BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

MAKALAH UNSUR UNSUR DAKWAH DAN HUBUNGAN ILMU DAKWAH DENGAN PSIKOLOGI. Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ilmu dakwah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain untuk memberikan informasi dan bahkan dapat merubah sikap,

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ).

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

SITI MEGAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. hidup umat beragama. Tetapi berlaku bagi seluruh pemeluknya, dakwah berarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat melalui cara-cara yang damai. Selama ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

Resume Tesis Oleh. Samsul Arifin Strategi Dakwah pada Kelompok Majlis Ta lim Abang Becak Surabaya

BAB II PEMIKIRAN DAKWAH DAN KONSEP ISLAM ANTI KEKERASAN

RUMUSAN MASALAH A. Apa pengertian ilmu dalwah? B. Bagaimana hubungan ilmu dakwah dengan ilmu lain?

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

BAB I PENDAHULUAN. menyeru dan memanggil baik itu lisan, tulisan maupun perbuatan.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan terbesar sebagai media imajinasi. 1. dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia secara individual menjadi manusia yang berakhlakul karimah,

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali ditempuh adalah melalui ajakan, seruan atau himbauan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian. mengenai metode pembentukan pribadi muslim menurut Prof. Dr.

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti jalan lurus yang telah digariskan oleh Allah SWT sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan dakwah dari da i kepada mad u. Dakwah merupakan

Seminar Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. mereka sekaligus pengantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia dalam segala ruang lingkup kehidupannya, tidak memandang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB IV METODE DAKWAH MUJADALAH DALAM PENYAMPAIAN MATERI DAKWAH DI MASJID AD- DU A KOTA BANDAR LAMPUNG. A. Metode Dakwah Mujadalah di Masjid Ad-du a

partisipan, terutama pihak pengirim komunikasi (komunikator), sering melupakan unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. canggih, manusia telah mampu menembus batas-batas geografis, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

BAB I PENDAHULUAN ! "#" $ "%&

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB IV ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN DAKWAH DEWAN PENGURUS PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (DPD PITI) TERHADAP KOMUNITAS ETNIS TIONGHOA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan!

BAB I PENDAHULUAN. karena berkembang tidaknya ajaran agama Islam dalam kehidupan. melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah.maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH IAIN WALISONGO SEMARANG TENTANG BLOG SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keharusan. Mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan ajakan manusia kepada jalan Allah yaitu Islam. Dalam

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khitabah adalah ajakan atau panggilan yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. Pada dasarnya khitabah merupakan penyampaian ajaran Islam yang dilakukan seorang komunikator (da i) kepada komunikan (mad u), baik secara lisan maupun bentuk sikap dan prilaku diarahkan suapaya timbul kesadaran dalam mengamalkan setiap ajaran Islam. Menurut Muhammad Al-Bahy, khitabah adalah merubah suatu situasi kesulitan menjadi lebih baik sesuai ajaran Islam. ( Didi Munadi Ardi, 2002:2). Asmuni Syukir berpendapat istilah khitabah dapat diartikan dari dua sudut pandang, yakni pengertian khitabah yang bersifat pembinaan dan pengertian khitabah sebagai pengembangan. khitabah yang bersifat pembinaan merupakan suatu usaha untuk mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar manusia tetap beriman kepada Allah. Sedangkan khitabah yang berarti pengembangan adalah usaha mengajak manusia yang belum beriman kepada Allah agar memeluk agama Islam. (Asmuni Syukir, 1983:20). Khitabah dilakukan dengan berbagai macam metode, dilihat dari situasi dan kondisi dalam penyampaian khitabah tersebut, diantaranya dengan menggunakan teknik tabligh yaitu dengan teknik khitabah atau biasa disebut juga dengan istilah 1

