BAB 1 PENDAHULUAN. dan tenaga-tenaga pelaksana(simanjuntak, 2003:163) struktur organisasi, Perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan alat atau mesin pabrik, masing-masing dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. matang agar tidak ada kendala-kendala yang terjadi di lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

PENGARUH KOMUNIKASI, KONDISI FISIK TEMPAT KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN WONOGIRI PADA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan. Setiap karyawan berhak mendapatkan keselamatan saat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan senang terhadap pekerjaanya, hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara menyeluruh. Berbicara masalah bisnis tentu tidak lepas dari

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan, perawatan, perbaikan kendaraan-kendaraan dinas angkutan

BAB I PENDAHULUAN. yang dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan. mencapai prestasi yang diukur atau dinilai.

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan. dari mereka sulit untuk menyesuaikan diri dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut terjadi mulai dari perusahaan kecil, menengah atau

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kerangka Pemikiran B. Definisi Operasional C. Hipotesis D. Metode Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya (Gomes, 1995). pikiran, perasaan, dan keinginan yang mempengaruhi sikap-sikapnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I. Dimana, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu. organisasi pemerintahan maupun swasta. Maka dari itu, setiap organisasi

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin

BAB I PENDAHULUAN. Data dari badan pusat satistik, data proyeksi angkatan kerja Indonesia tahun pekerja Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

Karyawan merupakan satu-satunya sumber daya organisasi (perusahaan) yang tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi. Faktor karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

I-1 BAB I PENDAHULUAN

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

2015 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASI PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN SHAFIRA CORPORATION BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja karyawan pada suatu perusahaan sering kali

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. tanpa adanya peran aktif dari pegawai atau karyawan sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi perkembangan dunia industri di Indonesia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam suatu perusahaan sumber daya manusia yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA ) DI BAGIAN PROSES PRODUKSI KERTAS INDUSTRI DI PT. DASECTA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yaitu kecerdasan, stabilitas emosional, motivasi kerja, situasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana(simanjuntak, 2003:163) Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu dengan mengadakan system Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996. Yang dimaksud dengan system Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari system manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, Perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembang. Penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Sastrohadiwiryo, 2005:45) Pada prakteknya, pelaksanaan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) dari satu perusahaan yang lain sanagat bervariasi, fase pertumbuhan dan ukuran perusahaan juga ikut menentukan. Seperti perusahaan yang baru dirintis contohnya, biasanya akan menomorduakan 1

keselamatan kerja, karena akan menempatkan unsure-unsur survival sebagai unsure pertamanya. Namun, pada perusahaa-perusahaan besar Perhatian dan kesadaran akan keselamatan kerja merupakan hal utama (Anoraga & Widiyanti, 1993:64) Keselamatan dan Kesehatan Kerja penting untuk diperhatikan, karena sebagai Sumber daya dalam sebuah perusahaan. Tanpa mereka,perusahaan tidak dapat mencapai keberhasilan(rohimah, 2005: 4): Bahwa faktor yang menjadi penggerak utama dalam keberhasilan dunia usaha adalah karyawan/pekerja. Sehingga setiap perusahaan perlu memperhatikan kenyamanan dan perlindungan pekerja agar mereka bisa bekerja lebih optimal. Setiap pekerja tentu mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan kerja seperti tergores atau terkena benda tajam, terjepit mesin percetakan. Hal ini dapat disebabkan karena berhadapan dengan mesin cetak memeiliki resiko untuk melukai pekerja, Jika tidak berhati hati atau tidak memakai perlengkapan pengaman yang dibutuhkan, tentu kejadian ini bisa terus berulang. Masalah yang muncul antara lain suara yang bising, naiknya temperature ruangan, dan getaran mekanis.sebagaimana yang dikemukakan Wingjosubroto dalam (Rohimah 2005: 5) bahwa: Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi manusia pada saat kerja adalah: temperature, kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, pencahayaan, kebisingan, aroma ruang, dan warna. 2

Untuk menghemat waktu dn biaya, banyak jenis usaha dan industri yang mengandalkan alat kerja dengan menggunakan mesin, salah satunya pada industri percetakan. Kegiatan dilakukan pada industri tersebut meliputi printing cover produk,pelipatan kemasan produk. Semua kegiatan dilakukan dengan menggunakan mesin sistemik dengan dimonitoring oleh manusia. Salah satu industri percetakan yang melakukan kegiatan tersebut yaitu PT. Dharma Anugerah Indah (D.A.I), perusahaan ini terletak di jalan Margomulyo no 7 Surabaya. Dari observasi yang telah dilakukan dan wawancara dengan HRD di yaitu PT. Dharma Anugerah Indah(D.A.I), peneliti mendapatkan informasi bahwa kegiatan perusahaan tersebut, banyak berhubungan dengan mesin percetakan dan alat-alat kerja elektrik. Jarang sekali para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.hal ini terbukti dengan adanya sertifikat penghargaan kecelakaan kerja nihil terhitung Januari 2011- November 2013 dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia serta penghargaan Zero Accident pada Maret 2014 Dari Gubernur Provinsi JawaTimur.dari penghargaan yang diperoleh, maka pemahaman pekerja akan informasi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga persepsi mereka tentang K3 positif (Observasi & Wawancara, tanggal 1-2 Juli 2014) Menurut Siswanto (2006: 77), Setiap individu akan member arti pada setiap stimulus, akan tetapi setiap individu akan member arti yang berbeda pada objek yang sama. Sehingga, Persepsi antar pekerja tentu akan berbeda, 3

