Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi. Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

Arang Tempurung Kelapa

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR PENGERING TERHADAP KUALITAS KAYU SUREN, SENGON, DAN MAHONI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

Perubahan Sifat Benda

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

PENGEMBANGAN SISTEM PENGERING KELOM GEULIS BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DUA SISI BERPEMANAS PIPA

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Revisi SNI Daftar isi

Gambar 3.1. Incinerator

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DINDING DINDING BATU BUATAN

JENIS-JENIS PENGERINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

1. Pengertian Perubahan Materi

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PERALATAN KERJA PEMIPAAN

PERENCANAAN PLAT LANTAI BETON GRID DENGAN TULANGAN WIRE MESH MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Transkripsi:

Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi Ir. Agus Sugiyono, M.Eng. NIP. 680002567 Maret 2000 Direktorat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan BPPT

Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi Agus Sugiyono, BPPT 1. Pendahuluan Peralatan pertanian yang diproduksi pengrajin pande besi dewasa ini masih belum bisa memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) terutama kekerasan. Hal ini disebabkan karena : - pemakaian bahan baku dari baja yang tidak standard - pelaksanaan proses perlakuan panas yang kurang baik, yang antara lain karena pemakaian tungku yang tidak memenuhi persyaratan. Untuk mengatasi kendala itu Balai Besar Pengembangan Industri Logam dan Mesin (BBLM), Bandung telah merancang dan membuat tungku untuk perlakuan panas. BBLM bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta telah memasyarakatkan tungku ini di beberapa sentra industri kecil pande besi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur selama tahun anggaran 1998/1999. Fungsi dari tungku perlakuan panas ini ada 3 macam, yaitu sebagai pemanas untuk proses tempa, sebagai pemanas untuk proses pengerasan (quenching dan tempering), dan untuk proses karburasi baja yang berkadar karbon rendah. Dengan menggunakan tungku ini diharapkan dapat meningkatkan mutu produk industri kecil pande besi sesuai SNI dan dapat untuk meningkatkan efisiensi proses perlakuan panas. 2. Pembuatan dan Pemasangan Tungku Untuk membuat tungku ini diperlukan bahan dan peralatan. Keseluruhan bahan dirangkumkan pada Tabel 1. Tidak semua bahan ini tersedia di lokasi pande besi, sehingga ada beberapa bahan yang harus dibuat atau didatangkan dari tempat khusus, seperti bata tahan api dan tutup kotak. Tabel 1. Bahan Untuk Pembuatan Tungku No. B a h a n Penggunaan Unit Jumlah 1 Bata Merah Dinding Luar Buah 200 2 Semen Portland Dinding Luar Buah 100 3 Bata tahan api SK 34 Dinding Tungku (dalam) Buah 100 4 Castable material Dinding dalam Kg 10 5 Semen api Tutup tungku Kg 25 6 Blower 1/4 PK buah 1 7 Besi siku L 50 X 50 Rangka tungku Meter 7 8 Pipa D 1 inchi Saluran udara Meter 4 9 Bearing D 2,5 Inchi Penggelincir tutup Buah 4 10 Kotak, baja 500 X 300 X 500 Kotak Bahan Buah 1 11 Tutup kotak, baja 500 X 300 X 500 Tutup Kotak Bahan Buah 1 Peralatan yang dibutuhkan merupakan peralatan untuk tukang seperti : cetok, meteran, siku besi, pasak besi yang digunakan untuk memotong bata api, pukul besi yang digunakan merapatkan sambungan bata api, pacul, lepan, ember untuk adukan semen biasa dan semen api, waterpass dan lain-lain. Setelah tersedia bahan dan peralatan, tahap berikutnya adalah pemasangan tungku. Cara pemasangan dapat dirangkumkan sebagai berikut : Tentukan tempat peletakan tungku sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Ratakan tanah ditempat akan diletakkan tungku, bila perlu dengan waterpass. 1

