Eksperimen Perancangan Kemampuan Daya Serap Panel Akustik dari Sampah Kotak Karton Gelombang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Penyerapan Bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

PENGARUH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK SKRIPSI

DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS

STUDI TENTANG PENGARUH RONGGA TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

PERNYATAAN. Mahasiswa

KUALITAS AKUSTIK PANEL DINDING BERBAHAN BAKU JERAMI

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge

PENGUKURAN TINGKAT PENYERAPAN BUNYI KEPINGAN BATANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG IMPEDANSI. Septina Sari 1, Erwin 2,Krisman 3

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR

Kajian tentang Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara Ramah Lingkungan

Kajian Kelayakan Dry Leaf Board Sebagai Material Akustik Untuk Ruang Hunian

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

BAB I PENDAHULUAN. ternak, satwa, dan sistem alam (Kusuma, 1996). Menurut WHO (Word Healt

ANALISIS GELOMBANG AKUSTIK PADA PAPAN SERAT KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi lokal sebagai material dinding kedap. bila dibandingkan dengan makhluk lain adalah akal.

KAJIAN KINERJA SERAPAN BISING SEL AKUSTIK DARI BAHAN KAYU OLAHAN (ENGINEERING WOOD)

Komposit Serat Batang Pisang (SBP) Epoksi Sebagai Bahan Penyerap Bunyi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Debora M Sinaga 1, Krisman 2, Defrianto 2

Pemanfaatan Limbah Kulit Pinang (Areca catechu L.) sebagai Filler Papan Komposit Penyerap Bunyi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME)

SOUND TRANSMISSION LOSS DAN ABSORPTION PADA PAPERCRETE SEBAGAI PLESTERAN DINDING

PENGARUH ORIENTASI SERAT TERHADAP REDAMAN SUARA KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT PINANG

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

Analisis Kebocoran Bunyi pada Ruang Mini Pengukuran Transmission Loss pada Pita 1/3 Oktaf Dengan Menggunakan Sound Mapping

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

DESAIN JENDELA UNTUK MENAHAN KEBISINGAN PADA RUMAH TINGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PAPAN AKUSTIK DARI CAMPURAN SERAT KULIT ROTAN DAN PEREKATPOLIVINIL ASETAT SKRIPSI AMALUDDIN NASUTION

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU )

STUDI PEMANFAATAN PENCAMPURAN JERAMI DAN SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN DASAR SEKAT ABSORPSI BUNYI ANTAR RUANGAN DI KAPAL

BAGIAN III : AKUSTIK

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

DESAIN PEREDAM SUARA TABUNG KACA DENGAN SAMPEL CAMPURAN SERBUK KAYU MERANTI DAN PAPAN TELUR UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

Perancangan piranti lunak untuk pengukuran TRANSMISSION LOSS dan Koefisien Serap Bahan menggunakan metode fungsi transfer

KARAKTERISTIK AKUSTIK PAPAN KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA BERMATRIK KERAMIK

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB

ANALISA KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI MATERIAL SERAT BATANG KELAPA SAWIT DENGAN GYPSUM MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER

DESAIN PENGENDALIAN BISING PADA JALUR PEMBUANGAN EXHAUST FAN KAMAR MANDI DALAM. Batara Sakti Pembimbing: Andi Rahmadiansah, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS DARI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM MENGGUNAKAN METODE IMPEDANCE TUBE SKRIPSI

PENENTUAN KOEFISIEN SERAP BUNYI PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB

Analisa Kinerja Akustik Panel Anyaman Bambu dengan Sisipan Panel Komposit Eceng Gondok

KARAKTERISASI KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI LIMBAH SERAT KAYU MERANTI MERAH (SHOREA PINANGA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

Dapat dipasang di dinding, langit-langit dengan cara disemen pada penunjang padat, dibor atau dipaku seusai petunjuk pabrik