Termasuk dalam mempersepsikan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dari wawancara yang dilakukan peneliti pada beberapa pekerja di PT. Dharma Anugerah Indah, hasilnya banyak sekali pekerja yang menganggap bahwa pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan penyakit kerja penting dilakukan, tetapi sebaliknya sedikit pula pekerja yang menganggap hal tersebut tidak perlu dilakukan.(wawancara, tanggal 4 Juni 2014). Keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan untuk memberikan rasa nyaman dalam bekerja sehingga timbul rasa aman bagi karyawan pada saat melakukan produksi yaitu dimana karyawan harus berhubungan langsung dengan lingkungan mereka bekerja.seperti yang diungkapkan Rachmawati(2008:147), diabaikannya keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh sehingga dapat menurunkan produktifitas kerja,kenyamanan,serta keamanan dalam bekerja.. Ada banyak faktor yang mempengaruhi sesorang pada saat melakukan persepsi, diantaranya yang dikemukakan oleh Walgito. Menurut Walgito, factor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua, yaitu factor internal seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan motivasi. Dan factor eksternal, seperti stimulus dan lingkungan (Walgito, 2003:54) Faktor factor tersebut dapat mempengaruhi individu pada saat melakukan persepsi, seperti pemahaman contohnya; kurangnya pemahaman pekerja tentang adanya system dan tujuan dari K3, membuat mereka kurang 4

memperhatikan akan pentingnya system manajemen K3. Sebaliknya pekerja yang telah memahami adanya maksud dan tujuan dari system K3, mereka akan memperhatikan dan melaksanakan dengan penuh kesadaran. Selain pemahaman, pengalaman juga dapat menjadi factor yang mempengaruhi persepsi mereka, factor ini dapat berpengaruh kuat terhadap persepsi jika individu pernah mengalaminya. Pengalaman pekerja tentang kejadian-kejadian yang telah menimpa mereka saat bekerja, dapat mempengaruhi persepsi mereka. Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja dalam kondisi lingkungan kerja disana, tentu akan mempunyai persepsi positif tentang K3. Mereka tidak ingin kejadian yang pernah dialami terulang lagi, sehingga mereka akan berusaha melakukan pencegahan terhadap kecelakaan yang pernah menimpa, dengan cara melaksanakan semua peraturan tentang K3. Adanya persepsi yang berbeda-beda pada tiap pekerja, membuat mereka akan melakukan perilaku yang berbeda. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Siswanto: Perilaku individu dipengaruhi oleh tiga variable, yaitu variable psikologis, variable fisiologis, dan variable lingkungan. Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, dan motivasi. Sedangkan variable fisik meliputi kemampuan fisik dan kemampuan mental. Dan variable lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan dan kelas social (Siswanto, 2006:76). 5

Perilaku individu yang diakibatkan dari proses persepsi, akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula. Seperti Perilaku Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja, mereka tentu akan lebih berhati-hati dan memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan dirinya saat bekerja. Sebaliknya, pekerja yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja mereka akan kurang memperhatikan akan hal tersebut, dan perilakunya tidak akan sehati-hati mereka yang pernah mengalami kecelakaan kerja. Di Indonesia kecelakaan kerja masih cukup tinggi hal ini terlihat dari data Suara Merdeka.com pada tanggal 1 April 2008, yang menyebutkan: Masih tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia, terungkap bahwa Kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun 2007, sebanyak 65.474 orang. Artinya terdapat 5 orang setiap hari, yang mengalami kecelakaan kerja Karena kurangnya penerapan system keselamatan dan kesehatan kerja Pada perusahaan. Diyakini terdapat lima sector industry yang mendominasi Jumlah kecelakaan industry yaitu Kontruksi, kehutanan, industry, tranportasi Dan pertambangan. Data tersebut berasal dari 170.000 perusahaan di Indonesia. 6

