INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE

dokumen-dokumen yang mirip
MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

II. DASAR TEORI. 2.1 Visible Light Communication [2][3]

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( Q A M ) Sigit Kusmaryanto,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Praktikum Komunikasi Data Percobaan III Pengukuran Komunikasi Serial

III. METODE PENELITIAN

Quadrature Amplitudo Modulation-8 Sigit Kusmaryanto,

ENCODING DAN TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

Sistem Telekomunikasi

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT SINGLE SIDEBAND SUPPRESSED CARRIER (SSBSC) MENGGUNAKAN PHASE SHIFT BERBASIS OP AMP

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

Sub Pokok Bahasan dan TIK Pembelajaran. 1 Konsep dasar Ruang Lingkup Mata Kuliah : Kuliah mimbar

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Teknik Telekomunikasi

BAB II LANDASAN TEORI

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Menggunakan RFID

MODEM. Sebelum kami membicarakan modem kepada Anda, ada beberapa istilah teknik yang

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN ANALISIS PENGIRIMAN DATA DIGITAL BERBASIS VISIBLE LIGHT COMMUNICATION

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

APLIKASI RANGKAIAN TERINTEGRASI DIRECT DIGITAL SYNTHESIZER (DDS) SEBAGAI PEMBANGKIT SINYAL FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM (FHSS)

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

BAB II LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

LAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE Ahmad Aminudin Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung 40154 Abstrak Instrumen pengirim data digital merupakan perangkat elektronik yang berfungsi mengirimkan data digital dari komputer satu ke komputer lain. Instrumen ini terdiri dari rangkaian format data biphase dan modulator phase. Rangkaian IC-MC14070 dan IC-MC14013 berperan sebagai konverter data digital ke data biphase dan IC-MC1496 difungsikan sebagai modulator phase. Perangkat ini dilengkapi dengan rangkaian konverter teganggan dan sumber sinyal pembawa (carrier) dengan frekuensi 1,28MHz. Pengujian dilakukan dengan menerapkan instrumen pengirim data digital diantara kedua komputer melalui komunikasi serial asyinkron. Pengaturan kecepatan transmisi data dilakukan melalui kedua komputer. Hasil pengujian menunjukkan bahwa instrumen ini mamapu mengirimkan data digital dengan tingkat kecepatan pengiriman data (baud rate) antara 110 bps sampai 300 bps tanpa mengalami kesalahan. Kata Kunci: Instrumen pengirim data,baud rate dan modulator phase PENDAHULUAN Perkembangan teknik pengirim data dalam teknologi informasi tidak terbatas pada data analog, namun telah mengemas transmisi data dalam bentuk digital. Instrumen yang digunakan untuk mentransmisikan data juga mengikuti perkembangan pesat. Instrumen semacam ini mendukung juga mendukung perkembangan teknologi jaringan komputer, internet, telepon, radio dan perangkat elektronik lainnya. Instrumen pengirim data memanfaatkan modulasi dan demodulasi (modem) agar data yang dikirim aman, utuh dan sampai ke penerima. Modulasi memanfaatkan golombang pembawa untuk mengirimkan data (informasi) dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan perubahan karakteristik gelombang. Ada yang menggunakan perubahan amplitudo (Amplitude Modulation), perubahan fekuensi (Frequency Modulation) ataupun perubahan phase (Phase Modulation). Beberapa alat pengirim data menggunakan AM dan FM. Instrumen pengirim data yang dikembangkan menggunakan modulsi phase untuk mengirimkan data agar informasi sampai ke penerima. Tercapainya informasi ke penerima dalam sistem komunikasi karena adanya sinyal pembawa. Sinyal pembawa oleh sinyal informasi akan disesuaikan karakteristiknya. Proses yang memanfaatkan salah satu karakteristik sinyal pembawa yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik sinyal informasi disebut modulasi. Sedangkan sinyal informasi yang ditransmisikan melalui modulasi disebut sinyal modulasi. Karakteristik yang dimaksud dapat berupa amplitudo, frekuensi atau phase. Pada alat ini memanfaatkan modulasi phase. Secara metematis modulasi phase dinyatakan sebagai berikut : V pm = A cos [ω c t + k p V m (t)] (1) V pm merupakan gelombang yang termodulasi phase yang mempunyai amplitudo A dan frekuensi gelombang pembawa ω c. Pada modulasi phase memiliki frekuensi konstan tetapi mempunyai deviasi phase karena pengaruh gelombang pembawa. Variasi phase dinyatakan sebagai fungsi terhadap waktu φ(t), dengan persamaan sebagai berikut : F-193

