C030 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN MIMIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh

1. PENDAHULUAN. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. betina (Depkes R.I.,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Ada empat spesies

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

Summery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia disetiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

Proses Penularan Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria

Project Status Report. Presenter Name Presentation Date

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

DEFINISI KASUS MALARIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyebaran malaria berbeda-beda dari satu

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Tugas utama sektor kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terdapat sekitar 15 juta penderita malaria klinis yang mengakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Iklim dan Cuaca Pesisir Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

I. PENDAHULUAN. dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja (Dinkes

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS KOELODA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA PROVINSI NTT

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

KAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 APRIL Catur Pangesti Nawangsasi

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi persebaran

BEBERAPA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN NANGA ELLA HILIR KABUPATEN MELAWI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue

BAB I PENDAHULl1AN Latar Belakang

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat persebaran penyakit perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

FAKTO-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI PUSKESMAS TIRTO I KABUPATEN PEKALONGAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. endemik malaria, 31 negara merupakan malaria-high burden countries,

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh TIWIK SUSILOWATI J

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA KELUARGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

C030 PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KABUPATEN MIMIKA Nurhadi 1,2, Soenarto Notosoedarmo 1, Martanto Martosupono 1 1 Program Pascasarjana Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana, Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 2 Guru SMA Negeri 2 Mimika, Kampung Limau Asri Timika Papua Email: hdtimika@yahoo.com ABSTRAK Malaria merupakan penyakit endemis dan sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Mimika. Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. Peningkatan kejadian malaria disebabkan adanya kontak manusia dengan nyamuk malaria dan didukung oleh kondisi lingkungan yang kurang baik. Terdapat tiga faktor yang berperan dalam penyebaran malaria, yaitu parasit, inang, dan lingkungan. Di Kabupaten Mimika tingkat kejadian malaria cukup tinggi, pada tahun 2010 jumlah malaria mencapai 80.000 kasus dan hampir mencapai sepertiga dari jumlah penduduk Mimika. Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika sebagai tempat penelitian merupakan daerah endemis malaria dengan jumlah kejadian mencapai 700 kasus. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan kasus kontrol yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan terhadap kejadian malaria di Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika. Sebagai kasus adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas dengan gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah malaria positif, sedangkan kontrol adalah pasien yang berkunjung tanpa gejala malaria klinis dan hasil pemeriksaan darah negatif. Jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 50 responden. Faktor-faktor yang diteliti adalah keberadaan genangan air, keberadaan semak, dan keberadaan kandang hewan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan terhadap kejadian malaria adalah: keberadaan genangan air dengan p=0,003 dan OR=0, 011, keberadaan semak dengan p=0,026 dan OR=0,65, dan keberadaan kandang hewan dengan p=0,002 dan OR=256, 272. Usaha pencegahan yaitu perlu dilakukan pembuatan saluran air dan pengeringan genangan air, pembersihan semak di sekitar rumah, dan menjauhkan kandang hewan dengan rumah. Pihak terkait hendaknya melakukan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan, dan tata cara penanggulangan malaria. Kata kunci : Pengaruh lingkungan, masyarakat Mimika, penyakit malaria PENDAHULUAN Malaria adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi manusia hingga menyebabkan kematian terutama di daerah tropis seperti di Afrika dan Indonesia. Indonesia terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi, topografi berawa, dan penduduk yang dekat dengan lingkungan menyebabkan siklus kehidupan nyamuk malaria dapat berlangsung dengan baik (Jamal S., 2007). Terdapat tiga faktor yang berperan dalam penyebaran malaria, yaitu parasit, inang, dan lingkungan. Penyebaran malaria dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut saling mendukung. Penyakit menular ini disebabkan oleh Plasmodium sp. yaitu Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Malaria menginfeksi lebih dari setengah populasi dunia dan dapat menyebabkan kematian di ± 100 negara terutama di daerah tropis dan sub tropis seperti di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Asia (Mangold et al., 2005). Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria juga merupakan penyakit ekologis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia serta menularkan parasit malaria. Contoh faktor lingkungan adalah hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian. Air merupakan faktor esensial bagi perkembangbiakan nyamuk. Karena itu dengan adanya hujan bisa menciptakan banyak tempat perkembangbiakan nyamuk akibat genangan air yang tidak dialirkan di sekitar rumah atau tempat tinggal (Ermi ML Ndoen, 2007). Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk malaria yang umumnya tinggal di hutan, dapat berpindah ke pemukiman penduduk. Di daerah pantai, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol. Dalam siklus hidupnya, nyamuk Anopheles sp. memiliki empat stadium yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa. Nyamuk Anopheles sp. mempunyai ciri khas yang dapat membedakan dengan nyamuk Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi 187