Diasumsikan bahwa terdapat 170.000 perusahaan yang ada di Indonesia, maka dari data di atas dapat dinyatakan bahwa dalam satu tahun pada 1 perusahaan di Indonesia peluang terjadinya kecelakaan kerja sebesar 0,46 kali. Kecelakaan kerja pernah dialami 3 orang pekerja pada tanggal 15 mei 2013, 18 juni 2013, 17 september 2013, namun kejadian tersebut dikategorikan kecelakaan ringan dan bisa diobati dengan Perlengkapan P3K yang tersedia di perusahaan. Kerugian yang ditimbulkanialah kerugian waktu karena proses produksi behenti beberapa jam saat kejadian.(wawancara HRD, 2 Juni 2014) Setiap Perusahaan pasti menginginkan para pekerjanya mencapai kepuasan kerja. Banyak hal yang dilakukan perusahaan membuat pekerja mencapai kepuasan kerja dengan perlindungan pada saat bekerja, pekerja dapat bekerja dengan konsentrasi tanpa harus takut, sehingga mereka nyaman akan lingkungan kerja, dan mereka akan puas akan kerja. Akan tetapi upaya yang dilakukan setiap pekerja berbeda-beda, dikarenakan mereka memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pekerja yang memiliki persepsi bahwa mereka akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja bila menjalankan program K3, tentu ia akan dapat bekerja optimal dan mencapai kepuasan kerja tinggi. Sebaliknya pekerja tidak merasa aman dan nyaman dalam bekerja bila tidak menjalankan program K3, maka ia tidak dapat bekerja secara optimal bahkan kepuasan kerja akan rendah. 7

Keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan perusahaan tidak hanya memberikan rasa aman kepada karyawan, tetapi juga dapat memberikan kepuasaan pada karyawan. Seperti yang diungkap Sumarni(2000:361), yang menyatakan apabila pimpinan perusahaan menginginkan keberhasilan usahanya, maka sumber daya manusia(sdm) harus dibina, dikoordinasikan dan diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan yang akan dicapai serta adanya kepuasan pada diri karyawan. Apabila karyawan merasa aman tidak menutup kemungkinan karyawan tersebut akan merasa puas. Sebagai salah satu industri percetakan di Surabaya, PT. Dharma Anugerah Indah merupakan industri percetakan yang telah diakui kualitasnya. Ini terbukti dengan didapatkannya Sertifikat ISO 9001 Quality Management System dari SAI GLOBAL pada tahun 2008. Keselamatan dan kesehatan kerja dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan, karena keselamatan dan kesehatan kerja tersebut dapat membuat karyawan merasa aman dan nyaman. Menurut Mathis (2003:75), karyawan akan merasa puas jika kondisi kerja terjaga dengan baik serta terrhindar dari bahaya atau kecelakaan kerja. Jika karyawan merasa puas dengan kondisi lingkungan kerjanya, maka karyawan akan dapat bekerja dengan lebih baik. Kemajuan perusahan didukung pula oleh Kepuasan Pekerja yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari riwayat pengalaman kerja karyawan mencapai 30 tahun di bidang produksi (Data pegawai HRD)maret 2014 Kecelakaan kerja dapat diminimalkan melalui pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti yang dinyatakan Hayes et al., (1998), apabila 8

keselamatan dan kesehatan kerja dapat diterapkan dan diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh perusahaan maka diharapkan dapat mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Tidak hanya itu saja, selain mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja program keselamatan dan kesehatan kerja juga dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Huang et al., (2004), juga menyatakan bahwa kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan merupakan investasi terhadap sumber daya manusia, tidak hanya menyangkut keselamatan secara fisik tetapi juga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Kepuasaan kerja akan tercapai jika kebutuhan karyawan terpenuhi melalui pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Diantaranya dengan melihat factor-faktor penting mendorong kepuasan kerja karyawan. Aspek kepuasan kerja karyawan menurut Robbins (2003:85) terdiri dari imbalan yang pantas, kerja yang secara mental menantang, rekan kerja yang mendukung, dan kondisi kerja yang mendukung. Jika kepuasan kerja karyawan terpenuhi, maka dapat meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan proses produksi tidak terlepas dari penggunaan mesin-mesin yang ringan maupun yang berat membuat karyawan harus dapat mempergunakan secara tepat untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam menjalankan mesin-mesin tersebut yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja, tidak hanya itu saja kelayakan mesin juga harus diperhatikan, terutama lingkungan disekitar lokasi berlangsungnya proses produksi. 9

