PERBANDIGAN GAYA BAHASA DAKWAH ISLAM USTADZ MUHAMMAD NUR MAULANA DAN USTADZ TAUFIQURRAHAN ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali ditempuh adalah melalui ajakan, seruan atau himbauan yang

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam ensiklopedia islam diartikan sebagai ajakan kepada islam. Jadi

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berjalan dengan lancar. Alisjahbana (dalam Pateda dan Pulubuhu,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB I PENDAHULUAN. C. Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan suatu produk periklanan yang mencakup segala macam

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang sering terjadi dalam forum dakwah, tablig, taklim,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern ini, yang ditandai dengan terus berkembang. Media internet yang merupakan perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam kehidupan bermasyarakat orang membutuhkan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS GAYA BAHASA PADA RUBRIK OPINI DALAM SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI 2 FEBRUARI - 29 FEBRUARI 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar. Berawal dari hadirnya Baginda

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan pesan baik itu berupa ide, gagasan, maupun informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA TOKOH AGAMA DENGAN REMAJA MASJID AL-MIHROB DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Dalam iklan, tuturan atau kata-kata adalah paling efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

Transkripsi:

PERBANDIGAN GAYA BAHASA DAKWAH ISLAM USTADZ MUHAMMAD NUR MAULANA DAN USTADZ TAUFIQURRAHAN ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH RAHMAT PRABOWO NIM. 311 410 034 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014

Perbandingan Gaya Bahasa Dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman Rahmat Prabowo Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota Asna Ntelu Fatmah AR. Umar ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman. Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu Bagaimanakah perbandingan gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman ditinjau dari pilihan kata?, Bagaimanakah perbandingan gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman ditinjau dari struktur kalimat? dan Bagaimanakah perbandingan gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman ditinjau dari makna yang terkandung di dalam dakwah?. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun yang menjadi sumber data adalah tuturan dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman yang di-download dari situs Youtube. Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan di atas, dilakukan dengan teknik studi dokumentasi dan observasi. Data-data tersebut diidentifikasi gaya bahasa dakwah Islam ditinjau dari pilihan kata, struktur kalimat dan makna, kemudian diklasifikasi, dianalisis dan menyimpulkan hasil analisis. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan oleh cara berdakwah dari kedua ustadz. Kata Kunci: Perbandingan Gaya Bahasa, Dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana, Ustadz Taufiqurrahman

PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya peranan bahasa Indonesia antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dan pasal 36 UUD 1945. Ragam bahasa Indonesia di masyarakat bermacam-macam. Meskipun demikian, antarpenutur ragam masih bisa saling memahami dalam berkomunikasi sebab kaidah tatabunyi, pembentukan kata, tatamakna umumnya sama. Keberagaman ini bisa dikenali melalui golongan penutur bahasa dan menurut jenis pemakaian bahasa (Muslich, 2010:2). Sikap penutur pun turut menciptakan keberagaman bahasa Indonesia. Sikap ini disebut sebagai langgam atau gaya yang ditentukan oleh umur penutur, kedudukan, pokok persoalan yang tengah dibicarakan, dan tujuan informasi itu disampaikan (Muslich, 2010:3). Gaya bahasa merupakan salah satu faktor yang sangat memerlukan keberhasilan pembicara, artinya pembicara dituntut mampu menggunakan gaya bahasa yang baik untuk pendengar yang baik, misalnya ketika berceramah, mengajak orang untuk berbuat kebaikan, menulis surat untuk orang tua, menunjukkan ragam yang berbeda-beda. Dilihat dari jenis pemakaiannya, bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa lain ragam dalam agama, politik, ilmu, teknologi, pertukangan, perdagangan, seni rupa, seni sastra, olahraga, perundangundangan, dan angkatan bersenjata. Maksudnya, peralihan ragam itu ditandai oleh pemilihan sejumlah kata atau ungkapan tertentu yang khusus digunakan untuk sesuatu bidang (Chaer, 2007:17). Salah satu khazanah bahasa Indonesia yang bisa ditemukan di kalangan masyarakat saat ini yakni bahasa dakwah Islam. Bahasa dakwah Islam bertujuan untuk memengaruhi dan mentransformasikan sikap batin dan perilaku warga masyarakat (pendengar) menuju suatu tatanan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Dakwah dengan pesan-pesan keagamaan dan pesan-pesan sosialnya juga merupakan ajakan kepada kesadaran untuk senantiasa memiliki komitmen (istiqomah) di jalan yang lurus (Munir, 2012:1). Aktivitas keagamaan yang secara

