BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

dokumen-dokumen yang mirip
Overview Shift Work And Of Sleep Patterns Disturbance Installation Patterns In Ward Nurse In Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung

Hubungan Shift Kerja dengan Gangguan Pola Tidur pada Perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung 2013

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam jam kerja tidak normal dengan sistem kerja shift. Menurut ILO (2003)

I. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan aktivitas terutama pada siang hari dan. beristirahat tidur di malam hari. Kehidupan seperti ini mengikuti pola

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Karena tanpa pengaturan sumber daya manusia yang tepat, maka. banyak artinya tanpa dikelola oleh manusia secara baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana

I. PENDAHULUAN. industri kimia atau industri manufaktur yang menggunakan mesin yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjadikan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (antara lain tenaga kerja perawat), sehingga

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN. kali dana bantuan umum yang diberikan ke Negara berkembang. Jumlah santunan yang dibayarkan sebesar Rp triliun.

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kronis sehingga dalam laporan pemerintah Amerika Serikat, Stres kerja dijuluki

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

I. PENDAHULUAN. maupun tenaga kesehatan yang ada di tempat-tempat tersebut belum memadai

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, dimana kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang berbahaya bagi kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang (Menkes RI, 2007). Kesehatan kerja merupakan ilmu dan penerapannya berkaitan dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin keselamatan tenaga kerja atau kerugian lainnya (Budiono, 2003). Semua pekerja mengharapkan kesehatan yang optimal supaya bisa bekerja sebagaimana mestinya untuk memberikan pelayanan yang baik dan hasil maksimal di tempat kerjanya. Hal ini dapat diwujudkan apabila suatu tempat kerja telah menerapkan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan baik dan benar. Tempat kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko diantaranya: faktor fisik, kimia, biologi dan ergonomi. Faktor ergonomik tersebut meliputi sikap tubuh, pergerakan, pencahayaan, serta penerapan dan pembagian waktu. Penerapan dan pembagian waktu kerja yang baik dapat menentukan effisiensi dan produktivitas dalam bekerja (Wijaya, 2005).

2 Menurut Kroemer & Grandjean (2005), semua negara industri sekarang ini melakukan produksi terus menerus sehingga waktu kerja bukan lagi menjadi masalah dalam suatu industri. Untuk melakukan hal ini para instansi atau perusahaan menerapkan sistem shift pada karyawannya. Shift kerja dapat didefenisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan terutama diluar jam normal. Menurut ILO (2003) shift kerja merupakan kerja bergilir diluar jam kerja normal baik itu bergilir atau berotasi dengan sifat kerja atau permanen. Sistem shift kerja sendiri dapat berbeda antara instansi atau perusahaan, walaupun biasanya menggunakan tiga shift setiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift. Menurut periode shift kerja yang meliputi shift pagi, shift sore, dan shift malam. Dari pembagian ketiga shift kerja tersebut kerja shift malam merupakan resiko lebih tinggi. Menurut Mauritz (2008) pekerja shift malam memiliki resiko 28% lebih tinggi mengalami cedera atau kecelakaan. Selain itu shift kerja malam dapat mengurangi kemampuan kerja, meningkatnya kesalahan dan kecelakaan, menghambat hubungan sosial dan keluarga, adanya faktor resiko pada saluran pencernaan, system syaraf, jantung dan pembuluh darah serta terganggunya waktu tidur. Hal ini bisa menyebabkan seseorang itu akan mengalami gangguan tidur. Dari hasil data penelitian setiap tahun di dunia, diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius (Primanda, 2009). Shift kerja bisa berakibat fatal pada pekerja shift itu sendiri maupun orang lain. Menurut penelitian Torbjron & Kennet (2009) data di Amerika Serikat 30-

3 40% kecelakaan truk terjadi akibat kantuk karena terganggunya waktu tidur, yakni pekerja itu akan mengalami gangguan pola tidur. Tidur merupakan aktivitas susunan syaraf pusat yang berperan sebagai lonceng biologis. Selain itu tidur juga merupakan proses aktivitas sinkronisasi bagian ventral dan medulla oblongata (Mardjono, 2007). Manusia umunya melakukan aktivitas pada siang hari dan istirahat pada malam hari. Menurut Kroemer & Grandjean (2005) manusia mempuyai dua fase diantaranya fase ergotrofik yaitu diarahkan untuk kerja di siang hari dan fase trotropik yaitu sibuk dengan pemulihan dan penggantian energi pada malam hari. Kehidupan seperti ini sesuai dengan pola jam biologik yang di sebut dengan circadian rhytms. Bila jam kerja yang menggusur siang hari dan bekerja pada malam hari akan menggangu irama sirkadian dan homeostasis tidur (Torbdjron and Kenneth, 2009). Perawat merupakan petugas pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bekerja secara shift. Shift kerja dirumah sakit yang ada di indonesia secara umum terdiri dari tiga shift yaitu: shift pagi bekerja selama 7 jam mulai jam 7.00-14.00, shift sore bekerja 7 jam mulai jam 14.00-21.00, dan shift malam bekerja 10 jam mulai 21.00-7.00. Dari keadaan tersebut memperlihatkan bahwa shift malam mempunyai waktu yang paling lama waktu kerjanya (Wijaya, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian simanjuntak (2010) dalam Selvia 2013 kondisi beban kerja antara ketiga shift mempunyai perbedaan yang nyata, dan dari penelitian itu juga dihasilkan secara keseluruhan pekerja lebih