Ahmad Aminudin / Instrumen Pengirim Data φ(t) = k p V m (t) (2) φ(t) merupakan persamaan modulator phase dengan k p menunjukkan konstanta proorsional V m (t) Dalam konsep digital, modulasi phase memanfaatkan dua keadaan phase yaitu φ(t) = 0 mewakili logika 1 dan φ(t) = π (180 o ) mewakili logika 0. PEMBAHASAN Transmisi Data Digital Data digital merupakan pola biner yang terdiri dari deretan bit-bit yang biasanya direpresentasikan oleh sebuah bentuk gelombang tegangan atau arus. Deretan bit-bit ini digunakan untuk menyatakan informasi data digital. Data digital yang dimaksud dibangkitkan oleh komputer yang kemudian dinyatakan sebagai Data Terminal Equipment (DTE). Data ini merupakan serangkaian karakter, huruf, tanda baca, spasi, bilangan atau simbol gambar tertentu yang dikodekan dalam standar kode ASCII. Standar kode ini diwakili oleh pola biner dalam bentuk frame dari bilangan heksa. Data digital ini ditransmisikan ke penerima dengan modulasi digital yang direncanakan. Pengiriman data digital antar komputer menggunakan modulasi phase dan menemukan data kembali dengan menggunakan demodulasi phase. Instrumen yang menangani proses modulasi dan demodulasi disebut modem (modulasi-demodulasi). Setiap produk modem harus mengikuti standar modem menurut CCITT (Consultative Commitee for International Telephony and Telegraphy). Dalam sistem komunikasi kecepatan pengiriman data merupakan hal yang penting. Kecepatan pengiriman (transmisi) menentukan tingkat kualitas komunikasi karena tingkat kecepatan pengiriman harus jauh lebih cepat dari pada kecepatan perubahan data itu sendiri. Semakin banyak data yang dikirim menyebabkan beban pengiriman data semakin besar. Oleh karena itu semakin tinggi kecepatan transmisi data berarti semakin banyak informasi yang bisa dikirim melalui instrumen tersebut. Biasanya kecepatan transmisi dinyatakan dengan baud rate atau bit rate. Bit rate menunjukkan ukuran kecepatan jumlah seluruh bit-bit data yang ditransmisikan per detik. Sedangkan baud rate menunjukkan laju informasi maksimum dari transmisi kode (simbol). Komunikasi Data Digital antar Komputer Komunikasi data digital memanfaatkan dua komputer. Komputer 1 (PC1) digunakan untuk membangkitkan data digital dan komputer 2 (PC2) untuk menerima data digital. Proses pengiriman data ini dilakukan melalui mode operasi asynchronous-serial. Karakter yang dikirim akan dikonversi ke dalam ASCII (American Standart Code for Information Interchange) yang selanjutnya mengalami proses komunikasi. Karakter dalam bentuk deretan biner oleh konverter RS232/TTL akan mengalami perubahan level tegangan. Dari komputer 1 (PC1) konverter RS232/TTL akan mengubah level tegangan RS232 menjadi level tegangan TTL dan sebaliknya sebelum data masuk ke komputer 2 (PC2) konverter RS232/TTL akan mengubah level tegangan TTL menjadi level tegangan RS232. Modulator phase berperan mengirimkan data digital melalui perubahan karakter phase gelombang pembawa (carrier) dengan frekuansi 1,28MHz. Sesampainya di demodulator data ditemukan kembali setelah melalui penekanan sinyal carrier dari osilator denfan frekuensi 1,28MHz. F-194