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN

Kinerja Akustik dan Mekanik Panel Sandwich Berbasis Ampas Tebu dan Bambu

MATERIAL PEREDAM SUARA DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI DAMEN, SERABUT KELAPA, DAN DINDING BATA

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

UNIVERSITAS MEDAN AREA. Gambar 2.1 Fenomena absorpsi suara pada permukaan bahan

TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB

STUDI AWAL PENGUKURAN KOEFISIEN HAMBURAN DIFUSER MLS (MAXIMUM LENGTH SEQUENCES) Oleh : M Farid Ardhiansyah

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

MATERIAL AKUSTIK SERAT PELEPAH PISANG (Musa acuminax balbasiana calla) SEBAGAI PENGENDALI POLUSI BUNYI

Pengaruh Penambahan Bahan Redam pada Kebocoran Alat Ukur Daya Isolasi Bahan

PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DI LANGIT-LANGIT TERHADAP PERFORMANSI AKUSTIK DI RUANG RAPAT P213 GEDUNG P UNIVERSITAS TELKOM

ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA. Oleh :

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

Pembuatan dan Pengujian Bahan Peredam Suara dari Berbagai Serbuk Kayu

KOLOM UDARA BERDINDING BAMBU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAGAR

KARAKTERISTIK ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK SERAT ALAM AMPAS TAHU (GLYCINE MAX) MENGGUNAKAN METODE TABUNG

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3892

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II LANDASAN TEORI... 5

Kata kunci: Transmission Loss

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK MATERIAL AKUSTIK DARI CAMPURAN SERAT BATANG KELAPA SAWIT DAN POLYURETHANE DENGAN METODE IMPEDANCE TUBE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. bunyi dengan melakukan perhitungan koefisien penyerapan bunyi. Doelle pada

Akustik ruang tertutup mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks, perambatan dan sifat bunyi dalam ruang tertutup lebih sulit daripada ruang

Transkripsi:

Jurnal Itenas Rekarupa FSRD Itenas No.1 Vol. 3 ISSN: 20088-5121 2015 Eksperimen Perancangan Kemampuan Daya Serap Panel Akustik dari Sampah Kotak Karton Gelombang Oki Kurniawan 1, Pribadi Widodo 2, Andriyanto Wibisono 2. 1 Fakultas Industri Kreatif, Universitas Trilogi, Jakarta. 2 Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB, Bandung. oki-k@universitas-trilogi.ac.id ABSTRAK Kualitas lingkungan akustik yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar pada sebuah bangunan terutama ruangan sebagai tempat aktifitas manusia. Kualitas akustik dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan, produktifitas, serta kesehatan penghuni atau penggunanya. Pada kenyataannya pencapaian kualitas tersebut kerapkali terabaikan karena biaya penganan yang cukup tinggi terutama pada bangunan fasilitas umum non komersial termasuk fasilitas ruangan kelas. Eksperimen ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian mengenai studi penanganan kebisingan untuk memperbaiki kualitas akustik ruang kelas berbiaya rendah melalui pemanfaatan sampah kotak karton gelombang. Pada tahap eksperimen ini perancangan panel mengacu pada hasil eksperimen dan pengujian kemampuan akustik serta penambahan aplikasi seperti air-gap dan penambahan penutup belakang sebagai acuan pengembangan perancangan panel untuk perancangan interior, data koefisien serap (α) hasil pengujian panel adalah 0,22 pada frekuensi 500 Hz dan 0,52 pada frekuensi 1000 Hz, hal ini menunjukan karakter akustik penyerap atau absorber. Perancangan difokuskan pada bentuk, tekstur dan teknik pewarnaan panel serta aspek lainnya sehingga dapat memenuhi standar panel secara umum. Kata kunci: Panel akustik, koefisien serap, kotak karton gelombang ABSTRACT Acoustic environment quality considered as one of basic requirement for buildings environment quality, especially in a room where human activity take place in a building. This quality effect to comfort, productivity, and health for human as user or occupants. Yet, in reality good acoustic quality improvement often neglected or ignored because of high cost for acoustic treatment especially for noncommercial public building facility such as class room. This experiment are part of a serial research conducted as a study of low cost noise treatment to improve class room acoustic qualities using cardboard box waste. This research experiment used the result of materials tested in acoustic laboratory as a reference to develop acoustic panel design. This experiment conducted to implicate the result such as air-gap and back cover to the panel as design development. Result shows absorber coefficient (α) are 0.22 on 500 Hz and 0.52 on 1000 Hz, there for the panel have absorber characteristic as acoustic panel. Panel designing focused on shape, texture, coloring technic and other aspect to meet standard panel in general. Keywords: Acoustic panel, absorber coeffisien, corrugated cardboard. Jurnal Itenas Rekarupa 1

