LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data

PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PELAYANAN RAWAT INAP PADA RSUD KOJA JAKARTA UTARA. Windy Widyaningsih 3EB

MODUL IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT)

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

Prosedur Penggunaan Sistem

PEMERINTAH KOTA MADIUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Dokter Spesialis, dimana dokter spesialis yang tersedia diantaranya

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

SOP MENERIMA PASIEN RUJUKAN DARI PUSKESMAS ATAU RUMAH SAKIT LAIN. No. Revisi

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS PADA KLINIK DELIMA. : Dian Yulisa NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi menurut Hendi Haryadi dalam bukunya Administrasi

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Surabaya. Berkembang dari APIKES PENA HUSADA SURABAYA, yaitu

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN Ha. Terdiri dari 8 Kelurahan, 92 RW, 1022 RT.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

SISTEM AKUNTANSI PELAYANAN PADA PASIEN RAWAT JALAN KLINIK AGUS SALIM

Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Terintegrasi Pada Klinik Kecantikan X. Riky Stevanus Adi Wijaya Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berkarya secara penuh untuk membuahkan hasil yang optimal. Kehadiran

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

IMPLEMENTASI E-CRM (ELECTRONIC CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT) PADA PUSKESMAS LIMBA B KOTA GORONTALO. Intisari

Perihal : Proposal Penawaran Sistem Informasi Rumah Sakit/Klinik (SIMKES) GRATIS

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Tuban merupakan rumah sakit milik TNI

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PELAYANAN RAWAT INAP PADA RSU. AQMA CIKAMPEK

BAB I PENDAHULUAN. usaha-usaha yang ada demi kelancaran usaha.

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

Ditetapkan Tanggal Terbit

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS

MANUAL BOOK APLIKASI COMPLETE MEDICAL SOFTWARE MANAGEMENT (CMSM) MODUL REGISTRASI.

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

4. Pengisian dan pengelolaan data perawatan dan rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

INTEGRITAS DATA BASE RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ISKAK TULUNGAGUNG SKRIPSI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan kerja praktek di R.S.U.D. Cibabat Jalan Jendral Haji

BAB I PENDAHULUAN. dokter gigi, apotek, laboratorium, dan layanan beauty care. Berdiri sejak tahun

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi informasi telah merambah dengan cepat ke berbagai

Pelayanan Rawat Jalan dengan Modul Dokter. RS Awal Bros Bekasi

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

MANUAL BOOK APLIKASI COMPLETE MEDICAL SOFTWARE MANAGEMENT (CMSM) MODUL RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit masih menggunakan sistem manual maka akan menyulitkan pegawai rumah

FORMULIR KLAIM RAWAT INAP

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. Rumah Sakit Budi Lestari berupa rumah bersalin. Rumah Sakit ini

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. masalah dari proses bisnisnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS

BAB II HASIL SURVEY. untuk memberikan nama Dr. R. Sososdoro Djatikoesoemo tahun 1990.

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

IDENTIFIKASI PERAN TIM AUDIT INTERNAL PUSKESMAS MANGARAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Panduan Identifikasi Pasien

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN RI

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

PERSETUJUAN UMUM PELAYANAN KESEHATAN ( GENERAL CONSENT )

BAGAN ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ZAHIRAH. Disusun oleh : IRVAN FAUZI Akuntansi

BAB 2 3. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan, Konsultasi Dokter, dan Produk Kecantikan. atau melakukan perawatan terapi(treatment) pasien diharuskan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga masyarakat guna mendapatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PELAYANAN PASIEN ASKES RAWAT JALAN PADA RSUPN. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO. Putri Ayu Ciptasari 3EB

URAIAN TUGAS DAN WEWENANG DOKTER PELAKSANA IGD 1. Nama jabatan : Dokter Pelaksana IGD 2. Pengertian : Seorang dokter umum yang diberi wewenang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

PELAYANAN DI RUANG REKAM MEDIK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi sistem informasi merupakan salah satu teknologi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dan dibutuhkan untuk suatu pekerjaan. Selain akan memberikan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Transkripsi:

LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien rawat jalan mereka harus mendaftar terlebih dahulu di loket, kemudian menuju poli klinik. Di poli klinik oleh perawat akan dilakukan anamnesis pada pasien mengenai keluhannya, dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensi, suhu, dll. Kemudian dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Proses selanjutnya dokter menentukan apakah pasien perlu atau tidak dirujuk ke penunjang medik (radiologi, laboratorium). Bila perlu rujukan, maka pasien akan dibuatkan surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang medik. Pasien akan menuju ruang penunjang medik disertai surat pengantar. Setelah pasien melakukan rujukan ke penunjang medik kemudian pasien kembali ke poli dengan hasil pemeriksaan penunjang medik tersebut. Dokter akan memeriksa hasil rujukan dan membuat diagnosis mengenai penyakit pasien seperti ICDX. Setelah melakukan diagnosis maka dokter akan menentukan apakah pasien perlu melakukan rawat inap atau tidak. Bila tidak maka pasien akan diberikan terapi dalam bentuk resep untuk mengambil obat diapotek. Bila perlu rawat inap maka perawat poli akan membawa pasien ke IGD untuk dilakukan tindakan medik seperti pemasangan infus, dll. Setelah dilakukan tindakan kemudian perawat IGD akan menghubungi ruang L1

L2 2. Apa saja yang dicatat petugas waktu pendaftaran? 3. Bagaimana prosedur penanganan di IGD? 4. Bagaimana cara dokter mengangani banyak pasien di IGD? perawatan untuk menanyakan ketersedian dan persiapan kamar, lalu pasien akan diantar ke kamarnya. Ketika melakukan pendaftaran loket akan meminta kartu berobat pasien, jika tidak ada maka akan dibuatkan kartu berobatnya. Pasien akan ditanya nama dan alamat kemudian petugas akan mencatatnya pada kartu berobat pasien dan status pasien. Pasien yang datang dalam keadaan gawat darurat akan langsung ditangani oleh tim IGD yang terdiri dari dokter jaga dan beberapa petugas (dalam hal ini perawat piket) untuk dilakukan pertolongan pertama pada pasien. Masing masing petugas melakukan bagiannya, ada yang bertugas melakukan anamnesis, melakukan tindakan seperti pemasangan infus, memberikan obat, memeriksa tanda tanda vital pasien seperti tendi, nadi, dll. Kemudian dokter jaga akan melakukan pemeriksaan fisik kondisi pasien. Dokter akan membuat diagnosis dan memutuskan apakah pasien perlu perawatan lebih lanjut (rawat inap) atau tidak. Apabila perlu, proses selanjutnya perawat akan menghubungi ruang rawat untuk menyediakan kamar bagi pasien tersebut sesuai dengan permintaan pasien. Kemudian mengantarkannya ke kamar perawatan yang telah dipesan tersebut, dan mendaftarkannya esok hari pada jam kerja. Pasien yang datang dalam keadaan gawat atau diluar jam operasional akan dilarikan ke IGD. Di IGD apabila ada lebih dari 1 pasien yang datang bersamaan atau berselang tidak lama maka pasien tersebut akan diberikan prioritas mana yang akan di tangani terlebih dahulu sesuai dengan keadaan pasien saat itu.

L3 5. Bagaimana cara pasien mendapat kamar inap? 6. Apa saja yang dilakukan dokter di poli klinik? Perawat pada IGD akan menghubungi ruang keperawatan untuk menyediakan kamar untuk pasien. Jika pasien berasal dari poli klinik, maka pasien akan dibawa keigd untuk mendapatkan tindakan seperti pemasangan infus, kemudian pasien akan diantar ke kamarnya. Proses pertama oleh perawat akan dilakukan anamnesis pada pasien mengenai keluhannya, dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tensi, suhu dll. Kemudian dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Proses selanjutnya dokter menentukan apakah pasien perlu atau tidak dirujuk ke penunjang medik (radiologi, laboratorium). Bila perlu rujukan, maka pasien akan dibuatkan surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang medik dan pasien akan menuju ruang penunjang medik disertai surat pengantar. Surat pengantar berisikan identitas pasien dan nama dokter yang meminta dan tindakan apa yang akan dilakukan. Pasien kemudian menyerahkan surat pengantar tersebut ke petugas instalasi penunjang medik dan menunggu antrian hingga dipanggil. Setelah dipanggil pasien akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan dokter dari pasien. Setelah pemeriksaan pasien akan diberikan kwitansi untuk melakukan pembayaran di kasir. Setelah melakukan pembayaran pasien akan mendapat kwitansi bukti pembayaran. Pada kwitansi terdapat 3 rangkap yaitu 1 untuk instalasi, 1 untuk pasien, dan 1 untuk kasir. Pada kwitansi sudah terdapat poin poin biaya yang harus dibayar pasien untuk suatu tindakan misalnya jasa konsul, obat, dll. Untuk semua instalasi menggunakan kwitansi yang sama. Setelah pasien melakukan rujukan ke penunjang medik, kemudian pasien

