HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

Indah Julianti 1, Siska Delvia 2 Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS POST SECTIO CAESAREA (Di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya )

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MOBILISASI DINI DENGAN PERILAKU MOBILISASI DINI POST PARTUM SC DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yoana Widyasari STIKES NU Tuban Prodi DIII Kebidanan ABSTRAK. χ tabel (3,95 > 3,481) yang berarti H0 ditolak.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

SURVEY PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RSUD PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MOBILISASI DINI TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA IBU POSTPARTUM SC DI RSPB PEKANBARU

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC)

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MOBILISASI DINI PASCA HEACTING PERINEUM DI BPS DESI ANDRIYANI GARUNTANG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU POST SECTIO CAESAREA DALAM MOBILISASI DINI

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

Referat Fisiologi Nifas

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

PENGERTIAN MASA NIFAS

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

Pengaruh Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Post Sectio

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

MOBILISASI DINI BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESARIA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANG NIFAS RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA Siti Aisyah* Titi Sri Budi** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Desain penelitian analitik cross sectional. Populasi seluruh ibu nifas 1 hari post sectio caesarea. Sampel 20 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, di ambil secara aksidental sampling. Hasil penelitian responden berpengetahuan baik seluruhnya melakukan tindakan mobilisasi dini yaitu 15 (100%). Responden berpengetahuan cukup lebih dari sebagian melakukan tindakan mobilisasi dini yaitu 2 (66,7 %). Sedangkan pengetahuan kurang sebagian melakukan tindakan mobilisasi dini yaitu 1 (50 %) responden. Kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post sectio caesarea. Maka institusi pelayanan kesehatan lebih meningkatkan peran serta petugas kesehatan untuk lebih mengoptimalkan dalam perawatan ibu post sectio cesarea sebagai upaya pemberian informasi, motivasi dan pendampingan tindakan mobilisasi dini. Kata kunci: pengetahuan, nifas, mobilisasi dini post sectio caesarea. PENDAHULUAN Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. ( A. Aziz dkk, 2005). faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi antara lain gaya hidup yang dipengaruhi oleh pendidikan dan pengetahuan, proses penyakit dan injury, kebudayaan, tingkat energi, sectio caesarea usia dan status perkembangan. Kurangnya perilaku mobilisasi dini post partum dikarenakan kurangnya pengetahuan pada ibu nifas baik yang disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya informasi dari petugas kesehatan dan juga adanya kepercayaan yang dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya : pasien setelah operasi 43

dilarang bergerak karena kepercayaan kalau banyak bergerak nanti luka atau jahitan tidak jadi. Itu semua dapat membuat ibu takut melakukan banyak gerakan karena merasa khawatir garakan-gerakan yang dilakukan akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Sehingga ibu memilih untuk bermalas-malasan hanya berbaring sepanjang waktu tetapi ibu pasca melahirkan harus dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Upaya yang dapat dilakukan sebagai seorang tenaga kesehatan hendaknya memberikan konseling dan informasi tentang manfaat mobilisasi dini serta melakukan pendampingan pada tindakan mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea. Disamping itu kesiapan seorang wanita menghadapi masa nifas dengan membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan tentang masa nifas akan sangat membantu dalam menjalani masa nifas dengan lebih baik. TUJUAN PENELITIAN Menganalisis hubungan Pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post sectio caesarea. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007: 143). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:245), langkah berikutnya adalah mengklarifikasi pengetahuan dalam tiga kategori tingkat yaitu: 1. Kurang jika responden menjawab benar 55% 2. Cukup jika responden menjawab benar 56 75% 3. Baik jika responden menjawab benar 76 100% Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingat tersebut diatas (Notoatmodjo, 2007: 145-146). Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah: 1. Pendidikan 2. Umur 3. Pekerjaan 4. Minat 5. Pengalaman 6. Sumber informasi 7. Tingkat Pengetahuan Upaya-upaya serta caracara tersebut yang dipergunakan dalam memperoleh pengetahuan yaitu: a. Orang yang Memiliki Otoritas b. Indra. c. Akal d. Intuisi Konsep Dasar Nifas 44

Nifas adalah masa dimulainya setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil (Sarwono, 2006: 122). Periode-periode Pada Nifas. Periode-periode pada masa nifas dibagi menjadi 3 periode antara lain : 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana Ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan 2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alatalat genetalia yang lamanya 6 sampai 8 minggu. 3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun. Perubahan Psikologi Pada Ibu Nifas. Periode ini di uraikan oleh Rubin menjadi 3 tahap : 1. Periode Taking In Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. 2. Periode Taking Hold Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum. 3. Periode Letting Go Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Perawatan Pasca Persalinan. 1. Mobilisasi 2. Diit 3. Miksi 4. Defekasi 5. Perawatan payudara Konsep perilaku Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung (Notoadmodjo, 2003 : 118). Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan responrespon serta dapat langsung diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004 : 3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sehat Menurut Lewrence Green yang dikutip Notoatmodjo (2007), menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni : 1. Faktor predisposisi merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku seperti pengetahuan, sikap, nilai, tradisi dan keyakinan/ kepercayaan. 2. Faktor Pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan individu berperilaku karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan dan ketrampilan. 3. Faktor penguat atau pendorong merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan ketrampilan petugas kesehatan atau orang yang berpengaruh lainnya. 45

