BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada indeks harga saham di Indonesia. Pasar modal disuatu negara digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kondisi ekonomi Negara tersebut seperti terjadinya inflasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs merupakan salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka. Penerapan nilai tukar mengambang dan penggunaan bahan baku impor menyababkan nilai tukar sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara. Sejak periode 1970 hingga sekarang Indonesia telah melakukan 3 kali perubahan sistem nilai tukar. Pada tahun 1964-1978 Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap. Berdasarkan UU No. 32 tahun 1964 nilai tukar resmi Indonesia yaitu Rp250/USD. Pada tahun 1978 Indonesia menetapkan nilai tukar mengambang terkendali. Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali ditetapkan di Indonesia, nilai tukar rupiah dari tahun ke tahun terus mengalami depresiasi terhadap US dollar. Nilai tukar rupiah berubah-ubah antara Rp644/USD - Rp2.383/USD. Pada tahun 1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang bebas. Sejak pertengahan Juli 1997, rupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai rupiah terhadap US dollar. Tekanan tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998, yang mana pada saat itu banyak

2 perusahaan mengalami kebangkrutan karena tidak mampu membayar kewajibannya dalam bentuk valuta asing. Pada tahun 2008 nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi terhadap USD yaitu sebesar 16,25%. Hal yang sama juga terjadi pada sejumlah mata uang negara berkembang lainnya. Hal ini disebabkan oleh krisis finansial yang terjadi di Amerika yang berdampak pada perekonomian global. Pada tahun ini nilai tukar rupiah terhadap US dollar dibuka pada level Rp9.291/USD dan ditutup pada level Rp10.950/USD. Pelemahan ini semakin buruk pada awal tahun 2009 yaitu dibuka pada level Rp11.355/USD dan semakin menguat di akhir tahun yang ditutup pada level Rp9.400/USD. Pada tahun ini nilai tukar rupiah terhadap US dollar pernah menyentuh level Rp11.980/USD. Berikut grafik yang menggambarkan keadaan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Gambar 1.1 Nilai tukar Rp terhadap USD (%) berdasarkan kurs tengah 26,04 16,25 6,63 0,85 2008 2009 2010-4,35 2011 2012 2013-14,15 Fluktuasi nilai tukar Rp/USD (%) Sumber: BI, diolah

3 Grafik di atas menggambarkan keadaan nilai tukar rupiah terhadap US dollar dari tahun 2008-2013, selama tahun tersebut nilai tukar rupiah terhadap US dollar bergerak sangat fluktuatif. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali melemah pada tahun 2013 dan lebih buruk dari pada tahun 2008 yaitu sebesar 26,04%. Pada awal 2013 rupiah mulai dibuka di level Rp9.698/USD dan ditutup pada level Rp12.189/USD. Nilai tukar rupiah pada tahun 2013 berada dalam tren melemah. Berdasarkan laporan Bank Indonesia tekanan terhadap nilai tukar rupiah tersebut tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global yang melambat dan harga komoditas internasional yang menurun, yang kemudian mendorong melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin kuat sejak akhir Mei 2013 saat terjadinya aliran keluar modal asing dari pasar keuangan domestik. Peningkatan aliran keluar modal asing tersebut dipicu oleh ketidakpastian global akibat rencana pengurangan stimulus moneter di AS (tapering off). Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dollar tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global, namun dapat juga dipengaruhi faktor dari dalam negeri, diantaranya tingkat inflasi, BI rate dan nilai impor. Inflasi merupakan kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus sehingga dapat menurunkan nilai mata uang suatu negara (Serfianto dkk, 2013:98). Adapun salah satu penyebab inflasi adalah karena adanya kenaikan permintaan. Kenaikan permintaan ini akan mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran tetap, yang mana faktor lain dianggap tetap (ceteris paribu).

4 Jika tingkat inflasi di Indonesia meningkat ketika tingkat inflasi di Amerika relatif tidak berubah sehingga barang-barang di Indonesia relatif semakin mahal dan barang-barang di Amerika relatif lebih murah. Hal ini mengakibatkan permintaan barang-barang Amerika akan meningkat yang juga diikuti oleh peningkatan permintaan US dollar. Semakin tinggi permintaan US dollar hal ini akan menyebabkan semakin sedikitnya persediaan US dollar, sehingga harga memperolehnya akan semakin mahal. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat inflasi yang tinggi dapat melemahkan nilai tukar mata uang suatu negara. Selain itu tingkat inflasi yang tinggi dapat memicu bertambahnya nilai impor. Berikut grafik yang menggambarkan keadaan nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat inflasi. Gambar 1.2 Tingkat Inflasi (%) dan Nilai Tukar Rp/USD (%) 200 150 100 50 0-50 -100 2009 2010 2011 2012 2013 Inflasi -74,86 150,35-45,54 13,45 94,88 Nilai tukar Rp/USD -14,15-4,35 0,85 6,63 26,04 Sumber : BI, diolah Grafik di atas menggambarkan keadaan tingkat inflasi dan nilai tukar Rp/USD dari tahun 2009-2013. Keadaan tingkat inflasi Indonesia selama 5 tahun terakhir bergerak sangat fluktuatif. Pada tahun 2010 tingkat inflasi meningkat tetapi nilai tukar Rp/USD semakin menguat dari tahun 2009. Dan pada tahun