langsung digunakan untuk mensosialisasikan ajaran Islam bagi penganutnya dan umat manusia pada umumnya adalah aktivitas dakwah. Aktivitas ini dilakukan baik melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan nyata (dakwah bi al-lisan, wa bi al-qalam wa bi al-hal). Di zaman majunya IPTEKS (ilmu pengetahuan teknologi dan sains) sekarang ini, terutama teknologi yang dibarengi oleh majunya informasi dan telekomunikasi, orang dapat menyimpan suara-suara yang telah kita ucapkan dalam pita-pita kaset yang sewaktu-waktu dapat kita dengar kembali, menggunakan bahasa meskipun mereka tidak berhadapan dengan kita. Hal ini terjadi karena sudah ada telepon genggam atau HP (handphone), bahkan dapat menghubungi orang lain melalui sambungan jarak jauh. Melalui radio dan televisi, orang sudah dapat mengetahui apa yang telah terjadi di dunia ini (Pateda, 2009:24). Dengan melalui sebuah media televisi, suatu proses komunikasi jarak jauh akan berubah menjadi komunikasi jarak dekat berkat adanya tayangan-tayangan yang ditampilkan oleh siaran televisi. Dengan cara inilah sebagian ustadz yang berada di luar daerah dari yang kita tinggali akan lebih mudah menyampaikan dakwah Islamnya melalui siaran televisi tersebut (Ardianto, 2012:45). Dalam aktivitas dakwah Islam, seorang penceramah atau biasa yang disebut ustadz dalam kegiatan dakwahnya banyak melakukan aktivitas dakwah lisan (dakwah bi al-lisan). Kegiatan dakwah itu bukan hanya mencakup sisi pelakunya (ustadz) juga pesertanya (jama ah), ia juga mempunyai metode beragam yang telah digariskan dalam Al-Qur an dan dipraktikkan oleh Rasulullah Saw (Haq, 2010:112). Di zaman sekarang di kalangan masyarakat, yang terlihat bahwa kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para ustadz sudah mengandung unsur kekerasan dalam mengajak para jama ahnya untuk berbuat kebaikan dengan cara paksaan. Padahal yang harus dilakukan oleh para ustadz yakni dengan cara yang dipraktikkan Rasulullah Saw yakni dengan cara lemah lembut, sopan santun dan menyenangkan guna untuk menarik perhatian para jama ah.

Karakter dan gaya bahasa dakwah Islam yang dimiliki para ustadz tentunya berbeda-beda, misalnya Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman. Ustadz Muhammad Nur Maulana terkenal sebagai ustadz yang selalu menggunakan gaya bahasa yang selalu membuat para jama ahnya tertawa sedangkan Ustadz Taufiqurrahman terkenal sebagai ustadz yang selalu membuat para jama ahnya terkesima dan tertarik dengan cara berdakwahnya. Untuk lebih efektif dan menariknya suatu proses dakwah Islam di dalam forum dakwah, seorang ustadz akan tampil maksimal dalam pembawaan gaya bahasa dakwah yang disampaikan kepada jama ah. Setiap ustadz berbeda-beda gaya bahasanya dalam berdakwah. Gaya bahasa seorang ustadz akan memiliki ciri khas dalam berdakwah dan bisa dibedakan dari cara pandang para jama ahnya, entah melalui pilihan kata, struktur kalimat, nada, dan makna yang digunakan. Akan tetapi, para jama ah masih kurang memahami gaya bahasa dakwah Islam berdasarkan pilihan kata, struktur kalimat, nada, dan makna. Seorang ustadz pun harus memperhatikan kaidah-kaidah yang baik dalam berdakwah agar tidak menampilkan suasana dakwah yang buruk dihadapan para jama ah dan harus disesuaikan dengan cara pandang masyarakat pada umumnya. Sehubungan dengan permasalahan ini, teori yang melandasi adalah Keraf (2008:112), mendefinisikan bahwa Gaya bahasa adalah bentuk retorik dalam penggunaan kata, kalimat maupun bunyi dalam kegiatan berbicara yang mempunyai tujuan atau mempengaruhi penyimak atau pendengar. Perkembangan gaya bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untuk menghadapi situasi tertentu. Sebab itu, persoalan gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan: pilihan kata secara individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Malahan nada yang tersirat di balik semua sebuah wacana termasuk pada persoalan gaya bahasa. Jadi, jangkauan gaya bahasa sebenarnya sangat luas, tidak hanya mencakup unsur-

