PROFIL PEMBANGUNAN ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN

PROFIL PEMBANGUNAN JAMBI

PROFIL PEMBANGUNAN BALI

PROFIL PEMBANGUNAN BENGKULU

PROFIL PEMBANGUNAN LAMPUNG

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN DI.YOGYAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN KEPULAUAN RIAU

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Jumlah Sekolah, Rombel, Guru dan Murid pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri, Menurut Kabupaten/Kota, 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH. Oleh: Kabid Pengembangan Investasi. Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI ACEH 2014

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

STATISTIK DAERAH PROVINSI ACEH 2011

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BERITA RESMI STATISTIK

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013

Fortifikasi Garam Beriodium dalam Rangka Peningkatan Angka KGBI Aceh

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Transkripsi:

1 PROFIL PEMBANGUNAN ACEH A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Secara geografis Provinsi Aceh terletak antara 2 o 6 o Lintang Utara dan 95 o 98 o Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah Provinsi Aceh 5.677.081 ha.. Batasbatas wilayah Provinsi Aceh, sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat dengan Samudera Indonesia. Satu-satunya hubung-an darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara. Gambar 1: Peta Administrasi Provinsi Aceh Berdasarkan administrasi wilayah, Sampai dengan tahun 2010 Provinsi Aceh dibagi menjadi 18 Kabupaten dan lima kota, terdiri dari 280 kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong atau desa. Luas wilayah kabupten terbesar adalah Aceh Timur (luas 542.709 Km 2 ), Aceh Selatan (luas 417659 Km 2 ), Aceh Tenggara (luas 416.963 Km 2 ), Aceh Tengah (luas 445.404 Km 2 ), Aceh Barat (luas, dan Pidie (luas 316924 Km 2 ), B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN B1. Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Aceh tahun 2010 sebanyak 4.486.570 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 1 jiwa per km 2. Penyebaran penduduk di Provinsi Aceh masih bertumpu di Kabupaten Aceh Utara yakni sebesar 11,81 persen dan Kabupaten Bireuen sebesar 8,67 persen sedangkan kabupaten terendah terdapat di Kabupaten Subulussalam sebesar 1,50 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Banda Aceh yakni sebanyak 40 jiwa per Km 2 dan Kota Lhokseumawe yakni sebanyak 11 jiwa per Km2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Aceh sebesar 2,32 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Aceh Singkil 5,49 persen sedangkan yang terendah di Kota Subulussalam sebesar minus -0,42 persen

2 Tabel 1: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas/Area (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Proporsi Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Simeulue 182.735 80.279 1,79 0,44 Aceh Singkil 185.803 102.213 2,28 0,55 Aceh Selatan 417.659 202.003 4,50 0,48 Aceh Tenggara 416.963 178.852 3,99 0,43 Aceh Timur 542.709 359.280 8,01 0,66 Aceh Tengah 445.404 175.329 3,91 0,39 Aceh Barat 275.872 172.896 3,85 0,63 Aceh Besar 290.256 350.225 7,81 1,21 Piddie 316.924 378.278 8,43 1,19 Bireuen 179.631 389.024 8,67 2,17 Aceh Utara 269.466 529.746 11,81 1,97 Aceh Barat Daya 188.205 125.991 2,81 0,67 Gayo Lues 554.991 79.592 1,77 0,14 Aceh Tamiang 211.973 250.992 5,59 1,18 Nagan Raya 354.491 138.670 3,09 0,39 Aceh Jaya 387.725 76.892 1,71 0,20 Bener Meriah 190.401 121.870 2,72 0,64 Pidie Jaya 94.795 132.858 2,96 1,40 Kota Banda Aceh 5.617 224.209 5,00 39,92 Kota Sabang 12.209 30.647 0,68 2,51 Kota Langsa 20.341 148.904 3,32 7,32 Kota Lhokseumawe 15.344 170.504 3,80 11,11 Subulussalam 117.571 67.316 1,50 0,57 Provinsi Aceh 5.677.085, 4.486.570 100,00 0,79 Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2011 B2. Ketenagakerjaan Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Aceh dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat. Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 3.202.964 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 1.978.491 jiwa dan bukan angkatan kerja 1.224.473 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 225.482 jiwa dan bukan angkatan kerja sebanyak 149.042 jiwa.

