HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS DAN KARAKTERISTIK PETUGAS DENGAN KINERJA PETUGAS GIZI PUSKESMAS DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

ABSTRAK. Pengaruh Kompetensi Bidan di Desa dalam Manajemen Kasus Gizi Buruk Anak Balita terhadap Pemulihan Kasus di Kabupaten Pekalongan Tahun 2008

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT SANITASI PADA KAPAL YANG SANDAR DI PELABUHAN PANGKALBALAM PANGKALPINANG TAHUN 2005

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

CUT ZULIATI MULI /IKM

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PENGADILAN NEGERI KLAS 1B RABA BIMA

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN PT. Tanjung Jati B Power Services

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

KARMILA /IKM

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN BAYAR DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG DI PUSKESMAS WISMA JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2007

PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA

PREVALENSI KEJADIAN MALNUTRISI PADA BALITAA DI RUANG RAWAT ANAK RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN Oleh : FATIN FATHARANI ERIZAL

FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ENDANG JUNITA SINAGA /IKM

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

SISKA DEVI BANGUN NIM.

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

TESIS. Oleh MARLINA /IKM

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

HUBUNGAN STATUS IMUNISASI DPT DAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGASUH DENGAN DIFTERI DI KOTA MADIUN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN POSYANDU DI KELURAHAN SAMOJA KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2007

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepemimpinan, Kinerja, Motivasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui terhadap kepemimpinan perempuan dalam berokrasi

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

PENGARUH KONSELING GIZI PADA IBU BALITA TERHADAP POLA ASUH DAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPLAS TESIS OLEH ASNITA /IKM

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

ABSTRACT. Key Words: similarity, reputation, perceived risk, innovativeness, brand extension, brand image

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN PEMANTAUAN ANAK BALITA DI POSYANDU DI KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2015 TESIS.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PERAN BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN, DAN PENGAWASAN MELEKAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH BOYOLALI TESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA IMPELEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN KUALITAS LAYANAN PADA BIDANG INDUSTRI MANUFACTURING

ABSTRAK. RickyRicardo Nalley ( ); Pembimbing Utama: Evi Yuniawati, dr., MKM

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

ANALISIS HUBUNGAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUWU TIMUR

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2004

PENGARUH MOTIVASI INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

PERBEDAAN PEMBERIAN KABOHIDRAT DAN PROTEIN TELUR TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA ANAK BALITA GIZI BURUK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ABSTRACT. Keywords: Comprehension of good governance, leadership style, organizational culture,, audit structure, performance auditor.

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Masyarakat, ARTIKEL Maret 2008 PENELITIAN - September 2008, II (2) HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS DAN KARAKTERISTIK PETUGAS DENGAN KINERJA PETUGAS GIZI PUSKESMAS DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2007 Endah Purwanti* dan Dian Ayubi** ABSTRACT Number of malnutrion of children under five year increased in Karawang District during 2001-2006. This situation represents a low performance of nutrient staff. Performance of nutrition staff is related to puskesmas s head leadership. This research aim is to assess relationship between performance of puskesmas s head leadership with nutrition staff in Karawang. The study design was a cross-sectional study. Total sample was 43 person nutrition staff in all puskesmas in Karawang. Data were analysed using multiple logistic regression. Result of this research found nutrition staff performance shows goodness (55,8%) in general, but management of malnutrition chidren under five years is still unsatisfied. Puskesmas s head leadership has a largest association with nutrition staff performace compared to other variables.. Staff who perceived good on puskesmas head leadership will have 13 times greater to have good performencec than staff who perceived poor. Karawang Health District Office should conduct a leadership training for nutrition staff and also for the head of Puskesmas. Keyword: leadership, performance Pendahuluan Upaya penanggulangan masalah gizi khususnya pada anak usia di bawah lima tahun (balita) masih sangat diperlukan (1). Perkembangan kasus balita gizi buruk Kabupaten Karawang, menurut hasil laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi kenaikan persentase sekitar 0,59% kasus, yaitu dari 1,17% pada tahun 2002 dan 1,76% pada akhir bulan Mei 2006. Tepatnya saat ini kasus gizi buruk berjumlah 2.058 balita dimana 11 menderita marasmus, 3 anak menderita marasmus-kwasiorkor dan 17 anak diantara mereka telah meninggal dunia. Sampai akhir Mei 2006 balita gizi buruk yang sudah dirawat sebanyak 16 anak dan yang masih dirawat di RSUD ada 3 orang (2) Cakupan program gizi diantaranya penca-paian status gizi merupakan hasil kerja /kinerja program itu sendiri. Berhasil atau tidaknya pelak-sanaan pemantauan status gizi balita tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala Puskesmas dalam memberikan motivasi, arahan atau tuntunan kepada tenaga pelaksana gizi dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan (3). Menurut hasil penelitian Ayubi (2006) didapatkan bahwa kepemimpinan transformasional yang kuat mempengaruhi kinerja program imunisasi menjadi lebih baik, meskipun dalam keterbatasan biaya. Kepemimpinan transformasional mampu menumbuhkan semangat resourcefulness pengelola program imunisasi baik di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun di tingkat puskesmas (4). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala puskesmas dan karakteristik petugas dengan kinerja petugas gizi. Kinerja petugas gizi didasarkan pada pelaksanaan tugas sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) petugas gizi di Kabupaten Karawang. Penelitian ini mempunyai satu variabel terikat yaitu kinerja petugas gizi dalam melaksanakan kegiatan sesuai tupoksi, yang terdiri dari kegiatan rutin dan penatalaksanaan kasus balita gizi buruk. Variabel bebas * Kepala Puskesmas Anggadita, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ** Staf Pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 164

