This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT GUDANG GARAM, TBK DAN HM. SAMPOERNA, TBK DITINJAU DARI CURRENT RATIO, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

Financial Performance (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1. 1 Kajian Teori 1 Pasar Modal Pasar modal adalah pasar untuk berbagi instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perushaan swasta (Husnan, 2003). Menurut usman (2000) umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut di masa yang akan datang. Penelitian ini lebih memfokuskan pada investasi keuangan. Menurut Hartono (2006) terdapat 2 bentuk investasi keuangan, yaitu: 1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital

market), dan di pasar turunan (derivative market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan yang dapat diperoleh di bank komersial. 2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi yaitu perusahaan yang menyediakan jasa keuanngan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam suatu portofolio. Menurut Tandelilin (2001) terdapat beberapa hal yang dijadikan dasar bagi seorang investor untuk pengambilan keputusan investasi yaitu: 1. Return, yang menjadi alasan utama orang berinvestasi adalah memperoleh keuntungan atau return. Return yang diharapkan oleh investor ini adalah kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang diterima merupakan suatu risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam keputusan investasi. 2. Risiko, umumnya semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor dalam berinvestasi maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Sikap investor terhadap risiko akan

sangat tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang memiliki keberanian yang tinggi maka dia akan memilih keberanian yang tinggi dengan harapan memperoleh tingkat return yang tinggi, dan demikian juga sebaliknya. 2 Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai suatu organisasi memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuannya adalah melalui kinerja operasinya. Penilaian kinerja ini penting untuk mengidentifikasikan adanya pemborosan atau ketidakberesan sehingga dapat segera diatasi. Kinerja perusahaan dapat diwujudkan dalam 2 aspek yaitu aspek finansial dan non financial. Aspek finansial perusahaan dapat berupa rasio keuangan serta harga dan return saham. Sedangkan aspek non financial dapat berupa penyebaran pasar, indeks kepuasaan konsumen, perputaran pekerja, penghematan waktu dalam siklus produksi, inovasi dan sebagainya. Adapun tujuan penilaian kinerja menurut Munawir (2001) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya

yang harus segera dipenuhi. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun kewajiban keuangan jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas (profitabilitas) yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. 4. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang dinilai dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok hutangnya tepat waktu serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. 3 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan

akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang merupakan bentuk pandangan secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertangggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2002). Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Menurut Harahap (2002) dalam Ariansyah (2006) yang dimaksud laporan keuangan adalah adalah suatu alat di mana informasi keuangan dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukkan dalam bentuk laporan dan dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi

dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua atau kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan financial perusahaan dari tahun ke tahun.rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (James C Van Horne, 2010). Analisis financial adalah proses penentuan ciri-ciri keuangan dan operasi suatu perusahaan yang diperoleh dari data akuntansi dan laporan keuangan lainnya. Untuk analisis financial industri jasa mempunyai sifat dan karakteristik yang sedikit berbeda dengan analisis financial industri manufaktur. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam sistem informasi akuntansi masing-masing industri tersebut. Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, terdapat tiga (3) teknik perhitungan ratio keuangan yang digunakan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan timbal balik antara asset, liabilities, dan capital yang selanjutnya untuk mengetahui tingkat likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas dari suatu perusahaan. 4 Macam-macam Laporan Keuangan

Ada tiga laporan keuangan dasar yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan: neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Neraca menggambarkan mengenai aktiva, utang dan ekuitas para pemilik perusahaan untuk tanggal tertentu, sedangkan laporan laba rugi menggambarkan pendapatan bersih dari kegiatan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menggabungkan informasi dari neraca dan laporan laba rugi untuk menggambarkan sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu dalam sejarah hidup perusahaan. 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban, keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu yang dibuat berdasarkan periode tertentu (tahunan). 2. Laporan Rugi / Laba Menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya dan laba yang diperoleh dari perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini harus dibuat dalam suatu siklus periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga perusahaan dapat mengetahui keadaan perusahaan dalam keadaan laba/rugi. 3. Laporan perubahan modal

Menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Laporan ini juga menujukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. 4. Laporan Arus Kas Laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan pada periode tertentu. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. 5. Laporan catatan atas laporan keuangan Laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi lebih jelas sebab penyebabnya agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan. 5 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan. Dimana setiap rasio memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

a. Rasio lancar (current ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. b. Rasio sangat lancar (acid test ratio/quick ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang-hutangnya tepat pada waktunya dengan cara mengurangi persediaan dengan asset lancar, kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar. 2. Rasio Solvabilitas (Laverage Ratio) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. a. Rasio total utang / Debt ratio (DR) terhadap total asset: rasio ini mengukur presentase yang diberikan oleh kreditor. b. Rasio kelipatan pembayaran bunga / time interest earned (TIE): mengukur kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga dan pajak. c. Ratio FiXed charge coverage: mengukur kemampuan perusahaan membayar total beban tetap, yang biasanya mencakup biaya bunga dan sewa. 3. Rasio Rentabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, modal dan saham

tertentu. a. Margin laba atas penjualan / profit margin on sales (PM): menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. b. Return on asset (ROA : mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. c. Return on equity (ROE): mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. 4. Rasio Utang / Solvabilitas/ Laverage Rasio ini menggambarkan hubungan antara perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). 5. Rasio Activity (Activity Ratio) Rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas (efisiensi) perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. a. Perputaran sediaan (inventory turn over) Rasio yang digunakan untuk berapa kali dana yang ditanam dalam (inventory) ini berputar dalam suatu periode. b. Perputaran piutang (receivable turn over)

Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. c. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over) Rasio yang digunakan untuk mengukkut berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode, dengan kata lain mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kepastian aktiva sepenuhnya atau belum. 6. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usaha. 7. Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Rasio penilaian (valuation ratio) yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi. a. Rasio harga saham terhadap pendapatan (Price Earning Ratio / PER) menunjukkan perbandinga antara harga saham dipasar yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku (market to book value ratio) menunjukkan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai

buku saham tersebut yang digambarkan di neraca. 6 Return On Assets Untuk menilai kinerja perusahaan, biasanya investor akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Alat ukur financial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah ROA. Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi dianggap menghasilkan kinerja yang baik. Return On Assets merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA sering disebut Return On Investment yang besarnya dapat dihitung dengan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total assets. (Hanafi, 2005). Menurut Darsono (2005) Return On Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung perbandingan antara laba bersih rata-rata dengan total aktiva suatu perusahaan. Rata-rata total aktiva diperoleh dari total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun dibagi dua. Return On Assets bisa diperoleh dari net profit margin dikalikan asset turn over. Asset turn over penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva. Return On Assets disebut juga earning power menurut sistim Du Pont. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dari setiap

satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh return dari investasinya. Menurut Halim (2003), Return On Assets merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba (profitabilitas) pada tingkat pendapatan, aset dan moda saham tertentu. Semakin besar ROA perusahaan, semakin besar pula posisi perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. (Dendiwijaya, 2000). Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA = Net Profit Total Asset X Gitman (2003: 65) menyatakan bahwa Return On Asset measures the over all effectivenes of management in generating profit with its available assets ; also called the return on investment. Sedangkan menurut Tandelin (2001) ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang

dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. ROA menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan. Menurut Helfert (2000) Return On Assets yang sering disebut juga sebagai Return On Investment (ROI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas/profitabilitas yang lainnya. ROA atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara net income after tax (NIAT) terhadap total assets. Semakin besar ROA atau ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: X Menurut Riahi-Belkaoui (2003), ROA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan-perusahaan multinasional khususnya jika dilihat dari sudut pandang profitabilitas dan kesempatan investasi. Menurut Ang (2000) ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini

merupakan rasio terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return saham semakin besar. 7 Keunggulan dan Kelemahan Return On Assets Keunggulan ROA diantaranya sebagai berikut: 1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keungan yang tercermin dari rasio ini. 2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. 3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Disamping beberapa keunggulan di atas, ROA juga memiliki kelemahan yaitu (Lisa : 2007): 1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka

pendek dan bukan tujuan jangka panjang. 3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi proyek tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang. 8 Komponen-komponen Return On Assets ROA bisa dipecah lagi ke dalam dua komponen yaitu: a. Profit Margin Menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat penjualan tertentu. Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada diperusahaan. b. Perputaran Total Aktiva (Asset) Perputaran Total Aktiva mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tersebut. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan perusahaan mengelola asset berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini mengukur aktivitas penggunaan aktiva perusahaan.

9 Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan (Tjiptono dan Hendy: 2001). Kertonegoro (2001) mendefinisikan saham sebagai bentuk modal penyertaan (equity capital) atau bukti posisi kepemilikan dalam suatu perusahaan. Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi. Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai tiga tujuan investasi utama (Kertonegoro, 2001) yaitu: 1. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal, sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif lainnya.

2. Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh capital gain atau saham sumber penghasilan untuk mendapat dividen. 3. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan dividen sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi. Menurut Robbert Ang (2000), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Par Value (Nilai Nominal) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan dan berfungsi untuk tujuan akuntansi. Dalam modal suatu perseroan, dikenal adanya modal disetor. Perubahan modal disetor ini sama dengan merupakan suatu nilai yang berguna bagi pencatatan akuntansi, di mana nilai nominal dicatat sebagai model ekuitas perseroan di dalam neraca. Setiap saham yang diterbitkan di Indonesia harus mempunyai nilai nominal yang tercantum pada surat sahamnya. Namun untuk satu jenis saham yang lama harus mempunyai satu jenis nilai nominal. 2. Base Price (Harga Pasar)