3 Tabel 2: Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi AcehTahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota Angkatan Kerja Penduduk Usia Kerja 2008 2012 Bukan Angkatan Kerja Jumlah Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah Kabupaten Simeulue 30.452 25.029 55.481 33.320 21.706 55.026 Kabupaten Aceh Singkil 37.831 26.668 64.499 41.048 24.984 66.032 Kabupaten Aceh Selatan 84.006 53.856 137.862 90.675 56.238 146.913 Kabupaten Aceh Tenggara 63.028 53.015 116.043 82.461 38.189 120.650 Kabupaten Aceh Timur 135.727 85.426 221.153 155.272 91.341 246.613 Kabupaten Aceh Tengah 95.641 27.561 123.202 84.477 38.500 122.977 Kabupaten Aceh Barat 64.817 50.107 114.924 74.115 54.524 128.639 Kabupaten Aceh Besar 121.433 95.984 217.417 153.499 103.611 257.110 Kabupaten Pidie 168.858 101.124 269.982 179.412 96.449 275.861 Kabupaten Bireuen 155.733 99.272 255.005 172.364 113.081 285.445 Kabupaten Aceh Utara 189.892 155.517 345.409 225.482 149.042 374.524 Kabupaten Aceh Barat Daya 51.188 33.804 84.992 50.014 42.174 92.188 Kabupaten Gayo Lues 31.260 18.228 49.488 39.754 14.477 54.231 Kabupaten Aceh Tamiang 105.389 64.088 169.477 114.777 61.050 175.827 Kabupaten Nagan Raya 59.463 31.174 90.637 61.157 41.778 102.935 Kabupaten Aceh Jaya 28.027 19.125 47.152 34.772 21.768 56.540 Kabupaten Bener Meriah 56.670 21.795 78.465 61.813 24.017 85.830 Kabupaten Pidie Jaya 55.049 33.988 89.037 61.473 35.430 96.903 Kota Banda Aceh 105.820 62.128 167.948 97.973 73.728 171.701 Kota Sabang 13.685 8.453 22.138 12.409 9.494 21.903 Kota Langsa 55.628 42.018 97.646 61.220 42.812 104.032 Kota Lhokseumawe 58.825 53.606 112.431 65.985 53.243 119.228 Kota Subulussalam 24.988 17.607 42.595 25.019 16.837 41.856 ACEH 1.793.410 1.179.573 2.972.983 1.978.491 1.224.473 3.202.964 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 35,98 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 52 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar 71, 88 persen.

4 Gambar 2: Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Aceh Tahun 2012 Pendidikan Tipe Daerah 3,50 3,42 5,04 25,42 26,64 35,98 SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan 71,88 28,12 Diploma I/II/III/Akademi Universitas Perkotaan Pedesaan Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Angkatan Kerja, Jumlah angkatan kerja Provinsi Aceh tahun 2013 (februari) mencapai 2.121 ribu jiwa atau sekitar 1,75 persen dari total angkatan kerja nasional, yang terdiri dari 1.944 ribu jiwa penduduk bekerja dan 177,8 ribu jiwa pengangguran terbuka. Angkatan kerja tahun 2012, terbesar terdapat di Kabupaten Aceh Utara yaitu mencapai 231.818 jiwa, dan terrendah di Kota Sabang sebanyak 12.409 jiwa. Tabel 3: Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi AcehTahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota Angkatan Kerja 2008 2012 Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Kabupaten Simeulue 27.825 2.627 30.656 2.664 Kabupaten Aceh Singkil 33.963 3.868 37.370 3.678 Kabupaten Aceh Selatan 76.588 7.418 84.138 6.537 Kabupaten Aceh Tenggara 56.985 6.043 71.705 10.756 Kabupaten Aceh Timur 119.808 15.919 143.999 11.273 Kabupaten Aceh Tengah 90.944 4.697 82.603 1.874 Kabupaten Aceh Barat 60.133 4.684 69.510 4.605 Kabupaten Aceh Besar 106.795 14.638 133.310 20.189 Kabupaten Pidie 155.561 13.297 166.509 12.903 Kabupaten Bireuen 144.013 11.720 155.171 17.193 Kabupaten Aceh Utara 163.269 26.623 190.591 34.891 Kabupaten Aceh Barat Daya 48.354 1.907 44.026 5.988 Kabupaten Gayo Lues 29.907 1.353 38.573 1.181 Kabupaten Aceh Tamiang 93.622 11.767 104.232 10.545 Kabupaten Nagan Raya 56.470 2.993 56.491 4.666 Kabupaten Aceh Jaya 25.114 2.913 32.719 2.053 Kabupaten Bener Meriah 54.741 1.929 60.943 870 Kabupaten Pidie Jaya 50.380 4.669 56.235 5.238 Kota Banda Aceh 93.730 12.090 90.944 7.029 Kota Sabang 12.127 1.558 11.227 1.182 Kota Langsa 49.351 6.277 55.837 5.383 Kota Lhokseumawe 50.383 8.442 58.804 7.181 Kota Subulussalam 21.935 3.053 22.954 2.065 ACEH 1.621.998 170.485 1.798.547 179.944 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