Konsep Dasar Mobilisasi Dini Mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (A. Aziz dkk, 2005 : 107). Jenis Mobilisasi Jenis mobilisasi dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Mobilisasi Penuh Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran seharihari. 2. Mobilisasi Sebagian Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas, dan tidak mampu bergerak secara bebas. Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Mochtar (1998), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah : 1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. 2. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/ lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi 1. Peningkatan suhu tubuh 2. Perdarahan yang abnormal 3. Involusi uterus yang tidak baik Tahap-tahap Mobilisasi Dini 1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi sectio caesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser. 2. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan tromboemboli. 3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk. 4. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan. Konsep Dasar Sectio Caesarea Sectio caesarea adalah suatu persalianan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2006 : 133). Indikasi. 1. Indikasi Ibu Panggul Sempit Absolut Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, Stenosis serviks/ vagina, Plasenta previa, disproporsi Sefalopelvik, Ruptur Uteri mengancam, Partus lama, partus kasep, Pre eklampsi dan hipertensi, 2. Indikasi Janin 1) Kelainan letak 2) Gawat Janin 46

HIPOTESIS PENELITIAN Ada hubungan antara pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post Sectio Caesarea. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Observasional, dengan pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003:83). populasinya adalah seluruh ibu nifas Post Sc hari ke-1. Sampel ibu nifas yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. pengambilan sampel dengan cara non probability sampling jenis aksidental sampling, instrumen pada penelitian kuesioner dan lembar Observasi (Ceklist). HASIL PENELITIAN Hasil tabulasi silang diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik seluruhnya melakukan tindakan mobilisasi dini yaitu 15 (100%) responden. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup lebih dari sebagian melakukan tindakan mobilisasi dini yaitu 2 (66,7 %) responden. Sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian melakukan tindakan mobilisasi dini yaitu 1 (50 %) responden. PEMBAHASAN Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Mobilisasi Dini Hasil penelitian bahwa pengetahuan ibu nifas tentang mobilisasi dini dari 20 responden terdapat 15 (75%) responden masuk dalam kategori baik. Ditinjau dari riwayat pendidikan responden yang masuk kategori baik yang berpendidikan SMA sebanyak 10 (66,67%) responden dan berpendidikan PT sebanyak 3 (20 %). Dari penjelasan diatas didapatkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Selama menempuh pendidikan formal akan terjadi hubungan baik secara sosial atau interpersonal yang akan berpengaruh terhadap wawasan seseorang. Sedangkan pada tingkat pendidikan yang rendah interaksi tersebut berkurang, informasi yang didapat juga berkurang. Sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu juga bisa dipengaruhi oleh usia, pekerjaan, pengalaman, lingkungan, budaya, informasi dan media masa. Dimana dilihat dari hasil penelitian sebagian besar responden berusia 21-30 tahun yaitu 15 (75 %) responden. Semakin bertambah umur, tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang juga semakin bertambah. Umur 21-30 tahun merupakan usia produktif sehingga daya ingat terhadap informasi yang diterima akan lebih mudah diingat dan difahami 47

sehingga mempunyai pengetahuan yang baik. Tindakan Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post sectio caesarea dari 20 responden terdapat 18 (90 %) responden yang melakukan mobilisasi dini. Ditinjau dari pengetahuan responden yang melakukan mobilisasi dini yang berpengetahuan baik sebanyak 15 (75 %) responden. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang mobilisasi dini maka seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dini dengan cara yang sehat, begitu pula dengan tingkat pendidikan, makin tinggi pendidikan seseorang akan diikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Hubungan Pengetahuan Tentang Mobilisasi dini dengan Tindakan Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas 1 Hari Post Sectio Caesarea Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post sectio caesarea pada sampel yang diteliti. Pengetahuan juga menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, maka sudah seharusnya jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang mobilisasi dini juga akan melakukan tindakan mobilisasi dini post sectio caesarea yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang mobilisasi dini, maka semakin terampil ibu nifas tersebut dalam melakukan mobilisasi dini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada hubungan antara pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post sectio caesarea. Saran Diharapkan lebih meningkatkan peran serta petugas kesehatan untuk dapat lebih mengoptimalkan dalam perawatan pada ibu post sectio cesarea sebagai upaya pemberian informasi, motivasi dan pendampingan tindakan mobilisasi dini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian. Cetakan 13. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Hidayat, A Aziz Alimul. Uliyah, Musrifatul. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia. Cetakan 1. EGC: Jakarta. 117. 48

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid 2. Edisi 2. ECG: Jakarta. 117. Notoatmojo, Soekidjo, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan 1. EGC: Jakarta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan 6. YBP-SP: Jakarta. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Cetakan 1. EGC. Jakarta. 49