IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1. Politik Luar Negeri; 2. Pertahanan; 3. Keamanan; 4. Yustisi; 5. Moneter & Fiskal Nasional; dan 6. Agama. WAJIB YAN DASAR SPM PILIHAN NON YAN DASAR PENATAAN KELEMBAGAAN urusan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan pelaksanaannya kepada gubernur dan bupati/walikota di wilayahnya masingmasing, misalnya urusan menjaga 4 konsensus dasar URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN WAJIB PILIHAN berkaitan dengan pelayanan dasar tidak berkaitan dengan pelayanan dasar Potensi dan keunggulan daerah URUSAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN KONKUREN 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. PU PR 4. Sosial 5. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman 6. Ketertiban umum dan perlindungan masyarakat 1. Tenaga Kerja; 2. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak 3. Pangan; 4. Pertanahan; 5. Lingkungan Hidup; 6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; 9. Perhubungan; 10. Komunikasi dan Informatika; 11. Kperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; 12. Penanaman Modal; 13. Kepemudaan dan Olah Raga; 14. Statistik; 15. Persandian; 16. Kebudayaan; 17. Perpustakaan; dan 18. Kearsipan. 1. Kelautan dan perikanan; 2. Pariwisata; 3. Pertanian; 4. kehutanan; 5. Energi dan sumberdaya mineral; 6. Perdagangan; 7. Perindustrian; dan 8. Transmigrasi. Urusan berbasis ekosistem Kehutanan; pertambangan; kelautan dan perikanan. Kab/Kota Dapat bagi hasil PENDIDIKAN MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR KEBUDAYAAN MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR www.apeksi.or.id 1
NO. SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT PROVINSI 1 MANAJEMEN PENDIDIKAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN a. PENETAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. b. PENGELOLAAN PENDIDIKAN TINGGI 2 KURIKULUM PENETAPAN KURIKULUM NASIONAL PENDIDIKAN MENENGAH, PENDIDIKAN DASAR, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, DAN PENDIDIKAN NONFORMAL. 3 AKREDITASI AKREDITASI PERGURUAN TINGGI, PENDIDIKAN MENENGAH, PENDIDIKAN DASAR, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, DAN PENDIDIKAN NONFORMAL. 4 PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN a. PENGENDALIAN FORMASI PENDIDIK, PEMINDAHAN PENDIDIK, DAN PENGEMBANGAN KARIER PENDIDIK. b. PEMINDAHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LINTAS PROVINSI. a. PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH. b. PENGELOLAAN PENDIDIKAN KHUSUS PENETAPAN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN MENENGAH DAN MUATAN LOKAL PENDIDIKAN KHUSUS. KABUPATEN/KOTA a. PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR. b. PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL. PENETAPAN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN DASAR, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, DAN PENDIDIKAN NONFORMAL -- -- PEMINDAHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LINTAS KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) PROVINSI. PEMINDAHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM KABUPATEN/KOTA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN NO. SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT PROVINSI 5. PERIZINAN PENDIDIKAN 6. BAHASA DAN SASTRA a. PENERBITAN IZIN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. b. PENERBITAN IZIN PENYELENGGARAAN SATUAN PENDIDIKAN ASING. PEMBINAAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. a. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN MENENGAH YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. b. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN KHUSUS YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. PEMBINAAN BAHASA DAN SASTRA YANG PENUTURNYA LINTAS KABUPATEN/ KOTA DALAM 1 (SATU) PROVINSI. KABUPATEN/KOTA a. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN DASAR YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. b. PENERBITAN IZIN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT. PEMBINAAN BAHASA DAN SASTRA YANG PENUTURNYA DALAM KABUPATEN/KOTA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN NO. SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 5 1 KEBUDAYAAN a. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS PROVINSI. 2 PERFILMAN NASIONAL 3 KESENIAN TRADISIONAL b. PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) KOMUNAL DI BIDANG KEBUDAYAAN. c. PELESTARIAN TRADISI YANG MASYARAKAT PENGANUTNYA LINTAS PROVINSI. d. PEMBINAAN LEMBAGA KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA. a. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) PROVINSI. b. PELESTARIAN TRADISI YANG MASYARAKAT PENGANUTNYA LINTAS KABUPATEN/ KOTA DALAM 1 (SATU) PROVINSI. c. PEMBINAAN LEMBAGA ADAT YANG PENGANUTNYA LINTAS KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) PROVINSI. a. PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA DALAM KABUPATEN/ KOTA. b. PELESTARIAN TRADISI YANG MASYARAKAT PENGANUTNYA DALAM KABUPATEN/ KOTA. c. PEMBINAAN LEMBAGA ADAT YANG PENGANUTNYA DALAM KABUPATEN/KOTA.) PEMBINAAN PERFILMAN NASIONAL. --- --- PEMBINAAN KESENIAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS PROVINSI. PEMBINAAN KESENIAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA LINTAS KABUPATEN/KOTA. 4 SEJARAH PEMBINAAN SEJARAH NASIONAL. PEMBINAAN SEJARAH LOKAL PROVINSI. PEMBINAAN KESENIAN YANG MASYARAKAT PELAKUNYA DALAM KABUPATEN/ KOTA PEMBINAAN SEJARAH LOKAL KABUPATEN/KOTA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN NO. SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT PROVINSI 5 CAGAR BUDAYA a. REGISTRASI NASIONAL CAGAR BUDAYA. b. PENETAPAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL. c. PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL. d. PENERBITAN IZIN MEMBAWA CAGAR BUDAYA KE LUAR NEGERI. 6 PERMUSEUMAN a. PENERBITAN REGISTER MUSEUM. b. PENGELOLAAN MUSEUM NASIONAL. a. PENETAPAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI. b. PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI. c. PENERBITAN IZIN MEMBAWA CAGAR BUDAYA KE LUAR PROVINSI. PENGELOLAAN MUSEUM PROVINSI. KABUPATEN/KOTA a. PENETAPAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT KABUPATEN/ KOTA. b. PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT KABUPATEN/KOTA. c. PENERBITAN IZIN MEMBAWA CAGAR BUDAYA KE LUAR KABUPATEN/KOTA DALAM 1 (SATU) PROVINSI. PENGELOLAAN MUSEUM KABUPATEN/KOTA. 7 WARISAN BUDAYA PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA NASIONAL DAN DUNIA. -- -- www.apeksi.or.id 2
Perangkat Daerah dan Kab/Kota Perangkat Daerah dan Kab/Kota Psl 209 ayat (3) MELAKSANAKAN KEWENANGAN MELAKSANAKAN TUGAS PEMBANTUAN Psl 211 ayat (1) PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT UNTUK PROVINSI DAN OLEH GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT UNTUK KABUPATEN/KOTA Psl 210 HUBUNGAN KERJA BERSIFAT KOORDINATIF DAN FUNGSIONAL (DALAM RANGKA SINKRONISASI PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PERANGKAT PROVINSI DAN PERANGKAT KAB/KOTA UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SAMA) Psl 211 ayat (2) NOMENKLATUR PERANGKAT DAN UNIT KERJA PADA PERANGKAT YANG MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DIBUAT DENGAN MEMPERHATIKAN PEDOMAN DARI KEMENTERIAN/LPNK YANG MEMBIDANGI URUSAN PEMERINTAHAN TSB Perangkat Daerah dan Kab/Kota Pasal 20 ayat (1) UU 23 Tahun 2014 Psl 212 ayat (1) Psl 212 ayat (2) Psl 212 ayat (3) PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PERATURAN TERSEBUT BERLAKU SETELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DARI MENTERI DALAM NEGERI BAGI PERANGKAT PROVINSI DAN DARI GUBERNUR SEBAGAI WAKIL DARI PEMERINTAH PUSAT BAGI PERANGKAT KAB/KOTA. PERSETUJUAN MENTERI ATAU GUB. SBG WAKIL PEMERINTAH PUSAT TSB DIBERIKAN BERDASARKAN PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR DAN URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah provinsi diselenggarakan: a. sendiri oleh Daerah provinsi; b. dengan cara menugasi Daerah kabupaten/kota berdasarkan asas Tugas Pembantuan; atau c. dengan cara menugasi Desa. Psl 212 ayat (4) KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN PERINCIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PERANGKAT DITETAPKAN DENGAN PERKADA www.apeksi.or.id 3