5 Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Aceh pada tahun 2013 (Februari) mencapai 1.944 ribu jiwa, atau meningkat sebanyak 321.692 jiwa dari tahun 2008. Persebaran penduduk bekerja di Provinsi Aceh lebih banyak tersedia di daerah perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja masih di sektor pertanian (46,86%) dan sektor jasa (19,67%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah. sedangkan untuk penduduk yang bekerja terbesar di Kabupaten Aceh Utara yaitu mencapai 211.686 jiwa. Gambar 3: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Aceh Tahun 2012 Pendidikan Lapangan Usaha 3,92 4,99 23,99 7,45 22,50 37,15 SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan 4,05 1,38 15,70 19,67 7,27 46,86 Pertanian Pertambangan Industri Listik-gas-Air Bangunan Perdaggngan Diploma I/II/III/Akademi 0,18 4,11 0,79 Angkutan Keuangan Universitas Jasa Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Aceh pada tahun 2013 (Februari) mencapai 177.800 jiwa, meningkat sebanyak 6.388 jiwa dari tahun 2008. Sementara kondisi tingkat pengangguran di Provinsi Aceh tergolong masih tinggi dibandingkan terhadap tingkat pengangguran nasional, pada tahun 2013 tercatat TPT sekitar 8,38 persen. Sementara untuk perkembangan TPT tahun 2012 tertinggi yaitu di Kabupaten Aceh Utara mencapai sebesar 15,47% dan terrendah sebesar 1,41 % di Kabupaten Bener Meriah.

Simeulue Aceh Singkil Aceh Selatan Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Barat Aceh Besar Piddie Bireuen Aceh Utara Aceh Barat Daya Gayo Lues Aceh Tamiang Nagan Raya Aceh Jaya Bener Meriah Pidie Jaya Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Subulussalam % Persen 6 Gambar 4: Perkembangan Pengangguran Terbuka Provinsi, dan Kabupaten/Kota terhadap Nasional di Provinsi Aceh Tahun 2004-2012. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013. Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012. Aceh; 2008; 9,56 Aceh; 2009; 8,71 Indonesia ; 2008; Indonesia 8,39 Aceh; 2010; 8,37 Aceh; 2011; 7,43 ; 2009; 7,87 Indonesia ; 2010; Aceh; Aceh; ACEH 2012; 2013 9,10 (Feb); 8,38 7,14 Indonesia ; 2011; Indonesia Indonesia Aceh 6,56 ; 2012; ; 2013 6,14 Indonesia (Feb); 5,92 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 15,47 13,04 13,15 1,41 9,10 6,14 TPT_Kab/Kota TPT_Aceh TPT_Nasional Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 B3. Kondisi Pendidikan Perkembangan kondisi pendidikan menurut indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Aceh menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Pada tahun 2011, Angka Melek Huruf mencapai 96,95% berada diatas rata-rata nasional. Sementara untuk perbandingan Sementara untuk AMH mencapai 96,95 persen lebih tinggi dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Lhokseumawe (99,64%) dan terrendah di Kabupaten Gayo Lues (87,38%). Gambar 5: Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Aceh Tahun 2005-2011 Gambar 6: Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Tahun 2011 98,00 97,00 96,00 95,00 94,00 93,00 92,00 91,00 90,00 89,00 88,00 87,00 96,00 96,20 96,20 96,20 96,39 96,88 96,95 92,19 92,58 92,91 92,99 91,87 91,45 90,90 AMH_ACEH AMH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 102 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 80 87,38 99,64 96,95 92,99 AMH_Kab/Kota AMH_Aceh AMH_Nasional Sumber: BPS 2010

Tahun % 7 Pada tahun 2011 Rata-rata Lama Sekolah mencapai 8,90 tahun berada diatas rata-rata nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Banda Aceh (12,20 tahun) dan terendah Kabupaten Nagan Raya (7,75 tahun). Gambar 7: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi AcehTahun 2005-2011 Gambar 8: Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi AcehTahun 2011 9,00 8,80 8,60 8,40 8,40 8,50 8,50 8,50 8,63 8,81 8,90 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 7,75 12,20 8,90 7,94 8,20 4,00 8,00 2,00 7,80 7,60 7,40 7,20 7,00 7,30 7,40 7,47 7,52 7,72 7,92 7,94 RLS_ACEH RLS_Nasional 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 0,00 Subulussalam Kota Lhokseumawe Kota Langsa Kota Sabang Kota Banda Aceh Pidie Jaya Bener Meriah Aceh Jaya Nagan Raya Aceh Tamiang Gayo Lues Aceh Barat Daya Aceh Utara Bireuen Piddie Aceh Besar Aceh Barat Aceh Tengah Aceh Timur Aceh Tenggara Aceh Selatan Aceh Singkil Simeulue RLS_Kab/Kota RLS_Aceh RLS_Nasional Sumber: BPS, Tahun 2011 B4. Kesehatan Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Aceh selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik. Angka Kematian Balita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 25,5 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kondisi AKB Provinsi Aceh masih tergolong tinggi dan berada di atas rata-rata AKB nasional. Status Gizi Balita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil. Perkembangan status gizi balita untuk persentase balita gizi buruk/kurang menurun pada tahun 2010 dibandingkan ytahun 2007, namun masih tinggi dibandingkan nasional.