Letakkan rangka tungku dan pasang dinding batamerah disekeliling rangka bagian dalam dengan direkat oleh semen (jangan lupa membuat lubang untuk pembuangan abu arang). Buat dinding dalam tungku dengan pasangan batu tahan api dengan perekat semen tahan api setipis / serapat mungkin (jangan lupa membuat lubang pembuangan abu, lubang pengintip dan lubang udara keluar). Disain yang terbaru menambahkan cerobong asap dari pipa besi dengan diameter 2 inchi setinggi sekitar 2 meter dan merapatkan celah antara tutup tungku dengan badan tungku agar aliran panas dalam tungku lebih lama. Keringkan tungku, pengeringan sebaiknya dilakukan secara alami kira-kira memakan waktu 2 hari. Hal ini perlu dilakukan agar pada saat pelaksanaan penyepuhan temperatur ruang bakar cepat panas. Pasang tutup tungku sesuai gambar. Gambar 1. Gambaran Umum Tungku Perlakuan Panas Gambar 2. Rangka Tungku Gambar 3. Kotak Bahan Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya, disusunlah daftar lokasi prioritas penempatan tungku modifikasi pandai besi. Dari data tersebut disusun rencana pelaksanaan dan kegiatan pemasangan tungku itu sendiri. Daftar sentra yang telah dipasangi maupun yang belum dan merupakan potensi untuk pemasangan dapat dilihat pada Tabel 2. 2

Tabel 2. Daftar Sentra Pande Besi Untuk Pemasangan Tungku No Sentra Pandai Besi Status Pemasangan Tungku Telah Potensial Jawa Barat 1. Ciwidey Kab. Bandung 2 1 2. Cisaat Kab. Sukabumi 3. Cicurug Kab.Sukabumi 2 1 4. Banjaran/Kadipaten Kab. Majalengka 2 5. Sereat Kab. Serang 2 6. Palimanan Kab. Cirebon 2 2 7. Tanjungsiang Kab. Subang 2 8. Kab. Garut 4 9. Kab. Serang 2 Total Jawa Barat 10 10 Jawa Tengah 10. Cempaka Kab. Tegal 2 11. Padas Kab. Klaten 4 12. Kel. 16 Kab. Klaten 2 13. Boyolali 14. Wonosari 2 4 15. Kulonprogo 2 16. Kudus 2 2 Total Jawa Tengah 14 6 Jawa Timur 17. Sewulan Kab. Madiun 2 18. Pasuruan 4 19. Jember 2 20. Blitar 2 21. Bondowoso 2 Total Jawa Timur 2 10 T o t a l 26 26 3. Pengoperasian Tungku Pengoperasian tungku sebaiknya menunggu semua sambungan kering dahulu. Bila tungku sudah kering maka siap untuk dioperasikan. Prosedur operasi secara singkat adalah sebagai berikut : Letakkan bahan atau materi yang akan dikeraskan dalam kotak dengan ditutup oleh flux yang terdiri dari campuran antara arang kayu (bubuk) dengan BaCO 3 (Barium karbonat) sebagai aktifator, dengan perbandingan berat sekitar arang dan BaCO 3 sebesar 10 :1, kemudian kotak bahan ditutup. Barium Karbonat dapat digantikan dengan Natrium Karbonat (Soda Ash) yang lebih murah harganya. Peletakan kotak dalam tungku, kotak diletakkan diatas batu tahan api dengan jarak sekitar 10 cm dari seluruh sisi dalam tungku. Pengisian arang kayu, arang kayu diisikan diantara kotak dengan dinding, mula-mula setinggi 10 cm kemudian dibakar dengan kertas atau minyak tanah dan blower dijalankan. Setelah bara api besar dan merata, arang kayu kembali ditambahkan sampai setinggi tutup kotak. Pembebanan, diatas penutup kotak ditaruh batubata atau batutahan api disisi kiri-kananbelakang, agar tutup tidak terbuka dan juga untuk mengarahkan udara agar panas tidak langsung terbuang, kemudian tungku ditutup. Setelah seluruh arang terbakar dimana suhu ditutup kotak diperkirakan mencapai sekitar 750 o C, dan dibidang bawah mencapai 900 o C, biarkan sampai sekitar 1 2 jam. Karena 3

