PENGGUNAAN PERUNUT I-131 UNTUK MEMPELAJARI PROSES PENYARINGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIR

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

OPTIMASI JUMLAH TANAH LIAT, TAWAS, DAN KAPUR PADA PROSES PENGENDAPAN LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE PERUNUT I-131

PERANCANGAN ALAT PENGENDAP AIR LIMBAH KOTA BERDASARKAN OPTIMASI PROSES PENGENDAPAN DENGAN RADIOISOTOP I-131

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENGARUH PERBANDINGAN KOAGULAN BIJI KELOR DAN ALUMINIUM SULFAT PADA PROSES PENJERNIHAN AIR SUNGAI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

RANCANG BANGUN ALAT PENJERNIH AIR YANG TERCEMAR LOGAM BERAT Fe, Cu, Zn DALAM SKALA LABORATORIUM. Andi Syahputra, Sugianto, Riad Syech

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III UJI MATERIAL

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I SEDIMENTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

II.2.1. PRINSIP JAR TEST

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 2% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

BAB IV METODE PENELITIAN

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 1% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

Bab III Metodologi Penelitian

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER (ASTM D )

Transkripsi:

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 PENGGUNAAN PERUNUT I-131 UNTUK MEMPELAJARI PROSES PENYARINGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIR SUGILI PUTRA, SURYO RANTJONO, ASTER NOVIANTI NINGRUM Abstrak PERUNUT I-131 UNTUK MEMPELAJARI PROSES PENYARINGAN MENGGUNAKAN FILTER PASIR. Telah dilakukan penelitian penggunaan perunut I-131 untuk mempelajari proses penyaringan air keruh dengan menggunakan filter pasir. Pada setiap musibah banjir, salah satu kecemasan yang paling besar adalah bagaimana mendapatkan air bersih. Oleh karena itu diperlukan suatu alat pengolahan air yang mobile. Salah satu tahap pada proses pengolahan air adalah filtrasi. Pada penelitian ini, air yang diolah adalah air yang dicampur dengan tanah liat sebagai pengeruh dengan tawas dan kapur sebagai koagulan dan flokulan. Pengamatan kualitas penyaringan dilakukan dengan perunut I-131. Perunut I-131 dapat diadsorbsi oleh tanah liat, sehingga kualitas air dapat diketahui dari jumlah I-131 yang lolos dari filter pasir. Dari hasil penelitian diketahui semakin kecil ukuran butir dan semakin tinggi pasir maka semakin kecil dan kualitas penyaringan semakin baik. Semakin besar, maka semakin besar dan kualitas penyaringan semakin baik. Kondisi optimum proses adalah ukuran butir 6 Mesh, tinggi pasir 2 cm, dan 4, cm. Kata kunci : perunut I-131, air keruh, filter pasir Abstract THE TRACER I-131 FOR FILTRATION PROCESS STUDY BY USING SAND FILTER. The research of the tracer I-131 for filtration process study for filtered turbid water by using sand filter has been done. In each floods accident, one of biggest anxiousness is how getting cleanness water. Therefore is required an equipment of water treatment which mobile. One of phase at water treatment process is filtration. At this research, water treated is water add clay as turbidity besides also is applied alum and lime as coagulant and flockulant. The quality of filtration can be detected by tracer I-131. The tracer I-131 can be adsorbed by clay, so water quality can be detected by amount of I-131 whict slip of sand filter. The result of research is known smaller grain size and sand height then smaller and quality of screening increasingly good. Tube diameter is greater then greater and quality of screening increasingly good. The process optimum condition is grain size 6 Mesh, sand height 2 cm, and tube diameter 4, cm. Keywords : tracer I-131, turbid water, sand filter PENDAHULUAN Pemanasan global mengakibatkan banyak bencana di muka bumi ini, salah satunya adalah banjir. Banjir di Indonesia sudah mengalami tingkat yang cukup parah, banyak daerah yang sudah terkena banjir dan mengakibatkan kekurangan air bersih. Pada setiap musibah