: Komunikasi Terapeutik, Perawat

dokumen-dokumen yang mirip
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAFTAR PUSTAKA. Afnuhazi,Ridhyalla Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa. Gosyen Publishing, Jakarta.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

A W Suranto Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC.

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

ANDREAS HADI HERMAWAN NIM G2B308004

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seni dari penyembuhan (Anas, 2014). Maka di sini diartikan. penyembuhan/ pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO. Fadilah Anik Arbani

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA KLIEN HALUSINASI INTISARI

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI NON-VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB III METODE PENELITIAN

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Anggraini, F. (2008). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dalam tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD JOGJA

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN JIWA DI IRJ RSJD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

Pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di RS William Booth Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Toddler (Usia 1-3 Tahun) di Kelurahan Bener Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

Dian Taviyanda. Keyword : Perception, Therapeutic Communication, Nurse

BAB III METODE PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Vol.6 No.2, September Dwi Handayani 1, Armina 2 Program Studi S1 Keperawatan STIKBA Jambi 1,2) E Mail :

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP 12 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS KELAS III DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

Transkripsi:

GAMBARAN TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PASIEN RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 Siti Setiowati Aida Rusmariana, MAN, Zulfa Atabaki, Skep. Ns Prodi S1 Keperawatan Komunikasi merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Komunikasi yang diterapkan perawat kepada pasien merupakan komunikasi terapeutik yang mempunyai tujuan untuk kesembuhan pasien. Tahapan komunikasi terapeutik dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Pasien Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan. Metode penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang tahapan komunikasi terapeutik perawat terhadap pasien. Jumlah responden sebanyak 44 responden. Hasil uji statistik univariat untuk mengetahui gambaran tentang tahap orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi. Didapatkan 54,5% responden melakukan tahapan komunikasi terapeutik tahap orientasi dengan baik, 63,6% responden melakukan tahapan komunikasi terapeutik tahap kerja dengan baik, dan 54,5% responden melakukan tahapan komunikasi terapeutik tahap terminasi dengan baik. Penelitian diharapkan menjadi masukan atau sumber pengetahuan tentang tahapan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Perawat

Pendahuluan Menurut Depkes 1999, perawat merupakan salah satu komponen pembangunan bidang kesehatan, sekaligus merupakan bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah memberikan standar pelayanan kesehatan yang antara lain pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan Di Rumah Sakit merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Oleh karena itu, kualitas pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh keefektifan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. dikarenakan perawat merupakan suatu profesi yang mempunyai kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang atau kepedulian dalam berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi sangat diperlukan dalam praktik keperawatan, terutama bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Komunikasi yang diterapkan oleh perawat kepada pasien merupakan komunikasi terapeutik yang mempunyai tujuan untuk kesembuhan pasien (dikutip dalam Maretya 2010, h.1). Pada dasarnya komunikasi terapeutik dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dan pasien dan tenaga kesehatan lainnya, untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Muslikha dan Fatmawati 2009, h.25). Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau meneruskan makna atau arti. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi, makna atau pemahaman sari pengirim ke penerima (Muslikha dan Fatmawati 2009, h.1). Sedangkan menurut Dalami,et.al

(2009, h. 11) komunikasi adalah penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses. Menurut Stuart Laraia (2001) mendefinisikan komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal dimana perawat dan kilen memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki emosional klien yang negative (Supartini 2004, h.79) sedangkan menurut Muslikha dan Fatmawati (2009, h.25) komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kembuhan pasien. Fase dalam tahapan komunikasi terapeutik ada empat yaitu fase pra interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Perawat sebagai model untuk masalah kesehatan dan kesejahteraan harus merawat kesehatan diri sendiri untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif kepada orang lain (Nurjannah 2005, h.36). Menurut CHS tahun 1989, Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain (dalam hal ini adalah perawat) untuk berproses dalam system sebagai berikut : pemberi asuhan keperawatan, pembela pasien, coordinator dalam pelayanan. Fungsi perawat adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya. Peran dan fungsi perawat professional (1992) disusun untuk mengidentifikasi dan memperjelas aspek aspek tersebut yang membedakan praktik keperawatan professional dari praktik keperawatan yang diberikan oleh orang yang tidak mempunyai kualifikasi keperawatan. Penyusunan ini akan terjadi bila ada pemahaman bahwa dengan penyusunan inilah system pemakaian dan pelepasan staf keperawatan yang efektif dan efisien dapat dilakukan.

Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 April sampai dengan 10 April 2012 di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan yang terbagi di 3 ruangan secara purposif sampling dengan jumlah responden 44. Teknik analisa data menggunakan uji analisa univariat. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan komunikasi terapeutik fase orientasi dikatakan baik bila Perawat memberi salam kepada pasien, melakukan validasi tentang keadaan pasien, memberi kontrak waktu kepada pasien bahwa akan dilakukan tindakan keperawatan. Bila fase orientasi dikatakan kurang dikarenakan kecenderungan perawat hanya menanyakan identitas pasien, akan tetapi tidak memperkenalkan diri kepasien. Kadang sifat judes masih terlihat didalam sosok diri seorang perawat (Mundakir 2006, h. 9). Hal ini dibuktikan dengan ( 54,5 %) perawat melakukan tahapan komunikasi terapeutik dengan baik dan ( 45,5 % ) perawat melakukan tahapan komunikasi terapeutik kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan komunikasi terapeutik fase kerja dikatakan baik bila perawat bekerja sama dengan pasien untuk mendiskusikan tentang masalah yang sedang merintangi untuk pencapaian tujuan tindakan keperawatan. Bila fase kerja dikatakan kurang dikarenakan perawat untuk dituntut melakukan komunikasi terapeutik dalam melakukan tindakan keperawatan agar pasien dan keluarga tahu tindakan apa yang akan dilakukan, membuat kontrak waktu untuk melakukan tindakan keperawatan selanjutnya. Kehadiran, sikap benar benar untuk ada untuk pasien, adalah bagian dari komunikasi terapeutik. Perawat tidak boleh

terlihat bingung, sebaliknya pasien harus merasa bahwa dia merupakan fokus utama perawat selama interaksi. Agar perawat dapat berperan aktif dan terapeutik, perawat harus menganalisa dirinya yang meliputi kesadaran, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi model yang bertanggung jawab. Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan perawat hendaknya bertujuan terapeutik untuk pasien. Hal ini dibuktikan dengan ( 63,6 %) perawat melakukan tahapan komunikasi terapeutik fase kerja dengan baik dan ( 36,4 %) perawat melakukan tahapan komunikasi terapeutik fase kerja kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan komunikasi terapeutik fase terminasi dikatakan baik dikarenakan perawat memberi tahu pasien bahwa tindakan keperawatan sudah selesai dan melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan terhadap pasien, antara perawat dan pasien harus mengeksplorasi perasaan penolakan, sedih, marah, dan perilaku lainnya. Memberikan reinforcemen positif dan merencanakan tindak lanjut dengan pasien. Perawat melakukan kontrak pertemuan yang datang untuk dilakukan tindakan keperawatan selanjutnya ( waktu, tempat, topik) serta mengakhiri kegiatan dengan baik ( mundakir 2006, h. 9 ). Dan fase terminasi dikatakan kurang dikarenakan komunikasi yang kurang baik dari perawat akan berdampak buruk diantaranya yaitu bisa menimbulkan kesalah pahaman antara perawat dan pasien maupun keluarganya tidak puas. Perawat sering menggunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya dan tidak komunikasi yang seperti itu membatasi pasien untuk memperluas percakapan atau menyatakan permasalahan mereka sendiri. Hal ini dibuktikan dengan ( 54,5 %) perawat melakukan tahapan komunikasi terapeutik fase terminasi dengan baik dan (45,5% ) perawat melakukan tahapan komunikasi terapeutik kurang.

