BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.1. Indikator Penilaian Sistem Informasi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II BAHAN RUJUKAN

SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP. Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi. Dosen Pengampu: Siswanto,M.Pd.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI ANALISIS

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

TUGAS AKHIR SISTEM PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA CV. SERBA JADI COCOA ABDYA OLEH THEO MARCEL EDWARD PURBA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.

`BAB III PEMBAHASAN. Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli : panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkembang, tentunya perusahaan yang bergerak dan bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB II LANDASAN TEORI

KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X )

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB I PENDAHULUAN. adalah laba yang optimal, kelangsungan hidup yang terus-menerus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

"EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN" Dwi Suprajitno. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

pengertian sistem pengendalian intern ada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan output yang baik berupa barang maupun jasa. Salah satu. faktor-faktor produksi tersebut adalah aktiva tetap.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan ataupun yang telah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Soemarso S.R

BAB II TINJAUN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba menganalisa dan mengevaluasi objek penelitian mengenai sistem pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. B. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Untuk dapat mengetahui kriteria maupun ciri-ciri suatu aktiva tetap, perlu kiranya dikemukakan terlebih dahulu pengertian serta penjelasan mengenai aktiva tetap. Perusahaan mengartikan aktiva tetap sebagai harta yang dikuasai oleh perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Menurut Warren (2005) aktiva tetap adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. Menurut Mulyadi (1998) aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,

mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pengertian aktiva tetap menurut perusahaan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang medefinisikan aktiva tetap sebagai harta yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Hal ini juga ditunjukkan dengan adanya pernyataan dari Warren (2005) mengenai definisi aktiva tetap dan juga didukung dengan adanya pernyataan dari Mulyadi (1998). Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu : a. memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, b. digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan, c. tidak dimaksudkan untuk dijual. 2. Penggolongan Aktiva Tetap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi menggolongkan jenis aktiva tetapnya ke dalam enam golongan yang terdiri dari : a. tanah, b. bangunan, c. partisi & interior, d. kendaraan, e. komputer : termasuk juga Printer, Server, Router dan lain-lain,

f. perlengkapan / perabotan kantor : Brankas, Furniture, AC, Lukisan, Filling Cabinet, Lemari, dan lain-lain. Menurut Mulyadi (1998) aktiva tetap dalam perusahaan umumnya digolongkan sebagai berikut : a. tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement), b. gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement), c. mesin, d. mebel, e. kendaraan. Penggolongan aktiva tetap juga dapat dilihat dari segi disusutkan atau tidak, biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan dari nilai aktiva tersebut. Penyusutan terhadap harga perolehan dilakukan apabila aktiva tetap mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya. Penggolongan aktiva tetap dari segi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu aktiva tetap yang dapat disusutkan (Depreciated Plant Assets) dan aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan (Undepreciated Plant Assets). a. Aktiva Tetap yang Dapat Disusutkan ( Depreciated Plant Assets ) Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable) suatu aktiva tetap harus dialokasi secara sistematis sepanjang masa manfaatnya. Contohnya: bangunan, peralatan, mesin, inventaris, kendaraan.

b. Aktiva Tetap yang Tidak Dapat Disusutkan (Non Depreciated Plant Assets) Aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan adalah tanah karena tanah memiliki usia yang tak terbatas sehingga tidak dapat disusutkan. C. Cara Perolehan dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap 1. Cara Perolehan Aktiva Tetap Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Perolehan aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara membeli, dan membangun sendiri. a. Pembelian Dalam hal pembelian aktiva tetap, nilai aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan (cost) yaitu harga belinya termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap digunakan. Jurnal dalam pencatatan aktiva tetap dengan cara pembelian adalah : Aktiva tetap xxx Kas xxx b. Membangun sendiri Aktiva tetap yang dibangun sendiri, nilai aktiva tetap dicatat sebesar seluruh nilai bahan/ peralatan yang digunakan, biaya pengerjaan serta alokasi biaya-biaya lainnya, yang terkait dengan pembangunan aktiva tersebut.