Oki Kurniawan dkk. 1. PENDAHULUAN Telah banyak penelitian tentang bahan baku material akustik alternatif, secara umum bahan yang banyak tersebut diteliti dapat dibedakan menjadi; material alami dan material daur ulang. Contoh material alami diantaranya adalah kenaf, sabut kelapa. Sedangkan contoh material daur ulang adalah recycled plastic fibres dan recycled rubber mats. Penelitian menunjukan material akustik alternatif yang berasal sampah berbahan dasar serat kayu memiliki kemampuan serap bunyi yang cukup baik juga terbukti lebih murah [1]. Oleh karenanya penelitian ini mengarah pada pemanfaatan sampah dari bahan dari serat kayu (selulosa) untuk didaur ulang menjadi bahan baku penanganan akustik. Rumusan masalah dalam penelitian ini bertolak dari dua permasalahan besar yaitu; permasalahan tentang kebisingan yang berpengaruh pada kualitas akustik ruangan kelas serta biaya penanganannya yang tinggi, dan pemasalahan sampah KKG yang berlimpah dan belum sepenuhnya termanfaatkan. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan akustik secara umum cukup tinggi. Sebagai gambaran, pemasangan dinding ditambah dengan penanganan kebisingan yang umum dipasaran mencapai kisaran biaya 3 kali lipat dibandingkan dinding tanpa penanganan akustik. Permasalahan tingginya biaya penanganan akustik menjadi salah satu penyebabkan sulit direalisasikannya pengolahan akustik dilingkungan belajar. Material akustik murah dapat menurunkan biaya penanganan akustik. Penanganan kebisingan dengan material akustik berbiaya rendah diperkirakan dapat menurunkan biaya penanganan tersebut. 2. METODE PENELITIAN Penelitian mengenai kemampuan akustik panel berbahan baku sampah karton gelombang merupakan penelitian eksperimen dari rangkaian penelitian mengenai studi penanganan kebisingan untuk memperbaiki kualitas akustik ruang kelas melalui pemanfaatan sampah kotak karton gelombang.. Adapun penelitian yang disajikan dalam tulisan ini adalah mengenai karakteriktik akustiknya. untuk melihat kemampuan koefisien serap (α), penelitian dirancang sebagai penelitian laboratorium yang dilaksanakan di Laboratorium Akustik Fisika Bangunan, Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung. Pada perancangan ruangan yang membutuhkan lingkungan akustik yang baik. permasalahan akustik ruangan sejak awal perancangan harus disadari dan dicarikan pemecahannya untuk menghindari permasalah akustik termasuk intrusi kebisingan yang muncul setelah bangunan tersebut berdiri. Hal tersebut akan sangat merugikan baik secara waktu dan biaya pelaksanaan pembangunan [2]. Bangunan yang diperuntukan untuk kebutuhan akustik tertentu sejak awal telah memasukan perancangan akustik seperti Kontur atau bentuk ruangan serta tekstur material yang dipilih dalam rencana pembangunannya, sebagai contoh dinding bangunan dapat dengan sengaja dirancang dengan ketebalan melebihi normal untuk mendapatkan daya redam yang tinggi. Sedangkan pada bangunan yang diubah fungsi menjadi ruangan untuk suatu kepentingan akustika tertentu, seringkali harus digunakan pelapis dinding yang ditambahkan kemudian. Pelapis tambahan ini umumnya tidak terbuat dari bahan yang sama dengan dinding yang sudah berdiri. Pengunaan dinding berlapis-lapis yang disertai rongga udara di dalamnya, memiliki kemampuan redaman yang lebih baik dibandingkan dinding tebal yang terbuat dari material yang sama, karena lapisan-lapisan dari bahan berbeda termasuk rongga udara yang ada akan memaksimalkan terjadinya difraksi perambatan gelombang bunyi, sehingga kekuatannya bunyi akan menurun [3]. Kualitas akustik ruangan salah satunya ditentukan oleh waktu dengung (RT 60 ). Waktu dengung adalah waktu dalam detik yang dibutuhkan suatu bunyi yang muncul di dalam ruangan untuk melemah kekuatannya sebesar 60 db. RT 60 dipengaruhi volume ruangan (V) serta koefisien serap (α) bahan Jurnal Itenas Rekarupa 2