4 mementingkan faktor waktu (39,08%), kemudian tekanan stress (33,21%), dan terakhir tekanan mental (27,21%) dalam bekerja (Selvia, 2013). Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 mengatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Menkes RI, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa rumah sakit harus selalu beroperasi 24 jam. Selain itu rumah sakit juga diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik untuk masyarakat, dan perawat merupakan salah satunya tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang penyembuhan pasien (Selvia, 2013). Dengan pelayanan, dan dedikasi perawat yang di berikan kepada pasien perawat harus rela melaksanan kerja secara shift, meskipun hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur pada perawat itu sendiri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Alawiyyah (2009) di suatu rumah sakit di Jakarta mendapatkan hasil bahwa perawat yang melakukan kerja secara shift berjumlah 61%, dan yang kerja non shift berjumlah 39%. Selain itu Alawiyyah juga mengatakan 61% perawat mengalami gangguan tidur. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat yang bekerja di rumah sakit melaksanakan sistem shift, dan perawat yang paling banyak mengalami gangguan tidur adalah perawat yang melakukan kerja secara shift (Alawiyyah, 2009).

5 Rumah Sakit Abdul Moeloek merupakan salah satu rumah sakit yang menjadi pusat rujukan terbesar di Provinsi Lampung. Di mana selama 24 jam rumah sakit ini selalu ramai dengan pengunjung. Untuk menunjang kegiatan Rumah Sakit Abdul Moeloek peran perawat sangat dibutuhkan dalam waktu 24 jam. Instalasi Rawat Inap merupakan suatu bagian dirumah sakit yang digunakan untuk tempat asuhan keperawatan. Kegiatan asuhan keperawatan yang dilaksanakan tergantung dari kualitas dan kuantitas tenaga perawat yang bertugas selama 24 jam. Hal ini dilaksanakan oleh perawat dengan sistem kerja shift. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan shift kerja dengan gangguan pola tidur perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2013. 1.2 Perumusan Masalah Shift kerja merupakan suatu hal yang bisa mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja di rumah sakit, Karena shift kerja bisa merubah jam biologis seseorang yang disebut circadian rhytms terutama pola tidur pekerja shift dapat terganggu, yang seharusnya tidur normal itu adalah pada malam hari, untuk pekerja shift bisa jadi harus tidur pada siang hari. Selain itu waktu tidur pekerja juga akan berkurang dari biasanya, yakni waktu tidur normal itu adalah sekitar 8-10 jam, pada pekerja shift bisa jadi waktu tidurnya akan berkurang, tidur seperti ini bisa mengakibatkan kualitas dan kuantitas tidur perawat terganggu. Hal ini sering terjadi pada perawat di rumah sakit.

6 Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan shift kerja dengan gangguan pola tidur pada perawat Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Abdul Moeloek 2013? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan shift kerja dengan gangguan pola tidur pada perawat Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung. 1.3.2 Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran sistem shift kerja pada perawat Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung b. Mengetahui gambaran gangguan pola tidur pada perawat shift Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek Bandar lampung. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi bagi rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah shift kerja yang diterapkan sudah cukup baik terhadap keselamatan dan kesehatan perawat di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung.

7 1.4.2 Manfaat Bagi Pekerja Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan serta pemahaman pekerja mengenai hubungan shift kerja yang diterapkan di rumah sakit dengan gangguan pola tidur. 1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan oleh peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan shift kerja dan gangguan pola tidur. 1.5 Kerangka Penelitian 1.5.1 Kerangka Teori Gangguan pola tidur bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : status kesehatan, lingkungan, kelelahan, pekerjaan, gaya hidup, strees, emosi, obat-obatan, alkohol, diet, merokok, motivasi. Dari beberapa faktor tersebut pekerjaan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan seseorang mengalami gangguan pola tidur, Hal ini karena adanya sistem shift kerja. Shift kerja merupakan jadwal jam kerja yang berada di luar jam normal yang biasanya dibagi menjadi tiga shift dalam 24 jam (sehari semalam) yakni shift pagi (07.00-14.00), siang (14.00-21.00), malam (21.00-07.00). Shift kerja dapat mempengaruhi pola tidur karena shift kerja akan ritme sirkadian seseorang yang bisa mengakibatkan gangguan fisiologis tubuh yang salah satunya adalah gangguan tidur.

8 Shift Kerja Ritme Sirkadian 1. Shift pagi (07-14.00) 2. Shift siang (14.00-21.00 ) 3. Shift malam (21.00-07.00 ) Karakteristik Pekerja : 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Status kesehatan 4. Motivasi 5. Masa kerja 6. Status Perkawinan Gangguan fungsi fisologis tubuh Gaya Hidup : 1. Merokok 2. Konsumsi Alkohol dan Kafein 3. Diet 4. Penggunaan obatobatan Gangguan Pola tidur Gambar 1. Kerangka Teori Sumber : Kuswadji (1997), Japardi (2002), Wijaya (2004)

9 1.5.2 Kerangka Konsep Variable Independent Variable Dependent 1.Non shift 2.Shift Kerja: Gangguan Pola Tidur Pagi Siang Malam Gambar 2. Kerangka Konsep 1.6 Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan shift kerja dengan gangguan pola tidur perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek Bandar lampung 2013.