SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Bagian III : Front Office 08 Desember 2016

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua. Bagian IV : Middle Office 08 Desember 2016

SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua. Bagian V : Back Office 08 Desember 2016

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM

SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua. 08 Desember 2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

14. Kegiatan APPE orang perorangan berakhir apabila a. APPE Perseorangan tidak lagi melakukan kegiatannya sebagai APPE dalam jangka waktu tiga bulan

BAB X PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku Pialang Berjangka. Pasal 102

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

M E M U T U S K A N : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG KETENTUAN TEKNIS PERILAKU PIALANG BERJANGKA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

M E M U T U S K A N :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

PROGRAM DAN PROSEDUR ANTI KORUPSI

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAGAIMANA SEKURITAS DIPERDAGANGKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN UMUM PERBANKAN ANZ

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB I KETENTUAN UMUM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA. ANDA sebagai Anggota. dan. PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA sebagai Akseleran

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI I. PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

Indorama Ventures Public Company Limited

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / "AML") FXPRIMUS

tetap yang disetujui selama jangka waktu yang disepakati dalam jangka waktu maksimum 1 tahun.

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TRADING RULES CRUDE OIL (CLSC) ON-LINE TRADING

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam Kegiatan Reksadana 1

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI SHORT SELLING

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.03/2017

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS

BAB V PENUTUP. telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pesan Direktur Utama. Rekan-rekan BTPN,

PERATURAN PELAKSANAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Syarat dan Ketentuan. Mohon Diperhatikan. Ketentuan Penggunaan Situs Web

KUESIONER PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

kami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

KEBIJAKAN GLOBAL ANTI KORUPSI PPG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

Transkripsi:

SOSIALISASI Bagian III : Front Office 08 Desember 2016

Bagian III : Front Office Tujuan Memberikan panduan best practice bagi manajemen front office (dealers) yang melakukan transaksi pasar keuangan secara langsung secara harian. Bagian ini antara lain mengatur : III. Front Office IV. Dealer, Sales dan Dealing Room 14. Hubungan antara Broker/Dealer 15. Peran Dealer dan Sales 16. Perbedaan antara Para Prinsipal 17. Dealing setelah Jam Kerja dan Diluar kantor 18. Keamanan Dealing Room 19. Penyimpanan Percakapan Telepon dan Pesan Elektronik 20. Dealing dengan Prinsipal Tanpa Identifikasi/Tanpa Nama 21. Wewenang dan Tanggung Jawab Kegiatan Dealing 22. Offmarket dan Rollover 23. Kuotasi Dealing, Kepastian, Kualifikasi dan Referensi 24. Dealing Timbal Balik (Reciprocity) di Pasar 25. Penggunaan Dark Pool Valas dalam Perdagangan 26. Stop-Loss Order 27. Order Benchmark Valas- pelaksanaan, perlakukan pesanan 28. Position Parking 29. Pengaturan Kurs 30. Manipulasi Pasar 31. Disclosure (Benturan Kepentingan) V. Dealing Melalui Broker (Voice dan Perangkat Broker Elektronik) 32. Perbedaan antara Broker dan Prinsipal 33. Perbedaan antara Prime Broker dan Nasabah 34. Prosedur Dealing dan Persyaratan Pendahuluan 35. Pelaksanaan Deal antara Dealer dan Broker 36. Komisi Broker 37. Pengungkapan Nama 38. Pergantian Nama (Name Substitution) 2

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Hubungan Antara Broker/Dealer Manajemen Senior pada Principal dan perusahaan Broker harus menjalankan peran aktif dalam mengawasi hubungan Trader/Broker, penggunaan perangkat broker elektronik, dan pelaksanaan transaksi termasuk kemungkinan bisnis yang terkonsentrasi yang dilakukan dengan itikad tidak baik Permintaan yang menunjukkan upaya manipulasi pasar tidak boleh diterima dan harus dilaporkan segera kepada manajemen Peran Dealer dan Sales Manajemen harus menjalankan kebijakan 'eksekusi terbaik' dalam melaksanakan order Nasabah Dealer harus waspada terhadap upaya untuk memanipulasi pasar oleh Nasabah 3

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Perbedaan antara Para Principal Segala perselisihan yang timbul harus dirujuk ke manajemen senior dan diambil tindakan penyelesaian dengan segera Apabila perbedaan dalam pembayaran timbul karena kesalahan dalam pembayaran dana, Pelaku pasar tidak boleh mendapat manfaat dari kesalahan tersebut Dealing Setelah Jam Kerja dan Diluar Kantor Manajemen harus mengatur daftar dealer yang berwenang, limit dan jenis dari deal yang dapat dilakukan di luar jam kerja normal atau di luar kantor dan menetapkan prosedur untuk pelaporan dan pencatatan yang segera atas transaksi yang dilakukan tersebut Dianjurkan untuk memiliki jam penutupan transaksi secara internal yang disepakati untuk setiap hari transaksi selama posisi akhir hari dapat dipantau dan dievaluasi (fungsi Middle Office) 4

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Keamanan Dealing Room Manajemen wajib menerapkan langkah pengamanan yang ketat di dealing room yang meliputi dealer, peralatan dealing room, akses dealing room termasuk akses ke platform transaksi sistem dealing elektronik dan semua akses ke informasi rahasia Penyimpanan Percakapan Telepon dan Pesan Elektronik Semua percakapan yang dilakukan oleh para dealer, sales, broker dan petugas yang berwenang untuk mengkonfirmasi transaksi harus direkam Manajemen harus memiliki prosedur yang jelas tentang penggunaan telepon seluler di dealing room, perekaman alat komunikasi bergerak, dan bila diperlukan, larangan penggunaan perangkat tersebut 5

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Dealing dengan Principal Tanpa Identifikasi/Tanpa Nama Model Kode Etik ini mengakui keinginan untuk tidak memunculkan nama. Namun sesuai best practice fungsi Kepatuhan, Hukum, dan Kredit perusahaan; sebelum transaksi disarankan untuk tetap mengetahui identitas Principal akhir, agar prinsip, 'Mengenal Nasabah', anti pencucian uang, dan kemungkinan kasus penipuan dapat ditangani Wewenang dan Tanggung Jawab Kegiatan Dealing Manajemen harus dengan jelas menetapkan secara tertulis terkait wewenang dan tanggung jawab petugas dealing dan pendukungnya Wewenang dan tanggung jawab tersebut biasanya mencakup : Kebijakan umum dealing termasuk prosedur pelaporan Petugas yang berwenang untuk melakukan dealing Instrumen yang dapat ditangani Batas open position, posisi mismatch, counterparty, batas stop-loss, dll Hubungan dengan para Broker dan perangkat broker elektronik Tugas penanganan informasi / komunikasi, dll 6

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Dealing Pada Bukan Kurs Sekarang (Off Market) dan Rollover Hindari dealing pada non-market rate. Jika memang diperlukan, transaksi hanya boleh dilakukan dengan persetujuan manajemen senior kedua counterparty Manajemen wajib memiliki pengendalian yang handal serta rekam audit yang jelas untuk pemantauan dan pelaporan transaksi Kuotasi Dealing, Kepastian, Kualifikasi, dan Referensi Semua pelaku pasar keuangan harus menyatakan dengan jelas apakah harga yang mereka kuotasi adalah bersifat pasti atau hanya indikatif Dealer yang mengkuotasi harga yang bersifat pasti, berkomitmen untuk melakukan deal pada harga tersebut dalam jumlah yang dapat dipasarkan asalkan nama counterparty dapat diterima Dealing Timbal Balik (Reciprocity) di Pasar Dealing Timbal Balik merupakan perjanjian bilateral antar dua lembaga untuk melakukan dealing kuotasi kurs dua arah 7

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Stop Loss Order Stop loss order harus diidentifikasi dan dipahami dengan jelas tentang keadaan yang berlaku dan konsekuensinya harus disepakati oleh kedua belah pihak Order Benchmark Valas Dealer tidak boleh dengan sengaja melakukan pengaturan benchmark dalam upaya mendapatkan keuntungan Position Parking Pemarkiran' deal atau posisi dengan counterparty manapun harus dilarang. Hal ini sering mengindikasikan perilaku pelanggaran yang lebih luas dari best practice Pengaturan Kurs Lembaga keuangan harus menyusun prosedur internal untuk memastikan bahwa penerbitan kurs dapat dilakukan secara konsisten, tepat waktu dan jujur (tanpa gangguan kegagalan manusia ataupun teknis) Informasi kurs yang diterbitkan harus transparan dan tidak ada manipulasi Bank wajib bertindak untuk kepentingan terbaik bagi nasabah sepanjang waktu Manajemen harus memastikan bahwa karyawan menyadari mengenai konsekuensi atas keterlibatan pengaturan kurs, baik dampak internal maupun dampak pada pasar yang lebih luas 8

BAB 4 : Dealer, Sales dan Dealing Room Manipulasi Pasar Perbuatan memberikan, atau bermaksud memberikan, tanda-tanda yang salah atau menyesatkan mengenai keadaan suatu instrumen keuangan di pasar, merupakan manipulasi pasar Dealer tidak boleh melakukan transaksi yang mengatur, atau akan mengatur, harga instrumen keuangan pada tingkat yang semu Penggunaan informasi pasar yang salah atau menyesatkan dalam upaya memanipulasi kurs sangat tidak etis dan bahkan melanggar hukum Disclosure Benturan Kepentingan Perusahaan harus memiliki pengaturan yang jelas untuk mengelola benturan kepentingan tersebut Uraian tentang benturan kepentingan harus menjelaskan: Sifat umum dari benturan kepentingan, Risiko terhadap nasabah yang mungkin timbul sebagai akibat dari benturan kepentingan, dan Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko ini secara cukup rinci untuk memungkinkan nasabah membuat keputusan mengenai transaksi 9

BAB 5 : Dealing Melalui Broker Pelaksanaan Deal antara Dealer dan Broker Dealer harus menganggap diri mereka terikat kepada deal setelah kurs dan syarat - syarat utama lainnya disepakati Deal hanya boleh dianggap sebagai telah dilakukan apabila pemberitahuan voice broker diakui secara positif oleh dealer Perjanjian lisan dianggap mengikat dan konfirmasi selanjutnya dianggap sebagai bukti dari deal Apabila broker 'hit' harga Dealer sebagai 'done' dalam bersamaan segera setelah dealer mengatakan off, deal harus diperlakukan sebagai terlaksana/terjadi, untuk itu Broker harus memberitahu kedua counterparty mengenai hal tersebut. Sebaliknya, ketika Broker mengatakan "off" secara bersamaan dengan dealer 'hit' harga Broker sebagai 'Mine', atau 'Yours' (atau hal yang serupa), deal tidak harus terjadi dan Broker harus memberitahu kedua counterparty mengenai hal tersebut Broker tidak boleh memberitahu dealer bahwa deal telah dilaksanakan padahal sebenarnya tidak Dalam hal harga kuotasi Broker 'hit' secara bersamaan ('Yours', 'Mine', dll) oleh beberapa dealer untuk jumlah total yang lebih besar daripada harga yang absah, Broker harus mengalokasikan jumlah tersebut kepada harga yang absah secara proporsional sesuai dengan jumlah yang diajukan oleh masing masing dealer 10

BAB 5 : Dealing Melalui Broker Pengungkapan Nama Broker tidak boleh membocorkan nama Principal sampai kedua belah pihak berniat serius untuk bertransaksi Principal dan Broker harus, setiap saat, memperlakukan rincian transaksi sebagai benar - benar rahasia kepada pihak yang terlibat Dealer harus, sedapat mungkin, memberikan informasi kepada Broker mengenai counterparty yang tidak dikehendaki (dan merujuk pada jenis pasar atau instrumen tertentu). Dalam beberapa instrumen, dealer juga mungkin ingin memberikan petunjuk kepada Broker mengenai perbedaan harga atau kurs bagi counterparty yang berbeda-beda Dalam semua transaksi, Broker harus bertujuan untuk mencapai pertukaran nama yang segera dan timbal balik Apabila nama salah satu Principal tidak dapat diterima oleh yang lain, Broker sebaiknya menolak memberitahu siapa yang menolak itu. 11

BAB 5 : Dealing Melalui Broker Pengungkapan Nama Di pasar Depo, lazim jika pemberi pinjaman menolak nama yang akan menerima deposito: karena itu, hal ini memerlukan pengungkapan sebelumnya terhadap nama sebelum deal disepakati Begitu pemberi pinjaman menanyakan nama dari peminjam maka dianggap merupakan komitmen untuk melakukan deal dengan harga kuotasi dan nama terkait, atau dengan nama altematif yang dapat diterima jika ditawarkan segera Nama pemberi pinjaman (atau pembeli dalam hal Sertifikat Deposito, Surat Perbendaharaan Negara, Bank Acceptance, atau Repo) hanya akan diungkapkan setelah nama peminjam (atau penerbit) diterima oleh pemberi pinjaman (atau pembeli). Dalam hal penjual bukan lembaga yang sama dengan penerbit surat berharga maka : Ketika pembeli menanyakan nama penerbit surat berharga tersebut maka calon pembeli dianggap berkomitmen untuk melakukan deal dengan harga kuotasi Ketika pembeli menanyakan nama penjual surat berharga tersebut maka dianggap merupakan komitmen untuk melakukan deal dengan nama terkait, atau dengan nama altematif yang dapat diterima jika ditawarkan segera Nama calon pembeli hanya akan diungkapkan setelah nama penjual diterima oleh calon Pembeli. 12

BAB 5 : Dealing Melalui Broker Pergantian Nama Praktek peralihan/penggantian nama diterima dan dibolehkan jika hal tersebut dipantau dan dikendalikan Jika diminta oleh Broker untuk menyelesaikan transaksi melalui pergantian nama, dealer harus memastikan bahwa kegiatan tersebut mendapat persetujuan sebelumnya dari Manajemen Senior. Setiap pengalihan yang dilaksanakan, harus dicatat dalam catatan resmi terkait perusahaan yang dibuat untuk tujuan ini Dealer tidak boleh mencari atau menerima imbalan dari Broker untuk peralihan nama 13

Terima kasih 14