PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI FINANSIAL USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

MANAJEMEN PERMODALAN PADA ANGGOTA KTTI MAJU JAYA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong Sistem Pemeliharaan Intensif dan Konvensional di Kabupaten Sleman Yogyakarta

Kontribusi Usahatani Padi dan Usaha Sapi Potong Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

III KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. XAVERIUS GINTING, SALMIAH, JUFRI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KONTRIBUSI USAHA TERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS

ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH KECAMATAN BANYUMANIK, KECAMATAN GETASAN, DAN KECAMATAN CEPOGO. D. Anindyasari, A. Setiadi, dan T.

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Darlim Darmawi 1. Intisari

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH LOKAL DAN EKS-IMPOR ANGGOTA KOPERASI WARGA MULYA DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

B. Suryanto Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

KONSTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI POTONG TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETENAK (Studi Kasus di DesaSukolilo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

EFISIENSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN SEMARANG EFFORT EFFICIENCY DAIRY CATTLE FARMING SEMARANG REGENCY

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

I. Pendahuluan. Yunilas 1

KAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

Pedaging di Kabupaten Majalengka

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULONPROGO. Sundari 1 dan Komarun Efendi 2

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS FINANSIAL PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KOTA TOMOHON (STUDI KASUS DIKELOMPOK RAMULU SANGKOR)

EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

Analisis Profitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

Kontribusi Usaha Kerbau pada Petani Sawah.Lalita Dhaniarthi KONTRIBUSI USAHA KERBAU PADA PETANI SAWAH DI KECAMATAN CISEWU KABUPATEN GARUT

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

Analisis Break Even Point (BEP) Usahatani Pembibitan Sapi Potong di Kabupaten Sleman

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

STRUKTUR PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT : STUDI KASUS DESA PANDESARI, KECAMATAN PUJON, KABUPATEN MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN)

Agriekonomika, ISSN Volume 3, Nomor 1

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT.DJARUM DI KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG JURNAL PENELITIAN

AGRITECH : Vol. XVIII No. 2 Desember 2016: ISSN :

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

By: ABSTRACT. Kata Kunci : Attitude, Government assistance, Aquaculture.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY

CURAHANAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN USAHATANI UBIKAYU

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI DI KABUPATEN BANYUMAS FACTORS AFFECTING INCOME OF BEEF CATTLE FARMERS IN BANYUMAS

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

K. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Transkripsi:

M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT GROBOGAN REGENCY M. Handayani, S. Gayatri dan B.Mulyatno S Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT This research was done to know the family labour income on cattle farming compare to farmer wage in there and to know the rentability value compare to rate. Research was done in Juni Juli 2004. The method of this research was survey, collecting data was done by observation and direct interview. The research was done in Toroh subdistrict Grobogan Regency. Respondents were 52 farmers chose by stratified random sampling. There were three strata, the first were the farmers who had 1-2 cattle, second had 3-4 cattle and third had more than 4 cattle. Data was analyzed with descriptive. The results showed that the family labour income was higher than farmer wage. Family labour income in each stratum were Rp 13.790,67/man-days, Rp 15.966,29/ man-days and 13.278,95/ man-days respectively, while the farmer wage in there was Rp 12.600/ man-days. Rentability value was higher than rate. Rentability in each stratum were 27.61%, 23.74%, and 24.53% respectively, while the rate was 12.5%. The conclusion of this research was that the cattle farming in Toroh Subdistrict was prospectively. Keywords: family labour income, rentability value PENDAHULUAN Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang didirikan dengan tujuan utama menghasilkan suatu produk peternakan guna memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat akan protein hewani dan bertujuan untuk menghasilkan laba. Setiap peternak memiliki kemampuan usaha yang berbeda-beda baik dari segi kepemilikan lahan, modal, kepemilikan ternak MEDIARGO 38 Vol. 1 No. 2, 2005 : Hal : 38-44