banjir, salah satu kecemasan yang paling besar adalah bagaimana korban banjir mendapatkan air bersih untuk keperluan rumah tangga dan air minum. Oleh karena itu, untuk mendapatkan air bersih di saat banjir yang memenuhi kebutuhan dan kesehatan manusia, maka perlu sebuah teknologi pengolahan air dengan memanfaatkan air banjir. Air yang dapat memenuhi kebutuhan dan kesehatan manusia adalah air yang memenuhi standar kualitas air minum yang ditetapkan. Standar terakhir yang diterbitkan sebagai ketentuan persyaratan air minum di Indonesia adalah Peraturan Menteri Kesahatan RI Nomor 68 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 9/MENKES/SK/VII/22 tanggal, yang meliputi: 1. Kualitas fisik : tidak berasa, tidak berbau, jernih, suhu di bawah suhu udara. 2. Kulitas kimia : persyaratan secara kimia anorganik ada 23 parameter dan secara kimia organik ada 18 parameter. 3. Kualitas mikrobiologi : coliform tinja /1 ml, total coliform /1 ml. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari pembuatan alat pengolah air yang mudah dipindahkan. Tahapan proses alat ini terdiri atas proses pengendapan, proses penyaringan dengan pasir, proses penghilangan warna dengan karbon aktif, proses penukar ion dan proses reverse osmosis. Skema alat seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Skema alat pengolahan air yang mudah dipindahkan Tahap proses yang akan diteliti adalah proses filtrasi dengan pasir. Filtrasi atau penyaringan merupakan cara untuk menghilangkan kotoran yang tidak larut. Filtrasi dapat digunakan sebagai cara pokok pembersihan air, disertai perlakuan pengendapan dengan menggunakan bahan tawas dan kapur sebagai flokulan dan koagulan yang telah banyak digunakan. Kemudian dilakukan penyaringan dengan media pasir. Salah satu hal penting dalam proses kimia adalah perlunya optimasi. Optimasi adalah usaha untuk menyempurnakan suatu proses menggunakan bahan seminimal mungkin, sehingga akan diperoleh hasil proses dan biaya yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan optimasi proses penyaringan air yang diendapkan dengan tawas dan kapur menggunakan filter pasir dengan perunut I-131. Air banjir yang sudah disaring belum tentu sudah bersih dan terbebas dari kotorankotoran, karena kualitas hasil penyaringan ini tergantung dari tingkat cemaran air sebelum disaring. Oleh karena itu, setelah proses penyaringan maka air harus di proses lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk optimasi proses penyaringan air yang telah diflokulasi dan koagulasi menggunakan filter pasir dengan variable penelitian meliputi : 1. Ukuran butir pasir 2. Jumlah pasir (ketebalan) 3. Diameter tabung filter. Untuk mengamati kualitas air hasil penyaringan dilakukan dengan teknik perunut. Radioisotop I-131 dimasukkan ke dalam air setelah diikatkan dengan kaolin dalam tanah liat melalui reaksi penandaan (Labeling). Di dalam air radioisotop akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang ditandai sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam air. Kesempurnaan proses penyaringan dapat dilihat berdasarkan jumlah persen I-131 yang lolos, yaitu semakin sedikit persen I-131 di dalam filtrat artinya semakin baik proses penyaringan. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran butir, tinggi pasir, dan. Jadi, semakin halus ukuran butir, maka filtrat semakin jernih dan semakin kecil. Semakin tebal pasir, maka filtrat semakin jernih dan semakin kecil. Semakin besar, maka kualitas filtrat tidak terpengaruh tetapi untuk akan semakin besar. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: air simulasi sebagai sampel, air kran, tawas dan kapur sebagai koagulan dan flokulan, pasir, radioisotop I-131 dengan A = 1,89 mci, pada tanggal 3 Juni 29, tanah liat, dan aquadest. Alat Alat yang digunakan pada peneltian ini antara lain: kolom pengendapan, kolom filter pasir, stop watch, alat pencacah nuklir dengan detektor GM, neraca analitik, dosimeter saku, ember, gelas arloji, eppendorf, pipet volume, bulp pipet, corong gelas, planset, sendok sungu, 686