lainnya, yaitu sungut yang lebih panjang seperti belalai, memiliki belang-belang putih dan hitam pada sayapnya, dan dapat diidentifikasi dari posisi pada saat istirahatnya. Kebanyakan nyamuk Anopheles sp. termasuk dalam tipe crepuscular (aktif saat menjelang petang, malam, dan subuh) atau nocturnal (aktif saat malam), endophagic (pada saat menghisap darah dilakukan di dalam ruangan), endophilic (setelah menghisap darah nyamuk Anopheles sp. lebih memilih beristirahat di dalam ruangan), dan termasuk dalam anthropophily (mendapatkan makanan dari manusia) atau zoophily (mendapatkan makanan dari binatang) (CDC 2004; Wikipedia, 2006c). Peningkatan kejadian malaria disebabkan adanya kontak manusia dengan nyamuk malaria dan didukung kondisi lingkungan yang kurang baik. Kesehatan lingkungan mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekosistem dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui pencegahan terhadap penyakit malaria dan gangguan kesehatan dengan mengendalikan faktor lingkungan. Interaksi lingkungan dengan pembangunan saat ini maupun yang akan datang saling berpengaruh (Fathi et al., 2005). Malaria merupakan penyakit endemis dan sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Mimika. Dalam beberapa tahun ini di Kabupaten Mimika terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat akibat mobilisasi penduduk karena adanya perusahaan tambang PT. Preeport Indonesia. Mobilisasi penduduk kelompok beresiko tinggi yang tidak mempunyai kekebalan terhadap malaria (dari luar Mimika atau dari dataran tinggi yang bukan daerah endemis malaria) akan mempersulit program pemberantasan malaria. Di Kabupaten Mimika tingkat kejadian malaria cukup tinggi, pada tahun 2010 jumlah malaria mencapai 80.000 kasus dan hampir mencapai sepertiga dari jumlah penduduk Mimika. Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika sebagai tempat penelitian merupakan daerah endemis malaria dengan jumlah kejadian mencapai 700 kasus (Anonim, 2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika adalah keberadaan genangan air, keberadaan semak, dan keberadaan kandang hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh lingkungan terhadap kejadian malaria di Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika. Manfaat penelitian adalah memberikan informasi penting kepada masyarakat dan instansi terkait tentang faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kejadian malaria di Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika. Peran petugas kesehatan sangat menentukan dalam memutus mata rantai siklus hidup nyamuk Anopheles sp. Salah satu bentuk kebijakan petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk penyebab malaria. Penyuluhan kesehatan bertujuan supaya masyarakat menyadari tentang penanggulangan, dan pemberantasan malaria, sehingga mengubah perilaku untuk hidup sehat dan bersih METODE PENALITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan kasus kontrol yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kejadian malaria di Kampung Limau Asri Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika. Sebagai kasus adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas dengan gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah malaria positif, sedangkan kontrol adalah pasien yang berkunjung tanpa gejala malaria klinis dan hasil pemeriksaan darah negatif. Jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 50 responden. Faktor-faktor yang diteliti adalah keberadaan genangan air, keberadaan semak, dan keberadaan kandang hewan. Data yang diperoleh dilakukan pemeriksaan atau validasi data, pengkodean, rekapitulasi dan tabulasi, kemudian dilakukan analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui besar risiko (OR) dengan menggunakan uji Chi Square sehingga diperoleh nilai X2, 95% CI dan OR. Jika OR lebih dari 1 dan batas bawah 95% CI mencapai nilai 1, maka variabel yang diteliti merupakan faktor risiko. 188 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Genangan air Keberadaan genangan air di sekitar rumah merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian malaria, variabel ini berpengaruh terhadap kejadian malaria, sehingga hipotesis dalam penelitian ini terbukti. Genangan air di sekitar rumah akan menjadi tempat untuk berkembangbiak nyamuk Anopheles sp. sehingga dapat menyebabkan terjadinya malaria. Genangan air dalam penelitian ini adalah rawa, kolam, bekas galian, dan got yang tidak mengalir airnya. Pada kelompok kasus terdapat 39 responden yang disekitar rumahnya terdapat genangan air, dan 11 responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat genangan air. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 13 responden yang di sekitar rumahnya terdapat genangan air, dan 37 responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat genangan air. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara genangan air dengan kejadian malaria dengan p=0,003, dan OR=0,011. Dengan demikian responden yang di sekitar rumahnya terdapat genangan air berisiko terkena malaria 0,011 kali dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki genangan air. Tabel 1. Distribusi Genangan Air pada Kelompok Kasus dan Kontrol Keterangan Ada genangan Tidak ada Jumlah Kelompok kasus 39 11 50 Kelompok kontrol 13 37 50 Jumlah 52 48 100 Nilai p = 0,003 OR = 0,011 2. Keberadaan semak Keberadaan semak di sekitar rumah merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian malaria, variabel ini berpengaruh terhadap kejadian malaria. Semak-semak disekitar rumah berperan sebagai tempat peristirahatan nyamuk pada siang hari. Pada kelompok kasus terdapat 44 responden yang disekitar rumahnya terdapat semak, dan 6 responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat semak. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 20 responden yang di sekitar rumahnya terdapat semak, dan 30 responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat semak. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara keberadaan semak dengan kejadian malaria dengan p=0,026, dan OR= 0,65. Dengan demikian responden yang di sekitar rumahnya terdapat semak berisiko terkena malaria 0,65 kali dibandingkan dengan responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat semak. Keberadaan semak yang rimbun akan mengurangi sinar matahari masuk dan menembus tanah, sehingga lingkungan di sekitarnya menjadi teduh dan lembab. Kondisi ini merupakan tempat yang baik untuk peristirahatan nyamuk Anopheles sp. dan dapat pula sebagai tempat perindukan nyamuk jika di bawah semak terdapat genangan air. Tabel 2. Distribusi Keberadaan Semak pada Kelompok Kasus dan Kontrol Keterangan Ada semak Tidak ada semak Jumlah Kelompok kasus 44 6 50 Kelompok kontrol 20 30 50 Jumlah 64 36 100 Nilai p = 0,026 OR = 0,65 3. Kandang hewan Keberadaan kandang hewan di sekitar rumah merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian malaria, variabel ini berpengaruh terhadap kejadian malaria. Pada kelompok kasus terdapat 37 responden yang disekitar rumahnya terdapat kandang hewan, dan 13 responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat kandang hewan. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 13 responden yang di sekitar rumahnya terdapat kandang hewan, dan 37 responden yang di sekitar rumahnya tidak terdapat kandang hewan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara keberadaan kadang hewan dengan kejadian malaria dengan p = 0,002, dan OR = 256,272. Dengan demikian responden yang di sekitar rumahnya terdapat kandang hewan berisiko terkena malaria 256,272 kali dibandingkan dengan penduduk Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi 189