Jurnal dalam pencatatan aktiva tetap yang diperoleh dengan membangun sendiri adalah : Aktiva tetap xxx Kas xxx Perolehan aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sudah dilakukan dengan benar yaitu dengan cara pembelian dan membangun sendiri, begitu juga dengan jurnal pencatatan aktiva tetapnya. Hal ini didukung dengan pernyataan Skousen (2005) yang perolehan aktiva tetapnya dapat dilakukan dengan 6 cara yaitu pembelian berdasarkan kontrak pembayaran ditangguhkan, perolehan melalui lease modal, perolehan melalui penukaran aktiva non-moneter, perolehan melalui penerbitan sekuritas, perolehan dengan membangun sendiri, perolehan dari pemberian atau penemuan. Terdapat sedikit perbedaan dalam cara perolehan aktiva tetap karena PT. Agung Sumatera Samudera Abadi hanya melakukan dua cara perolehan aktiva tetapnya. Ini juga didukung dengan pernyataan oleh Mulyadi (1998) yang menjelaskan mengenai perolehan aktiva tetap yang terdiri dari berbagai cara yaitu pembelian, pembangunan sendiri, dan sumbangan. a. Pembelian Transaksi perolehan aktiva tetap dengan cara membeli dicatat dalam register bukti kas keluar dengan jurnal sebagai berikut: Aktiva tetap xxx Bukti Kas keluar yang akan Dibayar xxx

b. Pembangunan Sendiri Jika aktiva tetap diperoleh dengan pembangunan sendiri, pengeluaran modal (capital expenditure) yang berupa pengeluaran kas dicatat dalam registerbukti kas keluar dengan jurnal sebagai berikut: Aktiva tetap dalam Konstruksi xxx Bukti Kas keluar yang akan Dibayar xxx c. Sumbangan Jika aktiva tetap diperoleh dari sumbangan, harga pokok aktiva tetap dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut: Aktiva tetap xxx Modal Sumbangan xxx 2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Perhitungan penyusutan yang dilakukan oleh PT. Agung Sumatera Samudera Abadi terhadap seluruh aktiva tetapnya adalah dengan menggunakan metode garis lurus ( straight line method ). Hal ini dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini menghasilkan biaya

secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh, maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang layak ke beban periodik, jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham melihat penyusutan di laporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, dan perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya. Menurut PSAK 17 penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk satu periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. a. Berdasarkan Waktu Metode penyusutan berdasarkan waktu tediri dari 2 metode yaitu: 1) metode garis lurus (straight line method) 2) metode pembebanan yang menurun (declining expense method) b. Berdasarkan Penggunaan Metode penyusutan berdasarkan penggunaan tediri dari 2 metode yaitu: 1) metode jam jasa ( service hours method ), 2) metode jumlah unit produksi ( productive output method ).

c. Berdasarkan Kriteria Lainnya Metode penyusutan berdasarkan waktu tediri dari 3 metode yaitu: 1) Metode berdasarkan jenis dan kelompok ( group and composite method ), 2) Metode anuitas ( annuity method ), 3) Sistem persediaan (inventory systems ). Penggunaan metode penyusutan pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan menggunakan salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). Hal ini juga dibuktikan dengan pernyataan Warren (2005) yang menyebutkan metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. D. Penggantian Aktiva Tetap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi melakukan penggantian aktiva tetap dengan 3 cara, yaitu dengan cara dibuang dan dengan cara dijual. a. Dengan cara dibuang Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di non aktifkan. Hai ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu dan nilai pasar.

b. Dengan cara dijual Aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan dengan cara dijual. Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Agung Sumatera Samudera Abadi telah sesuai dengan menggunakan dua cara yaitu dengan cara dibuang dan dengan cara dijual. Terdapat sedikit perbedaan pada penggantian aktiva tetapnya karena perusahaan hanya menggunakan dua cara penggantian aktiva tetap. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Warren (2005) penarikan (retirement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan cara dibuang, dengan cara dijual dengan cara ditukar dengan aktiva lain. c. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain Keuntungan dari pertukaran : Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat ditentukan dengan salah satu dari cara berikut : 1) Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru - Keuntungan yang tidak diakui 2) Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + Keuntungan yang tidak diakui

