UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES INFUSA DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

dokumen-dokumen yang mirip
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BAYAM (Amaranthus cruentus L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

Efektifitas Rebusan Daun Kersen (Muntingia calabura L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit (Mus musculus) Abstrak

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG FALOAK

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT. Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2014, hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Identifikasi sampel

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

Susilawati: Aktivitas Antidiabetes Dariekstrak Etanol Biji Hanjeli (Coix lacryma-jobi) Pada mencit galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Efek Pemberian Infusa Biji Petai China (Leucaena Leucocephala) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.)BENTUK BULAT

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

UJI EFEK HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BATANG PARANG ROMANG (Boehmeria virgata (Forst) Guill) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

Transkripsi:

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES INFUSA DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Nur Rahayuningsih, Shinta Amelia Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Telah dilakukan pengujian aktivitas antidiabetes infusa daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.) dengan dosis 0,62 g/kg BB mencit, 1,2 g/kg BB mencit dan 2,4 g/kg BB mencit yang diberikan secara pada mencit putih jantan galur swiss webster sebanyak 15 ekor dengan metode uji toleransi glukosa. Sebagai induktor digunakan glukosa 2 g/kg BB mencit. Sementara itu kontrol positif digunakan glibenklamid dosis 0,65 mg/kg BB mencit. Analisis data dengan metode ANOVA dan LSD. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antidiabetes infusa daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.), ketiga dosis uji memiliki aktivitas antidiabetes, dengan persentase penurunan kadar glukosa darah terbaik sebesar 21,53% dihasilkan oleh dosis 0,62 g/kg BB mencit. Kata kunci :Antidiabetes, Daun pohpohan, Pilea trinervia Wight, Toleransi glukosa PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati (Sukandar, 2008). Kalangan kedokteran menamakan penyakit DM sebagai Mother Of Diseases atau Ibu dari berbagai penyakit. Karena bila seseorang sudah mengidap penyakit kencing manis, berarti darahnya tercemar oleh gula yang menyebar ke seluruh organ tubuh penting lainnya dan merusak organ tersebut (Fransisca, 2012). Indonesia merupakan negara tropis yang menghasilkan berbagai macam sayuran. Salah satu sayuran yang tumbuh subur di Indonesia adalah pohpohan. Pohpohan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat dalam keadaan segar (lalapan). Kandungan serat dan vitamin pada sayuran segar lebih besar dibandingkan dengan sayuran yang sudah dimasak (Taufik, 2013). Secara tradisional, banyak tanaman yang berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah. Tapi penggunaan tanaman obat tersebut kadang hanya berdasarkan pengalaman atau secara empiris saja, belum didukung oleh adanya penelitian untuk uji klinis dan farmokologinya (Winarto, 2003). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa darah dari infusa daun pohpohan sebagai obat tradisional, yang sebelumnya telah diteliti dalam bentuk ekstrak etanol. METODE PENELITIAN Pengumpulan Sampel Sampel berupa daun pohpohan diperoleh dari Desa Lingga Jaya (Cipanas Galunggung), Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Sebelum digunakan bahan dicuci dengan menggunakan air mengalir, kemudian dilakukan sortasi basah. Setelah itu dipotong-potong, lalu dikeringkan dengan cara dibiarkan di suhu ruangan. Setelah bahan kering, dilakukan sortasi kering, kemudian diserbukkan. Pembuatan Infusa Daun Pohpohan Serbuk simplisia sebanyak 26 g dalam 100 ml dibuat infusa dengan cara merebus selama 15 menit terhitung mulai suhu 90 C. Skrining Fitokimia Skrinning Fitokimia dilakukan melalui reaksi kimiawi terhadap Alkaloid, flavonoid, tannin, kuinon, monoterpen seskuiterpen dan Saponin. 89