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 Gambar 1. Diagram Blok Komunikasi Data Digital antar Komputer Modulator dan Demodulator Phase Rangkaian modulator dan demodulator phase menggunakan IC MC1496 yang dilengkapi dengan rangkaian pendukung lainnya. Rangkaian ini sebenarnya memproses berdasarkan prinsip superposisi kedua gelombang. Data digital yang masuk akan mengalami format data NRZ menjadi biphase melalui IC MC14070 dan IC MC14013 yang kemudian masuk ke pin 8, sedangkan sinyal pembawa masuk ke pin 1 IC MC 1496. IC MC1496 dapat digunakan sebagai modulator atau sebagai demodulator. IC ini terdiri dari empat rangkaian penguat differensial yang dilengkapi dua sumber arus. Pin 1 dan 4 terhubung ke balancer 1 yang berfungsi mengatur sinyal masukan pertama (input 1). Pin 8 dan 10 terhubung ke balancer 2 yang berfungsi mengatur sinyal masukan 2 (input 2). Pin 6 dan pin 12 merupakan lanjutan dari terminal kolektor-kolektor yang terkopel dari dalam IC tersebut yang selanjutnya diperkuat oleh penguat. Sinyal keluaran (output) merupakan hasil modulasi atau demodulasi, tergantung cara pemanfaatannya. Blok diagram modulator/demodulator dapat dilihat pada Gambar 2. Rangkaian modulator mendapat masukan dari sinyal pembawa (carrier) yang dihubungkan ke balancer 1 dan sinyal data (informasi) yang dihubungkan ke balancer 2. Sebaliknya rangkaian demodulator mendapat masukan dari sinyal keluaran modulator ke balancer 1 dan sinyal dari osilator ke balancer 2. Frekuensi osilator harus sama dengan frekuensi sinyal pembawa (carrier). Gambar 2. Blok Diagram Modulator/Demodulator Phase Pengujian tingkat kemampuan alat dalam pengiriman data digital dilakukan penyusunan F-195

Ahmad Aminudin / Instrumen Pengirim Data rangkaian seperti Gambar 1. Sumber data digital yang dibangkitkan oleh komputer pertama (PC1) masuk ke konverter level tegangan. Pada konverter ini level tegangan RS232 dikonversi ke level TTL. Pengukuran menggunakan osiloskop terlihat bahwa pada saat input pengirim diberikan tegangan -12V (DC) maka display akan menunjukkan -12V(DC), demikian juga apabila input pengirim diberikan +12V(DC) akan terlihat +12V. Instrumen pengirim dan penerima data dihubungkan dengan PC melalui kabel DB9 untuk konektor 9 pin. PC1 dihubungkan ke pengirim melalui dua konektor yaitu konektor pin ke-3 sebagai Transmitted Data (TxD) dan pin ke-2 sebagai Received Data (RxD) dan pn ke-5 (ground). Dengan memanfaatkan software komunikasi yang tersedia di PC, pengirim diatur pada modus transmit dan modus penerima pada modus receive. Beberapa parameter yang digunakan dalam program komunikasi adalah sebagai berikut : Port komunikasi serial : COM1 Baud rate : 110 Jumlah bit data : 8 bit Paritas : genap (even) Jumlah bit stop : 2 bit Untuk baud rate pertama dipilih 110 bps kemudian dipilih 150, 300, 600, 1200, 2400, 4800 dan 9600 bps. Pada saat baud rate PC1 dipilih 110bps, baud rate PC2 juga dipilih 110bps. Program komunikasi PC1 diatur ke modus pengirim dan PC2 diatur ke modus penerima. PC1 mengirim data sebanyak 256 karakter ke PC2. Selanjutnya membandingkan hasil yang ada di layar PC1 sebagai pengirim dan di layar PC2 sebagai penerima. Karakter yang dikirim PC1 harus sama dengan karakter yang diterima PC2. Apabila terdapat karakter yang berbeda berarti ada karakter yang salah. Pada tiap pilihan baud rate yang sama pengiriman data dilakukan berulang 10 kali. Hasilnya ditunjukkan pada tabel 1. berikut: Tabel 1. Hasil uji pengiriman karakter antar komputer menggunakan modulasi phase. No Jumlah Karakter yang Jumlah karakter yang diterima dengan benar tiap baud rate dikirim 110 150 300 600 1200 2400 4800 9600 1 256 256 256 256 242 220 105 0 0 2 256 256 256 256 243 222 110 2 0 3 256 256 256 256 243 222 115 0 0 4 256 256 256 256 242 222 115 3 0 5 256 256 256 256 243 221 110 3 0 6 256 256 256 256 241 220 118 2 0 7 256 256 256 256 244 220 117 1 0 8 256 256 256 256 243 220 115 0 0 9 256 256 256 256 242 222 119 0 0 10 256 256 256 256 233 221 110 2 0 Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa pada baud rate 110,150 dan 300bps jumlah karakter yang dikirim sebanyak 256 bisa diterima dengan benar untuk 10 kali pengiriman. Pada baud rate 600bps terkirim 91%, baud rate 1200bps terkirim 86 %, baud rate 4800bps terkirim 41% dan baud rate 4800bps dan 9600bps hampir semua tidak terkirim. Jika dibuat rata-rata kesalahan untuk 10 kali pengiriman tiap variasi baud rate dapat diperlihatkan seperti tabel 2. Jumlah kesalahan dihitung berdasarkan selisih antara jumlah karakter yang dikirim dengan jumlah karakter yang diterima. Persentase kesalahan dapat dinyatakan dengan jumlah karakter salah dibagi dengan karakter yang dikirim dikalikan 100%. Tabel 2 diperoleh berdasarkan jumlah persentase kesalahan tiap baud rate dibagi 10 kali pengiriman. F-196