Tugas Pembantuan (Draft RPP Perangkat Daerah) Cabang Dinas (DraftRPP Perangkat Daerah) Pasal 13 ayat (3) Pasal 35 ayat (3) Dinas Daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi. Kabupaten/Kota Dinas Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu bupati/wali kota melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten/kota. Pasal 22 ayat (1) Pasal 22 ayat (4) Pasal 22 ayat (8) Pada Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang pendidikan dan Urusan Pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada Daerah provinsi dapat dibentuk cabang dinas di kabupaten/kota. Klasifikasi cabang dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas: a. cabang dinas kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar; dan b. cabang dinas kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil. Ketentuan lebih lanjut mengenai cabang dinas diatur dengan Peraturan Menteri setelah mendapat pertimbangan tertulis dari menteri terkait dan menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang aparatur negara. Pasal 23 Pada Perangkat Daerah yang sudah dibentuk cabang dinas di kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), Perangkat Daerah tersebut tidak mempunyai unit organisasi terendah, kecuali sekretariat. Tugas Pembantuan dan Cabang Dinas TUGAS CABANG DINAS KELEBIHAN TUGAS PEMBANTUAN Tidak Menambah Struktur Efisiensi Anggaran SDM yang akan menangani sudah tersedia di Kab/Kota CABANG DINAS Pengendalian dan Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Lebih Terkontrol Tugas: melaksanakan penyusunan bahan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya. KEKURANGAN Penyelenggaraan Urusan Berpotensi Kurang Maksimal Menambah Beban Anggaran Keuangan Daerah dan Negara/Tidak Efisien Menambah Instansi Penyelenggara Urusan Perlu pengadaan sumber daya www.apeksi.or.id 4
FUNGSI CABANG DINAS Fungsi: penyusunan bahan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya; penyusunan bahan pelaksanaan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya; penyusunan bahan pemberian penerbitan izin sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat di wilayah kerjanya; pengumpulan dan penyajian data dan informasi di bidang pendidikan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan pendidikan khusus di wilayah kerjanya; pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan urusan tata usaha. PERKEMBANGAN PENGALIHAN P3D URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH Personel, Prasarana dan Sarana, Pendanaan, serta Dokumen (P3D) 18 RENCANA PENGALIHAN P3D ROADMAP KEGIATAN PENGALIHAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH DARI KAB./KOTA KE PROPINSI RAKOR INVENTARISASI P3D Oktober 2014 Ditetapkan UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 16 Januari 2015 SE Mendagri 120/253/SJ tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Setelah ditetapkannya UU 23 Tahun 2014 1 2 3 Agustus - Desember 2015 Pendampingan Inventarisasi P3D dalam bentuk Koordinasi/Workshop Asistensi dalam 7 region: Dinas Pendidikan Dinas Kab./Kota Pusat (Kemendikbud dan K/L terkait) 24 Agustus 2015 SE Dirjen Dikdasmen 3603/D/DM/2015 tentang Pengelolaan Pendidikan Menengah setelah ditetapkan UU 23 Tahun 2014 4 5 56 7 68 Januari Maret 2016 Validasi dan Pemantauan hasil inventarisasi aset 21 Januari 2016 SE Mendagri 188/232/Bangda 2016 tentang Percepatan Pengalihan P3D Urusan Pemerintahan sesuai UU 23 Tahun 2014 9 10 April - 2 Oktober 2016 Pelaksanaan serah terima P2D 31 Desember 2016 Serah terima berita acara pendanaan 11 DINAS PENDIDIKAN INVENTARISASI P3D RAKOR P3D SUDAH BELUM HADIR TIDAK HADIR TOTAL SEHARUSNYA KABUPATEN/KOTA 492 22 427 87 514 PROVINSI - - 29 5*) 34 TOTAL REALISASI 492 22 456 92 548 28 Mei 2015 Konsolidasi Nasional dengan Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia Juni Agustus 2015 Inisiasi Koordinasi oleh * 16 Oktober 2015 SE Mendagri 120/5935/SJ Tentang percepatan pelaksanaan pengalihan urusan berdasarkan UU 23 Tahun 2014 1 Januari 2017 Pelaksanaan Pengelolaan Pendidikan Menengah oleh Ket:* Inisiasi Koordinasi antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pendidikan Kab./Kota sudah ada yang memulai sebelum konsolidasi nasional tanggal 28 Mei 2015 12 8 Sumber: Ditjen Dikdasmen 11 April 2016 www.apeksi.or.id 5