tungku tertutup rapat dan nyala api tidak dapat dilihat dari luar, dapat dilakukan dua cara yaitu pertama, menambahkan lubang pengintip untuk melihat warna pijar kotak atau kedua dengan menganggap bila asap sudah tidak ada berarti arangkayu sudah terbakar seluruhnya dan temperatur yang sesuai telah tercapai. Pendinginan cepat, setelah 1 2 jam temperatur penyepuhan tercapai, tungku dan kotak dibuka, dengan penjepit, bahan didinginkan cepat satu-persatu. Mula-mula bagian yang harus keras / tajam dicelup ke air selama 1 2 detik, dicabut masukkan kembali, tarik kembali dan kemudian seluruh bagian dicelup perlahan-lahan. Hal ini dilakukan agar kekerasan yang dikehendaki tercapai tetapi tidak mengakibatkan deformasi. Pengujian, dalam kotak juga diikutkan kawat serta plat besi yang tipis, dan bahan ini diuji terlebih dahulu. Kalau penyepuhan berhasil, kawat maupun plat tipis akan menjadi keras dan tidak dapat ditekuk, bila digerinda pijaran apinya akan banyak dan berwarna keputihan. Pengujian yang sebenarnya dilaksanakan di laboratorium MIDC untuk memastikan kualitas hasil memenuhi SNI atau tidak. 4. Pengujian Kekerasan Benda Kerja Pengujian meliputi dua prosedur, prosedur pertama yaitu pada prototipe sebanyak 4 unit di Ciwidey, Kabupaten Bandung dan Cisaat, Kab. Sukabumi. Hasil pengujian diujikan di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Industri Logam dan Mesin (BBLM) di Bandung. Sedangkan prosedur kedua ialah pengujian secara umum mengikuti langkah langkah yang biasa dilakukan oleh pandai besi yaitu uji pukul, uji tekuk serta uji dengan gerinda. Uji pukul dilakukan pada produk cangkul dengan memukulkan cangkul hasil pengerasan ke batu, bila batu hitam tersebut pecah sedangkan cangkul tetap utuh, maka cangkul tersebut memenuhi syarat, dan uji tekuk untuk produk alat pemotong seperti sabit, golok dan lan-lain, dengan menekukkan ujung sabit tersebut bila ujung sabit patah, maka kekerasan sabit tersebut memenuhi syarat. Dari hasil pengujian tungku dengan prosedur pertama terlihat bahwa adanya peningkatan kualitas produk, tetapi hasil yang dicapai tidak tetap. Sedangkan pengujian dengan prosedur kedua, menunjukkan bahwa seluruh hasil dianggap lulus uji yang berarti produk pandai besi tersebut akan dapat diterima oleh konsumen/masyarakat. Hasil ini menunjukkan bahwa benda kerja telah berhasil dikeraskan melalui proses karbonisasi pada tungku modifikasi pandai besi. Tabel 3. Hasil Uji Produk Tungku Modifikasi Tahap Pertama Nama Kekerasan (HRC) No Komoditi Jumlah Sebelum Sesudah Keterangan 1 Cangkul 2 34 52 Hasil uji coba tungku 2 Kampak 1 38 48 di Ciwidey 3 Pisau 1 38 52 1 Plat = 2 mm 2 34 36 Hasil uji coba tungku 2 Plat = 2 mm 2 34 42 di Sukabumi ke 1 1 Plat = 2 mm 2 34 46 Hasil uji coba tungku 2 Komp. Automotive 1 38 48 di Sukabumi ke 2 3 Plat = 2 mm 2 38 52 5. Penutup Berdasarkan pengalaman pengoperasian menunjukkan bahwa kebutuhan arang untuk pembakaran dipengaruhi oleh kualitas dari arang kayu. Makin keras arang akan makin sulit membara dan membutuhkan waktu perataan nyala yang lama terutama untuk pengerasan yang pertama, tetapi khususnya untuk pengerasan yang kedua, ketiga dan seterusnya dimana temperatur tungku sudah tinggi makin hemat dalam pemakaian. 4

Hasil penyepuhan tidak sama antara satu lokasi/tungku dengan lokasi lain dan antara benda satu dengan benda lain. Perbedaan hasil penyepuhan ini disebabkan oleh perpindahan panas yang tidak stabil karena : Kondisi benda kerja, seperti telah dimakan karat, dilapisi cat dan lain-lain. Materi benda yang tidak sama kualitasnya (plat bekas maupun plat baru, kandungan karbon serta mineral lainnya, ketebalan dan lain-lain). Temperatur dan kelembapan udara, kebasahan arangkayu dll. Daftar Pustaka 1. Direktorat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, Laporan Perkembangan Proyek: Modifikasi Tungku Tradisional Pandai Besi untuk Meningkatkan Kualitas Produk Alatalat Pertanian, Jakarta, 1999. 2. Furqon, M., Pengaruh Modifikasi Pada Tungku Tradisional Pandai Besi Terhadap Unjuk Kerja dan Produktivitas, Lomba Rancang Bangun Teknologi, BPPT, 1997. 5

Lampiran 1. Foto Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Gambar 4. Persiapan Pengoperasian Tungku Gambar 5. Pengoperasian Tungku Gambar 6. Benda Kerja yang Siap untuk Mendapat Perlakuan Panas 6