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 pengaduk, centrifuge, lampu pemanas, penampung limbah RA. kapur sebanyak,4 gr, kemudian umpan diaduk. Pengukuran % I dalam filtrat Kolom dengan diameter tertentu diisi pasir dengan ukuran butir dan ketinggian tertentu (sama dengan kondisi pengukuran aliran). Setelah siap, umpan dialirkan ke dalam kolom tersebut, kemudian filtrat diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam planset, lalu dikeringkan menggunakan lampu pemanas, dan sesudah kering dicacah menggunakan detektor GM. Gambar 2. Rangkaian alat penelitian Langkah Kerja Pengukuran Kolom dengan diameter tertentu diisi pasir dengan ukuran butir dan ketinggian tertentu. Lalu air dipompa dan dialirkan ke dalam kolom tersebut. Debit filtrat diukur sebanyak 1 kali. Diameter kolom yang digunakan adalah : 2,2 cm, 4, cm, 4,8 cm, dan 1,62 cm. Ukuran butir yang digunakan adalah : mesh, mesh 6, dan mesh. Sedangkan ketinggian pasir adalah : cm, 1 cm, cm, dan 2 cm. Persiapan umpan Tanah liat digerus sampai halus, kemudian diayak dengan ukuran ayakan 2 mesh, lalu dimasukkan ke dalam umpan, kemudian umpan diaduk secara manual. Setelah itu, perunut I-131 ditambahkan ke dalam umpan yang telah ditambahkan tanah liat, lalu sampel dicuplik sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam planset, kemudian planset dikeringkan menggunakan lampu pemanas. Planset yang sudah kering dicacah menggunakan detektor GM sebagai C. Setelah itu, ke dalam air umpan ditambahkan tawas sebanyak,982 gr dan HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran Debit Aliran Pada penelitian ini umpan yang digunakan adalah air kran biasa, tidak ada penambahan flokulan dan koagulan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang digunakan terhadap aliran (tanpa pengaruh dari bahan pengeruh). Hasil pengukuran sebagai variabel, ukuran butir, dan tinggi pasir adalah seperti terlihat pada Gambar 3 sampai dengan Gambar. Berdasarkan Gambar 3 sampai dengan Gambar yang diperoleh, dapat dilihat bahwa semakin tinggi pasir maka yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh ukuran tebal (tinggi) pasir dipengaruhi beda tekanan, artinya jika beda tekanan semakin kecil maka sistem saringannya mempunyai hambatan yang semakin besar. Pada ukuran butir yang semakin kecil (mesh semakin besar) terlihat bahwa semakin kecil. Hal ini dapat dipahami karena pada ukuran butir yang semakin kecil maka pori-pori filter pasir akan semakin kecil sehingga hambatan semakin besar. Karena hambatan semakin besar maka aliran akan semakin kecil. 68 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16.8.6.4.2 1 2 6.6-.8.4-.6.2-.4 -.2 2. 2 1. 1. 1 2 6 2-2. 1.-2 1-1..-1 -. Gambar 3. Grafik pengukuran untuk tabung diameter 1,34 cm Gambar 4. Grafik pengukuran untuk tabung diameter 2,2 cm 1 8 6 4 2 1 2 6 8-1 6-8 4-6 2-4 -2 2 1 1 2 6-2 1- -1 - Gambar. Grafik pengukuran untuk tabung diameter 4, cm Gambar 6. Grafik pengukuran untuk tabung diameter 4,8 cm 4 3 3-4 2 1 1 2 6 2-3 1-2 -1 Gambar. Grafik pengukuran untuk tabung diameter 1,62 cm Pengaruh terhadap aliran adalah semakin besar tabung maka aliran akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh jika semakin besar maka luas penampang akan semakin besar, sehingga luas celah tempat aliran akan lewat akan semakin besar. Dengan demikian aliran akan semakin besar. Pengukuran Pada penelitian ini ditambahkan tanah liat sebagai pengeruh pada proses pengendapan menggunakan tawas dan kapur. Untuk mengetahui kadar tanah liat dalam umpan, ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : mt mo mg ppm L dengan : m t = massa tanah liat dan kuvet; m = massa kuvet; v = volume tanah liat dalam kuvet. Dengan demikian konsentrasi tanah liat dalam air umpan adalah : 688