tahun 8 Gambar 9: Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Aceh terhadap Nasional 2005-2010 Gambar 10: Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Aceh terhadap Nasional 2007 dan 2010 36,00 30 26,5 34,00 32,00 30,00 28,00 26,00 33,40 33,00 32,60 28,90 28,20 27,50 32,10 31,70 31,3 26,80 26,20 25,5 25 20 15 10 10,7 7,1 15,8 16,6 13 23,7 17,9 24,00 5 4,9 22,00 20,00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 AKB_Aceh 0 GIZI BURUK (%) GIZI KURANG (%) GIZI BURUK/ KURANG Aceh 2007 Aceh 2010 Nasional 2010 Sumber: BPS, Tahun 2011 Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Aceh dan kabupeten/kota dalam lima tahun terakhir meningkat, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Aceh tahun 2011 mencapai 68,60 tahun masih lebih rendah dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota taun 2011 di Provinsi Aceh, AHH tertinggi berada di Kabupaten Bireuen sebesar 72,39 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasioanl, dan terrendah di Kabupaten Simeulue (63,05 tahun). Gambar 11: Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi AcehTahun 2005-2011 Gambar 12: Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Aceh Tahun 2011 70,00 69,50 69,00 68,50 68,00 67,50 67,00 69,65 69,43 69,21 69,00 68,70 68,47 68,08 68,70 68,80 68,60 68,50 68,40 68,30 67,95 AHH_ACEH AHH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 63,05 62,00 60,00 58,00 72,39 69,65 68,80 AHH_Kab/Kota AHH_Aceh AHH_Nasional Sumber: BPS, Tahun 2011 Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Aceh terus meningkat dan lebih tinggi dari angka nasional.

% Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa); 2008; 959,70 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa); 2009; 893 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa); 2010; 862 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa); 2011; 895 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa); 2012; 909 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa); 2013; 841 % 9 Gambar 13: Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional 2004-2011 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 82,25 71,53 70,47 76,40 80,40 72,41 72,53 83,07 74,87 85,86 87,17 89,66 77,34 79,82 81,25 50,00 40,00 Aceh Indonesia 30,00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: BPS, Tahun 2011 B5. Kondisi Kemiskinan Perkembangan kemiskinan di Provinsi Aceh dalam kurun waktu 2004-2013, secara absolut terjadi penurunan sebesar 118,99 ribu jiwa, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 841 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 17,6 persen. Kondisi kemiskinan Provinsi Aceh masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%). Gambar 14: Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Kemiskinan Provinsi Aceh terhadap Nasional Tahun 2008-2013 (Maret). NASIONAL; 2008; NASIONAL; 2009; NASIONAL; 2010; NASIONAL; 2011; NASIONAL; 2012; NASIONAL; 2013; Aceh; 2008; 15,42 Aceh; 23,532009; 14,15 Aceh; 21,802010; 13,33 Aceh; 20,982011; 12,49 Aceh; 19,572012; 11,67 18,58 Aceh; 11,37 2013; 17,6 Sumber: BPS, Tahun 2012 Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)

10 Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kabupaten Aceh Utara, yaitu sebanyak 124,7 ribu jiwa dan Piddie sebanyak 90,40 ribu jiwa, dan terrendah di Kota Sabang sebesar 6,6 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Bener Meriah sebesar 25,50% dan tingkat kemiskinan terrendah di Kota Banda Aceh sebesar 9,08%. Tabel 5: Perkembangan Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Tahun 2006-2011 Kode kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%) 2006 2011 Δ 2006 2011 Δ 2006-2011 2006-2011 1101 Simeulue 26,9 19,00 7,90 33,80 22,96 10,84 1102 Aceh Singkil 43,3 19,90 23,40 28,41 18,93 9,48 1103 Aceh Selatan 47,5 32,30 15,20 24,58 15,52 9,06 1104 Aceh Tenggara 40,3 30,20 10,10 23,56 16,39 7,17 1105 Aceh Timur 92,2 66,70 25,50 29,85 18,01 11,84 1106 Aceh Tengah 43,6 35,40 8,20 26,68 19,58 7,10 1107 Aceh Barat 52,5 42,50 10,00 34,54 23,81 10,73 1108 Aceh Besar 86,3 66,30 20,00 28,66 18,36 10,30 1109 Piddie 168,6 90,40 78,20 35,32 23,19 12,13 1110 Bireuen 102,9 76,30 26,60 29,05 19,06 9,99 1111 Aceh Utara 174,5 124,70 49,80 34,98 22,89 12,09 1112 Aceh Barat Daya 33,0 25,30 7,70 28,30 19,49 8,81 1113 Gayo Lues 24,5 19,10 5,40 33,51 23,38 10,13 1114 Aceh Tamiang 56,7 45,30 11,40 23,89 17,49 6,40 1115 Nagan Raya 43,7 33,60 10,10 35,25 23,38 11,87 1116 Aceh Jaya 18,6 15,60 3,00 30,42 19,80 10,62 1117 Bener Meriah 30,2 32,20-2,00 27,98 25,50 2,48 1118 Pidie Jaya n.a 34,80-34,80 n.a 25,43 n.a 1171 Kota Banda Aceh 14,7 20,80-6,10 8,25 9,08-0,83 1172 Kota Sabang 8,3 6,70 1,60 28,56 21,31 7,25 1173 Kota Langsa 19,4 22,40-3,00 13,95 14,66-0,71 1174 Kota Lhokseumawe 22,2 24,20-2,00 14,25 13,73 0,52 1175 Kota Subulussalam n.a 16,50-16,50 n.a 23,85 n.a ACEH 1149,7 900,20 249,50 28,28 19,48 8,80 NASIONAL 39295,5 30018,93 9276,57 16,3736 12,49 3,88 Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS, Tahun 2011 B6. Perkembangan IPM Perkembangan IPM Provinsi Aceh dalam kurun waktu 2004-2011 membaik, IPM Provinsi Aceh tahun 2011 mencapai 72,16 masih dibawah rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Aceh tahun 2011 menduduki peringkat ke 18 secara nasional setelah Jawa Timur dan peringkat ke 9 di Pulau Sumatera setelah Jambi. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Banda Aceh dan menduduki peringkat ke-22 secara nasional, dan IPM terrendah adalah Kabupaten Gayo Lues yaitu 67,86 dan berada diperingkat ke-411 secara nasional.

