Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan karakter masing-masing investor. Pasar modal tentunya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam cara salah satunya adalah dengan melakukan investasi melalui

Pengaruh Exchange Rate Dan Trading Volume Activity Terhadap Harga Saham

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high retum. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

Pengaruh Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas

BAB I PENDAHULAN. Krisis global yang sedang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan terjadi pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya Paket 27

BAB I PENDAHULUAN. dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA terdiri dari 10 negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. mortage di Amerika Serikat. Pada masa krisis ini, negara-negara yang belum

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perdagangan saham terhadap perubahan harga saham. Jorion (1990), Rool (1992),

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak. mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Dilansir dari liputan6.com dari artikel Melani, A (17 desember 2015) Bank sentral Amerika

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, baik dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Menurut Rusdin

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Negara ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan dan kompetisi. Teknologi telah membuat dunia tanpa batas, supply

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan sebagai wadah investasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sartono (2010:8) dalam Ayu (2013:359) Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat

Transkripsi:

Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2016-01-28 Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan Nursholeha, Indriani STIE Ekuitas http://hdl.handle.net/123456789/83 Downloaded from STIE Ekuitas Repository

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurs (Exchange Rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah sering disebut dengan kurs (exchange rate). Nilai tukar biasanya berubah-ubah, perubahan kurs dapat berupa depresiasi dan apresiasi. Pada dasarnya terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs), sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate). Perlakuan akuntansi terhadap laba-rugi selisih kurs yang terjadi dari transaksi mata uang asing ada tiga, yaitu: (1) diakui sebagai pendapatan (biaya) pada periode tahun berjalan, (2) dikapitalisasi sebagian, dan (3) dikapitalisasi penuh. Tiga metode pengakuan laba-rugi selisih kurs ini perlu untuk dikaji secara mendalam karena masing-masing metode menimbulkan persepsi yang berbedabeda. Diantaranya, metode pertama dianggap tidak menimbulkan konsekuensi ekonomik, sedangkan dua metode lainnya dianggap sebaliknya Perusahaan dapat menghindari keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai kurs dengan cara melunasi atau meminta pelunasan langsung (transaksi tunai) atau dengan melakukan operasi hedging. Perusahaan yang melakukan transaksi kas valuta asingnya relatif besar, manajemen menyadari bahwa risiko transaksi 1

tersebut relatif tinggi terutama terhadap fluktuasi nilai tukar.karena itu manajemen perusahaan harus mengendalikan transaction exposure dengan melakukan hedging (memberikan nilai lindung terhadap valuta). (Wiene, 2011:72) Fluktuatifnya nilai kurs diindikasikan mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengalami kerugian ataupun memperoleh laba selisih kurs. Misalnya yang dialami oleh Perusahaan-perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Beberapa sektor usaha BUMN mengalami kerugian selisih kurs dan ada juga yang mengalami laba selisih kurs. Krisis keuangan global yang mulai menggejala sejak awal tahun 2008 sebagai lanjutan dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada pertengahan 2006, mulai mengrogoti Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Memang sebelumnya sejumlah pengamat ekonomi memperkirakan krisis bakal terjadi kuartal III 2009, namun kenyataannya memasuki triwulan I tahun ini dampaknya sudah makin terasa, tercermin dari sejumlah perusahaan mulai melakukan pengurangan tenaga kerja (PHK), maupun mengurangi waktu operasial perusahaan. Ini juga terjadi di BUMN. Salah satu penyebab penurunan performa keuangan BUMN adalah fluktuasi nilai tukar rupiah yang mengakibatkan rugi selisih kurs. Menurut catatan Kementerian Negara BUMN, nilai tukar rupiah awal Januari 2008 berada di level Rp9.300 per dolar AS. Namun, saat tutup buku laporan keuangan akhir Desember 2008, nilai tukar rupiah melemah hingga ke level Rp11.900 per dolar AS. Menurut Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, selisih kurs sebesar Rp2.600 per dolar AS itu diperhitungkan dalam laporan akuntansi keuangan perusahaan, termasuk perhitungan utang. Akibatnya, total laba bersih 2

perusahaan pelat merah pada tahun 2008 hanya mencapai Rp75 triliun atau di bawah target awal sebesar Rp81 triliun yang ditetapkan pada rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2008. Pencapaian laba perusahaan pelat merah di tahun 2008 gagal memenuhi target. Rugi kurs menggerus laba BUMN sebesar 5-10%. Banyak faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target perolehan laba bersih BUMN. Namun, secara keseluruhan, tidak tercapainya target laba bersih BUMN terkait dengan gejolak krisis ekonomi global, yang berimbas pada kinerja makro ekonomi domestik dan BUMN di Indonesia. Salah satu faktor yang turut menjadi penyumbang tidak tercapainya target laba bersih BUMN adalah rugi kurs. Menurut keterangan pemerintah, kerugian BUMN akibat selisih kurs selama 2008 mencapai Rp12 triliun yang tentunya menjadi faktor yang cukup signifikan dalam menggerus perolehan laba bersih BUMN. Selain karena rugi kurs, penurunan kinerja BUMN juga terdapat andil yang signifikan dari perkembangan situasi perekonomian global dan perkembangan harga komoditas yang cenderung menurun sejak pertengahan tahun 2008. (wordpress.com) Beberapa BUMN yang dilaporkan mengalami rugi kurs cukup besar di antaranya PT Perusahaan Lisrik Negara (PLN), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), dan PT Pupuk Kujang.Pusri (rugi kurs) lebih dari Rp2 triliun, Pupuk Kujang sekitar Rp1 triliun. PGN juga besar,rugi akibat selisih kurs juga dialami BUMN bidang farmasi dan obat-obatan, yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk tercatat sekitar Rp22 miliar. Analis pasar modal dari Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, mengatakan, rugi kurs memang sulit dihindari dengan kondisi perekonomian seperti sekarang ini. 3