Keuntungan pertukaran aktiva tetap yang sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal. Kerugian dari pertukaran : Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva baru adalah harga pasar aktiva tersebut. E. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Sistem pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal control merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi, misalnya mencocokkan penjumlahan horizontal dengan penjumlahan vertikal. Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan. Pengawasan intern menurut perusahaan merupakan kebijakan spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi. PT. Agung Sumatera Samudera Abadi mempunyai beberapa tujuan dari sistem pengawasan intern aktiva tetap yaitu :

a. membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan, b. meningkatkan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan, c. menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap, d. menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, e. mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap. Menurut Mulyadi (2001) yang dimaksud dengan sistem pengawasan intern adalah meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Schermerhorn (2002) mendefenisikan pengawasan intern sebagai suatu proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya sistem pengawasan intern aktiva tetap pada perusahaan, peneliti terlebih dahulu membuat kuesioner pengendalian intern terhadap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berikut ini adalah kuesioner pengendalian intern aktiva tetap terhadap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi.

Kuesioner Pengawasan Intern Aktiva Tetap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi No Pertanyaan SS S RR KS TS 1 Apakah fungsi pemakai harus terpisah dari fungsi akuntansi tetap? 2 Apakah transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aktiva tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi yang bekerja secara independen? 3 Apakah anggaran investasi diotorisasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham? 4 Apakah surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, surat permintaaan penghentian aktiva tetap, dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi oleh Direktur yang bersangkutan dan Direktur Utama? 5 Apakah surat perintah kerja diotorisasi oleh kepada Departemen yang bersangkutan? 6 Apakah surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?

7 Apakah laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan? 8 Apakah bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi? 9 Apakah bukti memorial diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi? 10 Apakah perubahan kartu aktiva tetap harus didasarkan pada bukti kas keluar, atau bukti memorial, atau surat permintaan transfer aktiva tetap yang dilampiri dengan dokumen pendukung lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang? 11 Apakah secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan kartu aktiva tetap? 12 Apakah Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap? 13 Apakah Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian?

14 Apakah Kebijakan akuntansi tentang pemisahan pengeluaran modal (capital expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)? Keterangan : SS = Sangat Setuju, diberi skor 5 S = Setuju, diberi skor 4 RR = Ragu-Ragu, diberi skor 3 KS = Kurang Setuju, diberi skor 2 TS = Tidak Setuju, diberi skor 1 Total skor terbesar adalah 70 dan total skor terkecil adalah 14 Interval = = = 10, 2 dibulatkan menjadi 10 Kriteria Penilaian Efektifitas Pengendalian Intern Aktiva Tetap: Skor 14-24 TE (Tidak Efektif) Skor 25-35 KE (Kurang Efektif) Skor 36-46 CE (Cukup Efektif) Skor 47-57 E (Efektif) Skor 58-70 SE (Sangat Efektif)