Inventarisasi P3D Serah Terima Serah Terima Pelaksanaan Peralihan TAHAPAN PERALIHAN P3D Penyelesaian Inventarisasi P3D sebagai akibat pengalihan urusan pemerintahan konkuren paling lambat tanggal 31 Maret 2016 Serah terima personel, sarana dan prasarana serta dokumen (P2D) paling lambat tanggal 2 Oktober 2016 Serah terima Pendanaan paling lambat tanggal 31 Desember 2016 Beralihnya kewenangan dan penganggaran dari Kabupaten/Kota dalam urusan pengelolaan pendidikan menengah kepada berlaku efektif terhitung sejak 1 Januari 2017 NO DATA DAN JADWAL PENGALIHAN P3D (1/1) DATA DAN RENCANA PENGALIHAN P3D UU No 23 / 2014 Bidang Pendidikan Pendampingan Validasi data Inventarisasi Pendataan P3D dan P3D dokumen Rencana Serah Terima P2D (Maret-Oktober) 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Aceh 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung Kepulauan Bangka 9 Belitung 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali Sumber: Ditjen Dikdasmen, 11 April 2016 * DATA DAN JADWAL PENGALIHAN P3D (1/2) 18 Nusa Tenggara Barat 19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 26 Sulawesi Tengah 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tenggara 29 Gorontalo 30 Sulawesi Barat 31 Maluku 32 Maluku Utara 33 Papua 34 Papua Barat Dari 34 Dinas Pendidikan, 22 Disdik telah memberikan konfirmasi jadwal serah terima P3D. Kebijakan Penganggaran terkait Pengalihan kewenangan www.apeksi.or.id 6
KEBIJAKAN PENGGAJIAN DALAM RANGKA PENGALIHAN WEWENANG PENDIDIKAN MENENGAH IMPLIKASI PENGALIHAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH TMT Pengalihan Pembayaran Gaji & Tunjangan Ditetapkan 1 Oktober 2016 Bulan Okt, Nov, dan Des 2016 dibebankan APBD Kab/kota Mulai Januari 2017 dibebankan APBD Perka BKN Nomor 1 tahun 2016 1. Pengalihan wewenang pendidikan menengah dari Kabupaten/Kota ke tidak berdampak secara langsung terhadap belanja Kementerian/Lembaga. 2. Implikasi pengalihan pengelolaan pendidikan menengah berdampak pada Gaji PNSD, TPG PNSD, Tambahan Penghasilan PNSD, basis data, serta sarana dan prasarana. 3. Penghitungan Gaji PNSD dilakukan melalui komponen Alokasi Dasar dalam DAU, sedangkan TPG PNSD dan Tambahan Penghasilan PNSD dialokasikan melalui DAK Non Fisik. Pagu dan Pembagian Proporsi DAU PERHITUNGAN ALOKASI DAU keseluruhan DAU ditetapkan sekurang kurangnya 26% dari PDN Neto yang ditetapkan dalam APBN (Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 33/2004 ) Dalam hal penentuan proporsi DAU antara provinsi dan kab/kota yang dihitung dari perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan prov dan kab/kota belum dapat dihitung secara kuantitatif (Pasal 37 ayat (3) dan ayat (4) PP Nomor 55/2005 ) PAGU DAU NASIONAL 26% X PDN NETO Bagian Bagian Kab/Kota 90% DAU AD CF MEMPERHITUNGK AN BELANJA GAJI PNSD Penghitungan AD dengan memperhitungkan gaji PNSD yang akan dialihfungsikan ke Keterangan: DAU = Dana Alokasi Umum AD = Alokasi Dasar CF = Celah Fiskal KbF = Kebutuhan Fiskal KpF = Kapasitas Fiskal KbF KpF www.apeksi.or.id 7
LANDASAN KEBIJAKAN DAK KONSEP DAK 2017 UU 23/2014 Pembagian Urusan UU 33/2004 PP 55/2005 DAK PRIORITAS NASIONAL RPJMN & RKP DAK Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional (UU 33/2004) Diprioritas kan untuk Membantu Daerah dalam Pemenuhan Pelayanan Publik Pencapaian Prioritas Nasional melalui Penugasan DAK REGULER DAK INRASTRUKTUR PUBLIK POLA INPRES Slide 30 IMPLIKASI PENGALIHAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH DARI KAB/KOTA KE PROVINSI TERHADAP ALOKASI TRANSFER KE PERUBAHAN BASIS DATA DASAR PENGALOKASIAN DAK FISIK TA.2017 PERUBAHAN BASIS DATA DAU DAK Fisik TPG PNSD TAMSIL GURU PNSD MEMPERHITUNGKAN BELANJA GAJI PNSD MEMPERHITUNGKAN DATA TEKNIS MEMPERHITUNGKAN IKK MEMPERHITUNGKAN GURU SEKOLAH MENENGAH YANG BERSERTIFIKASI PEMINDAHAN DARI KAB/KOTA KE PROVINSI MEMPERHITUNGKAN GURU SEKOLAH MENENGAH NON SERTIFKASI PEMINDAHAN DARI KAB/KOTA KE PROVINSI No Jenis Data Alokasi DAK <2016 1 Data Teknis Pendidikan Menengah 2 Indeks Kemahalan Kontruksi (IKK) Data Teknis SMA dan SMK per Kab./Kota IKK per Kab./Kota Alokasi DAK 2017 Data Teknis SMA dan SMK per IKK Uraian Penggabungan data teknis SMA dan SMK se-propinsi IKK yang dipakai sebagai dasar pengalokasian DAK adalah IKK Propinsi, sehingga kurang mencerminkan besaran kebutuhan per Daerah, karena pada akhirnya pelaksanaan DAK dilaksanakan di SMA dan SMK yang ada di Kab./Kota. www.apeksi.or.id 8