Eksperimen Perancangan Kemampuan Daya Serap Panel Akustik dari Sampah Kotak Karton Gelombang pelapis ruangan dan luasan masing-masing bahan serap yang digunakan, sebagaimana tercantum dalam formula sebagai berikut: Koefisien serap (α) adalah angka perbandingan atau rasio dari senergi bunyi yang diserap oleh material terhadap energi bunyi secara total yang mengenai material tersebut. Koefisien absorpsi suatu material diukur dengan pengangkaan dari 0 sampai 1. Elemen dengan koefisien absorpsi 0 artinya memiliki kemampuan serap 0 atau sangat memantul. Sebaliknya elemen dengan koefisien absorpsi 1 adalah elemen dengan kemampuan absorpsi sangat baik atau peyerapan 100%. Namun demikian, suatu bahan disebut menyerap dengan baik, bila kemampuan serapnya diatas 0,2 [1]. 3.1 Bahan eksperimen 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan eksperimen ini dibagi menjadi bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama adalah karton gelombang dari sampah KKG, dan bahan pendukung perekat berbentuk pasta. Pemilihan perekat berbentuk pasta dianggap paling ideal selain mudah didapat juga sesuai dengan kebutuhan panel yang dibuat agar dihasilkan panel dari karton gelombang yang homogen. Karton gelombang sebagai bahan utama yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari sampah KKG, karton tersebut diolah dalam bentuk lembaran sehingga menjadi panel dengan mengekspose permukaan medium flute. Gambar 1. Proses pengolahan panel akustik KKG Karton gelombang memiliki keunikan dibandingkan hasil produksi kertas lain, kertas kotak karton secara umum lebih tebal dibandingkan dengan jenis kertas lain. Karton gelombang memiliki lapisan kertas luar depan dan belakang yang disebut liner dan didalamnya terdapat lapisan dalam yang bergelombang atau flute medium. Ketebalan dari kotak karton ditentukan juga oleh berapa banyak lapisan kertasnya serta jenis lapisan bergelombangnya. Gambar 2. Lapisan penampang kotak karton gelombang Sesuai dengan tujuan pengolahan panel yaitu memanfaatkan sifat yang terdapat lapisan kertas gelombang pada karton gelombang. Dengan mempertimbangkan proses produksi yang sederhana Jurnal Itenas Rekarupa 3