Setelah mengisi kuesioner pengendalian intern akitiva tetap dapat diketahui seberapa efektif sistem pengawasan intern aktiva tetap yang ada di perusahaan sesuai dengan total skor yang diperoleh. Total skor yang diperoleh oleh PT. Agung Sumatera Samudera Abadi adalah 57, dengan demikian sistem pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sejauh ini sudah efektif. Hal ini ini dillihat dengan adanya fungsi pemakai yang tidak dipisahkan dengan fungsi akuntansi karena menurut perusahaan akan memakan waktu pada proses pencatatan semua data yang ada.. Transaksi perolehan, penjualan, penggantian aktiva tetap dilaksanakan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja sama secara independen sehingga mencapai tujuan perusahaan. Sistem otorisasi aktiva tetap yang berkaitan dengan rupiah atau dana yang cukup besar merupakan alat yang baik untuk pengendalian intern aktiva tetap. Surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, suat penghentian pemakaian aktiva tetap, dan surat permintaan transfer aktiva tetap diotorisasi sampai di level direksi kantor pusat. Surat perintah kerja diotorisasi oleh Kepala Cabang. Pencatatan aktiva tetap perusahaan dilakukan oleh fungsi akuntansi yaitu staff accounting yang didasarkan oleh bukti kas keluar dan bukti memorial yang ada kemudian diperiksa kembali oleh Kepala Keuangan perusahaan. PT. Agung Sumatera Samudera Abadi tidak mempunyai kartu aktiva tetap tetapi menggunakan nomor register aktiva tetap berdasarkan klasifikasi aktiva tetap dan tahun perolehan. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aktiva tetap dengan nomor register aktiva

tetap. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap dalam PT. Agung Sumatera Samudera Abadi dapat meliputi tiga pengawasan yaitu pengawasan administratif, pengawasan fisik dan pengawasan penggunaan. a. Pengawasan Administratif Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu : 1) terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan inventarisasi, 2) teknis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya. b. Pengawasan Fisik Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai dengan catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang sebenarnya. c. Pengawasan Penggunaan Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.

Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, PT. Agung Sumatera Samudera Abadi selain menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengasuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja baik, dan dapat mencegah kerugian yang timbul akibat kecelakaan atau kebakaran yang merupakan praktik yang sehat dari suatu perusahaan, dengan demikian sistem pengawasan intern aktiva tetap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi dapat dikatakan efektif.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian langsung ke PT. Agung Sumatera Samudera Abadi, kemudian menganalisa dan mengevaluasi data yang telah diperoleh, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan dari perusahaan mengenai sistem pengawasan intern aktiva tetap. 1. Sistem pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sudah dijalankan dengan efektif. 2. Sistem otorisasi aktiva tetap yang berkaitan dengan transaksi perolehan, penjualan, penggantian aktiva tetap sudah dijalankan dengan baik yang dilaksanakan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja sama secara independen sehingga mencapai tujuan perusahaan. 3. Di dalam sistem pengawasan intern aktiva tetap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi tidak memisahkan fungsi pemakai dengan fungsi akuntansi karena akan memakan waktu pada proses pencatatan semua data yang ada. 4. Pencocokan fisik aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi hanya menggunakan nomor register aktiva tetap berdasarkan klasifikasi aktiva tetap dan tahun perolehannya. 5. Besarnya penyusutan pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang

umur manfaat suatu aktiva tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp. 0. Perhitungan ditetapkan dari harga perolehan yang dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku. 6. Penggantian aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi dilakukan dengan cara dibuang dan dijual. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar. B. Saran Peneliti mencoba memberikan beberapa saran mengenai sistem pengawasan intern aktiva tetap pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peneliti, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. 1. Sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dijalankan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sebaiknya dipertahankan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aktiva tetap. 2. Sistem otorisasi aktiva tetap PT. Agung Sumatera Samudera Abadi sebaiknya dipertahankan karena sistem otorisasi aktiva tetap merupakan sarana atau alat yang baik untuk pengendalian intern aktiva tetap suatu perusahaan.

3. Untuk mengawasi aktiva tetap dan pemakaiannya fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan, sebaiknya perusahaan memisahkan fungsi pemakai dari fungsi akuntansi aktiva tetap. 4. Perusahaan sebaiknya membuat kartu aktiva tetap yang berfungsi untuk mencatat segala rinci data yang bersangkutan dengan aktiva tetap. 5. Perusahaan sebaiknya memperhatikan jenis dan golongan aktiva tetap sebelum mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aktiva tetap. 6. Perusahaan perlu memperhatikan masalah mengenai hal penggantian aktiva tetap bagi yang masih layak pakai sebaiknya dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan cara ditukar dengan aktiva lain. Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.