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 ppm,48 4,8 gr 48 mg 1 ml 1 ml l 48 ppm Setelah konsentrasi tanah liat dalam air umpan diketahui, kemudian jumlah tanah liat dan kapur yang diperlukan dapat ditentukan, yaitu : tawas,982 gram dan kapur,4 gram ditambahkan ke dalam air umpan sebanyak 1 liter. Hasil pengukuran % I dalam filtrat setelah penyaringan dapat dilihat pada Gambar 8 sampai dengan Gambar 12. 1 8 6 4 2 2.2 4. 4.8 6 8-1 6-8 4-6 2-4 -2 1 8 6 4 2 2.2 4. 4.8 6 8-1 6-8 4-6 2-4 -2 Gambar 8. Grafik pengukuran % I untuk tinggi pasir cm Gambar 9. Grafik pengukuran % I untuk tinggi pasir cm 1 8 6 4 2 2.2 4. 4.8 6 Gambar 1. Grafik pengukuran % I untuk tinggi pasir 1 cm 8-1 6-8 4-6 2-4 -2 1 8 6 4 2 2.2 4. 4.8 6 Gambar 11. Grafik pengukuran % I untuk tinggi pasir cm 8-1 6-8 4-6 2-4 -2 1 8 6 4 2 2.2 4. 4.8 6 8-1 6-8 4-6 2-4 -2 Gambar 12. Grafik pengukuran % I untuk tinggi pasir 2 cm Berdasarkan data dan grafik yang diperoleh, menunjukan bahwa pengaruh terhadap kesempurnaan 689 penyaringan adalah semakin besar diameter tabung maka semakin baik proses penyaringan (% I semakin kecil). Hal ini berbeda dengan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 hipotesis. Berdasarkan hipotesis maka kesempurnaan penyaringan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran tabung, sebab ukuran tabung tidak akan mempengaruhi ukuran pori-pori pasir. Adanya perbedaan ini dapat dijelaskan dengan ilustrasi gambar sebagaimana tampak pada Gambar 13. Berdasarkan Gambar 13 tersebut tampak bahwa lubang pada bagian tengah tabung (porositas antar butir) adalah sama untuk besar maupun kecil. Akan tetapi jika dilihat pada bagian pinggir (porositas butir dengan dinding tabung) adalah berbeda, yaitu semakin kecil maka lubang yang terbentuk akan semakin besar. Dari lubang-lubang inilah kemungkinan endapan lolos dari filter. Gambar 13. Perbedaan porositas akibat perbedaan Pengaruh ukuran butir dan ketebalan pasir sesuai dengan hipotesis, yaitu semakin besar ukuran butir dan semakin kecil ketebalan pasir maka kualitas penyaringan samakin jelak (% I semakin besar). Hal ini disebabkan bahwa pada ukuran butir yang semakin besar maka porositas filter akan semakin besar, sehingga semakin banyak endapan yang lolos. Sedangkan semakin tebal pasir maka filter semakin sempurna menyaring endapan. Penentuan Kondisi Optimum Proses Untuk menentukan kondisi optimum, maka parameter pertama yang digunakan adalah jumlah % I yang lolos dari filter pasir. Pada pemilihan ini dipilih data % I yang lebih kecil dari 3 %. Dipilih batas nilai % I yang lebih kecil dari 3 % karena pada nilai % I tersebut air yang tersaring sudah menunjukkan jernih. Hasil pemilihan data disajikan pada Tabel 1. 69 No Tabel 1. Penentuan kondisi optimum proses Ukuran Butir (Mesh) Tinggi Pasir (Cm) Diameter Tabung (Cm) % I Debit (ml/det) 1 2 4,8,432 1,1492 2 6 2 4, 1,4929 1,1812 3 2 1,34 28,3486,2 4 2 2,2 28,9,2 Berdasarkan Tabel 1, tampak bahwa masih banyak kondisi penyaringan yang memenuhi kriteria. Untuk pemilihan parameter kondisi optimum yang kedua adalah, yaitu dari data tersebut dipilih yang paling besar. Berdasarkan data pada Tabel 1. maka yang terbesar adalah data pada nomor 2, yaitu : 1. Ukuran butir : 6 mesh. 2. Tinggi pasir : 2 Cm. 3. Diameter tabung : 4, Cm. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada kondisi inilah proses penyaringan yang paling optimum, sebab dengan kualitas hasil penyaringan yang memenuhi kriteria maka kondisi inilah yang akan menghasilkan yang paling besar. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Semakin kecil (halus) ukuran butir, maka semakin kecil dan kualitas penyaringan semakin baik. 2. Semakin besar ukuran, maka semakin besar dan kualitas penyaringan semakin baik. 3. Semakin tinggi pasir maka semakin kecil dan kualitas penyaringan semakin baik. 4. Kondisi optimum diperoleh pada : a. Ukuran butir 6 mesh. b. Tinggi pasir 2 Cm. c. Diameter tabung 4, Cm. DAFTAR PUSTAKA 1. LINGGAWATI, A., DKK., 22, Efektifitas Pati-fosfat dan Aluminium Sulfat sebagai Koagulan dan Flokulan, Jurnal Natur Indonesia, Universitas Riau, Riau 2. HANUM, F., 22, Proses Pengolahan Air sungai untuk Keperluan Air Minum, diambil