Tahun 11 Gambar 15: Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011 Gambar 16: Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011 74 73 72 71 70 69 68 67 68,7 68,7 69,57 69,05 69,41 72,77 72,27 71,76 71,17 72,16 70,59 71,7 70,1 71,31 70,76 70,35 Aceh Nasional 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 62,00 IPM_Kab/Kota IPM_Aceh IPM_Nasional 72,16 72,77 Subulussalam Kota Langsa Kota Banda Aceh Bener Meriah Nagan Raya Gayo Lues Aceh Utara Piddie Aceh Barat Aceh Timur Aceh Selatan Simeulue Sumber: BPS Tahun 2011 C. PEREKONOMIAN DAERAH C1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Provinsi Aceh menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 96.161 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Aceh menyumbang sebesar 1,43 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 36.600 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 32.677 miliar rupiah Tabel : Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Jawa Timur, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2008 73.548 54.210 34.098 26.523 2009 71.987 58.908 32.219 27.575 2010 79.145 66.006 33.103 29.072 2011 87.995 73.528 34.789 30.810 2012 96.161 81.043 36.600 32.677 Struktur perekonomian Provinsi Aceh tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 27,89 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran (16,03 %), dan sektor pertambangan (11,64%). Sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor jasa (11,52%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (10,95%)

12 Gambar 18: Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Aceh Tahun 2011 KEUANGAN; 2,63 JASA; 11,52 PENGANGKUTAN ; 10,95 PERTANIAN; 27,89 BANGUNAN; 10,06 PERTAMBANGAN; 11,64 Sumber: BPS tahun 2011 PERDAGANGAN; 16,03 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH; 0,47 INDUSTRI PENGOLAHAN; 8,82 Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 11.889 miliar rupiah (Kabupaten Aceh Utara) dan PDRB terrendah sebesar 402 miliar rupiah (Kota Subussalam). Tabel 6: Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di AcehTahun 2011. (Rp. miliar) KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011** Kab. Simeulue 375 431 484 543 594 Kab. Aceh Singkil 524 580 642 716 804 Kab. Aceh Selatan 1.811 2.054 2.217 2.415 2.710 Kab. Aceh Tenggara 1.127 1.217 1.343 1.493 1.665 Kab. Aceh Timur 6.359 7.308 6.114 6.719 7.080 Kab. Aceh Tengah 1.929 2.161 2.407 2.686 3.016 Kab. Aceh Barat 2.060 2.415 2.700 3.006 3.270 Kab. Aceh Besar 3.844 4.413 5.259 5.747 6.390 Kab. Pidie 2.715 3.125 3.568 4.089 4.695 Kab. Bireun 3.785 4.491 5.241 6.022 6.603 Kab. Aceh Utara 11.629 13.601 11.145 11.224 11.889 Kab. Aceh Barat Daya 981 1.146 1.314 1.488 1.679 Kab. Gayo Lues 598 697 775 857 926 Kab. Aceh Tamiang 1.900 2.084 2.134 2.331 2.503 Kab. Nagan Raya 1.906 2.229 2.375 2.543 2.766 Kab. Aceh Jaya 558 677 802 962 1.082 Kab. Bener Meriah 1.146 1.325 1.547 1.767 1.987 Kab. Pidie Jaya 891 1.005 1.119 1.237 1.383 Kota Banda Aceh 4.346 5.354 6.502 7.765 8.992 Kota Sabang 381 427 478 529 566 Kota Langsa 1.222 1.429 1.641 1.838 1.998 Kota Lhokseumawe 9.602 10.259 10.303 10.593 10.914 Kota Subulussalam 260 289 323 360 402 Sumber: BPS tahun 2011