Tidak banyak yang bisa dilakukan perusahaan untuk menghindari rugi kurs, terutama perusahaan yang memiliki pengeluaran dolar dan pemasukan rupiah. Karena itu, hedging harus dilakukan guna menghindari berlanjutnya kerugian. Pada tahun 2012 beberapa perusahaan BUMN mengalami penurunan laba dikarenakan mengalami rugi selisih kurs. Diantaranya yang dialami oleh salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam sektor farmasi yaitu PT. Kimia Farma (KAEF) mengalami penurunan laba bersih yang menurut Farma Rusdi selaku direktur utama, diakibatkan pergeseran tender yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pengaruh rugi kurs. Pada tahun 2012 beberapa perusahaan BUMN melaporkan laba selisih kurs, diantaranya yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), WSKT meraih keuntungan selisih kurs sebesar Rp. 2,11 miliar pada 2012 dari periode sama sebelumnya rugi Rp. 4,09 miliar. Perseroan meraih pendapatan lainnya menjadi Rp. 72,18 miliar pada 2012 dari periode sama sebelumnya Rp. 43,46 miliar. Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 2 triliun pada 2012 dari periode sama sebelumnya Rp. 620,22 miliar. Kas dan setara kas perseroan naik menjadi Rp. 2,18 triliun pada 31 Desember 2012 dari periode sama sebelumnya Rp. 583,18 miliar. (INILAH.COM) Timbulnya pelaporan laba atau rugi selisih kurs disebabkan karena adanya perbedaan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.perusahaanperusahaan melakukan transaksi valuta asing dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek setelah dikonversi menjadi rupiah, yaitu untuk membayar gaji karyawan, membayar pajak dan biaya-biaya rutin, maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya. 4

Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai earning per share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan (Eduardus:2010,374) Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham menurut Eduardus Tandelilin Jika laba perusahaan tinggi maka para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaannya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan atau pemegang saham, sebab dengan nilai yang tinggi berarti menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham. Semakin tinggi harga saham berarti kemakmuran pemegang saham akan meningkat. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, nilai perusahan diukur dengan Price to Book Value (PBV), yang merupakan perbandingan harga pasar dari suatu saham dengan nilai bukunya. Adapun yang dimaksud dengan nilai buku adalah perbandingan antara modal dengan jumlah saham yang beredar. 5

Teori Sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengungkapan yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengungkapan informasi ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten tersebut. Pengungkapan informasi akuntansi dapat memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik (good news) atau sebaliknya sinyal buruk (bad news) di masa mendatang (Fatayatiningrum, 2011). Penelitian sebelumnya mengenai selisih kurs, diantaranya oleh Aggarwal (2010), telah meneliti hubungan antara laporan rugi selisih kurs terhadap reaksi pasar modal dengan menggunakan harga saham sebagai proksi dan hasilnya menunjukkan bahwa rugi selisih kurs mempunyai hubungan dengan harga saham secara signifikan. Dampak Pelaporan Laba Selisih Kurs Terhadap Reaksi Pasar Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2004) menurut Indah Istriani (2006), menunjukan hasil bahwa penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat reaksi pasar yang signifikan di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan yang melaporkan laba selisih kurs oleh perusahaan. Studi ini menunjukkan bahwa pelaporan laba selisih kurs berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar yang diukur dengan Cummulative Abnormal Return. Tetapi tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pelaporan laba selisih kurs terhadap Trading Volume Activity. Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs dan Indikator Keuangan Positif Terhadap Nilai Perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index Periode 2004-2008 6

menurut Yahya Jamil (2009), menunjukan hasil bahwa keseluruhan variable independen yaitu selisih kurs, perubahan laba per saham, perubahan total arus kas, dan perubahan pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun secara parsial, hanya variable perubahan laba per saham dan perubahan pendapatan yang berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar 23490,105 dan 7,117. Adapun selisih kurs dan total arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan informasi dari penelitian sebelumnya, maka judul dari penelitian ini adalah PENGARUH PELAPORAN SELISIH KURS DAN LABA PER SAHAM TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah selisih kurs berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN untuk tahun 2009-2013? 2. Apakah laba per saham berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN untuk tahun 2009-2013? 3. Apakah pelaporan selisih kurs dan laba per saham berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN tahun 2009-2013? 1.3 Tujuan Penelitian 7

1. Mengetahui pengaruh pelaporan selisih kurs terhadap nilai perusahaan BUMN untuk tahun 2009-2013 2. Mengetahui pengaruh laba per saham terhadap nilai perusahaan BUMN untuk tahun 2009-2013 3. Mengetahui pengaruh pelaporan selisih kurs dan laba per saham terhadap nilai perusahaan BUMN tahun 2009-2013 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti : - Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis laporan keuangan. - Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dalam pembuatan penelitian ilmiah - Memberikan tambahan wawasan baru tentang analisis laporan keuangan. 2. Bagi Akademisi : - Memberikan kontribusi yang akan mendukung suatu teori atau perkembangan teori dalam literatur akuntansi laporan keuangan. - Para akademisi dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan tambahan untuk proses pembelajaran. 3. Bagi Praktisi : - Hasil penelitian ini bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan bagi para pemakai dan pihak tertentu yang berkepentingan. 8

- Hasil penelitian ini merupakan salah satu bagian dari pengembangan riset bidang akuntansi keuangan, yang diharapkan dapat membantu manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan mengukur nilai perusahaannya melalui analisis laporan keuangan. 1.5 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013, disertai dengan data-data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2014. 9