Oki Kurniawan dkk. berbiaya rendah maka perekat yang dipilih adalah perekat berbentuk pasta yang terbuat dari tepung tapioka. 3.2 Pengujian Laboratorium Kemampuan Koefesien Serap (α) Panel dari Sampah KKG Persiapan sampel uji Proses persiapan sampel panel untuk pengujian koefesien serap (α) dibuat dengan 2 macam ketebalan yaitu 20 mm dan 40 mm. ukuran sampel disesuaikan kebutuhan standard alat uji tabung impedansi. Sampel yang dibutuhkan berbentuk lingkaran, dengan diameter 98 mm dan diameter 30 mm. Sampel berdiameter 98 mm diperuntukan pada pengujian frekuensi rendah sedangkan sampel berdiameter 30 mm untuk pengujian pada frekuensi tinggi. Pengujian Koefisien Serap (α) dilakukan mengunakan tabung impedansi BSWA (BSWA impedance tubes) dan BSWA VA-Lab software yang dimiliki Laboratorium Akustik Fisika Bangunan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung. Bagan 1. Sistem pengujian koefesien serap (α) mengunakan tabung impedasi [4]. Gambar 3. Sampel karton gelombang diameter 30 mm dan 98 mm dipasang pada tabung Impedansi Proses pengujian koefesien serap atau alfa (α) dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama, dilakukan pengujian awal untuk mengetahui apakah panel memiliki daya serap yang baik. Tahap kedua, dilakukan dengan menambahkan beberapa variable, yaitu; menambah air-gap dan penutup belakang pada sampel. Hal ini ditujukan agar mendapatkan acuan perancangan panel dan penerapannya pada ruangan. Pengujian awal Pengujian awal, hasil pengujian awal didapat data koefisien serap (α) tertinggi berada pada frekuensi 4000 Hz yaitu 0,7 dan angka koefisien terendah yaitu 0,1 pada frekuensi 500 Hz dan frekuensi 1000 Hz. Jurnal Itenas Rekarupa 4

Eksperimen Perancangan Kemampuan Daya Serap Panel Akustik dari Sampah Kotak Karton Gelombang Suatu material disebut menyerap dengan baik bila kemampuan serapnya di atas 0,2 [2]. Nilai NRC (nilai koefisien serap (α) rerata pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz) adalah 0,24, dapat disimpulkan bahwa material KKG memiliki kemampuan serap yang baik. Pengujian dengan air-gap dan penutup belakang Pada pengujian ini hasil yang didapat menjadi acuan bagi perancangan panel selanjutnya, karena pengujian ini dapat menentukan bagaimana cara pemasangan yang baik agar memudahkan pengerjaan dengan tidak mengurangi kemampuan panel saat dipasang di lapangan. Dari pengujian dengan menggunakan air-gap (20 mm) didapat hasil perbandingan seperti ditampilkan pada grafik 2. Kurva berwarna biru mewakili sampel percobaan tanpa air-gap sedangkan kurva merah mewakili sampel dengan air-gap. Grafik 1. Hasil pengujian dengan penambahan air-gap Grafik di atas menunjukan bahwa nilai koefisien serap tidak berubah secara signifikan, hanya saja kedudukannya bergeser sehingga dapat disimpulkan penambahan air-gap tidak mengurangi kemampuan serap sampel. Pada pengujian panel dengan penambahan penutup belakang pada ketebalan 20 mm dilakukan 2 kali percobaan. Uji coba pertama dilakukan pada sample panel tanpa penutup belakang, sedangkan uji coba kedua penutup belakang dengan bahan karton gelombang yang sama ditambahkan pada sampel. Gambar 4. Sampel dengan penutup belakang Pengujian ditujukan untuk memastikan apakah penambahan penutup belakang tidak mengurangi kemampuan serap panel dan menjadi acuan pada perancangan panel dan penerapannya pada ruangan. Jurnal Itenas Rekarupa 5

