BAB II LANDASAN TEORI. Nurlela dan Islahudin (2006) menjelaskan bahwa enterprise value atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang jelas. Hal ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan. 2008). Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan keberadaan setiap perusahaan adalah memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh calon investor sebelum melakukan investasi adalah memastikan

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik perusahaan. Disamping itu, terdapat stakeholder yang dapat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diambil dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Andri dan Hanung (2007) nilai perusahaan adalah nilai jual

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik good corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indikator penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu negara adalah

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan nasional dan internasional. Untuk mewujudkan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nurlela dan Islahudin (2006) menjelaskan bahwa enterprise value atau dikenal dengan firm value merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar untuk menilai secara keseluruhan. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Menurut Mahendra (2012) nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Sama halnya dengan Bringham dan Houston (2006) menejelaskan nilai perusahaan sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. 8

Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya (Bearly et al, 2007). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Memasukkan perusahaan kepasar modal merupakan pilihan yang cukup efisien untuk menarik para investor agar dapat berinvestasi diperusahaan, dengan menunjukkan perusahaan memiliki nilai yang tinggi dimata investor maka dapat membuat investor percaya untuk menanamkan dananya diperusahaan. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam memperoleh sumber dana untuk modal dalam membiayai investasi. Stuktur modal merupakan kombinasihutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakantobin s Q. Perusahaan yang memiliki Tobin s Q dengan nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan semakin baik, karena investor akan mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk perusahaan yang memiliki nilai pasar aset yang lebih besar daripada nilai bukunya. Apabila nilai Q lebih kecil dari 1, berarti investasi dalam aktiva tidak menarik (Herawaty, 2008).Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilaiperusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerjaperusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

2.1.2 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakansalah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektivitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal (Pertiwi, 2012). Menurut Christiani (2010) masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai dasar keputusan investasi, diantaranya adalah mengenai kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspretasi adalah harga saham di bursa efeknya. Semakin baik kinerja keuangan maka akan semakin tinggi return yang didapat oleh investor. Jadi, dapat dikatakan bahwa perolehan modal perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin di dalam laporan keuangan. Mahendra et al (2011) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal, yang terdiri dari : a. Manajemen personalia, berkaitan dengan sumber daya yang digunakan seoptimal mungkin. b. Manajemen pemasaran, berkaitan dengan program-program yang ditujukan.

c. Manajemen produksi, berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang jasa sesuai dengan yang diharapkan. d. Manajemen keuangan, berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan 2. Faktor eksternal, yang terdiri dari : a. Kondisi perekonomian, yaitu kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan lainnya. b. Kondisi industri, meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain. Kinerja keuangan pada umumny dapat diukur melalui rasio keuangan yang sudah menjadi parameter. Rasio keuangan diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan. Rasio yang dipakai dalam penelitin ini untuk mengukur kirnerja perusahaan adalah leverage dan profitabilitas. 1. Leverage Rasio ini menggambarkan sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam. Rasio leverage ini diukur dengan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) dihitung hanya membagi total utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham (Horne dan Wachowich, 2012). DER = Total Hutang Total Ekuitas 2. Rasio Return On Asset

Rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return On Asset adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan di tingkat penjualan, aset, modal saham tertentu. Return On Asset dapat merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset yang ada dalam perusahaan. Semakin tinggi nilai Return On Asset, semakin efisien perusahaan dalam penggunaan assetnya, akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Horne dan Wachowich, 2012). Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mengelola kekayaan perusahaan secara efisien dan efektif dalam memperoleh laba setiap periode (Horne dan Wachowicz, 2005). ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset 3. Rasio Return On Equity Rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROE adalah mengukur kemampuan perusahaan laba bagi pemegang saham. Rasio ini juga yang menjadi ukuran keuntungan dan investasi yang akan diperoleh oleh pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, maka dapat dikatakan baik, karena posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Horne dan Wachowich, 2012). ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Total Equity 2.1.3 Good Coorporate Governance Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI) 2001 pengertian good corporate governance dalah sebagai berikut: Seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur mengendalikan perusahaan.menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG):Good corporate governancedalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham dengan tetap memperlihatkan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2006). Tumirin (2007) menyatakan adanya penerapan corporate governance akan mempengaruhi tercapainya nilai perusahaan. Perusahaan tentunya harus memastikan kepada para penanam modal bahwa dana yang mereka tanamkan untuk kegiatan pembiayaan, investasi, dan pertumbuhan perusahaan digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak terbaik untuk kepentingan perusahaan. Penerapan corporate governance dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan. Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu pelaku bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan stakeholder dan menghindari cara-cara menciptakan keuntu-ngan sesaat. Sedangkan dorongan dari peraturan (regulatory driven) memaksa perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, 2006).