Uji Aktivitas Antidiabetes Sebelum digunakan mencit dipuasakan makan selama 18-24 jam, tetapi tetap diberi minum. Setelah itu, mencit dibagi dalam 5 kelompok yang diberi perlakuan sebagai berikut : a. Kelompok kontrol (-): Mencit diberi suspensi PGA 1% secara b. Kelompok kontrol ( + ): Mencit diberi suspensi glibenklamid dalam PGA 1% dengan dosis 0,65 mg /kg BB mencit secara c. Kelompok uji dosis I : Mencit diberi suspensi infusa daun pohpohan dalam PGA 1% dengan dosis 0,62 g/kg BB mencit secara d. Kelompok uji dosis II : Mencit diberi suspensi infusa daun pohpohan dalam PGA 1% dengan dosis 1,2 g/kg BB mencit secara e. Kelompok uji dosis III : Mencit diberi suspensi infusa daun pohpohan dalam PGA 1 % dengan dosis 2,4 g/kg BB mencit secara Satu jam kemudian semua kelompok diberi glukosa secara dengan dosis 2 g/kg BB mecit. Kadar glukosa darah ditentukan pada menit ke 30, 60, 90, dan 120 setelah pemberian glukosa dengan menggunakan glukometer. Penentuan Konsentrasi Glukosa Darah Cara pemeriksaan kadar glukosa darah adalah dengan memasukkan darah dari vena ekor mencit ke dalam glukometer. Kemudian dilakukan pembacaan terhadap hasil yang tertera pada glukometer. HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tanaman Berdasarkan determinasi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung diperoleh hasil bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini benar daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.). Skrining Fitokimia Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam daun pohpohan. Hasil skrining fitokimia daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.) dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.) mengandung senyawa golongan alkaloid, polifenolat, tanin, flavonoid, steroid kuinon, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Flavonoid mempunyai aktivitas antihiperglikemik (De padua 1999). Tannin terbukti mempunyai aktivitas antioksidan (Robinson, 1995). Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia Daun Pohpohan (Pilea trinervia Wight.) Senyawa metabolit sekunder Hasil Alkaloid + Polifenolat + Tanin + Flavonoid + Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid + Steroid + Kuinon + Saponin - Keterangan : (+) = Terdeteksi (-) = Tidak Terdeteksi Uji Aktivitas Antidiabetes Pengujian aktivitas antidiabetes infusa daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.) menggunakan metode uji toleransi glukosa. Mencit terlebih dahulu dipuasakan ± 18-24 jam. Sebelum perlakuan, mencit diukur kadar glukosa darahnya terlebih dahulu kemudian masing-masing kelompok diberikan perlakuan secara per. Satu jam setelah perlakuan masing-masing kelompok diukur lagi kadar glukosa darahnya, kemudian diberikan glukosa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pembanding PGA 1% sebagai kontrol negatif, dan glibenklamid sebagai kontrol positif dosis 0,65 mg/kg BB mencit. Glibenklamid bekerja 90

merangsang sekresi insulin dari granul selsel β Langerhans pankreas (Suherman, 2007). Infusa daun pohpohan yang diuji pada penelitian ini dengan variasi dosis 0,62 g/kg BB, 1,2 g/kg BB dan 2,4 g/kg BB. Pengamatan kadar glukosa darah dilakukan setelah perlakuan pada menit ke 30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian glukosa 2 g/kg BB mencit secara. Glukagon menaikkan penguraian glikogen dalam hati dan dengan cara ini menaikkan kadar glukosa darah (Mutschler, 1991). Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan glukometer. Prinsipnya yaitu sampel darah yang diuji dimasukkan ke dalam strip glukosa. Glukosa dalam darah akan bereaksi dengan glukosa oksidase dan kalium ferisianida yang ada dalam strip glukosa dan dihasilkan kalium ferosianida. Kalium ferosianida yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi glukosa yang ada di dalam darah (Badki, 2003). Rata-rata kadar glukosa darah setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Kadar Glukosa Darah Rata-Rata (mg/dl) Selama 120 Menit Waktu Kadar Glukosa Darah Rata-rata (mg/dl) (Menit) K (-) K (+) DosisI DosisII DosisIII 0 87.5 114.5 110.75 108.25 122.25 30 117.75 97.5 98.75 108 116.75 60 95.5 88.5 94 102.5 113.75 90 96.5 75.75 77.25 120.25 139 120 74.75 75.75 84 121.25 139 Berdasarkan data tersebut, maka dibuat data kadar glukosa darah relatif (%) per 30 menit selama 120 menit. Rata-rata kadar glukosa darah relatif (%) selama 120 menit dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1. Tabel 4.3 Rata-rata Kadar Glukosa Darah Relatif (%) Selama 120 Menit Waktu Kadar Glukosa Darah Relatif Rata-rata (%) (Menit) K (-) K (+) Dosis I Dosis II Dosis III 0 100 100 100 100 100 30 101.13 66.57 66.24 75.25 72.22 60 81.68 59.18 63.35 71.64 69.76 90 82.89 50.45 51.61 83.78 84.64 120 64.63 49.72 56.51 84.27 85.22 Rata-rata 86.07 65.18 67.54 82.99 82.37 Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada menit ke-0 kadar glukosa darah relatif dianggap sama yaitu 100% untuk mengetahui penurunan dan kenaikan kadar glukosa darah tiap 30 menit selama 120 menit. 91