Oki Kurniawan dkk. Grafik 2. Perbandingan sampel dengan penambahan penutup belakang Hasil pengujian menunjukan bahwa penambahan penutup belakang tidak mengurangi kemampuan serap panel, karena hasil tersebut maka pengujian pada sampel dengan ketebalan 40 mm dilakukan penambahan penutup belakang sehingga diperoleh hasil seperti ditampilkan pada grafik diatas. Dari tabel hasil uji sampel dengan ketebalan 20 mm dan 40 mm dapat diperoleh perbandingan nilai NRC kedua sampel tersebut (Tabel 1). Tabel 1. Koefesien serap (α) panel ketebalan 40 mm dan panel 20 mm Frekuensi Panel 40 mm Panel 20 mm 125 0.08 0.15 250 0.17 0.13 500 0.22 0.15 1000 0.52 0.39 2000 0.88 0.70 4000 0.95 0.89 NRC 0.45 0.34 Hasil Pengujian Koefisien Serap (α) sebelumnya telah diuraikan mengenai nilai koefisien serap yang harus dipenuhi panel karton gelombang, yaitu setidaknya 0,2. Panel dimaksud memiliki angka serap sebagaimana ditampilkan pada Tabel di atas Pengujian serap dilakukan pada frekuensi 100 Hz 1200 Hz. Nilai koefisien serap memiliki kecenderungan untuk terus naik, seiring naiknya frekuensi bunyi yang diuji. Dalam pengujian koefisien serap rerata pada panel 20 mm adalah 0,34 dan pada panel 40 mm adalah 0,45. Nilai koefisien serap 0,34 dan 0,45 adalah mencukupi sebagai penyerap bunyi [2]. Pada pengujian koefisien serap dilakukan beberapa pengujian tambahan dengan tujuan untuk pengembangan perancangan panel tanpa mengurangi kemampuan akustiknya, pengujian tambahan yaitu: a) Pengujian sampel dengan penambahan penutup belakang, hal ini ditujukan agar panel yang dirancang dapat dipasang dengan mudah dan dapat mengurangi debu dari belakang panel b) Pengujian sampel dengan penambahan air-gap atau celah udara ditujukan agar pada perancangan panel didapat fleksibilitas bentuk. Data hasil pengujian menunjukan penambahan tersebut tidak mengurangi kemampuan serap panel Jurnal Itenas Rekarupa 6

Eksperimen Perancangan Kemampuan Daya Serap Panel Akustik dari Sampah Kotak Karton Gelombang 3.3 Perancangan panel akustik KKG Elemen perancangan secara umum berkaitan dengan pengolahan bentuk (form), tekstur (texture), serta warna (color). Bentuk panel akustik KKG dirancang sesuai bahan dasar karton gelombang dari sampah KKG dengan ukuran yang terbatas sehingga bentuk panel tersusun dari bentuk modul. Fungsi akustik panel mengekspos atau menampilkan rongga karton gelombang sebagai tekstur panel, hasil uji kemampuan koefisien serap menunjukan bahwa panel memiliki sifat akustik penyerap atau Absorber. Pengujian dengan penambahan penutup belakang dan air-gap tidak mengurangi kemampuan serap panel sehingga dapat diterapkan pada perancangan. Dalam eksperimen ini dicoba beberapa konfigurasi penyusunan dengan tujuan untuk memperoleh bentuk modul yang fleksibel sehingga mudah untuk diaplikasikan pada perancangan tanpa mengurangi kemampuan daya serap bunyi. a) Bentuk dan permukaan panel Bentuk panel tersusun dari bilah atau potongan dari lembaran karton gelombang yang ditumpuk dan direkatkan. Dalam ekperimen dihasilkan beberapa alternatif bentuk dan tekstur, diantaranya adalah: Tabel 2. Alternatif bentuk dan permukaan panel No. Bentuk panel Panel standar Rata Permukaan Slotted 1. Panel puzzle 2. b) Warna (color) Warna pada perancangan panel lebih ditujukan pada jenis pewarna, karena permukaan perforated pada panel akustik KKG merupakan karakter utama maka pemilihan jenis pewarna ditentukan mengunakan cairan atau pewarna water base, karena jika pewarna kental dan menggumpal akan menutup permukaan perforated panel yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kemampuan akustik panel. Teknik pewarnaan panel dapat dilakukan dengan teknik celup (dye) atau dengan teknik semprot (spray). c) Aspek kualitas lain Teknik finishing pemilihan teknik diatas yaitu teknik celup (dye) dan teknik semprot (spray), selain karena kebutuhan karakter permukaan panel yang dihasilkan, juga dikarenakan adanya kebutuhan penanganan terhadap aspek kualitas standar panel secara umum, yang melibatkan penggunaan cairan pada penangan seperti: Aspek perawatan seperti; perawatan dari jamur dan serangga, bahan yang terbuat dari kayu, rotan, bambu dan berbagai bahan serat alam lainnya termasuk karton gelombang rentan Jurnal Itenas Rekarupa 7

Oki Kurniawan dkk. terhadap serangan jamur, bakteri, dan serangga. Penggunaan cairan insektisida dan anti cairan anti jamur Aspek ketahanan terhadap api, di pasaran telah banyak bahan Fire Retardant atau yang kita kenal sebagai cairan kimia yang berfungsi mencegah terjadinya penyebaran api pada material tekstil, kayu, dan material mudah terbakar lainya, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan cara yang sederhana dan murah untuk menghambat proses terbakarnya bahan yang berasal kayu dilapis dengan bahan penghambat api seperti fosfat (mono/diammonium phosphate), borat (asam borat, boraks), ammonium sulfate [5]. Oleh karena itu teknik pewarnaan celup dan semprot merupakan teknik yang sesuai dengan karakter permukaan panel akustik KKG. 4. SIMPULAN 1) Hasil pengujian di laboratorium fisika bangunan menunjukan panel akustik KKG dengan ketebalan 40 mm memiliki kemampuan akustik koefisien serap (α) 0,22 dan 0,52 pada frekuensi 500 Hz dan 1k Hz, NRC 0,45. Sesuai dengan nilai koefisien serap yang harus dipenuhi yaitu setidaknya 0,2. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa panel akustik KKG yang dihasilkan dapat dikategorikan sebagai panel akustik absorber atau penyerap bunyi. 2) Pada pengujian koefisien serap dilakukan beberapa pengujian tambahan dengan tujuan untuk pengembangan perancangan panel, pengujian tambahan yaitu: a. Pengujian sampel dengan penambahan penutup belakang, hal ini ditujukan agar panel yang dirancang dapat dipasang dengan mudah dan dapat mengurangi debu dari belakang panel b. Pengujian sampel dengan penambahan air-gap atau celah udara ditujukan agar pada perancangan panel didapat fleksibilitas bentuk. Data hasil pengujian menunjukan penambahan tersebut tidak mengurangi kemampuan serap panel 3) Bentuk panel tersusun dari bilah atau potongan dari lembaran karton gelombang yang ditumpuk dan direkatkan. Dalam ekperimen dihasilkan beberapa alternatif bentuk, diantaranya adalah: 4) Warna pada perancangan panel lebih ditujukan pada jenis pewarna, karena permukaan perforated pada panel akustik KKG merupakan karakter utama maka pemilihan jenis pewarna ditentukan mengunakan cairan atau pewarna water base, karena jika pewarna kental dan menggumpal akan menutup permukaan perforated panel yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kemampuan akustik panel. Teknik pewarnaan panel dapat dilakukan dengan teknik celup (dye) atau dengan teknik semprot (spray). 5) Aspek kualitas lain, Teknik finishing pemilihan teknik diatas yaitu teknik celup (dye) dan teknik semprot (spray), selain karena kebutuhan karakter permukaan panel yang dihasilkan, juga dikarenakan adanya kebutuhan penanganan terhadap aspek kualitas standar panel secara umum, yang melibatkan penggunaan cairan pada penangannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Asdrubali, F. (2007) Green And Sustainable Materials For Noise Control In Buildings. 19th International Congress On Acoustics Madrid, 2-7 September 2007 [2] Egan, M.D. (1972) Concepts in Architectural Acoustic, McGraw Hill, Inc., New York. [3] Templeton, D., Saunders, D. (1987) Acoustic Design, the Architectural Press, London. [4] BSWA Impedance Tube Solutions Version: 201008) [5] Seta, R,M. (2015) Artikel: Inilah Caranya Membuat Kayu Yang Tahan Api, www.ideaonline.co.id (diakses bulan Februari 2015). Jurnal Itenas Rekarupa 8