2 ceramah. Khitabah adalah metode dakwah yang banyak dilakukan para ulama dalam penyampaian ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia. Metode ini banyak digunakan karena khitabah lebih mudah dan praktis dalam menyelenggarakannya, seperti halnya di majelis taklim Matla un Anwar, dalam gerakan khitabahnya senantiasa menegakan amar ma ruf nahi munkar dengan memperhatikan keadaan dan kondisi objek sasaran dengan menggunakan metode serta cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat (mad u), yakni dengan teknik khitabah (ceramah). Teknik khitabah yang dilakukan oleh majelis taklim Matla ul Anwar disamping dilaksanakan dalam bentuk pengajian rutin di majels taklim, biasa juga dilakukan secara spontan, yakni pada peringatan hari besar Islam, seperti pada hari memperingati tahun baru Islam (1 Muharram), maulid Nabi Muhammad SAW dan yang lainnya. Secara faktual khitabah sering digunakan dalam pengajian majelis taklim, dengan teknik khitabahnya majelis taklim dapat dipandang sebagai basis penyebaran Islam secara konsisten, bahkan salah satu pengajian yang relatif tua usianya. Majelis taklim dapat disebut lembaga pendidikan non formal Islam, yang senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia serta meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan jamaahnya. Sebagai lembaga pendidikan non formal, majelis taklim memiliki karakteristik tersendiri yang diantaranya pengajian dilaksanakan secara berkala dan teratur dengan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak. Sebelum diadakan pengajian rutin oleh Majelis Taklim Matla ul Anwar, walaupun masyarakat 100 % adalah beragama Islam, namun masyarakatnya masih

3 banyak yang jauh dari nilai-nilai atau norma-norma ajaran Islam. Kondisi akhlak masyarakat sangat buruk, hal itu terbukti dengan banyaknya yang suka minumminuman keras, masyarakat banyak yang tidak menutup aurat dan dan banyak diantaranya yang enggan melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, seperti shalat jum at. Ironisnya yang berkelakuan seperti itu bukan hanya menimpa pada para remaja saja tapi ada juga orang tua yang melakukan hal serupa. Dengan kondisi masyarakat seperti ini perlu adanya suatu tindakan secara terus menerus agar masyarakat memiliki akhlak yang mulia yang sesuai dengan ajaran Islam. Realitas di atas merupakan masalah akhlak yang harus menjadi objek sorotan pemikiran semua pihak. Proses penanggulangannya harus bersifat berkesinambungan, oleh karena penyakit akhlak itu persoalan abstrak, maka penanggulangannya harus secara cepat dan tepat. Jika persoalan akhlak tidak segera diatasi maka akan melahirkan kecemasan semua pihak, yakni akan munculnya ketidak tentraman dan ketidak nyamanan dalam hidup bermasyarakat. Komunitas suatu masyarakat dimanapun mereka berada, warganya tidak akan tentram walaupun saling memahami antar satu sama lain dan saling tolong menolong tanpa diikat dengan tali yang kuat diantara mereka, yaitu akhlak yang mulia. Seandainya ada masyarakat yang hidup bahagia atas saling memberi manfaat dari sudut materi saja, tanpa ada tujuan yang lebih dari itu maka masyarakat perlu diselamatkan dengan akhlak, yakni dengan saling percaya dan amanah diantara mereka.

4 Akhlak yang mulia merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat dan tidak ada suatu masyarakat yang dapat tegak tanpa dilandasi dengannya, ketika akhlak sebagai penghubung persatuan antar semua anggota masyarakat itu hilang niscaya mereka akan tercerai berai, saling bertikai dan merampas hak antar sesama dan akhirnya akan mengantarkan mereka menuju pada kebinasaan. Namun setelah adanya pengajian rutin yang diadakan oleh Majelis Taklim Matla ul Anwar, dan setelah mereka mengikutinya kondisi akhlak msayarakat yang tadinya suka dan meminum minuman keras dan lain sebagainya, ada sebagian yang berubah kepada akhlak yang lebih baik yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Pengajian rutin di Majelis Taklim Matla ul Anwar telah berjalan cukup lama. Pengajian tersebut pertama kali didirikan oleh KH. Hadad Fahri pada tahun 1997 M. yang bertempat di Kp Pereng RT/RW 001/012 Desa Pangauban Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Pada awalnya didirikan majelis taklim Matla ul Anwar ini untuk memberantas kebodohan, dengan suatu fungsi yaitu dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Atas dasar latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang keberhasilan majelis taklim Matla ul Anwar dalam pembinaan akhlak masyarakat khususnya di RT/RW 001/012 Desa Pangauban. Oleh karena itu peneliti bermaksud membuat karya ilmiah dengan judul Peranan Majelis Khitabah Taklim Matla ul Anwar dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat.