13 Perkembangan ekonomi Aceh dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 5,20% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Aceh adalah: listrik, gas dan air bersih (8,77%), sektor pengangkutan dan komunikasi (7,97%), dan sektor perdagangan (6,82%). Gambar 19: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh terhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%) % 9 8 7 6 5 4 3 2-1 01-2 -3-4 -5-6 -7-10 -9-8 -11-12 6,35 5,69 5,03 5,50 6,01 6,22 6,49 6,23 4,63 5,09 5,20 2,74 1,56-2,36-5,24-5,51 Aceh Nasional -9,63-10,12 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Banda Aceh dengan laju pertumbuhan sebesar 6,02%, dan pertumbuhan terrendah di Kabupaten Aceh Utara dengan laju pertumbuhan sebesar 0,17% dan Kabupaten Aceh Timur dengan laju pertumbuhan ekonomi 1,96%. Tabel 7: Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten di Provinsi Aceh Tahun 2007-2011 (persen) KABUPATEN/KOTA Tahun 2007 2008 2009 2010* 2011** Kab. Simeulue 11,59 3,08 5,19 5,16 3,71 Kab. Aceh Singkil 4,92 4,59 4,75 4,97 5,03 Kab. Aceh Selatan 6,14 3,64 2,00 4,19 4,47 Kab. Aceh Tenggara 6,99 3,59 4,78 5,29 5,52 Kab. Aceh Timur -41,78-0,94-3,91 3,54 1,96 Kab. Aceh Tengah 5,82 4,55 4,27 4,32 4,93 Kab. Aceh Barat 11,95 5,46 5,00 5,09 5,24 Kab. Aceh Besar 13,87 5,68 5,77 5,65 5,34 Kab. Pidie 2,73 4,52 4,66 4,38 4,49 Kab. Bireun 9,50 5,63 5,30 5,70 4,59 Kab. Aceh Utara -24,95-13,05-10,68-5,45 3,01 Kab. Aceh Barat Daya 4,57 4,52 4,44 4,92 5,08 Kab. Gayo Lues 4,08 4,82 4,77 5,19 4,80 Kab. Aceh Tamiang -0,41 2,50 2,31 3,36 4,72 Kab. Nagan Raya 5,49 3,63 3,46 4,12 4,56 Kab. Aceh Jaya 2,95 4,24 4,13 4,58 4,37

Simeulue Aceh Singkil Aceh Selatan Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Barat Aceh Besar Pidie Bireun Aceh Utara Aceh Barat Daya Gayo Lues Aceh Tamiang Nagan Raya Aceh Jaya Bener Meriah Pidie Jaya Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kota Subulussalam 14 KABUPATEN/KOTA Tahun 2007 2008 2009 2010* 2011** Kab. Bener Meriah 2,57 3,96 4,47 5,01 5,60 Kab. Pidie Jaya 5,06 5,26 5,32 5,38 4,61 Kota Banda Aceh 19,00 5,64 5,68 5,94 6,02 Kota Sabang 7,32 4,40 4,72 5,21 3,34 Kota Langsa 4,06 3,93 4,64 4,92 4,32 Kota Lhokseumawe -7,81-3,74-8,45-6,45 2,18 Kota Subulussalam 4,12 4,86 4,94 5,47 5,98 ACEH -2,36-5,24-5,51 2,79 5,02 Sumber: BPS, 2011 PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Aceh dan kabupaten/kota dari tahun 2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Aceh mencapai sebesar 20.486 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita kabupaten/kota di Aceh kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 62.336 ribu/jiwa terdapat di Kota Lhokseumawe dan terrendah sebesar 5.825 ribu/jiwa di Kota Subussalam. Gambar 20: PDRB Perkapita ADHB Provinsi AcehTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah) Gambar 21: PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Aceh, Tahun 2011 36.000 31.000 26.000 21.000 16.000 PDRB Perkapita_Aceh Indonesia (PDB) 21.365 23.881 27.029 30.795 33.748 17.361 20.486 14.892 19.141 17.146 16.849 17.053 17.526 12.558 16.335 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 39.342 62.336 19.141 5.825 11.000 14.101 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB Perkapita_Kab/Kota PDRB Perkapita_Aceh C2. Investasi PMA dan PMDN Perkembangan realisasi nilai investasi PMA selama lima tahun terakhir (2006-2011) Provinsi Acehrata-rata meningkat, realisasi nilai investasi PMA tahun 2011 tercatat sekitar 22,5 juta US$ meningkat dibandingkan tahun 2010 (4,6juta US$) atau sekitar 0,12 persen dari total PMA nasional dengan jumlah proyek sebanyak 40 proyek.sementara untuk perkembangan nilai investasi PMDN kecenderungan meningkat, dengan realisasi nilai investasi PMDN tahun 2011di Provinsi Acehmencapai 259,4miliar rupiah meningkat dari nilai PMDN 2010 (40,9 miliar rupiah) atau sekitar 0,34persen dari total PMDN secara nasional dengan jumlah proyek sebanyak 16 proyek.