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 Tabel 2. persentasi rata-rata kesalahan tiap kenaikan baud rate. No Baud rate (bps) Rata-rata kesalahan (%) 1 110 0 2 150 0 3 300 0 4 600 5,63 5 1200 13,67 6 2400 57,27 7 4800 99,49 8 9600 100 Berdasarkan tabel 2, dapat dibuat grafik presentase rata-rata kesalahan terhadap log baud rate untuk melihat kecenderungan seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan pengiriman data (baud rate) tingkat kesalahan semakin tinggi. Instrumen pengirim data digital telah teruji mampu mengirim data tanpa kesalahan pada baud rate 110,150 dan 300bps (rata-rata kesalahan 0 %.). Pada baud rate 600bps rata-rata kesalahan mulai meningkat dari 5,63 % sampai 100%. Instrumen ini dapat dikembangkan untuk mengirim data ke tempat yang lebih jauh dengan melalui jalur komunikasi radio (wireless). Selain itu dapat juga digunakan untuk mendukung pengembangan sistem telemetri, dengan mengganti komputer pengirim data dengan rangkaian sensor dan pengkondisi sinyal yang sesuai. Alat ini dapat juga dihubungkan dengan penguat daya yang selanjutnya dipancarkan antena. % kesalahan Gafik persentasi kesalahan terhadap log baud rate 110 90 70 50 30 10-10 2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 log(baud rate) Gambar 3. Grafik presentase kesalahan terhadap log baud rate KESIMPULAN Instrumen pengirim data digital merupakan perangkat elektronik yang dapat berfungsi mengirimkan data digital dari komputer satu ke komputer lain. Perangkat bekerja pada frekuensi carrier 1,28MHz. Hasil pengujian menunjukkan instrumen ini mamapu mengirimkan data digital dengan tingkat kecepatan pengiriman data (baud rate) antara 110 bps, 150 bps dan 300 bps tanpa F-197

Ahmad Aminudin / Instrumen Pengirim Data mengalami kesalahan (rata-rata kesalahan 0 %.). Pada baud rate 600bps sampai 9600bps rata-rata kesalahan mulai meningkat dari 5,63 % sampai 100% DAFTAR PUSTAKA 1. Ciarcias, John, Ciarcias Circuit Cellar, NY, McGraw-Hill, 1985 2. Dungan, Frank R, Op Amp and Linier Integrated Circuits for Technicians, 2nd edition, Canada, Delmar Publisher, 1992 3. Hsu, hwei p. Theory and Problems of Analog and Digital Communications, New York, 1983. 4. Krauss, Hebert L.,Bostian, Charles, Raab, Frederick, Teknik Radio Benda, Padat, UIP, 1990. 5. Shout David F.,Milton Kaufman, Handbook of Operational Amplifier Circuit Design, New York, Mc Graw-hill, 1976. 6. Times, Lloyd, Theory and Problems of: Electronic Communication, New York, Mc Graw- Hill, 1979. 7. Webstres, John G., Thompsons, Willis J., Interfacing Sensor to IBM PC, New York, Prentice-Hill, 1992. 8. Peter H, Beards, Analog and Digital Electronics, 2nd edition New York, Prentice-Hall, 1991. 9. Douglas. V. Hall, Microprocessor and Interfacing, 2 nd edition MacMillan, Mc Graw Hill, 1992. 10. Ralph J. Smith, Rangkaian, Piranti dan Sistem, 4th edition, Erlangga, 1990 11. Millman, Integrated Electronics, 3th edition, New York, Mc Graw Hill, 1991 12. A.P. Malvono, Elektronika Komputer Digital, 2nd edition, Erlangga 1993. F-198