yaitu kepemimpinan kepala puskesmas (variabel organisasi) dan karak-teristik individu petugas gizi yang mempengaruhi kinerja yang terdiri dari umur, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan, pengetahuan (variabel individu) dan pelatihan, motivasi diri petugas gizi (variabel psikologis). Metodologi Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah desain potong lintang (cross-sectional). Penelitian dilakukan di 43 Puskesmas di Kabupaten Karawang, yang dilakukan pada bulan Februari 2007 sampai dengan Mei 2007. Populasi yang diambil adalah seluruh petugas gizi Puskesmas. Pengambilan sampel untuk petugas gizi puskesmas dilakukan secara total sampling yang berjumlah 43 orang di Kabupaten Karawang. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner kepada petugas gizi Puskesmas dimana pertanyaan pada setiap kuesioner dikelompokkan menjadi tiga yaitu data karakteristik individu petugas gizi puskesmas, persepsi petugas gizi tentang kepemimpinan kepala puskesmas dan kinerja petugas gizi berupa kegiatan petugas gizi sesuai tupoksi rutin dan penatalaksanaan kasus gizi buruk di wilayahnya masing-masing, serta bukti fisik arsip-arsip laporan bulanan selama kurun waktu 3 bulan terakhir yaitu bulan Januari 2007 sampai akhir Maret 2007. Analisis multivariat yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda, yang bertujuan untuk mengestimasi secara valid hubungan antara beberapa variabel utama/ independen dengan variabel dependen. Semua analisis dilakukan menggunakan program komputer. Hasil Dari Tabel 1 terlihat bahwa rerata skor tertinggi pada kegiatan rutin petugas gizi terletak pada kegiatan melaksanakan pencatatan dan pelaporan, hal ini didukung oleh bukti fisik yang ditemukan dengan nilai rerata total 0,88 (skala 0-1). Tabel 1 Deskripsi Rerata Skor Butir-butir Kinerja Petugas Gizi Puskesmas dan Dimensinya di 43 Puskesmas Kabupaten Karawang Tahun 2007 Butir Kinerja Petugas Gizi Skor (1-4) * Kegiatan rutin petugas gizi 52,4 Merencanakan kegiatan gizi 3,05 Melaksanakan kegiatan gizi 3,00 Melaksanakan koordinasi kegiatan gizi 3,00 Melaksanakan pemantauan dan penilaian 3,09 Melaksanakan pembinaan kegiatan perbaikan gizi 3,17 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan 3,33 * Kegiatan penatalaksanaan gizi buruk 68,1 Validasi dan hasil laporan 2,55 Melakukan rujukan 2,40 Pemberian PMT pemulihan 3,57 Penanggulangan kekurangan Zat gizi mikro 2,05 Evaluasi perkembangan berat badan balita gizi buruk 2,20 Persiapan tindak lanjut dirumah 2,78 Pengamatan terhadap balita gizi buruk 2,10 Pencatatan dan pelaporan 2,68 Skor (0-1) * Bukti fisik kinerja 6,18 Laporan LB1 0,93 Laporan F3 gizi 0,95 Laporan Distribusi Vitamin A 0,95 Laporan distribusi tablet Fe 0,88 Laporan sarana perbaikan gizi 0,95 Laporan daftar nama balita gizi buruk 0,72 Laporan rekapitulasi balita gizi buruk 0,79 165