Rata-rata Kadar glukosa darah relatif (%) Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada 120 100 80 60 40 20 0 0 30 60 90 120 Waktu (menit) K (-) K (+) Dosis I Dosis II Dosis III Gambar 4.1 Rata-rata Kadar Glukosa Darah Relatif (%) Pada menit ke-30 semua kelompok uji selain kontrol negatif mengalami penurunan kadar glukosa darah, hal ini menunjukkan sudah adanya aktivitas antidiabetes sedangkan pada kontrol negatif menunjukkan adanya kenaikan kadar glukosa darah. Glibenklamid sudah mampu merangsang sekresi insulin sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah pada menit ke-30. Ketiga dosis infusa mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan penurunan tertinggi terjadi pada dosis I yang hampir sama dengan kontrol positif. Pada menit ke-60 semua kelompok uji mengalami penurunan kadar glukosa darah, dimana penurunan paling tinggi dihasilkan oleh kelompok kontrol positif, disusul oleh dosis I, dosis III dan dosis II. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada aktivitas antidiabetes dari masing-masing kelompok uji pada menit ke-60. Pada menit ke-90 kontrol positif dan dosis I mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan masih adanya aktivitas antidiabetes pada dosis I dan kontrol positif. Pada menit ke-120 hanya kontrol positif yang mengalami penurunan kadar glukosa darah. Hal ini berarti pada menit ke-120, infusa daun pohpohan sudah tidak mempunyai aktivitas antidiabetes lagi. ANALISIS STATISTIK Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji kolmogorovsmirnov diperoleh nilai signifikansi 0,629. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel terdistribusi normal karena signifikansi > 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya kelima kelompok perlakuan diambil dari populasi yang terdistribusi normal. Hasil Uji Homogenitas Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh nilai signifikansi 0,522 sehingga dapat dilihat bahwa p> 0,05 sehingga Ho diterima, artinya semua varian homogen. Hasil Uji ANOVA Sampel terdistribusi normal dan semua varian homogen, maka selanjutnya dilakukan uji ANOVA. Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan signifikansi 0,015. Ini membuktikan bahwa p< 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti perbedaan dosis pada tiap kelompok perlakuan menghasilkan aktivitas yang berbeda. Selanjutnya untuk mengetahui apakah infusa daun pohpohan dengan dosis 0,62 g/kg BB, 1,2 g/kg BB dan 2,4 g/kg BB mempunyai aktivitas yang bermakna secara farmakologi, dilakukan uji lanjutan LSD ( Least Significant Difference) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil Uji LSD Berdasarkan uji lanjutan LSD diperoleh hasil bahwa kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 95% terhadap kontrol positif dan kelompok dosis 0.62 g/kg BB mencit. Hal ini menunjukkan bahwa dosis 0.62 g/kg BB mencit memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah. Dosis 0.62 g/kg BB mencit memiliki aktivitas yang lebih baik dari kontrol 92