serta sistem pengelolaan yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat pendapatan usaha yang diterima setiap peternak. Usaha ternak yang dilakukan akan lebih bermanfaat apabila tingkat pendapatan usaha yang diperoleh lebih besar daripada tingkat upah buruh tani. Besar kecilnya keuntungan dari usaha dipengaruhi oleh efisiensi penggunaan modal yang dimiliki. Tingkat efisiensi penggunaan modal dapat dilihat melalui besarnya nilai rentabilitas usaha. Apabila nilai rentabilitas usaha lebih besar daripada bunga bank maka dapat dikatakan usaha tersebut lebih bermanfaat bila dibanding dengan menyimpan uang di bank sebagai investasi. Bertitik tolak pada hal tersebut perlu diadakan penelitian untuk menganalisis tingkat pendapatan usaha ternak sapi potong. Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui pendapatan usaha ternak sapi potong serta membandingkannya dengan upah buruh tani secara umum di daerah setempat dan untuk mengetahui nilai rentabilitas usaha serta membandingkannya dengan bunga bank yang berlaku. TINJAUAN PUSTAKA Pendapatan Usahatani. Pendapatan yang diperoleh oleh petani atau peternak dalam usaha tani dapat digolongkan dalam pendapatan bersih dan pendapatan kotor (Hadisapoetro, 1973). Pendapatan kotor usaha tani didefinisikan sebagai nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak terjual yang dinilai berdasarkan harga pasar. Menurut Soekartawi et al (1986), pendapatan bersih usaha tani digunakan untuk mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktorfaktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau pinjaman yang diinvestasikan dalam usaha tani. Pendapatan petani Family farm Income merupakan hasil kombinasi tenaga kerja, modal, dan jasa dalam bidang tata laksana (manajemen). Pendapatan petani ini terdiri dari sebagian pendapatan kotor yang karena tenaga keluarga dan kecakapannya memimpin usaha dan sebagian bunga dari kekayaan yang dipergunakan dalam usaha tani. Pendapatan petani dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya alat-alat dan dengan bunga modal diluar (Hadisapoetro, 1973). Pendapatan tenaga kerja keluarga Family Labour Income adalah pendapatan petani dikurangi dengan bunga modal sendiri yang merupakan pendapatan tenaga kerja keluarga yang biasanya dinyatakan dalam jumlah uang untuk satu hari kerja (Hadisapoetro, 1973). Pendapatan tenaga kerja Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 39

keluarga ini merupakan balas jasa dari kerja dan pengelolaan petani ternak dan keluarganya. Pendapatan tenaga kerja keluarga diperoleh dengan menambahkan penghasilan kerja petani dengan nilai kerja keluarganya. Tenaga Kerja Menurut Soeharjo dan Patong (1973), bahwa tenaga kerja dalam usaha tani dibedakan menjadi dua macam yaitu berdasarkan asal dan jenisnya. Berdasarkan asalnya tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, sedangkan berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Sehingga untuk mengatasinya digunakan jumlah tenaga kerja setara pria atau hari kerja pria (HKP) (Soeharjo dan Potong, 1973). Untuk mengetahui potensi tenaga kerja harus dilipatkan pencurahan dalam satu tahun kerja untuk seorang pria akan bekerja selama 300 hari kerja (HK) dalam satu tahun, tenaga kerja wanita 226 HK setahun dan anak-anak 140 HK setahun. Satu tenaga kerja pria yang bekerja 7 jam per hari sama dengan 1 HKP. Satu tenaga kerja wanita sama dengan 0,7 HKP dan anak-anak setara dengan 0,5 HKP (Hernanto, 1989). METODOLOGI Hipotesis 1. Tingkat pendapatan tenaga kerja lebih besar daripada upah buruh tani 2. Nilai rentabilitas usaha lebih tinggi daripada bunga bank Penelitian dilakukan pada bulan Juni Juli 2004. Metode penelitian ini adalah Survey, dimana pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara langsung berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan. Penentuan lokasi penelitian secar purposive sampling, yaitu memilih kecamatan dengan populasi sapi potong terbesar di Kabupaten Grobogan yaitu : kecamatan Toroh. Penentuan responden secara Stratified random sampling sebanyak 52 petani ternak yang melakukan kombinasi usahatani ternak tanaman pangan padi-padi-jagung dengan ternak sapi potong berdasarkan jumlah kepemilikan ternak, yaitu strata I (1-2 ekor), strata II (3-4 ekor), dan strata III (>4 ekor). Jumlah responden untuk masing-masing strata adalah 25, 15, dan 12 responden. Data dianalisis secara deskriptif. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 40

HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase umur petani ternak terbesar pada kelompok umur 41-50 tahun (41%) dan responden termuda berumur 21 tahun dan tertua 70 tahun. Menurut tingkat pendidikan sebagian responden responden yang tidak sekolah (11,29%), tidak lulus (8,06%), berpendidikan tamat SD (59,35%), tamat SMP (5,01%), tamat SMA (4,99%). Hal ini menujukkan bahwa tingkat pendidikan responden masih rendah. Mata pencaharian responden sebagian besar adalah petani, sedangkan pemeliharaan sapi potong sebagai usaha sambilan. Pola usahatani tanaman ternak ini mengusahakan ternak sapi potong dengan rata-rata kepemilikan sapi potong secara keseluruhan sebesar 1,54 ST dengan ratarata kepemilikan untuk strata I : 1,51 ST, strata II : 1,55 ST, dan strata III : 1,58 ST. Sebanyak 69,35% responden memiliki tanah garapan sendiri atau merupakan hak milik dan hanya 30,65% merupakan tanah sewa. Sebagian besar luas lahan yang digarap responden berkisar antara 0,12-0,68 ha dengan luas rata-rata 0,28 ha. Oleh karena itu responden dapat digolongkan sebagai petani berlahan sempit, yaitu petani yang pemilikan lahannya kurang dari 0,4 ha (Wiguna et al., 1990). Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga Umumnya tenaga kerja yang dicurahkan untuk usaha ternak sapi potong adalah berasal dari keluarga. Peternak cenderung untuk menggunakan tenaga kerja yang berasal dari keluarga dengan melibatkan keluarganya seperti istri dan anaknya dalam berbagai macam kegiatan pemeliharaan sapi potong. Peternak jarang menggunakan tenaga kerja upahan dalam mengelola usahanya, karena mengakibatkan biaya yang dikeluarkan semakin besar. Pada Tabel 1, memperlihatkan bahwa penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja yang berasal dari keluarga, terutama pada strata 3 dengan kepemilikan ternak yang lebih banyak tidak menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. Pendapatan petani Family Farm Income dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya alat-alat luar dengan bunga modal diluar (Hadisapoetro, 1973). Tabel 2 menjelaskan besarnya pendapatan peternak dalam usaha ternak sapi potong. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 41

Tabel 1. Curahan Waktu Kerja Curahan waktu kerja Tenaga kerja keluarga Strata I Strata Strata III II HKSP/th Tenaga kerja luar Strata II Strata I Strata III Usaha ternak 114.772 116.806 105.905 11.812 19.733 0 sapi potong Sumber : data terolah Tabel 2. Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Komponen pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Strata I Strata III Strata III (Rp/thn) Pendapatan kotor Biaya alat luar Bunga modal di luar 2190500.00 242377.61 0 2602333.30 303038.78 0 1717500.00 367200.57 0 Pendapatan peternak 1948122.38 2299294.55 1350299.42 Sumber : data terolah Pendapatan usaha ternak sapi perah terbesar adalah pada strata 2. Hal ini memperlihatkan peternak pada strata 2 mampu meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk mengoptimalkan pendapatan usaha. Pendapatan terendah adalah pada strata 3, hal ini dikarenakan jumlah ternak yang dimiliki strata 3 lebih banyak sehingga biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak sapi potong juga lebih besar. Biaya alat luar yang dikeluarkan oleh peternak meliputi biaya sewa tanah, biaya penyusutan kandang, penyusutan peralatan, biaya bibit, pakan, obat-obatan, biaya IB, biaya tenaga kerja upahan dan biaya listrik. Pendapatan kotor dari usaha ternak sapi potong meliputi penjualan sapi dan penjualan kotoran. Pendapatan tenaga kerja keluarga Family Labour Income adalah pendapatan petani dikurangi bunga modal di bagi dengan jumlah hari kerja dalam satu tahun (HKSP) atau merupakan pendapatan tenaga keluarga yang biasanya dinyatakan dalam jumlah untuk satu hari kerja (Hadisapoetra, 1973). Tabel 3. adalah analisis pendapatan pendapatan tenaga kerja keluarga usaha ternak sapi potong. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 42