5 B. Perumusan Masalah Dari latar belakang msalah diatas dapat ditegaskan beberapa perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi akhlak masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti khitabah dalam pembinaan akhlak masyarakat yang dilaksanakan oleh Majelis Taklim Matla ul Anwar? 2. Program-program pendekatan apa saja yang diadakan oleh Majelis Taklim Matla ul Anwar dalam pembinaan akhlak masyarakat? 3. Apa hasil-hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan khitabah di Majelis Taklim Matla ul Anwar dalam Pembinaan akhlak masyarakat? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu menjawab beberapa pokok permasalahan di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui kondisi akhlak masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti khitabah dalam pembinaan akhlak masyarakat yang dilaksanakan oleh Majelis Taklim Matla ul Anwar. 2. Untuk mengetahui program-program apa saja yang dilaksanakan oleh Majelis Taklim Matla ul Anwar dalam pembinaan akhlak masyarakat. 3. Untuk mengetahui hasil-hasil yang telah diacapai dari pelaksanaan khitabah Majelis Taklim Matla ul Anwar.

6 D. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis, diharapkan menjadi perangsang untuk penelitian lebih lanjut dalam memperkaya khasanah keilmuan dakwah dalam hal peranan majelis taklim khususnya dalam pembinaan akhlak masyarakat. b. Secara akademis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan diskusi serta acuan untuk mengembangkna ilmu dakwah, dalam hal ini peranan majelis taklim. c. Secara praktis, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kegiatan dakwah yang lebih baik, menggunakan khitabah dan materi yang sesuai dengan kebutuhan objek. E. Kerangka Pemikiran Akhlak adalah tabiat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan dengan mudah tanpa perlu berpikir dan mempertimbangkan terlebih dahulu (Syaikh Khumas, 2005:26-27). Akhlak merupakan manifestasi imani yang ada dalam diri kita. Sehingga tinggi rendahnya keimanan seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya (akhlak) sehari-hari. Prilaku manusia merupakan hasil pembentukan yang telah dibangun sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan ibunya. Prilaku manusia secara berulang dan menjadi kebiasaan ini akan berubah menjadi watak dan tabiat. Karenanya, apabila prilaku, sikap dan mentalnya telah terwujud menjadi karakter asli atau watak tabiatnya, maka umumnya hal tersebut sulit dirubah dan dipengaruhi.

7 Namun demikian tidak berarti prilaku atau tingkah laku tersebut tidak dapat dirubah. Dalam kajian ilmu komunikasi, tergambar dalam prilaku atau tingkah laku manusia sesungguhnya dapat dirubah, apabila faktor-faktor tertentu dari manusia tersentuh dan terbina dengan baik dari proses komunikasi yang dilakukan juga mampu mempengaruhi secara persuasif. Faktor-faktor penting yang menuntut perhatian bila hendak merubah prilaku atau akhlak manusia adalah isi pesan yang disampaikan, metode penyampaian, karakteristik komunikan, dan strategi pengemasan pesan, dan kemampuan melakukan rekayasa psikologis terhadap kelompok manusia yang akan dirubahnya. Upaya ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan namun diperlukan kesungguhan dan upaya yang maksimal berbagai pihak secara konsisten dan simultan. isyaallah prilaku manusia yang dipandang sulit bukan mustahil akan berubah dengan mudah. Akhlak merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena akhlak itulah manusia bisa selamat jika baik dan bisa celaka akibat dari akhlaknya yang buruk oleh karena itu perlu adanya pembinaan akhlak agar tetap nampak dalam akhlak yang baik untuk menyelamatkan hidupnya. Dalam Islam upaya merubah prilaku atau akhlak, sikap dan tabiat manusia kearah yang lebih baik yang sesuai dengan ajaran Islam disebut dakwah, sinonim kata dakwah adalah tabligh. (Didi Munadi Ardi, 2002:34-35). Dakwah Islam dapat dirumuskan sebagai kewajiban menyeru, mengajak dan memanggil manusia untuk mengesakan Allah (tawhidullah) melalui ahsan qawl,