Berdasarkan rerata lalu dilakukan kategorisasi kepemimpinan kepala puskesmas. Tabel 2 menun-jukkan bahwa bahwa 58,1% Puskesmas mempunyai kepemimpinan kepala Puskesmasnya baik, dan faktor komunikasi mempunyai nilai tertinggi yaitu 55,8%. Sedangkan nilai terendah terdapat pada faktor koordinasi yaitu 44,2%. Tabel 2 Distribusi Puskesmas Menurut Kepemimpinan Kepala Puskesmas dan Dimensinya di 43 Puskesmas Kabupaten Karawang Tahun 2007 Variabel Kategori ( Rerata Skala 100) N Persentase Kepemimpinan Kepala Puskesmas Baik ( 83,9) 25 58,1 Kurang (< 83,9) 18 41,9 - Koordinasi Baik ( 85,9) 19 44,2 Kurang (< 85,9) 24 55,8 - Motivasi Baik ( 80,8) 23 53,5 Kurang (< 80,8) 20 46,5 - Supervisi Baik ( 76,2) 21 48,8 Kurang (< 76,2) 22 51,2 - Komunikasi Baik ( 90,9) 24 55,8 Kurang (< 90,9) 19 44,2 - Pendelegasian wewenang Baik ( 85,8) 21 48,8 Kurang (< 85,8) 22 51,2 Tabel 3 memperlihatkan bahwa 62.8% petugas pernah mendapatkan pelatihan gizi dan 48.8% petugas berpengetahuan baik tentang tupoksi gizi dan penanganan balita gizi buruk. Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Individu di 43 Puskesmas di Kabupaten Karawang Tahun 2007 Karakteristik n Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 13 30.2 Perempuan 30 69.8 Umur Muda 19 44.2 Tua 24 55.8 Pendidikan terakhir SMU/sederajat 17 39.5 Perguruan Tinggi 26 60.5 Lama kerja Baru 22 51.2 Lama 21 48.8 Pelatihan Gizi Pernah 27 62.8 Tidak pernah 16 37.2 Pengetahuan Baik (> skor 64 skala 100) 21 48.8 Kurang 22 51.2 Motivasi Diri Baik (> skor 87 skala 100) Kurang 24 19 55.8 44.2 166