IMPLIKASI TERHADAP DAU DAN DAK HAL-HAL YANG PERLU DICERMATI Proses pengalokasian DAU dan DAK dilakukan secara menyeluruh untuk seluruh daerah dan tidak dilakukan secara parsial, sehingga apabila DAK dan DAU akan dialokasikan kepada Pemda dengan mengakomodir pengalihan gaji personel pendidikan menengah dari Kabupaten/Kota ke, maka hal tersebut juga harus dilakukan terhadap seluruh Pemda. Untuk itu, dibutuhkan kepastian kesiapan seluruh Pemda untuk mengelola Pendidikan Menengah. Penghitungan alokasi DAU dalam RAPBN 2017 dengan memperhatikan PNSD yang dialihfungsikan, sehingga dibutuhkan data gaji/jumlah PNSD yang komprehensif. Pemindahan data teknis DAK Pendidikan Menengah dari data kab/kota menjadi data provinsi. No Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2014 (1) Perkiraan Pengalihan Belanja Gaji PNSD Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Proyeksi Belanja Gaji setelah pengalihan Realisasi Total Belanja APBD Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD (1) (2) (3) = (1) + (2) (4) (5) = ((3)/(4)) 1 Prov. Aceh 519,19 1.405,30 1.924,49 12.045,85 15,98% 2 Prov. Sumatera Utara 745,36 1.152,70 1.898,06 7.808,56 24,31% 3 Prov. Sumatera Barat 555,66 714,72 1.270,39 3.483,67 36,47% 4 Prov. Riau 307,76 1.125,45 1.433,21 5.602,07 25,58% 5 Prov. Jambi 200,88 570,22 771,11 3.204,63 24,06% 6 Prov. Sumatera Selatan 364,75 776,25 1.141,00 5.781,57 19,74% 7 Prov. Bengkulu 163,73 547,19 710,92 1.934,72 36,75% 8 Prov. Lampung 349,02 653,33 1.002,35 4.454,19 22,50% 9 Prov. Jawa Barat 1.190,18 1.874,13 3.064,31 20.797,99 14,73% 10 Prov. Jawa Tengah 1.257,10 2.197,44 3.454,54 15.086,07 22,90% 11 Prov. DI Yogyakarta 296,36 623,92 920,28 2.981,07 30,87% 12 Prov. Jawa Timur 1.417,84 2.280,16 3.698,00 20.006,32 18,48% 13 Prov. Kalimantan Barat 185,79 698,12 883,91 3.652,91 24,20% 14 Prov. Kalimantan Tengah 189,42 457,03 646,45 3.235,80 19,98% 15 Prov. Kalimantan Selatan 199,16 733,88 933,04 4.917,83 18,97% Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2014 (2) No Rasio Belpeg TL + Realisasi Belanja Perkiraan Pengalihan Proyeksi Belanja Gaji Realisasi Total Pengalihan / Pegawai Tidak Belanja Gaji PNSD setelah pengalihan Belanja APBD Total Belanja Langsung APBD (1) (2) (3) = (1) + (2) (4) (5) = ((3)/(4)) 16 Prov. Kalimantan Timur 178,17 1.424,61 1.602,78 11.274,56 14,22% 17 Prov. Sulawesi Utara 229,21 502,79 731,99 2.229,48 32,83% 18 Prov. Sulawesi Tengah 189,82 524,88 714,70 2.445,66 29,22% 19 Prov. Sulawesi Selatan 654,80 1.020,48 1.675,28 5.599,42 29,92% 20 Prov. Sulawesi Tenggara 244,81 517,03 761,84 2.088,60 36,48% 21 Prov. Bali 287,35 777,43 1.064,78 4.491,65 23,71% 22 Prov. Nusa Tenggara Barat 255,27 592,01 847,28 2.614,10 32,41% 23 Prov. Nusa Tenggara Timur 276,98 541,97 818,95 2.688,93 30,46% 24 Prov. Maluku 165,94 428,69 594,63 1.726,13 34,45% 25 Prov. Papua 146,57 940,66 1.087,23 10.303,79 10,55% 26 Prov. Maluku Utara 86,25 342,65 428,89 1.481,57 28,95% 27 Prov. Banten 250,63 626,11 876,74 6.192,16 14,16% 28 Prov. Bangka Belitung 68,22 345,05 413,27 1.596,09 25,89% 29 Prov. Gorontalo 98,58 277,74 376,32 1.204,49 31,24% 30 Prov. Kepulauan Riau 80,01 435,80 515,81 3.314,60 15,56% 31 Prov. Papua Barat 66,98 314,80 381,77 5.346,21 7,14% 32 Prov. Sulawesi Barat 69,20 210,73 279,93 1.227,42 22,81% 33 Prov. Kalimantan Utara 36,37 82,11 118,48 642,37 18,44% Total 11.327,38 25.715,36 37.042,74 181.460,46 20,00% Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) www.apeksi.or.id 9
No Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2015 (1) Anggaran Belanja Rasio Belpeg TL + Perkiraan Pengalihan Proyeksi Belanja Gaji Anggaran Total Pegawai Tidak Pengalihan / Total Belanja Gaji PNSD setelah pengalihan Belanja APBD Langsung Belanja APBD (1) (2) (3) = (1) + (2) (4) (5) = ((3)/(4)) 1 Prov. Aceh 519,19 949,43 1.468,62 12.755,64 11,51% 2 Prov. Sumatera Utara 745,36 1.174,30 1.919,66 8.679,94 22,12% 3 Prov. Sumatera Barat 555,66 719,32 1.274,98 4.051,13 31,47% 4 Prov. Riau 307,76 1.122,75 1.430,51 10.683,97 13,39% 5 Prov. Jambi 200,88 584,39 785,27 3.513,16 22,35% 6 Prov. Sumatera Selatan 364,75 777,04 1.141,79 6.609,71 17,27% 7 Prov. Bengkulu 163,73 521,70 685,43 2.258,70 30,35% 8 Prov. Lampung 349,02 771,91 1.120,94 4.723,19 23,73% 9 Prov. Jawa Barat 1.190,18 1.750,36 2.940,53 24.753,76 11,88% 10 Prov. Jawa Tengah 1.257,10 2.451,03 3.708,13 17.337,69 21,39% 11 Prov. DI Yogyakarta 296,36 526,62 822,98 3.696,26 22,27% 12 Prov. Jawa Timur 1.417,84 2.172,65 3.590,50 23.720,92 15,14% 13 Prov. Kalimantan Barat 185,79 691,63 877,42 4.571,00 19,20% 14 Prov. Kalimantan Tengah 189,42 477,35 666,77 3.652,06 18,26% 15 Prov. Kalimantan Selatan 199,16 710,92 910,08 5.246,60 17,35% Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) No Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2015 (2) Perkiraan Pengalihan Belanja Gaji PNSD Anggaran Belanja Pegawai Tidak Langsung Proyeksi Belanja Gaji setelah pengalihan Anggaran Total Belanja APBD Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD (1) (2) (3) = (1) + (2) (4) (5) = ((3)/(4)) 16 Prov. Kalimantan Timur 178,17 1.051,17 1.229,34 9.336,21 13,17% 17 Prov. Sulawesi Utara 229,21 541,67 770,88 2.641,79 29, 18 Prov. Sulawesi Tengah 189,82 604,46 794,28 2.837,56 27,99% 19 Prov. Sulawesi Selatan 654,80 991,78 1.646,58 6.167,11 26,70% 20 Prov. Sulawesi Tenggara 244,81 534,85 779,67 2.321,89 33,58% 21 Prov. Bali 287,35 903,50 1.190,86 4.989,47 23,87% 22 Prov. Nusa Tenggara Barat 255,27 567,93 823,20 2.993,64 27,50% 23 Prov. Nusa Tenggara Timur 276,98 508,38 785,36 3.289,13 23,88% 24 Prov. Maluku 165,94 494,98 660,92 2.355,71 28,06% 25 Prov. Papua 146,57 944,43 1.091,00 11.935,51 9,14% 26 Prov. Maluku Utara 86,25 344,28 430,52 1.936,90 22,23% 27 Prov. Banten 250,63 593,56 844,19 8.947,63 9,43% 28 Prov. Bangka Belitung 68,22 329,02 397,24 2.130,56 18,65% 29 Prov. Gorontalo 98,58 302,67 401,25 1.468,73 27,32% 30 Prov. Kepulauan Riau 80,01 300,00 380,01 3.670,46 10,35% 31 Prov. Papua Barat 66,98 322,63 389,61 6.766,73 5,76% 32 Prov. Sulawesi Barat 69,20 241,37 310,57 1.504,48 20,64% 33 Prov. Kalimantan Utara 36,37 196,21 232,58 2.364,62 9,84% Total 11.327,38 25.174,28 36.501,67 213.911,87 17,06% Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2014 Profil dan Dampak Estimasi Pengalihan Sekolah Menengah terhadap APBD TA 2015 40% 36% 37% 36% 34% 35% 33% 32% 31% 31% 29% 29% 28% 26% 26% 25% 25% 25% 24% 24% 24% 24% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 23% 21% 21% 21% 22% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 19% 19% 17% 17% 16% 14% 16% 14% 14% 14% 13% 13% 13% 13% 12% 11% 11% 9% 9% 7% 6% 5% 40% 35% 25% 20% 5% 31% 23% 24% 22% 22% 21% 22% 17% 17% 16% 14% 14% 14% 13% 12% 12% 12% 11% 7% 7% 34% 29% 28% 27% 28% 27% 27% 24% 24% 23% 21% 21% 22% 21% 21% 21% 19% 19% 19% 17% 17% 16% 16% 13% 14% 13% 11% 12% 9% 9% 9% 8% 8% 8% 7% 6% 5% 0% 0% Rasio Belpeg TL/Total Belanja APBD Rasio Belpeg TL + Pengalihan / Total Belanja APBD Rasio Belpeg TL/Total Belanja APBD Rasio Belanja TL + Pengalihan / Total Belanja APBD www.apeksi.or.id 10