Apabila hal-hal tersebut tidak diperhatikan, maka tidak menutup kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan pada saat melakukan proses produksi, maka keselamatan dan kesehatan kerja karyawan harus dijaga dan dipelihara. Terciptanya rasa aman dan aman serta meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang ditimbulkan dari Program keselamatan dan kesehatan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Veltri et al., (2007) Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja yang positif dapat meningkatkan rasa aman, dan hal tersebut dapat meningkatkan kinerja, karena jika karyawan merasa aman pada saat mereka bekerja, maka karyawan tersebut melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti termotivasi untuk meneliti tentang Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan Bagian Produksi di PT. Dharma Anugerah Indah Surabaya B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kepuasan Kerja karyawan Bagian Produksi?. C. Keaslian Penelitian Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian riset terdahulu mengenai variabel Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Kepuasan Kerja untuk dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Di antaranya yaitu: 10

a. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Siska. Yang dimuat yang dimuat di International Journal of Psychological Industries and Organization Vol. 4, No. 2; halaman 78-89, tahun 2008. Tentang Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja Bagian Perakitan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara Persepsi K3 dengan produktifitas kerja. dalam penelitian ini ditemukan hubugan positif. ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktifitas kerja. Semakin positif Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) maka semakin tinggi harga Produktifitas kerja, begitu pula sebaliknya. b. Penelitian yang dilakukan oleh Rilia Maya Wangi dan Muh.Bachtiar yang dimuat di Jurnal Psychology, vol. 3: halaman 83-87, tahun 2012. Tentang Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada karyawan yang beresiko tinggi mengalami kecelakaan kerja,. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) cukup bagus.para karyawan sendiri sudah memahami arti Pentingnya K3, bahwa pada dasarnya peraturan K3 ditujukan untuk diri mereka dan pentingnya menggunakan alat keselamatan, Sehingga mereka bersedia melaksanakan peraturan yang berlaku. c. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Carlina dan HM. Bachtiar yang dimuat di jurnal Psicothema Vol. 19, halaman 112-117, tahun 2007 11

tentang Persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Motivasi penggunaan alat proteksi,. dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Motivasi penggunaan alat proteksi. d. Penelitian yang dilakukan leh Dewi Iqlima Sari dan Endang Widyastuti Yang dimuat yang dimuat di International Journal of Psychological Industries and Organization Vol. 7, No. 2; halaman 78-89, tahun 2011. tentang Loyalitas Karyawan ditinjau dari Persepsi terhadap Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Loyalitas Karyawan. Berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini berbeda meski sama membahas persepsi K3 dan penerapan K3 namun pada penelitian ini membahas bagaimana persepsi K3 berhubungan dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi di PT.Dharma Anugerah Indah. Dalam hal ini peneliti mengambil subjek karyawan produksi karena pekerjaanya mempunyai resiko kecelakaan tinggi. Bila karyawan menjalankan program K3 dengan baik, maka resiko kecelakaan kerja akan rendah dan akan tercapainya kepuasan kerja. Dan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis korelasi product moment yang akan digunakan sebagai analisis datanya. D. Tujuan Penelitian 12

Untuk mengetahui Hubungan antara Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kepuasan Kerja karyawan Bagian Produksi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: Memberi tambahan pengetahuan (masukan) bagi dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, serta bidang psikologi industri pada khususnya bentang Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kepuasan Kerja 2. Manfaat praktis: a. Melalui bimbingan dan praktek Psikologi dibidang Industri dan Organisasi dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan Ketrampilan yang berhubungan dengan Psikologi Industri dan Organisasi. b. Memberi masukan pada PT.Dharma Anugerah Indah dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Hubungan antara Persepsi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan Bagian Produksi. F. Sistematika Penelitian Sistematika dalam penulisan penelitian digunakan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam setiap pembahasan. Secara garis besar penulisan hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Bagian Awal, Bagian inti, dan Bagian Akhir. Dimana pada bagian inti terdiri dari lima bab pembahasan yang disusun secara sistematik, sehingga mempermudah 13

penulis untuk mengklasifikasikan poin-poin dalam penulisan skripsi ini, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu: latar belakang, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA (a)kepuasan kerja yang terdiri dari: pengertian kepuasan kerja, faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, dan dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja. (b) persepsi yang terdiri dari: Pengertian persepsi, pembentukan persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, dan aspek dalam persepsi. (c) program K3 yang terdiri dari : pengertian program K3,aspek-aspek K3, faktor-faktor program K3, tujuan dan pentingnya program K3, dan kecelakaan dan penyakit kerja. (d)persepsi K3 yang terdiri dari : pengertian persepsi K3, dan Faktor-faktor mempengaruhi K3. Bab ini juga memuat hubungan antar variabel dan juga kerangka teoritik serta yang terakhir adalah hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari: rancangan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampling, instrumen penelitian, 14

termasuk didalamnya variabel independen dan dependen, blueprint variabel, uji validitas dan reliabilitas kedua variabel dan normalitas data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang terdiri dari: hasil penelitian meliputi persiapan penelitian dan deskripsi hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan yang terakhir pembahasan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari seluruh bab dengan isi kesimpulan dan saran penelitian berikutnya. 15