5 2011 tingkat inflasi menurun dan keadaan nilai tukar melemah. Dari penjelasan di atas menggambarakan bahwa adanya ketidaksesuaian fenomena dengan teori. Faktor lain yang mempengaruhi perubahan nilai tukar adalah suku bunga (BI rate). Menaikkan atau menurunkan suku bunga (BI rate) merupakan salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang beredar dan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Perubahan suku bunga (BI rate) akan mempengaruhi investasi pada surat berharga luar negeri. Investor yang berinteraksi secara global akan mencari negara dengan tingkat suku bunga yang menguntungkan (Situmeang, 2010:51). Jika BI rate meningkat ketika tingkat suku bunga luar negeri relatif tidak berubah. Investor Indonesia akan mengurangi permintaan terhadap US dollar karena Indonesia menawarakan tingkat pengembalian yang lebih menarik dan investor dari luar negeri akan menawarkan US dollar untuk diinvestasikan dalam rupiah. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan BI rate akan meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap US dollar (rupiah menguat), yang mana faktor lain dianggap tetap. Berikut fenomena yang menggambarkan keadaan nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan BI rate. Gambar 1.3 BI Rate (%) dan Nilai Tukar Rp/USD (%) 40 20 0-20 -40 2009 2010 2011 2012 2013 BI rate -29,72-15,38 9,09-4,16 30,43 nilai tukar Rp/USD -14,15-4,35 0,85 6,63 26,04 Sumber : BI, diolah

6 Grafik di atas menggambarkan keadaan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dari tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 dan 2010 BI rate menurun tetapi nilai tukar rupiah terhadap US dollar semakin menguat. Dan untuk tahun 2011 tingkat suku bunga meningkat tetapi nilai tukar rupiah terhadap US dollar melemah hal serupa juga terjadi pada tahun 2013. Dari penjelasan tersebut menggambarkan bahwa adanya ketidaksesuaian fenomena dengan teori. Selain tingkat inflasi dan BI rate, faktor lain yang mempengaruhi perubahan nilai tukar adalah nilai impor. Impor merupakan perdagangan barang dari luar negeri ke dalam negeri, sehingga menyebabkan adanya tansaksi pembayaran ke luar negeri. Nilai impor Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tingginya nilai impor Indonesia dikarenakan banyak komponen bahan mentah dan penolong yang masih harus diimpor. Makin besar kebutuhan impor makin besar pula permintaan valuta asing (Triyono, 2008:159). Hal ini menggambarkan bahwa jika nilai impor meningkat nilai tukar rupiah terhadap US dollar akan melemah dan sebaliknya, yang mana faktor lain dianggap tetap. Berikut grafik yang menggambarkan keadaan impor Indonesia. Gambar 1.4 Nilai Impor (%) dan Nilai Tukar Rp/USD (%) 40 30 20 10 0-10 -20 2009 2010 2011 2012 2013 impor 33,03 27,63 25,32-5,42-0,8 Nilai tukar RP/USD 16,25-14,15-4,35 0,85 6,63 Sumber : BI dan BPS, (diolah)

7 Grafik di atas menggambarkan keadaan nilai impor dan nilai tukar Rp/USD dari tahun 2009-2012. Pada tahun 2010 dan 2011, nilai impor Indonesia meningkat sedangkan nilai tukar rupiah menguat. Pada tahun 2012 nilai impor menurun sedangkan nilai tukar rupiah melemah. Penjelasan di atas menggambarkan adanya ketidak sesuaian teori dengan fenommena. Dari latar belakang yang telah di uraikan, penulis ingin membuktikan secara empiris mengenai bagaimana Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga (BI Rate) dan Nilai Impor Terhadap Nilai Tukar Rupiah atas Dolar Amerika Periode 2009-20013. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan Rupiah melemah terhadap dollar Amerika? 2. Apakah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh inflasi? 3. Apakah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh BI rate? 4. Apakah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh impor?

8 1.3. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dan agar permasalahan tidak meluas begitu jauh, penulis membatasi masalah yang akan diteliti dikhususkan pada pengaruh inflasi, suku bunga (BI rate) dan nilai impor terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika periode 2009-2013. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika periode 2009-2013? 2. Apakah ada pengaruh tingkat suku bunga (BI rate) terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika periode 2009-2013? 3. Apakah ada pengaruh nilai impor terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika periode 2009-2013? 4. Apakah ada pengaruh tingkat inflasi terhadap tingkat suku bunga (BI rate) periode 2009-2013? 5. Apakah ada pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai impor periode 2009-2013? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika periode 2009-2013

9 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga (BI rate) terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika periode 2009-2013 3. Untuk mengetahui pengaruh nilai impor terhadap nilai tukar rupiah atas dolar Amerika periode 2009-2013 4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap tingkat suku bunga (BI rate) periode 2009-2013 5. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai impor periode 2009-2013 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan penulis di bidang keuangan khususnya mengenai pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga (BI rate) dan nilai impor terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika. 2. Bagi UNIMED, sebagai bahan literatur pustaka mengenai pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga (BI rate) dan nilai impor terhadap nilai tukar rupiah atas dollar Amerika. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi tambahan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis atau pengembangan lain dari penelitian ini.