yang tidak mempunyai kandang hewan. Kandang hewan merupakan tempat peristirahatan nyamuk Anopheles sp. karena sifatnya yang terlindung dari cahaya matahari dan kondisinya lembab. Selain itu nyamuk Anopheles sp. ada yang bersifat anthropophily (mendapatkan makanan dari manusia) dan zoophily (mendapatkan makanan dari binatang) sehingga keberadaan kandang hewan berisiko untuk terjadinya kasus malaria. Tabel 3. Distribusi Keberadaan Kandang Hewan Kelompok Kasus dan Kontrol Keterangan Ada kandang Tidak ada Jumlah Kelompok kasus 37 13 50 Kelompok kontrol 13 37 50 Jumlah 50 50 100 Nilai p = 0,002 OR = 256,272 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan terhadap kejadian malaria adalah: 1. Hasil analisis faktor lingkungan terhadap kejadian malaria adalah keberadaan genangan air dengan p=0,003 dan OR=0, 011. Genangan air di sekitar rumah akan menjadi tempat untuk berkembangbiak nyamuk Anopheles sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyakit malaria. 2. Hasil analisis faktor lingkungan terhadap kejadian malaria adalah keberadaan semak dengan p=0,026 dan OR=0,65. Keberadaan semak di sekitar rumah merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian malaria. Semak-semak disekitar rumah berperan sebagai tempat peristirahatan nyamuk pada siang hari. 3. Hasil analisis faktor lingkungan terhadap kejadian malaria adalah keberadaan kandang hewan dengan p=0,002 dan OR=256, 272. Keberadaan kandang hewan di sekitar rumah merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian malaria. Dengan adanya kandang hewan, akan menjadi sarang nyamuk Anopheles untuk mencari darah. Saran 1. Masyarakat supaya membuat saluran air, dan melakukan pengeringan genangan air, menimbun bekas galian, pembersihan semak di sekitar rumah, serta menjauhkan kandang hewan dengan rumah agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. 2. Dinas kesehatan dan instansi terkait harus meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui program penyuluhan, penyebaran informasi bahaya penyakit malaria, dan memasukkan kurikulum muatan lokal di sekolah tentang pendidikan malaria. 3. Meningkatkan kerja sama lintas sektor antara dinas kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya penanggulangan dan pemberantasan malaria. 4. Bebaskan rumah dan tempat tinggal kita dari genangan air, tutuplah tempat-tempat penampungan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Mari berantas nyamuk untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi kita. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua, khususnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga melalui program Beasiswa Pascasarjana untuk guru KPG Khas Papua di Kabupaten Mimika. Terima kasih juga disampaikan kepada Program Pascasarjana Magister Biologi UKSW Salatiga, serta kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. 190 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter

DAFTAR PUSTAKA Anies, 2005. Mewaspadai Penyakit Lingkungan, Jakarta: PT Elek Media Komputindo Anonim, 2011. Mimika Pengguna Obat Malaria Tertinggi di Papua http://www.kalimantannews.com/berita.php?idb=5410 diakses tgl 10 april 2011. Anonymous, 2004. Central for Disease Control And Prevention (CDC), Diagnosis Procedures for Blood Specimens, Atlanta, USA. Departemen Kesehatan RI., 2006. Buku Saku Pengobatan Malaria Menggunakan Derivatif Artemisinin di Kabupaten Mimika Papua. Ermi ML. Ndoen, 2007. Penyakit Menular & Kualitas Lingkungan http://kesehatanlingkungan.wordpress.com/penyakit-menular/malaria-pembunuh-terbesar-sepanjangabad/ diakses tanggal 18 mei 2010. Fathi, Keman S., dan Wahyuni CU., 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan Volume 2 Nomor 1, 1-10. Jamal S., 2007. Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang Malaria http://www.ikatanapotekerindonesia.net/articles/pharmacy-newsflash/443-apakah-malaria-itu-.html, diakses tanggal 18 mei 2010. Mangold KA et al., 2005. Real-time PCR for detection and identification of Plasmodium spp. J Clin Microbiol 45 (5): 2435-2440. Safar R., 2009. Parasitologi Kedokteran, Bandung: Yrama Widya [Wikipedia]. 2006c. Anopheles. [terhubung berkala]. http://en.wikipedia.org/wiki/anopheles. [18 Agustus 2006]. Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi 191