Good corporate governance memacu terbentuknya pola manajemen yang professional, transparan, bersih dan berkelanjutan. Pedoman Umum good corporate governancedi Indonesia tahun 2006 yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyebut lima asas good corporate governance yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran.penerapan corporate governance memberikan empat manfaat (FCGI, 2001), yaitu: meningkatkan kinerja perusahaan, mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih mudah, mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, danmeningkatkan shareholders s value. Keputusan Menteri BUMN Tahun 2002 No. KEP-117M-MBU/2002 tentang penerapangood corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut: 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melak-sanakan proses pengambilan keputusan dan keter-bukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenahi perusahaan. 2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peratur-an perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga penge-lolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 4. Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan per-undang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetara-an di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham pada perusahaan oleh pihak manajerial. Manajemen selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan maka kekayaannya yang dimiliki sebagai pemegang saham akan meningkat, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat pula (Putra dan Wirawati, 2013). 2. Kepemilikan Institusional Tingkat kepemilikan institusional dalam proporsi yang cukup besar akan mempengaruhi nilai perusahaan (Shleifer dan Vishny, 1986). Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku oportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan saham oleh institusi merupakan salah satu monitoring agents yang penting dalam melindungi investasi saham yang mereka pertaruhkan dalam perusahaan, semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan (Bathala et al, 1994). Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin tinggi pula pengawasan terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat

penyelewengan yang bisa dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dan dapat menurunkan nilai perusahaan. 2.2. Review Peneliti Terdahulu Terdapat beberapa peneliti terdahulu yang berkaitan Kinerja keuangan, good corporate governance dan Nilai perusahaan.penelitihannya antara lain: Mahendraet al (2011), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2006-2009. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin s Q. Variabel independen yang digunakan likuiditas, leverage, kebijakan deviden, dan profitabilitas. Variabel moderating yang digunakan kebijakan deviden. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas yang diukur dengan ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan kebijakan deviden tidak mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Dewi dan Tarnia (2011), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel moderating. Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Nilai perusahaan diukur dengan Tobins'Q. Variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset, Return On Equity, dan leverage. Variabel moderating yang digunakan good corporate governance yang di diukur dengan kepemilikan institusional. Hasil penelitian ini Return On Asset dan leverage berpengaruh positif da signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangka

ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel moderating good corporate governance mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Muliani et al (2014), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate govrnance sebagai variabel pemoderasi. Populasi penelitian laporan keuangan tahunan perusahaan BUMN non keuangan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin s Q. Variabel Independen yang digunakan kenerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset. Variabel moderating corporate social responsibility dan good corporate governance (diukur dengan kepemilikan manajerial). Hasil penelitian menunjukkan Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Corporate social responsibility tidak sepenuhnya mampu memoderasi hubungan kinerja perusahaaan dengan nilai perusahaan. dan Good corporate governance sepenuhnya mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Pertiwi dan Pratama (2012), meneliti pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance terhadap nilai perusahaan food and beverage. Populasi penelitian laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman periode 2008-2010. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin s Q. Variabel independen yang digunakan kenerja keuangan (diukur dengan Return On Asset). Variabel moderating menggunakan good corporate governance (diukur dengan kepemilikan manajerial). hasil penelitian kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan. Good corporate governance tidak mampu meoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Tjandrakirana dan Monika (2014), meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian laporan keuangan tahunan perushaaan manufaktur yang terdar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin s Q. Variabel independen menggunakan profitabilitas (diukur dengan Return On Asset dan ROE). Hasil penelitian ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Wardoyo dan Veronica (2013), meneliti pengaruh good corporate governance, corporate social responsibility dan kinerja keuangan terhadap nilai perushaaan. Populasi penelitian laporan keuangan perushaaan perbankan yang go public periode 2008-2010. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin s Q. Variabel independen yang digunakan ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, jumlah komite audit, CSR, Return On Asset, dan ROE. Hasil penelitian komisaris dewan direksi, Return On Asset, ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaaan, sedangkan ukuran dewan komisaris, indepedensi dewan komisaris, dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaaan.

Judul Penelitian dan No. Nama Peneliti 1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Alfredo Mahendra DJ Luh Gede Sri Artini A.A. Gede Suarjaya (2012) 2 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi R. Rosiana Dewi Tia Tarnia (2011) 3 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi Luh Eni Muliani Gede Ani Yuniarta Kadek Sinarwati (2014) Table 2.1 Review Penelitian Terdahulu Variabel Dependen : Independen : Likuiditas Profitabilitas Leverage Moderating : Kebijakan Deviden Dependen : Independen : ROA ROE Leverage Moderating : Kepemilikan Institusional Dependen : Independen : ROA Moderating : CSR Kepemilikan Manajerial Hasil Penelitian ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. dan kebijakan deviden tidak mampu memoderasi likuiditas, profitabilitas, dan leverage dengan nilai perusahaan. ROA dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan ROA, ROE, dan Leverage dengan nilai perusahaan. ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. CSR tidak mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan, dan kepemilikan manajerial sepenuhnya mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan. 4 Pengaruh Kinerja Keuangan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverage Tri Kartika Pertiwi Ferry Madi Ika Pratama (2012) Dependen : Independen : ROA Moderating : Kepemilikan Manajerial ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan

5 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. RinaTjandrakirana DP Meva Monika (2014) 6 Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Wardoyo Theodora Martina (2013 Dependen : Independen : ROA ROE Dependen : Independen : Ukuran Dewan Komisaris Independensi Dewan Komisaris Ukuran Dewan Direksi Jumlah Komite Audit CSR ROA ROE ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Komisaris dewan direksi, ROA, dan ROE berpengaruh signifikan, sedangkan ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, jumah komite audit, SCR tidak berpengaruh signifikan