15 D. PRASARANA WILAYAH D1. Jaringan Irigasi Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.luas Potensial jaringan irigasi di Aceh meliputi 384.171hektar atau 5,21 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia., Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 285.893hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 346.478hektar.Sementara menurut kewenangan, sekitar 120.921hektar atau sekitar 31 persen kewenangan pusat, 76.647hektar (20%) kewenangan provinsi, dan 186.603hektar (49%) kewenangan kabupaten/kota. D2. Infrastruktur Jalan Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Aceh mencapai 17.457 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1.803,36 km, jalan Provinsi sepanjang 1813,33 km, dan Jalan Kabupaten/kota sepanjang 13841,07 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Aceh pada tahun 2011 mencapai 118,31 km yang terdiri dari 2,18 persen kondisi jalan rusak ringan dan 4,38 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 1.685,04 km atau sekitar 93,44 persen kondisi jalan mantap di Aceh. Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Aceh sebesar 0,33 km/km² lebih tinggi dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 km/km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Aceh meliputi 58 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 19 persen jalan kerikil, 23 persen jalan tanah dan lainnya. Tabel 8: Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km) Tahun 2011 Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah Aceh 1803,36 1813,33 13841,07 17457,76 Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Tabel 9: Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Aceh Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Panjang Kepmen PU (km) Kondisi Permukaan Jalan (km) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Kemantapan (km) Mantap Tidak Mantap Kondisi Permukaan Jalan (%) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Kemantapan (%) Mantap Tidak Mantap 1.803,35 1.295,71 389,34 39,30 79,01 1.685,04 118,31 71,85 21,59 2,18 4,38 93,44 6,56 Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU

16 D3. Jaringan Listrik Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Aceh dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 794,16 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 509,64 Gwh Gambar 23: Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Aceh Gwh Produksi (Gwh) % 900,00 Perkembangan (%) 70,00 57,95 800,00 55,83 60,00 700,00 600,00 50,00 500,00 40,00 400,00 300,00 200,00 100,00 0,00 9,78 17,92 2008 2009 2010 2011 30,00 20,00 10,00 0,00 Kabupaten/Kota E. POTENSI SUMBERDAYA ALAM E1. Sumber Daya Lahan Kondisi lahan di Provinsi Aceh secara umum terdiri dari : 1) pekarangan tercatat 346.550 ha; 2) kebun tercatat 401.951 ha; 3) padang rumput tercatat 316.648 ha; 3) tambak tercatat 40.999 Ha; 4) kolam tercatat 14.165 ha; 5) hutan tercatat 1.665.166 ha; 6) ladang tercatat 697.858 ha; 7) Sawah tercatat 364.259 ha; dari kondisi lahan diatas lahan terluas total di provinsi Aceh terdapat di Kabupaten Gayo Lues yang mencapai 554.991 ha. Untuk penyebaran lahan kebun/tegalan paling luas terdapat di Aceh Timur, Aceh Besar, dan Aceh Utara; padang rumput (Gayolues, dan Aceh Tengah); lahan tambak (Aceh Timur dan Aceh Utara); hutan rakyat (Gayolues, Aceh Jaya); hitan negara (Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Aceh Tengah); perkebunan (Aceh Timur dan Aceh Singkil) Pekaranga n/lahan untuk bangunan Tabel 10: Penggunaan Lahan Menurut Kabupaten/Kota di Aceh Tahun 2010, (ha) Tegal/ kebun Padang rumput Tambak Kolam Hutan Rakyat Hutan Negara ladang/ huma Perkebu nan Simeulue 8.900 12.590 6.524 - - 8.409 71.196 2.024 26.309 10.801 Aceh Singkil 27.765 11.192 3.416 94 1.311 2.750 21.360 8.550 56.374 3.649 Aceh Selatan 14.308 22.258 4.549 997 542 23.837 33.358 15.413 53.662 20.204 Aceh Tenggara 2.445 10.026 60-540 22.459 339.853 5.504 20.889 17.431 Aceh Timur 39.688 43.384 3.386 12.883 1.053 9.563 120.958 29.022 94.775 33.580 Aceh Tengah 3.900 9.786 43.088 5 410 14.537 221.756 6.084 51.200 6.867 Aceh Barat 2.165 17.211-52 448 15.625 37.597 17.658 31.013 2.739 Aceh Besar 14.909 82.005 28.057 1.047 77 29.372 47.407 24.419 19.662 37.713 Pi d i e 30.223 29.185 16.899 2.557 445 25.044 130.733 20.240 19.317 29.342 Bireuen 19.824 25.156 4.862 4.556 39 13.418 36.283 33.241 22.659 22.759 Sawah