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, warrant dan lain-lain, sehingga harga saham dasar yang baru harus dihitung sesuai dengan perubahan harga teoritis hasil perhitungan antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan. 3. Market Price (Harga Saham) Harga pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price). Jadi harga pasar ini yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Jika harga pasar dikalikan jumlah saham yang diterbitkan, maka didapat market value. 10 Harga Saham Harga saham adalah suatu saham yang mempunyai ciri untuk diperjualbelikan di bursa efek yang diukur dengan nilai mata uang (harga) dimana harga saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan demand dan supply. Analisa terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi. Ada dua model yang

lazim dipergunakan dalam menganalisa saham, yaitu model fundamental dan model teknikal (Keown et al, 2001). Model fundamental, mencoba memperkirakan harga saham dimasa mendatang melalui dua cara (Husnan, 2005), yakni: pertama melakukan estimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di waktu mendatang, dan kedua menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Karena itu untuk melakukan evaluasi dan proyeksi terhadap harga saham, diperlukan informasi tentang kinerja fundamental keuangan perusahaan (Pujiyanto, 2002). Informasi tentang laba perusahaan sangat diperlukan dalam melakukan penilaian terhadap saham. Laporan keuangan seperti laba perusahaan harus dipakai sebagai sumber informasi utama bilamana hendak melakukan analisis yang akurat terhadap harga saham. Ketika laba meningkat, maka harga saham cenderung naik sedangkan ketika laba menurun, harga saham juga ikut menurun. Menurut Weston dan Brigham( 2001), factor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah: 1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS) Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan

pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat Bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara: a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan. 3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan Kebijakan pembagian deviden dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor

sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapat perusahaan Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat Resiko dan Pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima. 11 Hubungan Return On Assets dengan Harga Saham Rasio ROA juga menjadi informasi yang penting bagi investor yang akan melakukan transaksi. Karena rasio ini menggambarkan laba bersih yang bisa didapat dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ini berarti jika semakin besar rasio ini menunjukkan laba yang dapat dihasilkan dari seluruh kekayaan yang dimiliki juga besar. Hal tersebut akan sangat menarik investor untuk berinvestasi sebab profitabilitas akan mempengaruhi harga saham (Husnan, 2005), dan dengan banyaknya investor yang berminat untuk berinvestasi maka akan menyebabkan naiknya harga saham.

ROA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. ROA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya modal perusahaan, baik untuk biaya utang (cost of debt) maupun modal sendiri (Cost of equity). Biaya modal perusahaan sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return), dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki. ROA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu. ROA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitik beratkan pada ROA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Dengan demikian ROA merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi. Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan membiayai investasi dengan net present value yang positif, karena net present value yang positif akan memberikan return on asset kepada pemegang saham. Oleh karena itu, dengan memberikan nilai tambah

kepada pemegang saham maka dapat menarik investor untuk menanamkan sahamnya ke perusahaan. Banyaknya investor yang menanamkan sahamnya diharapkan berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham (Husnan, 2005) 2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Akroman (2009) yang meneliti tentang pengaruh rasio keuangan (ROA DAN ROE) serta EVA terhadap Harga Saham pada perusahaan yang terdaftar di JII. Sampel penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2004-2006. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai probabilitas < 0,05, didasarkan pada hasil pengujian regresi diperoleh nilai probabilitas ROA sebesar 0,007. Penelitian yang dilakukan oleh Indriana (2009) yang meneliti tentang pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham pada Bank Devisa yang terdaftar di BEI. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi, analisis anova, analisis regresi berganda dan analisis uji t. Hasil analisis diketahui bahwa harga saham dengan return on assets memiliki korelasi positif berarti semakin naik nilai variabel variabel tersebut

semakin meningkat harga saham. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%. Mencermati hasil penelitian diatas jelas bahwa peneliti mengambil judul pengaruh return on assets terhadap Harga Saham pada PT. HM. Sampoerna, Tbk. Setiap lembaga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam upaya untuk meningkatkan harga sahamnya, begitu pula dengan PT. HM. Sampoerna, Tbk. Inilah yang membedakan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu. Selain itu, penekanan pada perbedaan tempat dan waktu penelitian serta perbedaan metodologi penelitian khususnya pada metode analisis data. 3 Kerangka Pemikiran Kerangka pikir pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dijelaskan pada skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Menurut Darsono (2005) Return On Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung perbandingan antara laba bersih rata-rata dengan total aktiva suatu perusahaan. Rata-rata total aktiva diperoleh dari total aktiva awal tahun ditambah total aktiva akhir tahun dibagi dua. Return On Assets bisa diperoleh dari net profit margin dikalikan asset turn over. Asset turn over penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva. Return On Assets disebut juga earning power menurut sistim Du Pont. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa

menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh return dari investasinya. (Dendiwijaya, 2000). Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA = Net Profit Total Asset X ROA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. ROA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya modal perusahaan, baik untuk biaya utang (cost of debt) maupun modal sendiri (Cost of equity). Biaya modal perusahaan sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return), dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki. ROA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true

economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu. ROA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitik beratkan pada ROA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Dengan demikian ROA merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi. Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan membiayai investasi dengan net present value yang positif, karena net present value yang positif akan memberikan return on asset kepada pemegang saham. Oleh karena itu, dengan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham maka dapat menarik investor untuk menanamkan sahamnya ke perusahaan. Banyaknya investor yang menanamkan sahamnya diharapkan berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham (Husnan, 2005). 4 Pengajuan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu serta kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Diduga Terdapat Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham pada PT. HM. Sampoerna, Tbk.