Pemilihan model dilakukan dengan melakukan analisis hubungan antara kinerja dengan kepemimpinan dan semua faktor karakteristik individu, yaitu umur. jenis kelamin, pendidikan, pelatihan, lama kerja, pengetahuan dan motivasi diri. Bila hasil analisis mendapatkan nilai p< 0,25 maka variabel tersebut dapat dimasukan dalam analisis multivariat. Variabel tersebut adalah pendidikan terakhir, pelatihan, dan motivasi, Tabel 4 menginformasikan bahwa variabel kepemimpinan kepala puskesmas mempunyai hubungan yang paling besar terhadap kinerja petugas gizi daripada variabel lainnya. Petugas gizi yang mempersepsikan kepemimpinan kepala puskesmasnya baik akan memberikan peluang sebesar 12.7 kali lebih besar untuk mempunyai kinerja yang baik daripada petugas gizi yang mempersepsikan buruk atas kepemimpinan kepala puskesmasnya. Tabel 4 Regresi Logistik Ganda Antara Kepemimpinan Kepala Puskesmas dan Karakteritik Individu dengan Kinerja Petugas Gizi Variabel B SE Wald Sig OR Kepemimpinan kepala Puskesmas 2,486 0,881 7,962 0,005 12,794 Motivasi diri petugas gizi 0,408 0,778 0,276 0,600 1,504 Pendidikan terakhir petugas gizi 0,833 0,804 1,075 0,300 2,300 Pelatihan gizi yang diikuti 1,891 0,944 4,009 0,045 6,625 Pembahasan Apabila dilihat dari pelaksanaan kegiatannya (Tabel 1), menunjukan bahwa kinerja petugas gizi yang baik pada pelaksanaan kegiatan rutin sebesar 55,8%, sedangkan pada kegiatan penatalaksanaan kasus gizi buruk hanya sebesar 46,5% puskesmas yang pelaksanaan kegiatannya sudah baik. Keadaan seperti ini dimungkinkan terjadi karena biasanya petugas gizi dalam melaksanakan tugasnya menganggap sebagai tugas rutin dan hanya menunggu intruksi dari kepala puskesmasnya ataupun Dinas Kesehatan Kabupaten. Ismitaty menemukan bahwa 59.7% petugas gizi memiliki kinerja baik di Propinsi Sumatera Selatan (5). Kepemimpinan kepala puskesmas mem-punyai pengaruh paling besar terhadap kinerja petugas gizi Puskesmas dibandingkan variabel lainnya Hal ini sesuai dengan teori menurut kriteria Baldridge bahwa kesuksesan atau kegagalan suatu perusahaan tergantung kepada kualitas kepemimpinannya, dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan pemimpin dan sistem kepemimpinannya serta mengaitkannya dengan hasil-hasil yang dicapai (6). Penelitian yang dilakukan oleh Karolin (2000) dimana faktor kepemimpinan kepala Puskesmas sangat berperan dalam pelaksanaan program gizi di Puskesmas di Kota Bogor (7). Penelitian Scarborough menemukan bahwa para pemimpin memainkan peran penting dalam keberhasilan melakukan perubahan budaya (8). Penelitian Adiono menemukan bahwa perawat yang mempersepsikan kepemimpinan atasannya baik memiliki peluang untuk mempunyai kinerja baik sebesar 4.3 kali dibandingkan dengan perawat yang mempersepsikan kepemimpinan atasannya kurang baik. Kinerja perawat dinilai berdasarkan kesesuaian tindakan keperawatannya terhadap standard operating procedure (SOP) (9) Penelitian ini menemukan bahwa untuk mencapai kinerja petugas gizi yang baik diperlukan tidak hanya kepemimpinan yang baik atas kepala puskesmas juga ditentukan oleh motivasi petugas itu sendiri, pendidikan yang memadai dan pelatihan gizi. Simpulan Dari hasil analisa dan pembahasan variabelvariabel yang diteliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Kepemimpinan kepala Puskesmas di Kabupaten Karawang pada umumnya baik (58,1%), namun dalam pelaksanaan fungsi koordinasi, supervisi dan pendelegasian wewenang masih kurang baik berkisar antara 44,2% - 48,8%. b. Kinerja petugas gizi Puskesmas di Kabupaten Karawang secara umum juga sudah baik (55,8%), didukung dengan bukti fisik berupa arsip pelaporan sebagian besar (86%) sudah baik. Namun pada item penatalaksanaan kasus balita gizi buruk memperlihatkan kurang baik dengan nilai 46,5%. c. Kepemimpinan kepala puskesmas, pendidikan terakhir, pelatihan dan motivasi petugas merupakan variable yang berhubungan secara statistic dengan kinerja petugas gizi puskesmas. Variabel kepe-mimpinan memiliki hubungan yang paling besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Saran Bagi Dinas Kesehatan di Kabupaten Kara-wang diharapkan untuk lebih memperhatikan masalah pelatihan yang mendukung kinerja petugas gizi Puskesmas. Pelatihan yang diharapkan adalah pelatihan dengan metode baru yang memungkinkan petugas gizi untuk berkreativitas secara positif dan mampu mengaplikasikan hasil pelatihan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di Puskesmas. Guna meningkatkan pelaksanaan kepemimpinan kepala Puskesmas diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk melanjutkan program pelatihan khusus dalam hal kepemimpinan misalnya LMCB. 167

DAFTAR PUSTAKA 1. Permaesih, dkk, 2000, Prevalensi Anak Balita di Wilayah Indonesia Bagian Timur dalam Penelitian Gizi dan Makanan, Puslitbang Gizi, Bogor, 2000 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Laporan Tahunan Program Gizi, Dari Tahun 2002 Sampai dengan Tahun 2006, Karawang, 2002-2006. 3. Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh/ Edisi Lengkap, PT. Index Kelompok Gramedia, Jakarta. 4. Ayubi, D. 2006. Peran Kepemimpinan Transformasional Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Terhadap Status Imunisasi Anak di Tujuh Propinsi Di Indonesia Tahun 2004, Disertasi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta. 5. Ismitaty, A. 2004, Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Petugas Gizi Puskesmas di Propinsi Sumatra Selatan, Thesis Program Pasca Sarjan IKM- UI, Depok 6. Haris, A. 2005. 7 Pilar Perusahaan Unggul, Implementasi Kriteria Baldrige Untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utam,Jakarta. 7. Karolin, C. 2000, Evaluasi Manajemen Pelaksanaan Program Gizi Puskesmas Kota Bogor Tahun 1999, Thesis Program Pasca Sarjan IKM- UI, Depok. 8. Scarborough, J.D. 200, Transforming leadership in the manufacturing industry. Journal of Industrial Technology; February April 2001; Vol. 17; No. 2; pg. 2 13 9. Adiono, S. 2002, Analisis kepemimpinan yang mendorong iklim kerja dan motivasi kerja serta dampaknya terhadap kinerja perawat di rumah sakit se-kota Palu. Tesis. Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 168