BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dibidang kesehatan (Depkes, 2007). masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Corynebacterium Diphtheria bersifat toxin-mediated desease yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ruang lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama dan dalam melaksanakan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit. Penyebaran penyakit menular telah terjadi berpuluh puluh tahun yang lalu di negara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur (Ranuh, et al, 2014). Penyakit yang dapat dicegah dengan program imunisasi (PD31) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah difteri, pertusis, tetanus neonatorum, campak, polio, dan hepatitis B. Penyakit-penyakit ini timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi (Marimbi, 2010). Pada tahun 1974, cakupan imunisasi baru mencapai 5% dan setelah dilaksanakannya imunisasi global yang disebut dengan Expanded Program on Imunization (EPI) cakupan terus meningkat dan hampir setiap tahun minimal sekitar 3 juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 anak terhindar dari kecacatan. Akan tetapi, masih ada satu dari empat orang anak yang belum mendapatkan imuisasi dan dua juta anak meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (IDAI, 2011). 1

Program UCI (Universal Child Immunization) yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI secara nasional pada tahun 1990 telah berhasil dicapai dengan cakupan DPT, polio dan campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun. Sedangkan cakupan untuk DPT, polio dan BCG minimal 90%. Target UCI merupakan tujuan antara (intermediate goal) yang berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B harus mencapai 80% baik ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten bahkan di setiap desa. Imunisasi secara global perlu diprioritaskan pada negara-negara yang belum mendapatkan imunisasi, karena sebanyak 22,6 juta bayi pada tahun 2012 di seluruh dunia tidak mendapatkan layanan imunisasi rutin, lebih dari setengah diantara bayi tersebut berasal dari negara India, Indonesia dan Nigeria (WHO, 2013). Sementara angka cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2013 rata-rata hanya 59, 2% artinya angka di beberapa daerah masih rendah (Depkes RI, 2013). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, beberapa indikator pemberian imunisasi sudah dapat dicapai akan tetapi masih ada beberapa yang belum tercapai. Untuk cakupan imunisasi kontak pertama, imunisasi BCG, polio 1 dan DPT-HB1 sudah mencapai target 80%. Hanya BCG (76,85%) yang tidak mencapai target. Untuk cakupan imunisasi lengkap, polio 4, DPT-HB3 telah mencapai target sebesar 85% dan hanya campak yang belum mencapai target karena adanya mitos negatif tentang imunisasi yang haram dan tidak efektif (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2012). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015, terdapat tiga puskesmas dengan cakupan imunisasi dasar lengkap yang terendah diantara 22 2

puskesmas lainnya yaitu puskesmas Alai sebesar 46,5 %, puskesmas Air Dingin sebesar 53,1%, dan puskesmas Belimbing sebesar 57,7% dimana target pencapaian imunisasi di kota Padang sebesar 90% (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa puskesmas Alai merupakan puskesmas dengan cakupan imunisasi dasar paling rendah dan untuk semua jenis imunisasi belum mencapai target (Data Puskesmas Alai, 2015). Menurut RISKESDAS tahun 2013, alasan balita tidak diimunisasi adalah orangtua khawatir anaknya demam (28%), keluarga tidak mengizinkan (26%), tempat imunisasi jauh (20%), sibuk (15%), sering sakit (6%), dan tidak tahu tempat imunisasi (5%) (RISKESDAS, 2013). Kelengkapan pemberian imunisasi berawal dari perilaku ibu dalam membawa anak untuk diimunisasi. Untuk meneliti kelengkapan imunisasi bisa dipelajari melalui teori perilaku oleh Lawrence Green (1980) yang dimodifikasi oleh Notoadmodjo (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap adalah tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, status pekerjaan ibu, sikap ibu, pendapatan keluarga, dukungan suami dan jarak tempat pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian Yulna (2013), didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu, sikap ibu, dan dukungan suami dengan cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Mapaddegat Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2013 (Yulna, 2013). Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulna (2013) adalah variabel independen yang diduga berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada baduta. Variabel yang berbeda dengan 3

penelitian terdahulu yaitu tingkat pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan jarak tempat pelayanan kesehatan. Mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Fakor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Alai Kota Padang Tahun 2015. Faktor-faktor tersebut meliputi tingkat pendidikan ibu,tingkat pengetahuan ibu, status pekerjaan ibu, sikap ibu, pendapatan keluarga, dukungan suami, dan jarak tempat pelayanan kesehatan terhadap kelengkapan imunisasi dasar baduta. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai di kota Padang tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi kelengkapan status imunisasi dasar baduta dan distribusi frekuensi karakteristik ibu (umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, sikap, pendapatan keluarga, dukungan suami, dan jarak tempat pelayanan kesehatan). 2. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 4

3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 4. Mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 5. Mengetahui hubungan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 6. Mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 7. Mengetahui hubungan dukungan suami dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 8. Mengetahui hubungan jarak tempat pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar baduta di wilayah kerja puskesmas Alai kota Padang tahun 2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi puskesmas untuk meningkatkan cakupan imunisasi di puskesmas Alai. 2. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita. 5

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembanding untuk peneliti selanjutnya. 5. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap. 6