unsur kalimat yang mengandung corak-corak tertentu, seperti yang umum terdapat dalam retorika-retorika klasik. Bila dilihat gaya secara secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya; semakin buruk gaya seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya (Keraf, 2008:113). Jadi, style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian seseorang (pemakai bahasa). Dilihat dari sudut bahasa atau unsur-unsur bahasa yang digunakan, maka gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu: 1) Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata Berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan: gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan. (a) Gaya Bahasa Resmi Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara

(b) Gaya Bahasa Tak Resmi Gaya bahasa tak resmi juga merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. (c) Gaya Bahasa Percakapan Sejalan dengan kata-kata percakapan, terdapat juga gaya bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. 2) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat Srtuktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Ada kalimat yang bersifat periodik, bila bagian yang terpenting atau gagasan yang mendapat penekanan ditempatkan pada akhir kalimat. Ada kalimat yang bersifat kendur, yaitu bila bagian kalimat yang mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat. Bagian-bagian yang kurang penting atau semakin kurang penting dideretkan sesudah bagian yang dipentingkan tadi. Jenis yang ketiga adalah kalimat berimbang, yaitu kalimat yang mengandung dua bagian kalimat atau lebih yang kedudukannya sama tinggi atau sederajat (Putrayasa, 2010:49). 3) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Bila acuan yang digunakan itu masih mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka acuan itu dianggap sudah memiliki gaya yang dimaksudkan (Satoto, 2012:154).

(a) Makna Denotatif Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti: makna denotasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional. Disebut makna denotasional, kognitif, konseptual, ideasional, referensial karena makna itu menunjuk kepada suatu referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen. (b) Makna Konotatif Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senangtidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaraannya juga memendam perasaan yang sama. Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da a, yad u, da wan, du a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilahistilah tabligh, amr ma ruf dan nahi munkar, mau idzoh hasanah, tabsyir, washiyah, tarbiyah, ta lim, dan khotbah (Munir, 2012:17). Pada tataran praktik dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur: penyampai pesan, informasi yang disampaikan, dan penerima pesan. Namun dakwah mempunyai pengertian yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut, karena istilah dakwah mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia. Berdasarkan tujuan di atas, maka tujuan yang akan dicapai melalui kajian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan perbandigan gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk memandu peneliti menggambarkan, memecahkan atau menganalisis suatu objek penelitian secara menyeluruh. Objek penelitian yang dimaksud adalah gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman, dalam hal ini berdasarkan pilihan kata, struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalam dakwah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi dan observasi. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati dan mengumpulkan data, dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terhadap dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman melalui video. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: Pertama men-download video dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman melalui situs internet Youtube. Kedua, mengamati video dakwah kedua ustadz. Ketiga, mentranskrip dakwah tersebut ke dalam bentuk tulisan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka dilakukan teknik analisis data. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dengan mengkaji gaya bahasa yang dijabarkan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman. 2) Mengklasifikasi gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman yang ditinjau dari pilihan kata, struktur kalimat (klimaks, antiklimaks, paralelisme dan repetisi) serta makna (denotatif dan konotatif). 3) Menganalisis perbandingan gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, struktur kalimat (klimaks, antiklimaks, paralelisme dan repetisi) serta makna (denotatif