NO Estimasi Ruang Fiskal Sebelum dan Sesudah Pengalihan Sekolah Menengah (1) Realisasi Anggaran Proporsi Ruang Fiskal thd Setelah Pengalihan Estimasi Total Pendapatan Pendapatan Ruang Pendapatan Ruang Gapok Ruang Fiskal Ruang Fiskal Fiskal Fiskal 2014 2015 pengalihan 2014 2014 2015 2015 2014 2015 Sebelum Setelah Sebelum Setelah NO Estimasi Ruang Fiskal Sebelum dan Sesudah Pengalihan Sekolah Menengah (2) Realisasi Anggaran Proporsi Ruang Fiskal thd Setelah Pengalihan Estimasi Pendapatan Pendapatan Ruang Pendapatan Ruang Fiskal Total Gapok Ruang Ruang Fiskal Fiskal pengalihan Fiskal 2014 2015 2014 2014 2015 2015 2014 2015 Sebelum Setelah Sebelum Setelah 1 Prov. Aceh 11.606,32 2.634,23 12.010,74 2.978,23 519,19 2.115,04 2.459,04 22,7% 18,2% 24,8% 20,5% 2 Prov. Sumatera Utara 7.772,03 4.651,13 8.674,84 6.908,01 745,36 3.905,77 6.162,65 59,8% 50,3% 79,6% 71,0% 3 Prov. Sumatera Barat 3.635,84 1.973,90 3.952,16 3.037,62 555,66 1.418,23 2.481,96 54,3% 39,0% 76,9% 62,8% 4 Prov. Riau 8.132,41 5.119,66 8.721,57 7.500,68 307,76 4.811,90 7.192,92 63,0% 59,2% 86,0% 82,5% 5 Prov. Jambi 3.165,06 1.904,39 3.293,25 2.769,29 200,88 1.703,51 2.568,40 60,2% 53,8% 84,1% 78,0% 6 Prov. Sumatera Selatan 6.252,14 3.848,82 7.193,70 6.024,33 364,75 3.484,07 5.659,58 61,6% 55,7% 83,7% 78,7% 7 Prov. Bengkulu 1.986,24 932,79 2.204,19 1.752,12 163,73 769,06 1.588,39 47,0% 38,7% 79,5% 72,1% 8 Prov. Lampung 4.526,53 1.717,23 4.697,69 3.754,61 349,02 1.368,21 3.405,59 37,9% 30,2% 79,9% 72,5% 9 Prov. Jawa Barat 22.310,95 13.187,66 23.914,49 18.119,07 1.190,18 11.997,48 16.928,89 59,1% 53,8% 75,8% 70,8% 10 Prov. Jawa Tengah 15.157,46 8.830,50 17.097,69 13.983,24 1.257,10 7.573,40 12.726,14 58,3% 50,0% 81,8% 74,4% 11 Prov. DI Yogyakarta 3.139,87 1.616,99 3.424,28 2.323,67 296,36 1.320,64 2.027,31 51,5% 42,1% 67,9% 59,2% 12 Prov. Jawa Timur 20.772,48 11.547,91 22.863,54 18.268,48 1.417,84 10.130,07 16.850,64 55,6% 48,8% 79,9% 73,7% 13 Prov. Kalimantan Barat 3.719,77 2.069,86 4.571,00 3.627,07 185,79 1.884,06 3.441,28 55,6% 50,6% 79,3% 75,3% Prov. Kalimantan 14 Tengah 3.129,69 2.075,69 3.463,60 2.912,95 189,42 1.886,27 2.723,53 66,3% 60,3% 84,1% 78,6% Prov. Kalimantan 15 Selatan 4.793,16 3.268,23 4.711,60 4.522,16 199,16 3.069,06 4.322,99 68,2% 64,0% 96,0% 91,8% 16 Prov. Kalimantan Timur 11.285,83 9.862,63 8.536,21 7.800,58 178,17 9.684,45 7.622,41 87,4% 85,8% 91,4% 89,3% 17 Prov. Sulawesi Utara 2.320,81 1.296,57 2.557,56 2.121,85 229,21 1.067,37 1.892,64 55,9% 46,0% 83,0% 74,0% 18 Prov. Sulawesi Tengah 2.440,23 1.254,08 2.768,26 2.126,28 189,82 1.064,26 1.936,46 51,4% 43,6% 76,8% 70,0% 19 Prov. Sulawesi Selatan 5.503,15 2.980,60 6.170,18 4.619,85 654,80 2.325,80 3.965,05 54,2% 42,3% 74,9% 64,3% Prov. Sulawesi 20 Tenggara 2.189,56 1.110,26 2.263,04 1.698,44 244,81 865,44 1.453,62 50,7% 39,5% 75,1% 64,2% Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) NO Estimasi Ruang Fiskal Sebelum dan Sesudah Pengalihan Sekolah Menengah (3) Proporsi Ruang Fiskal thd Realisasi Anggaran Setelah Pengalihan Pendapatan Estimasi Total Ruang Pendapatan Pendapatan Ruang Fiskal Gapok Ruang Fiskal Ruang Fiskal 2014 2015 Fiskal pengalihan 2014 2014 2015 2015 2014 2015 Sebelum Setelah Sebelum Setelah 21 Prov. Bali 4.577,68 2.996,65 4.608,62 3.943,13 287,35 2.709,30 3.655,78 65,5% 59,2% 85,6% 79,3% Prov. Nusa Tenggara 22 Barat 2.789,43 1.323,23 3.039,99 2.404,75 255,27 1.067,96 2.149,48 47,4% 38,3% 79,1% 70,7% Prov. Nusa Tenggara 23 Timur 2.787,51 1.070,37 3.282,67 2.138,54 276,98 793,40 1.861,56 38,4% 28,5% 65,1% 56,7% 24 Prov. Maluku 1.823,03 844,97 2.297,21 1.909,11 165,94 679,03 1.743,17 46,3% 37,2% 83,1% 75,9% 25 Prov. Papua 10.709,82 2.502,44 11.357,41 5.592,24 146,57 2.355,87 5.445,67 23,4% 22,0% 49,2% 47,9% 26 Prov. Maluku Utara 1.508,58 751,69 1.827,93 1.362,12 86,25 665,45 1.275,87 49,8% 44,1% 74,5% 69,8% 27 Prov. Banten 7.068,43 4.604,20 7.644,63 6.062,90 250,63 4.353,57 5.812,27 65,1% 61,6% 79,3% 76,0% 28 Prov. Bangka Belitung 1.719,77 1.031,23 1.903,06 1.576,77 68,22 963,01 1.508,55 60,0% 56,0% 82,9% 79,3% 29 Prov. Gorontalo 1.209,05 607,32 1.419,85 1.140,98 98,58 508,74 1.042,40 50,2% 42,1% 80,4% 73,4% 30 Prov. Kepulauan Riau 2.921,33 2.211,75 3.226,96 2.758,97 80,01 2.131,74 2.678,95 75,7% 73,0% 85,5% 83,0% 31 Prov. Papua Barat 5.762,35 2.862,75 6.100,54 3.103,51 66,98 2.795,77 3.036,53 49,7% 48,5% 50,9% 49,8% 32 Prov. Sulawesi Barat 1.240,24 644,10 1.438,12 1.173,02 69,20 574,90 1.103,83 51,9% 46,4% 81,6% 76,8% 33 Prov. Kalimantan Utara 1.565,05 1.276,80 36,37 1.240,44 81,6% 79,3% Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) Proporsi Ruang Fiskal Terhadap Pendapatan TA 2014 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 