L4 7. Bagaimana prosedur rujukan ke radiologi dan laboratorium? 8. Bagaimana pembayaran pasien rawat inap? 9. Apa beda kartu berobat pasien dan status pasien? kembali ke poli dengan hasil pemeriksaan penunjang medik. Dokter akan memeriksa hasil rujukan dan membuat diagnosis mengenai penyakit pasien seperti ICDX. Setelah melakukan diagnosis maka dokter akan menentukan apakah pasien perlu melakukan rawat inap atau tidak, bila tidak maka pasien akan diberikan terapi dalam bentuk resep untuk mengambil obat di apotek. Resep tersebut diserahkan ke apotek dan pasien akan melakukan pembayaran di kasir. Setelah membayar pasien akan kembali ke apotek dengan membawa kwitansi untuk pengambilan obat dan pulang. Bila perlu rawat inap maka perawat poli akan membawa pasien ke IGD untuk dilakukan tindakan medik seperti pemasangan infus, dll. Setelah dilakukan tindakan kemudian perawat IGD akan menghubungi ruang perawatan untuk menanyakan ketersedian dan persiapan kamar lalu pasien akan diantar kekamarnya. Dokter akan membuat surat pengantar yang akan dibawa pasien untuk diserahkan ke instalasi penunjang medik. Kemudian pasien melakukan pemeriksaan. Setelah pemeriksaan, pasien akan melakukan pembayaran di kasir baru dapat mengambil hasil pemeriksaannya. Pasien kembali ke poli dengan membawa hasil pemeriksaan dan diperiksa kembali oleh dokter. Pembayaran akan dilakukan diakhir ketika pasien sudah diperbolehkan pulang, selama dirawat inap perawat pada ruang keperawatan akan mencatat semua transaksi berobat pasien seperti riwayat penyakit. Kartu pasien adalah kartu yang didapat pasien yang sudah terdaftar pada rumah sakit. Ketika berobat ke rumah sakit,

L5 pasien hanya perlu menunjukan kartu berobatnya dan petugas akan mencarikan status pasiennya. Jika pasien baru akan didaftarkan dan mendapat kartu berobat pasien dan status pasien. Status pasien berisikan riwayat dari penyakit pasien. 10. Bagaimana pasien rawat inap mendapat rujukan ke penunjang medik? Dokter akan membuat surat pengantar yang akan diserahkan kepada perawat, kemudian perawat akan mengantarkan surat tersebut kepada instalasi penunjang medik yang dimaksud. Untuk instalasi laboratorium, petugas penunjang medik akan datang ke kamar pasien dalam melakukan pemeriksaan seperti mengambil darah untuk dites di lab. Sedangkan instalasi radiologi, pasien akan diantarkan oleh perawat ke ruang instalasi tersebut untuk dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter. Dan hasilnya akan diserahkan oleh petugas instalasi ke perawat untuk diperiksa oleh dokter. Narasumber Jabatan : Henry Alpius, S. Kep : Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik 1. Dari sistem yang berjalan selama ini, apa saja kendala dan permasalahan yang ada? Kendala yang ada selama ini adalah pencatatan data yang tidak akurat. Setiap minggu dilakukan pengecekan terhadap stock obat dan data yang ada di kami tidak sesuai dengan obat yang ada, misalnya obat minum ada 1000 unit namun kenyataanya hanya ada 100 unit. Data obat yang ada tidak sesuai dengan obat yang tersedia karena pegawai cenderung malas / lupa untuk melakukan pengecekan stock yang ada dan ada petugas yang mengambil obat. Apabila stock obat di apotek sudah habis maka