dan konotatif) yang terkandung dalam dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman. 4) Menyimpulkan hasil analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa perbandingan gaya bahasa dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dan Ustadz Taufiqurrahman akan diuraikan sebagai berikut ini. Pilihan kata pada dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dominan pada pemilihan kata yang besifat resmi dan disesuaikan dengan pemahaman para jama ah yang hadir pada saat proses dakwah berlangsung. Dilihat secara keseluruhan, dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana terkesan menarik karena adanya tingkah laku atau gerak-gerik tubuhnya yang unik pada saat proses dakwah sedang berlangsung sehingga pemilihan katapun menyesuaikan dengan gerakan tubuh yang ditampilkan pada saat itu. Berikut merupakan pilihan kata yang menyesuaikan dengan gerakan tubuh pada saat proses dakwah sedang berlangsung. Jama ah, Oh Jama ah. Alhamdulillah. merupakan pilihan kata yang digunakan untuk menyapa para Jama ah yang hadir dengan menggerakkan sorban ke atas dan ke bawah. Gerakkan tubuh ini seakan menjadi daya tarik tersendiri bagi Ustadz Muhammad Nur Maulana dalam berdakwah. Apa itu jujur?, Mau tahu?, Mau tahu aja atau mau tahu banget? dan Kasih tahu gak ya? merupakan pemilihan kata yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman terhadap kata-kata yang populer pada saat itu dan Ustadz Muhammad Nur Maulana bermaksud mengajak para jama ah yang hadir untuk bisa berkomunikasi dengannya agar tercipta suasana yang menarik dan tidak monoton serta tidak membosankan. Ih, jelek banget masakan Ibu, Dirimu gendut sekali, Kamu hitam sekali merupakan pemilihan kata untuk memberikan percontohan terhadap situasi yang sedang terjadi. Cuma sekali saja! (sambil bersuara keras), merupakan pemilihan kata untuk mempertegas bahwa hal yang dilakukan haruslah dengan kesungguhan hati.

Pilihan kata pada dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman dominan pada pemilihan kata yang bersifat tidak resmi, karena dalam pemilihan kata sang ustadz cenderung menggunakan pantun dalam berdakwah dan disesuaikan dengan pemahaman para jama ah yang hadir pada saat proses dakwah sedang berlangsung. Dilihat secara keseluruhan, dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman terkesan unik karena pemilihan kata yang teratur sehingga menjadi satu kesatuan kalimat yang menarik. Berikut merupakan pilihan kata berbentuk pantun yang ada dalam dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman. Makan opak ada colenak, kalau kompak kan enak, Saya mau ke Sukabumi, jalannya lewat Tajur. Saya mau punya suami, suami yang hatinya jujur, Barang antik dikursi goyang, punya Opa punya punya Oma. Jujur di luar banyak wanita cantik yang nyatakan sayang, tapi cinta papa hanya buat mama, Kelapa tua hanya setangkai, saya bawa dari selipi. Ilmu apa yang papa pakai, kok siang malam saya kebawa mimpi, Kalau bulan rindukan mentari, tentu malam akan rindukan siang. Kalau hati cinta Ilahi, tentu dirinya akan merasa tenang, Terang bulan terang bercahaya, cahaya memancar ke tanjung jati. Jikalau hendak hidup bahagia, beramal ibadah sebelum mati. Dari keseluruhan pemilihan kata dalam bentuk pantun, Ustadz Taufiqurrahman mempunyai tujuan untuk memberikan suasana dakwah yang menarik dan tidak membosankan bagi para jama ah. Struktur kalimat yang terdapat dalam dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dominan memilih bagian klimaks dalam dakwahnya. Hal itu dilakukan untuk memberikan tekanan dalam dakwah agar para jama ah merasa terbawa dalam suasana dakwah yang tegang. Kemudian sang ustadz memilih bagian antiklimaks untuk meredam emosional para jamaa ah yang sebelumnya terbawa dalam suasana dakwah yang tegang dengan cara bahasa yang lucu diselingi dengan gerakan tubuh dan canda tawa. Stuktur kalimat yang terdapat dalam dakwah Ustadz Taufiqurrahman dominan memilih bagian repetisi dalam dakwahnya. Hal itu dilakukan untuk memberikan