8 amal salih, dan qala innani min al-muslimin (afirmasi ketundukan kepada Tuhan). (Aep Kusnawan, 2004:64). Unsur-unsur khitabah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan khitabah. Unsur-unsur tersebut adalah da i (pelaku khitabah), mad u (mitra khitabah), maddah (materi khitabah), wasilah (media Khitabah), thariqah (metode khitabah), dan atsar (efek khitabah). (M. Munir, 2006:21). Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diuraikan mengenai unsur-unsur dalam khitabah tersebut : 1. Da i Secara harfiah da i berarti pelaku khitabah atau tabligh. Pada dasarnya setiap muslim adalah da i. artinya setiap individu muslim terpanggil dan bertanggungjawab untuk menyapaikan ajaran Islam. 2. Mad u (objek) Islam diperuntukkan bagi seluruh manusia di muka bumi. Maka yang menjadi objek khitabah adalah segenap manusia, baik individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa-bangsa di seluruh penjuru dunia. 3. Maddah (materi) Semua yang menjadi syariat Islam itulah yang merupakan materi khitabah yang harus disampaikan. 4. Thariqah (metode) Sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi para da i dalam melaksanakan kegiatan khitabahnya.

9 5. Wasilah (media) Media berarti alat perantara. Yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai tujuan tertentu. Media ini dapat berupa barang (material), orang, tempat dan sebagainya. Kewajiban bertabligh dalam Islam bukan hal yang baru, kewajiban itu merupakan kewajiban asasi manusia untuk selalu menyeru kepada kebenaran. Alquran sejak awal telah mewajibkan umat Islam untuk menyeru manusia yang lain kepada nilai-nilai fitrah (kemanusiaan). Dalam hal ini Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat Nya, seperti yang tersirat dalam Q.S Ali Imran 104 Artinya Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Depag RI, 1989:93). Begitu pentingnya tabligh dalam aktivitas positif yang konstuksif dalam mengubah akhlak masyarakat kearah yang lebih baik yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam khitabah seorang da i harus memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan, dalam hal ini berkhitabah tidak dibenarkan dengan cara memaksakan hal-hal yang sifatnya membebani masyarakat. Melainkan berkhitabah dilaksanakan harus secara bijaksana, lemah lembut, penuh toleransi dan sebagainya. Seperti yang tercantum dalam Q.S An-Nahl 125

10 Artinya serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(depag RI, 1989:421) Menurut ayat tersebut, orang yang khitabah atau bertabligh supaya menggunakan metode-metode sebagai berikut: a. Dengan hikmah adalah dengan cara bijaksana dan benar yang dapat membedakan antara yang baik dan yang bathil. b. Dengan mau idzah (pengajaran) yang baik dan bisa diterima. c. Dengan mujadalah (dialog) yang paling baik (tertib dan terarah). Untuk lebih mempermudah penelitian ini, penulis memberikan teori yang menggambarkan mekanisme proses terjadinya prilaku, menurut Onong Uchayana (1993:254) yang lazim disebut teori S-O-R, sebagai singkatan dari Stimulus- Organism-Respon ini semua dari psikologi lalu kemudian menjadi teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek dari psikolagi dan komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya melalui komponen-komponen: sikap, opini, prilaku, kognisi, apeksi dan konasi. Menurut stimulus respon ini, efek yang di timbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi mad u. jadi unsur dalam model ini adalah:

11 1. Pesan (Stimulus, S) 2. Komunikan (Organism, O) 3. Efek (response, R) Stimulus Organisme Perhatian Pengertian penerimaan Response (perubahan sikap) Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Proses tersebut menggambarkan perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu, yaitu : 1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak, apabila proses terhenti, ini berarti bahwa stimulus yang masuk kepada organisme tidak efektif, maka tidak ada perhatian organisme. 2. Jika stimulus mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimuli. 3. Kalau organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesedian untuk perubahan sikap. Dalam proses

12 perubahan sikap ini terlihat bahwa sikap dapat berubah, hanya jika rangsangan yang diberikan benar-benar melebihi rangsangan semula. F. Langakah-langakah Penelitian Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut: 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat RW 012 Desa Pangauban, Kecamatan pacet, Kabupaten Bandung. alasan memilih dan menentukan lokasi tersebut, terdapat masalah yang datanya bisa didapat dan lokasi penelitian mudah dijangkau, sehingga diharapkan pengumpulan data penelitian dapat diperoleh secara akurat, cermat dan detail. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. (Moh. Nazir, ph. D, 1985:63). Dengan metode ini tujuannya yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat dan hubungan fenomena mengenai peranan khitabah terhadap pembinaan akhlak masyarakat.

13 3. Jenis Data Jenis data yang diperlukan jenis data melalui pendekatan kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. (Lexy moleong, 1993:3). Data melalui pendekatan kualitatif yaitu yang berkaitan dengan: a. Data tentang pelaksanaan khitabah di majelis taklim Matla ul Anwar dalam pembinaan akhlak masyarakat. b. Data tentang hasil-hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan khitabah di majelis taklim Matla ul Anwar dalam pembinaan ahlak masyarakat. 4. Sumber Data Adapun sumber data yang diperlukan pada penelitian ini meliputi primer dan data sekunder. a. Data primer adalah pihak-pihak yang dapat memberikan secara langsung data yang dibutuhkan, diantaranya yaitu dari pimpinan mejelis taklim, jama ah pengajian majelis taklim dan tokoh-tokoh masyarakat yang berada di lingkungan desa Pangauban. b. Data sekunder adalah pihak-pihak yang dapat memberikan data secara tidak langsung, yaitu data-data lain yang menunjang

14 data primer, yaitu data yang berdasarkan kajian literatur dalam studi kepustakaan (dokumen-dokumen data tertulis). 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya yaitu: a. Observasi Dengan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang terjadi RW 012 desa Pangauban. Teknik observasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan khitabah di Majelis Taklim Matala ul Anwar dalam pembinaan akhlak masyarakat dalam keseharian. b. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden. (P. Joko Subagjo, 1991:39). Dalam kesempatan ini yang diwawancarai adalah jama ah pengajian beserta pengurus majelis taklim, juga tokoh masyarakat desa Pangauban. c. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi Peneliti dalam hal ini memanfaatkan sumber data secara teoritis melalui kajian-kajian literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti atau dari konsep yang dikemukakan oleh para ahli, serta peneliti juga melakukan

15 pengumpulan data sekunder dengan cara menggali dan mencari beberapa dokumen atau catatan penting dari para tokoh masyarakat dan pengurus majelis taklim, yang erat kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti, studi ini digunakan oleh peneliti untuk mempelajari secara teoritis tentang permasalahan yang sedang dibahas. Teori-teori tersebut merupakan acuan berpikir untuk menganalisa dan menginterpretasikan data-data yang diperoleh 6. Analisis Data Untuk menganalisis data secara cermat dan teliti dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan seluruh data (reduksi data) yang diperlukan, yakni data yang terkumpul dari sumber data, baik sumber data sekunder maupun sumber data sekunder. b. Memilih atau menyeleksi data c. Mengklasifikasikan data dan mengkatagorisasi data dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. d. Menafsirkan data kemudian mengalisis data, yakni menafsirkan serta menjelaskan sesuai dengan jenis data yang ada.

16