akan sulit untuk mengetahuinya dan melakukan tindakan segera / pengadaan obat. Setiap obat memiliki batas stock minimum, dan apabila sudah mencapai maka harus ditambah. 2. Selain data obat yang tidak akurat, apakah masih ada permasalahan yang ada? 3. Data pembayaran pasien disimpan dimana, dan bagaimana cara menyimpannya? Belum ada penomoran pada bukti pembayaran / kwitansi. Dan setiap ada sidak dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), masalah yang ditemukan selalu pada bagian keuangan dan stock obat. Masalah yang ditimbulkan dari belum adanya penomoran pada kwitansi adalah dalam melakukan pembukuan menjadi sulit, dan apabila ingin melakukan pengecekan riwayat pembayaran sebelumnya sulit. Selama ini pasien yang berobat pada instalasi tertentu akan diberikan kwitansi rangkap 3, satu untuk instalasi, satu untuk pasien dan satu untuk kasir. Dan pembayaran dilakukan di kasir. Dalam melakukan pembayaran terkadang terjadi kesalahan dalam perhitungan karena masih menggunakan manual kesalahan tersebut bisa dari kasir dan instalasi. Kesalahan pada kasir adalah kesalahan pada perhitungan total biaya dan kembalian pembayaran, sedangkan kesalahan yang terjadi pada instalasi adalah kesalahan dalam pencantuman harga tindakan misalnya harga tindakan medik jahitan. Sehingga petugas yang terkait harus menanggung kerugiannya akibat kesalahan perhitungan. Pasien akan diberikan 3 rangkap kwitansi, salah satunya untuk kasir, dan bukti pembayaran tersebut akan disetor oleh petugas piket kepada kepala kasir yang akan melakukan pembukuan dan kemudian diteruskan kepada bendahara rumah sakit. L6

L7 2. Hasil wawancara dengan Pihak RSUD untuk evaluasi Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum Tanggal dan Waktu Wawancara : Minggu, 27 Januari 2013, Jam 19.25 WIB 1. Apakah sistem yang telah kami buat akan / dapat dipakai? Bisa diterapkan, jika dikemudian hari ada pelayanan tambahan maka sistem tersebut diharapkan ada pengembangan lebih lanjut misalnya penambahan fitur dan display. 2. Bagaimana komentarnya mengenai sistem yang telah kami buat? 3. Apakah menu yang disajikan dalam sistem tersebut mudah untuk digunakan? 4. Seberapa besar sistem dapat membantu pekerjaan para karyawan? Perlu adanya pemisahan antara aplikasi untuk kasir dan pendaftaran pasien. Ya, mudah dan cepat untuk dipelajari dan beradaptasi. Dengan beralih dari sistem yang sekarang yang masih manual secara otomatis pekerjaan karyawan dari satu bagian ke bagian yang lain menjadi lebih cepat. Narasumber : Henry Alpius, S.Kep Jabatan : Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik Tanggal dan Waktu Wawancara : Minggu, 27 Januari 2013, Jam 20.00 WIB 1. Apakah sistem yang telah kami buat akan / dapat dipakai? Dapat, karena selama ini rumah sakit masih menggunakan sistem yang manual. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan bisa membantu dalam proses transaksi dan pelayanan dirumah sakit. 2. Bagaimana komentarnya mengenai sistem yang telah kami buat? 3. Apakah menu yang disajikan dalam sistem tersebut mudah untuk digunakan? Perlu penambahan fitur berupa jadwal praktek dokter untuk menggantikan sistem penjadwalan yang sekarang. Sangat mudah, karena tampilan tampilannya jelas, simple dan mudah dipahami.

L8 4. Seberapa besar sistem dapat membantu pekerjaan para karyawan? Sangat membantu karena sebelumnya masih manual, dengan adanya program ini sangat membantu dalam menghemat waktu dan lebih termonitor sehingga dapat meminimalisir kecurangan yang ada maupun human error. Kesimpulan : Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan melalui telepon, dapat kami simpulkan bahwa sistem yang telah kami buat dapat diterapkan dalam kegiatan operasional rumah sakit. Selain dapat menghemat waktu dan memonitor serta meminimalisir kecurangan, sistem tersebut juga diharapkan dapat membantu proses pelayanan yang selama ini dijalankan secara manual. Dengan catatan bahwa dikemudian hari apabila ada penambahan jasa pelayanan maka diharapkan sistem tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut.

L9

L10

L11

L12

L13

L14