pemahaman kepada para jama ah dengan pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Sang ustadz selalu memilih bagian repetisi untuk menarik perhatian para jama ah yang hadir untuk mengikuti materi dakwah dari awal hingga akhir dengan suasana yang menyenangkan. Berikut merupakan struktur kalimat repetisi yang terdapat dalam dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman. Siddiq artinya jujur. Semoga pemuda-pemudi yang ada di sini mempunyai sifat jujur. laki-laki maupun perempuan Allah Swt. berikan hati yang jujur, rumah tangga yang nantinya pandai mengatur, juga bisa diatur, cinta amanah yang tidak suka ngelantur, sehingga modal sekarang yang salah tempat tidur, kenapa mereka begitu? karena lupa dengan alam kubur. Allah Swt. jadikan pemimpin-pemimpin yang selalu bertafakkur, kalau doa sama Allah doanya manjur, alias mabrur, kebetulan namanya subur. Semoga wanita yang ada di sini dijadikan wanita yang berhati cantik, yang nantinya selalu membuat suaminya tambah simpatik, kalau lagi keluar matanya tidak melirik-lirik, ibadah kepada Allah benar-benar fanatik, selalu dijaga secara apik, nantinya bergaul dengan suami tidak berjiwa munaf ik, rasa cinta kepada suami bertambah setiap detik, karena terasa semakin asik, karena kelihatan cantik, duduk pakai baju batik, sambil makan keripik, yang ceramah namanya Ustadz Taufik. Makna yang terkandung dalam dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dominan mengandung makna denotatif atau makna yang sebenarnya. Pemilihan makna denotatif dilakukan agar para jama ah bisa lebih mudah memahami makna dan hikmah yang terkandung dalam dakwah yang dibawakan. Meskipun ada sebagian makna konotatif yang sering muncul dalam materi dakwah, hal itu dilakukan untuk memberikan sedikit efek negatif dalam dakwah yang didominasi oleh efek positif atau makna yang sebenarnya. Makna yang terkandung dalam dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman dominan mengandung makna konotatif yakni untuk memberikan arti tambahan,

perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu terhadap isi dakwah. Hal itu dilakukan agar para jama ah merasakan perbandingan dalam dakwah pada umumnya sehingga mencari-cari makna apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh sang ustadz. PENUTUP Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini. Pilihan kata pada dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dominan pada pemilihan kata yang besifat resmi dan disesuaikan dengan pemahaman para jama ah yang hadir pada saat proses dakwah berlangsung dan secara keseluruhan dakwah Islam sang ustadz terkesan menarik karena adanya tingkah laku atau gerakgerik tubuhnya yang unik pada saat proses dakwah sedang berlangsung sehingga pemilihan katapun menyesuaikan dengan gerakan tubuh. Pilihan kata pada dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman dominan pada pemilihan kata yang bersifat tidak resmi, karena dalam pemilihan kata sang ustadz cenderung menggunakan pantun dalam berdakwah dan disesuaikan dengan pemahaman para jama ah yang hadir pada saat proses dakwah sedang berlangsung dan secara keseluruhan, dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman terkesan unik karena pemilihan kata yang teratur sehingga menjadi satu kesatuan kalimat yang menarik. Struktur kalimat pada dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dominan menggunakan bagian klimaks yang bertujuan untuk memberikan tekanan dalam dakwah agar para jama ah merasa terbawa dalam suasana dakwah yang tegang yang kemudian memilih bagian antiklimaks untuk meredam emosional para jamaa ah yang sebelumnya terbawa dalam suasana dakwah yang tegang dengan cara bahasa yang lucu diselingi dengan gerakan tubuh dan canda tawa. Struktur kalimat pada dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman dominan menggunakan bagian repetisi. Hal itu dilakukan untuk menarik perhatian para jama ah yang hadir untuk mengikuti materi dakwah dari awal hingga akhir dengan suasana yang menyenangkan.

Makna yang terkandung dalam dakwah Islam Ustadz Muhammad Nur Maulana dominan mengandung makna denotatif atau makna yang sebenarnya dibandingkan makna konotatif. Pemilihan makna denotatif dilakukan agar para jama ah lebih mudah memahami makna dan hikmah yang terkandung dalam dakwah yang disampaikan. Makna yang terkandung dalam dakwah Islam Ustadz Taufiqurrahman dominan mengandung makna konotatif yakni untuk memberikan arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu terhadap isi dakwah. Hal itu dilakukan agar para jama ah merasakan perbandingan dalam dakwah pada umumnya sehingga mencari-cari makna apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh sang ustadz. DAFTAR RUJUKAN Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Haq, Muhammad Zairul. 2010. Muhammad Saw. Sebagai Guru. Bantul: Kreasi Wacana. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Munir, M. 2012. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. Muslich, Masnur. 2010. Garis-garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Pateda Mansoer dan Jennie P. Pulubuhu. 2009. Lingustik. Gorontalo: Viladan. Putrayasa, I.B. 2010. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: Refika Aditama. Satoto, Soediro. 2012. Stilistika. Yogyakarta: Ombak. Sugiyono. 2012. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.