Tabel 3. Analisis pendapatan pendapatan tenaga kerja keluarga usaha ternak sapi potong Komponen Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga Usaha Ternak Sapi Potong Strata I Strata III Strata III (Rp/HKP/thn) Pendapatan Peternak (a) Biaya modal sendiri (BMS) (b) Curahan Waktu Kerja (c) 1948122.38 373538.75 125.58 2299294.55 391874.17 124.53 1350299.42 412812.00 105.91 Pendapatan tenaga kerja keluarga (a-b)/c Sumber : data terolah 13790.67 15966.29 13278.95 Pendapatan rata-rata tenaga kerja keluarga usaha ternak sapi potong masing-masing dalam satu tahun adalah sebesar Rp 13.790,67/HKP, Rp 15.966,29/HKP, Rp 13.278,95/HKP. Nilai tersebut bila dibandingkan dengan nilai upah buruh tani di daerah setempat sebesar Rp 12.600,- per hari adalah lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong di daerah Kabupaten Toroh merupakan usaha yang lebih menguntungkan. Pendapatan tenaga kerja keluarga lebih besar daripada upah buruh tenaga kerja usaha tani karena pendapatan tersebut diperoleh dari hasil usaha dalam mengolah modal dengan biaya yang dikeluarkan sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, sedangkan upah tenaga kerja buruh tani sifatnya tetap dan merupakan standart gaji sehingga meskipun lahan usaha yang dikerjakan besar tidak akan mengubah gaji yang akan diterima. Analisis Rentabilitas Usaha Rentabilitas suatu usaha menunjukkan perbandingan anatara laba dengan modal yang digunakan, dengan kata lain rentabilitas usaha adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001). Analisis yang digunakan adalah rentabilitas modal sendiri karena dalam usaha ini peternak hanya menggunakan modal sendiri bukan modal dari luar. Rentabilitas modal sendiri masing-masing strata adalah 27.61%, 23.74%, dan 24.53%. Nilai rentabilitas ini masih tinggi bila dibandingkan tingkat suku bunga deposito bank sebesar 12.5%. Berdasarkan hal tersebut, uang atau modal yang ada lebih baik digunakan untuk berusaha daripada ditabung atau didepositokan di bank. Besarnya persentase tingkat Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 43

rentabilitas ini menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong cukup berhasil. KESIMPULAN Pendapatan tenaga kerja keluarga usaha ternak sapi potong lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah buruh tani di daerah setempat. Sedangkan nilai rentabilitas modal sendiri lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat bunga deposito. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi potong di daerah Kecamatan Toroh mempunyai prospek yang baik. DAFTAR PUSTAKA Hadisapoetro, S. 1973. Biaya dan Pendapatan di dalam Usaha Tani. Departemen Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hernanto, F. 1989. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Swadaya. Jakarta Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Universitas Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Limu Usaha Tani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian. Bogor. Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL dan Hardeker JB. 1986. Ilmu Usaha tani dan Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Wiguna, M.A., Kasno dan Sukoharto. 1990. Pengaruh Peternakan dalam Usahatani Terpadu di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Prosiding Seminar No 1 BPPT, halaman 31-36. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 44