17 Kabupaten/Kota Pekaranga n/lahan untuk bangunan Tegal/ kebun Padang rumput Tambak Kolam Hutan Rakyat Hutan Negara ladang/ huma Perkebu nan Aceh Utara 37.781 38.201 5.814 9.217 645 34.200 44.898 21.013 54.312 44.266 Aceh Barat Daya 52.208 16.154 200 513 36 3.296 3.973 3.803 34.667 22.995 GayoLues 17.077 26.735 185.656 15 6.523 50.678 62.309 18.345 22.835 8.470 Aceh Tamiang 12.752 16.322 24 3.454 196 9.181 11.035 9.476 55.245 19.305 Nagan Raya 11.110 3.138 548 76 94 1.885 59.054 2.600 4.917 24.373 Aceh Jaya 13.678 9.252 1.825 303 125 40.370 30.719 4.455 32.530 12.874 Bener Meriah 1.917 3.839 10.132-288 7.979 36.064 1.136 42.011 4.182 Pidie Jaya 6.191 9.250 1.322 2.001 830 4.412 18.367 1.170 8.722 8.471 Banda Aceh 4.032 383 8 861 43 - - - 10 114 Sabang 2.205 1.569 67 14 17 55 2.670 1.192 5.902 - Langsa 6.417 4.272 12 1.479 393 3.505 13 570 3.866 1.868 Lhokseumawe 8.193 1.206 184 860 43 21 37 1.127 880 2.050 Subulussalam 8.862 8.837 15 15 67 1.203 13.727 6.892 36.101 10.206 ACEH 346.550 401.951 316.648 40.999 14.165 321.799 1.343.367 233.934 697.858 364.259 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dalam DDA Provinsi Aceh 2011 Sawah Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Aceh tercatat sekitar 3.549.813 ha atau 2,61 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas adalah hutan lindung 1.844.500 ha atau sekitar 51,96 persen dari total kawasan hutan di Aceh, kawasan hutan dan pelestarian alam seluas 772.633 ha (21,77%), dan hutan produksi sekitar 601280 ha (16,94 %). Gambar 24: Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Aceh Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009, (%) 1,05 16,94 0,00 6,03 Perairan 21,77 Kws. Hutan Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi Terbatas (ha) Hutan Produksi (ha) 51,96 Hutan Produksi yang dapat dikonversi (ha) Taman Buru (ha) Sumber: BPS, Tahun 2010 E2. Potensi Pertanian Potensi pertanian diprovinsi Aceh pada tahun 2010 didominasi oleh pertanian tanaman pangan yang mencakup tanaman padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Luas panen padi tahun 2010 adalah 352.281 hektar. Luas panen padi terdiri dari padi sawah sebesar 347.727 hektar dan padi ladang sebesar

18 4.554 hektar. Luas panen jagung tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 10,46 persen apabila dibanding-kan dengan luas panen tahun 2009. Luas panen kacang tanah pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 18,53 persen. Sedangkan kedelai, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar tahun 2010 mengalami penurunan masing-masing sebesar 16,94 persen, 14,16 persen, 21,13 persen, dan 27,52 persen. Tanaman sayuran pada tahun 2010 mencapai 2.023.339 kuintal. Produksi cabe memberikan kontribusi paling tinggi yaitu sebesar 17,39 persen dari total produksi tanaman sayuran, kemudian cabe rawit dan tomat masing-masing sebesar 14,22 persen dan 12,10 persen. Sedangkan komoditi sayuran yang relatif rendah memberikan kontri-busi adalah lobak, bawang putih, dan kembang kol masing-masing sebesar 0,03 persen, 0,08 persen, dan 0,49 persen. Komoditi buah-buahan yang relatif rendah memberikan kontribusi yaitu melon, salak dan sirsak masingmasing sebesar 0,05 persen, 0,19 persen, dan 0,30 persen dari total produksi tanaman buah-buahan 2.223.030 kuintal. Sedangkan komoditi pisang memberikan kontribusi ter-tinggi mencapai 31,67 persen atau sebesar 704.074 kuintal, kemudian disusul semangka sebesar 9,71 persen atau 215.869 kuintal dan mangga sebesar 9,56 persen atau 212.526 kuintal. E3. Potensi Perikanan dan Kelautan Potensi kelautan di Provinsi Aceh dilihat dari hasil produksinya diantaranya Tambak sebesar 31.075,1 Ton, Kolam sebesar 14.093,10 Ton, perikanan sawah 792,20 Ton, Jaring apung 555.30 Ton, keramba 142,60 Ton dan laut 32,20 Ton. Dari jumlah produksi tersebut didominasi Perikanan Tangkap. F4. Potensi Sumberdaya Mineral Provinsi Aceh memiliki potensi di pertanian, perikanan dan lainnya, namun sektor sumberdaya mineral salahsatunya pertambangan yang mempunyai prospek yang bagus. Bila sektor ini mampu diolah dan dikembangkan secara optimal dan profesional oleh pemerintah dan dunia usaha, maka hasil yang akan dinikmati oleh masyarakat dan investor akan sangat memadai. Hasil eksplorasi umum oleh beberapa perusahaan yang telah mendapat izin survey dan Kuasa Pertambangan (KP) membuktikan bahwa secara geologi Provinsi Aceh tidak saja memiliki potensi bahan energi minyak dan gas seperti yang telah dikenal selama ini, tetapi juga bahan galian golongan logam dan non logam yang banyak tersebar diseluruh daerah tingkat II yang terdapat di provinsi ini. Beberapa bahan galian logam, non logam dan energi itu termasuk bahan galian vital dan strategis seperti emas, tembaga, mangan, besi, timbale, pasir besi, belerang. Ada juga bahan gal ian strategis seperti batu bara, timah dan nekel.