Persentase penurunan kadar glukosa darah (%) Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada positif bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Kontrol positif memiliki perbedaan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 95% terhadap kelompok kontrol negatif, kelompok dosis 1,2 g/kg BB mencit dan 2,4 g/kg BB mencit. Hal ini berarti dosis 0,62 g/kg BB mencit memiliki aktivitas yang hampir sama dengan kontrol positif. Kelompok dosis 0,62 g/kg BB mencit bila dibandingkan dengan kontrol positif tidak memiliki perbedaan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan dosis 0,62 g/kg BB mencit dan kontrol positif memiliki aktivitas yang hampir sama. Bila dibandingkan dengan kelompok dosis 1,2 g/kg BB mencit dan 2,4 g/kg BB mencit, kelompok dosis 0,62 g/kg BB mencit memiliki perbedaan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa dosis 0,62 g/kg BB mencit terhadap dosis 1,2 g/kg BB mencit dan 2,4 g/kg BB mencit memiliki aktivitas yang berbeda terhadap penurunan kadar glukosa darah. Bila dibandingkan dosis 1,2 g/kg BB mencit dengan dosis 2,4 g/kg BB mencit tidak memiliki perbedaan yang bermakna pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan antara dosis 1,2 g/kg BB mencit dan dosis 2,4 g/kg BB mencit tidak memberikan aktivitas yang berbeda terhadap penurunan kadar glukosa darah. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Berdasarkan hasil rata-rata kadar glukosa darah relatif (%) pada Tabel 4.3 diperoleh kontrol negatif sebesar 86.07 %, kontrol positif sebesar 65.18 %, dosis I sebesar 67.54 %, dosis II sebesar 82.99 %, dan dosis III sebesar 82.37 %. Setelah dihitung persentase penurunan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol negatif, diperoleh hasil penurunan kadar glukosa darah oleh dosis 0,62 g/kg BB mencit sebesar 21,53%, dosis 1,2 g/kg BB mencit sebesar 3,58% dan dosis 2,4 g/kg BB mencit sebesar 4,3%, dapat dilihat pada Gambar 4.2. 25 20 15 10 24.27 21.53 5 0 K (+) Dosis I Dosis II Dosis III Kelompok uji 3.58 4.3 Gambar 4.2 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Aktivitas antidiabetes ini diduga dari berbagai komponen kimia yang terkandung dalam daun pohpohan, salah satunya flavonoid. Flavonoid diduga berperan secara signifikan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan mampu meregenerasi sel-sel β-pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Flavonoid yang terkandung di dalam tumbuhan diduga juga dapat memperbaiki sensitifitas reseptor insulin. Sehingga adanya flavonoid memberikan aktivitas yang menguntungkan pada keadaan diabetes. KESIMPULAN Berdasarkan pengujian aktivitas antidiabetes infusa daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.) dengan dosis 0,62 g/kg BB mencit, 1,2 g/kg BB mencit dan 2,4 g/kg BB mencit yang diberikan secara pada mencit dengan metode uji toleransi glukosa, diperoleh hasil bahwa infusa daun pohpohan (Pilea trinervia Wight.) memiliki aktivitas antidiabetes, dengan persentase penurunan kadar glukosa darah terbaik sebesar 21.53% dihasilkan oleh dosis 0,62 g/kg BB mencit. 93

SARAN Untuk lebih melengkapi data ilmiah, disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji keamanan daun pohpohan jika digunakan dalam jangka waktu lama. DAFTAR PUSTAKA Arisman, 2011. Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54. Asih, Tresna. 2010. Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi Polar, Fraksi Semi Polar, Fraksi Non Polar Daun Bayam (Amaranthus cruentus L) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster. {Skripsi}. Tasikmalaya : STIKes BTH Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Departeman Kesehatan RI Direktorat jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Fransisca, Kristiani. 2012. Awas Pankreas Rusak Penyebab Diabetes. Cerdas Sehat. Jakarta Fransworth, N.R. 1996. Biological and Phytochemical Screening of Plant. Journal of Pharmaceutical Science. Vol.55.p.245-257. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. ITB Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Edisi kelima. ITB. Bandung NIDDK, US DHHS. 2005. I Can Lower My Risk for Type 2 Diabetes. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. NIH Publication No. 06 5337. PERKENI., 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta. Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung Stein, Jay H. 2001. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta Suharmiati. 2003. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Melitus Tmbuhan Obat, Cermin Dunia Kedokteran, No. 140. Surabaya : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknoligi Kesehatan Departemen Kesehataan RI. Suherman, Suharti. 2007. Insulin dan Antidiabetika Oral dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. UI. Jakarta. Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I dan Kusnandar., 2008. Iso Farmakoterapi. ISFI, Jakarta. Sukarso, Amalia, Rizki., Fidrianny, Irda., 2006. Telaah Kandungan Kimia Ekstrak Etil Asetat Daun Pohpohan (Pilea Trinervia Wight.).{Skripsi}. Bandung : Sekolah Farmasi ITB Taufik. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Daun Pohpohan. Karya Tulis Ilmiah. Widowati L, B. Dzulkarnain, Saroni. 1997. Tanaman Obat untuk Diabetes Melitus, Cermin Dunia Kedokteran, No.116. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian Kesehatan Departeman Republik Indonesia. 94