Kesimpulan dan Saran 1. Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Pasien Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 24 responden (54,5%) melakukan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada fase orientasi dengan baik dan 20 responden (45,5%) melakukan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada fase orientasi kurang. 2. Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Pasien Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan menunjukkan sebagian besar yaitu sebanyak 28 responden ( 63,6 % ) melakukan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada fase kerja dengan baik dan 16 responden ( 36,4 % ) melakukan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada fase kerja kurang. 3. Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Pasien Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan menunjukkan sebagian besar responden yaitu 24 responden ( 54,5 % ) mendapatkan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat pada fase terminasi dengan baik dan 20 responden ( 45,5 %) mendapatkan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat pada fase terminasi kurang. Penelitian diharapkan dapat membantu para perawat yang ada di Rumah Sakit untuk dapat melakukan tahapan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar juga dapat menambah ilmu pengetahuan bagi perawat professional.

Acknowledgement and References Ali roatib, Suhartini, Supriyadi 2007, Hubungan karakteristik perawat dengan motivasi perawat pelaksana dalam menerapkan komunikasi terapeutik pada fase kerja di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Skripsi UNDIP SEMARANG, Volume 1, nomor 1, tahun 2007. Ali, Zaidin, 2001, Dasar keperawatan professional, Cetakan Pertama, Widya Medika, Jakarta. Andreas, Hadi, Hermawan 2009, Persepsi pasien tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien di Unit Gawat Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus, Skripsi. Arikunto S 2006, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Dalami, E, Rochimah, Gustina, E & Banon, E 2009, Buku Saku, komunikasi keperawatan, Cetakan Pertama, Trans Info Media, Jakarta. Damaiyanti, Mukhripah 2008 & 2010, Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan, Cetakan Pertama & Cetakan Kedua, PT Refika Aditama, Bandung. Dwidiyanti, Meidiana 2008, Keperawatan Dasar, konsep Caring, komunikasi, Etik dan Spiritual dalam keperawatan, Cetakan Pertama, Hasani, Semarang. Hastono, S. P 2001, Analisa Data, Jakarta, FKM- UI. Mapa A, 2009, dengan judul hubungan persepsi pasien tentang komunikasi perawat dengan kepuasan pasien terhadap komunikasi di RSUP DR Soeradji Tirtonegoro Klaten Marr, Heather & Giebing, Hannie 2001, Penjaminan Kualitas Dalam Keperawatan, konsep, metode dan studi kasus, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta. Maretya P, 2010, dengan judul hubungan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat dengan tingkat kecemasan anak usia 3 6 tahun akibat hospitalisasi Di Ruang Mawar Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Maimunah S, 2007, dengan judul analisis faktor faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Pekalongan

Muslika & Fatmawati, 2009, Komunikasi Keperawatan, Cetakan Pertama, Nuha Medika, Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo 2003, Metodologi penelitian kesehatan, Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta. Nurjannah, Intansari 2005, Komunikasi Keperawatan; Dasar Dasar Komunikasi Bagi Perawat, Cetakan Pertama, Moco Medika,Yogyakarta. Nursalam, Siti Pariani 2001, Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, CV. Sagung Seto, Jakarta. Nursalam 2003, Konsep dan Penerapan Metode Penulisan Riset Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Nursalam 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman skripsi, tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan, Edisi ke 2, Salemba Medika, Jakarta. Oktaviyani S, 2010 dengan judul hubungan mutu pelayanan keperawatan dan harga pelayanan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Setiadi 2007, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono 2007, Statiska Untuk Penelitian, Cetakan kesebelas & Cetakan keduabelas, CV ALFABETA, Bandung. Suryani 2005, komunikasi terapeutik, Teori dan Praktik, cetakan I, EGC, Jakarta. Wicaksono A 2010, Gambaran Komunikasi Terapeutik Perawat di Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta