BABI PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

ANALISIS DETERMINAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA TESIS. Oleh KHAIRANI SIREGAR /EP

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penerbit e-money

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

PENDAHULUAN. negara dengan tingkat tabungan yang tinggi akan menjadi negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Dussenbery mengungkapkan bahwa bukan pendapatan mutlak

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

Kecenderungan Konsumsi Marginal di Kalangan Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan Solow (Solow growth model) menjelaskan bahwa tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

VII. SIMPULAN DAN SARAN

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan;

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III-2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

Jurnal Kajian Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No. 02 ANALISIS KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Oleh : Baginda Persaulian, Hasdi Aimon, Ali Anis

BAB I PENDAHULUAN. Domestik Bruto (PDB) dalam jangka panjang. Demikian juga halnya pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Transkripsi:

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan tarafhidup maupun kesejahteraan rakyat. Salah satu alat ukur untuk menilai perkembangan tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adaiah pola pengeluaran!konsumsi yang dapat dipakai sebagai salah satu indikatornya. Pengeluaran masyarakat untuk makanan, pakaian, hiburan atau untuk kebutuhan yang lain dinamakan dengan pembelanjaan atau konsumsi. Barangbarang yang diproduksi dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi. Prinsip dasar berkonsumsi adalah mengkonsumsi apa saja dan dalam jumlah berapapun sepanjang anggaran memadai dan dapat memperoleh kepuasan yang maksimum. Setiap orang sepanjang hidupnya melakukan kegiatan konsumsi karena pengeluaran konsumsi melekat pada setiap orang mulai dari lahir sampai dengan akhir hidupnya, artinya kegiatan konsumsi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Keputusan rumah tangga berkonsumsi dalam kehidupan sehari-hari sangat mempengaruhi keseluruhan perilalru perekonomian baik dalam j angka panjang maupun jangka pendek. Untuk analisis jangka pendek, keputusan 1..

2 masyarakat berkonsumsi sangat penting peranannya dalam menentukan permintaan agregat. Sedangkan untuk analisis jangka panjang, keputusan masyarakat berkonsumsi sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data kajian ekonomi regional dari Bank ndonesia Medan, perkembangan konsumsi masyarakat Provinsi Sumatera Utara per triwulan dari triwulan V tahun 2005 sampai dengan triwulan ll tahun 2010 dapat dilihat pada grafik berikut : ~-~ -:E-~-=~~-~~~:=:=~~~~~~=~- 1! ~ 14.00 t -- --- l i ~ :~E ~==-=~===-==-:=.:=:=:=----~=== ==! :g ;5 6.00! -- - - - - i ;; 4.00 1-- - -- -~---- - -- - --- --.---- - -- - --- -- -- "- " '.. -------~-- - -- ---- ---------- --.------ - ; 2.00!----------- -- --- - ---- --- --- -- --- -- ~ o.oo + - : - ---- -----T - -.. - i --- -- - -r -- ------ T -..! ~ R4PQ2Q3Q4plQ2Q3Q4plQ2Q3Q4:0Q2Q3Q4RlQ2Q3! j i i!! l : 2005 2006 2007 2008 2009 2010! Kuartalffahun - Sumber : Bank ndonesia Medan, tahun 2005-20 lo (data diolah) Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Masyarakat di Provinsi Sumatera Utara Kuartal V Tahun 2005 s/d Kuartal ill Tahun 2010 Dari gambar l.l. terlihat bahwa konsumsi dari kuartal V tahun 2005 sampai dengan kuartal tahun 20 l 0 menunjukkan kecenderungan peningkatan. Jika diamati data konsumsi secara triwulanan akan terlihat bahwa peningkatan tersebut berfluktuatif naik dan turun dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi berkisar l. 71%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada triwulan V tahun 2007 dan triwulan tahun 2009 dengan masing-masing tingkat pertumbuhan sebesar

3 9.58% dan 6.63% dibanding triwulan sebelumnya, sedangkan penurunan terendah tetjadi pada triwulan U tahun 2007 yaitu sebesar -5.21% dibanding triwulan sebelumnya dan triwulan V tahun 2009 sebesar -2.95% dibanding triwulan sebelumnya. Adanya fluktuasi konsumsi masyarakat tersebut menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan konsumsi masyarakat. Pada triwulan tahun 2009 konsumsi masyarakat Provinsi Sumatera Utara menunjukkan peningkatan, hal ini teljadi karena kondisi perekonomian pada triwulan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. ndikator untuk menilai pertumbuhan ekonomi regional adalah produk domestik regional bruto. Berdasarkan data Bank ndonesia Medan, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara per triwulan dari triwulan V tahun 2005 sampai dengan triwulan tahun 201 0 dapat dilihat pada grafik berikut : 20.00 ~ 15.00 ~ 10.00 -t- - -- - c = ~ 5.00,Q E i! ~.::: 200r \,,.--------~--~---- -- -------~---- -- -- ------- - - --- ~-------------- ----- ---------> Sumber : Bank: ndonesia Medan, tahun 2005-2010 (data diolah) Gambar 1.2. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Proviasi Sumatera Utara Kuartal V Tahun 2005 s/d Kuartal m Tahun 2010.

4 Gambar l.2. menunjukkan bahwa te!jadi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan tahun 2009 sebesar 3.79% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat itu dipengaruhi daya beli (pendapatan masyarakat) yang menunjukkan peningkatan terutama yang terkait dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga yang membentuk 64.98% dari PDRB Provinsi Sumatera U~ Peningkatan pendapatan membuat masyarakat dapat menyisihkan sebagian pendapatannya sebagai kekayaan dalam bentuk deposito. Dalam perbandingan relatif terhadap pendapatan regional, jika proporsi kekayaan dalam bentuk deposito meningkat maka terdapat kecenderungan proporsi konsumsi masyarakat akan meningkat karena terdapat peningkatan pendapatan dari bunga deposito. Demikian juga halnya jika proporsi kekayaan menurun maka terdapat ~ m kecenderungan proporsi konsumsi masyarakat akan menurun. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara konsumsi dengan kekayaan, artinya kbnsumsi akan meningkat apabila te!jadi kenaikan kekayaan. Hasrat masyarakat untuk menyisihkan sebagian pendapatannya dalam bentuk deposito sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito yang sedang berlaku. Berdasarkan data Bank ndonesia Medan selama kurun waktu triwulan V tahun 2005 sampai dengan triwulan tahun 20 l 0, tingkat suku bunga berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Penurunan suku bunga dalam jangka pendek akan memberi pengaruh terhadap peningkatan pembelanjaan atau konsumsi. Sebaliknya, pada tingkat bunga yang tinggi orang akan membuat lebih

5 banyak tabungan sehingga memberi pengaruh terhadap penurunan pembelanjaan atau konsumsi. Jadi hubungan antara konsumsi dan suku ~lf~.ga dalam jangka pendek mempunyai arah yang bertentangan. Namun dalam jangka panjang, suku bunga mempunyai pengaruh positif terhadap konsums~ artinya jika suku bunga meningkat maka tabungan akan meningkat sehingga pendapatan yang diperoleh dari tabungan akan meningkat dengan demikian konsumsi jangka panjang akan meningkat. Secara teoritis tidaklah mudah membuktikan kenaikan tingkat bunga menyebabkan seseorang melakukan konsumsi Jebih banyak atau Jebih sedikit karena perubahan tingkat bunga mempunyai dua efek. Pertama adalah efek substitusi (Substitution Effect) yaitu e~ek menurunnya pengeluaran konsumsi dan bertambahnya tabungan jika tingkat ~unga mengalami kenaikan. Sedangkan yang kedua adalah efek pendapatan (ncome Effect) yaitu efek meningkatnya pengeluaran konsumsi dan berkurangnya tabungan jika tingkat bunga mengalami kenaikan. Selain itu, perubahan tingkat bunga juga dapat mempengaruhi tingkat inflasi melalui jumlah uang yang beredar. Dimana penurunan tingkat bunga m menyebabkan kecenderungan peningkatan jumlah uang yang beredar dan permintaan akan barang dan jasa meningkat sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan atau terjadi inflasi: Apabila inflasi semakin meningkat maka daya beli masyarakat mengalami penurunan sehingga masyarakat akan menyesuaikan tingkat pendapatannya dengan mengurangi konsumsi. Sehingga dapat diduga bahwa konsumsi masyarakat dengan inflasi mempunyai hubungan yang berlawanan.

6.! i - ~ Tingkat inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum yang menyebabkan te~~~inya efek substitusi yaitu efek yang mendorong konsumen untuk mengalihkan konsumsinya dari barang yang satu ke barang yang lainnya. Dengan kata lain, konsumen mengurangi pengeluaran konsumsi terhadap barangbarang yang harganya relatif mahal dan menambah pengeluaran konsumsi terhadap barang-barang yang harganya relatif murah. Kenaikan tingkat harga umum tidaklah berarti bahwa kenaikan harga barang terjadi secara proporsional.. nflasi yang tinggi akan melemahkan daya beli masyarakat sehingga akhimya akan menurunkan konsumsi masyarakat. Konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor pendapatan, kekayaan, tingkat suku bunga serta inflasi. Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan tingkat pendapatannya. Mankiw (2007) menyebutkan fungsi dasar konsumsi C = f (Y d) atau konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan disposable; Samuelson (1999) menyebutkan bahwa faktor-faktor pokok yang mempengaruhi dan menentukan jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel sebagai faktor utama, pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup, kekayaan dan faktor permanen lainnya. Pendekatan pendapatan permanen dan pendekatan daur hidup mengasumsikan bahwa rumah tangga membagi konsumsinya antara masa sekarang dan masa yang akan datang berdasarkan perkiraan kemampuan konsumsi dalam jangka panjang. Rumah tangga mencoba untuk melancarkan konsumsi mereka dengan menyimpan sebagian pendapatannya untuk masa pensiun. Selain itu rumah tangga memilih tingkat konsumsinya berdasarkan atas

7 kekayaan yang dimiliki. Singh (2004) menyebutkan C 1 = f(yt. Wt. ur~. rirt. ptnet 1 ), dimana ur 1 adalah unemployment rate (tingkat pengangguran), rir 1 adalah the real interest rate (tingkat bunga riil), dan ptnet 1 adalah net privat transfer (transfer bersih swasta). Ada dua alasan utama yang menyebabkan analisis makro ekonomi baik secara nasional maupun secara regional perlu memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama. dalam lingkup nasional konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional atau dalam lingkup provinsi konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan regional. Di kebanyakan negara, pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan kedua. konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Atas dasar kondisi tersebut, penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat menjadi penting untuk dilakukan sehingga peneliti tertarik mengambil judul tesis ini "Analisis Konsumsi Masyarakat Provinsi Sumatera Utara"., m 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh produk domestik regional bruto, deposito, tingkat suku bunga deposito dan tingkat inflasi terhadap konsumsi masyarakat di Provinsi Surnatera Utara...

8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara produk domestik regional bruto, deposito, tingkat suku bunga deposito dan tingkat inflasi terhadap konsumsi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-kepada semua yang berkepentingan, terutama kepada penelit~ Pemerintah Provinsi Sumatera m Utara, dan peneliti peneliti lainnya, yaitu : l. Sebagai wadah dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi, khususnya hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang rnempengaruhi pola konsumsi masyarakat di provinsi Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan pertirnbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pola konsumsi masyarakat. 3. S~bagai referensi bagi rnahasiswa, dosen, dan peneliti lainnya di dalam melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pola konsumsi rnasyarakat dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda. lv