20% 0% 87% 86% 76% 73% 66% 68% 63% 64% 65% 65% 60% 60% 62% 59% 59% 60% 62% 58% 59% 60% 54% 56% 56% 56% 54% 56% 51% 51% 54% 56% 54% 50% 50% 51% 50% 50% 50% 52% 49% 51% 47% 47% 49% 46% 46% 46% 44% 44% 42% 42% 42% 39% 39% 40% 38% 38% 38% 37% 28% 23% 23% 22% 0% 0% Prov. Aceh Prov. Sumatera Utara Prov. Sumatera Barat Prov. Riau Prov. Jambi Prov. Sumatera Selatan Prov. Bengkulu Prov. Lampung Prov. Jawa Barat Prov. Jawa Tengah Prov. DI Yogyakarta Prov. Jawa Timur Prov. Kalimantan Barat Prov. Kalimantan Tengah Prov. Kalimantan Selatan Prov. Kalimantan Timur Prov. Sulawesi Utara Prov. Sulawesi Tengah Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Tenggara Prov. Bali Prov. Nusa Tenggara Barat Prov. Nusa Tenggara Timur Prov. Maluku Prov. Papua Prov. Maluku Utara Prov. Banten Prov. Bangka Belitung Prov. Gorontalo Prov. Kepulauan Riau Prov. Papua Barat Prov. Sulawesi Barat Prov. Kalimantan Utara Sebelum Pengalihan Setelah Pengalihan www.apeksi.or.id 11
Proporsi Ruang Fiskal Terhadap Pendapatan TA 2015 Estimasi Dana Gaji pada Pendidikan Menengah 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 20% 0% 25% 20% 86% 82% 84% 84% 82% 80% 79% 80% 77% 78% 79% 76% 74% 71% 72% 72% 71% 63% 68% 59% 96% 92% 91% 89% 84% 86% 83% 80% 79% 79% 79% 79% 77% 74% 75% 74% 75% 75% 70% 71% 64% 64% 65% 57% 83% 76% 49% 48% 75% 70% 85% 83% 83% 79% 80% 76% 79% 73% 51% 50% 82% 82% 77% 79% Prov. Aceh Prov. Sumatera Utara Prov. Sumatera Barat Prov. Riau Prov. Jambi Prov. Sumatera Selatan Prov. Bengkulu Prov. Lampung Prov. Jawa Barat Prov. Jawa Tengah Prov. DI Yogyakarta Prov. Jawa Timur Prov. Kalimantan Barat Prov. Kalimantan Tengah Prov. Kalimantan Selatan Prov. Kalimantan Timur Prov. Sulawesi Utara Prov. Sulawesi Tengah Prov. Sulawesi Selatan Prov. Sulawesi Tenggara Prov. Bali Prov. Nusa Tenggara Barat Prov. Nusa Tenggara Timur Prov. Maluku Prov. Papua Prov. Maluku Utara Prov. Banten Prov. Bangka Belitung Prov. Gorontalo Prov. Kepulauan Riau Prov. Papua Barat Prov. Sulawesi Barat Prov. Kalimantan Utara Uraian Orang Miliar Rupiah Total Gaji Pokok 237.271 11.639,60 Total Estimasi Tunjangan Keluarga 1.629,55 Total Gaji + Tunjangan Keluarga 13.269,15 Total Gaji Tenaga Pendidikan 34.464 1.927,37 Total 271.735 15.196,52 Keterangan: Estimasi perhitungan gaji pokok merupakan kebutuhan untuk 14 bulan (12 bulan + gaji ke-13 dan THR) Sebelum Pengalihan Setelah Pengalihan PNS Daerah Seluruh Indonesia Terbanyak di Pulau Jawa, jumlah paling sedikit di Pulau Papua Maluku JUMLAH GURU PNSD PER PULAU 2016 Komposisi PNSD terbanyak di masing-masing pulau adalah untuk tingkat Sekolah Dasar Pulau PNSD Jawa 666.423 Sumatera 410.378 Kalimantan 123.240 Sulawesi 166.289 Jenis Sekolah Sumatera Jenis Sekolah TK Kalimantan SD SMP SLB SMA SMK TOTAL 3.078 77.839 24.852 550 10.790 6.131 123.240 Jenis Sekolah TK Sulawesi SD SMP SLB SMA SMK TOTAL 5.743 89.674 39.652 998 19.374 10.848 166.289 Papua Maluku Jenis Sekolah TK 816 SD 29.700 SMP 12.705 SLB 212 SMA 7.148 SMK 3.172 TOTAL 53.753 Papua Maluku 53.753 Bali NT 104.775 Grand Total 1.524.858 Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Data Per 7 April 2016 TK SD SMP SLB SMA SMK TOTAL 7.292 241.069 90.057 1.834 48.117 22.009 410.378 Jawa Jenis Sekolah TK 21.711 SD 402.148 SMP 143.325 SLB 6.395 SMA 55.123 SMK 37.721 TOTAL 666.423 Bali NT Jenis Sekolah TK 2.607 SD 61.915 SMP 22.752 SLB 663 SMA 10.847 SMK 5.991 TOTAL 104.775 Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Data Per 7 April 2016 www.apeksi.or.id 12
PNSD Seluruh Indonesia Terbanyak berada di Pulau Jawa Pulau TK SD SMP SLB SMA SMK TOTAL Jawa 21.711 402.148 143.325 6.395 55.123 37.721 666.423 TERIMA KASIH Sumatera 7.292 241.069 90.057 1.834 48.117 22.009 410.378 Kalimantan 3.078 77.839 24.852 550 10.790 6.131 123.240 Sulawesi 5.743 89.674 39.652 998 19.374 10.848 166.289 Papua Maluku 816 29.700 12.705 212 7.148 3.172 53.753 Bali NT 2.607 61.915 22.752 663 10.847 5.991 104.775 Grand Total 41.247 902.345 333.343 10.652 151.399 85.872 1.524.858 Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Data Per 7 April 2016 www.apeksi.or.id 13