medika [6] Latiefah. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Menyusui Primipara Di RB Harapan Kita Desa Sedadi Kecamatan Penawangan Kabupaten Purwodadi. Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. [7] Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta [8] Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta [9] Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta [10] Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika [11] Roesli Utami. 2007. Jangan tunda Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Trubus Agriwidya [12] Roesli, O. 2005. ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya [13] Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. [14] Rusmi. 2010. Teori Motivasi. Jakarta: Balai Pustaka Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil 7 Di Barat Kabupaten Semarang

[15] Sardiman. 2014. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo [16] Siswono.2006. Penyebab Kematian Bayi SDKI.2007.AKI dan AKB INDONESIA [17] Sugiono 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta [18] Sukmadinata. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Rosdakarya [19] Susyanti. 2011. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Media Leaflet Terhadap Motivasi Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran [20] Uno, Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara [21] Walgito. 2005. Promosi Kesehatan. Jakarta : Bumi Aksara [22] Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP [23] Wiknjosatro, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi menyusu Dini. Jakarta: JNPK-KR/ POGI [24] Wiknjosatro, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi menyusu Dini. Jakarta: JNPK-KR/ POGI [25] Wulansari, Dewi. 2013. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung : Refika Aditama [26] Yulianty R. 2010. Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Puskesmas Bromo Kota Medan [tesis]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara 8 Hubungan Pemberian Informasi Penyuluhan Kesehatan Tentang Inisiasi Menyusu Dini Dengan Motivasi Ibu Hamil Di Barat Kabupaten Semarang