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 dari : www.usudigitallabrary.co.id, diakses pada 1 Desember 28 3. UPIK, M., 28, Pemanfaatan Gamping (CaCo 3 ) dalam Pengolahan Limbah Cair Tahu, diambil dari : www.kompas.com, diakses pada 12 Desember 28. 4. SUCIPTO, A., 28, Kualitas Air untuk Ikan Air Tawar : Alkalinitas, diambil dari : www.naksara.net, diakses pada 22 Desember 28. ANONIMUS, 28, Peranan Unsur Kalsium pada Tanaman, diambil dari : www.dinaspertanian.com, diakses pada 22 Desember 28 6. POERODIPRODJO, S., 199, Petunjuk Praktikum OTK, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. PUTRA, S., DKK, 26, Petunjuk Praktimum Operasi teknik Kimia-1, STTN BATAN, Yogyakarta 8. BROWN, GG., 198, Unit Operation, Fourteenth Printing, John Wiley and Sons Inc, New York 9. ABDILLAH, H., 28, Teknik Optimasi, diambil dari: http://aajaka.multiply.com/journal/item/6, diakses pada 28 Februari 29 1. WARDHANA, WA Proteksi Radiasi, dan Aplikasinya, Andi Offset, Yogyakarta 11. WARDHANA, WA., 199, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta 12. WANDOWO, 2, Aplikasi Radioisotop dalam Bidang Industri, Badan Tenaga Atom Nasional, Jakarta 13. TAWALUYAN, 26, Sistem Penyaringan Air Menggunakan PLC sebagai Controller, Universitas Kristen Petra, Jakarta 691 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

YOGYAKARTA, NOVEMBER 29 ISSN 198-16 692