PERANCANGAN PERANGKAT AUDIOMETER PENGUKURAN TINGKAT DERAJAT KETULIAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PERANGKAT AUDIOMETER PENGUKURAN TINGKAT DERAJAT KETULIAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Rancang Bangun Audiometer Berbasis Mikrokontroler dengan Antarmuka Komputer

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Elekto Medis, Politeknik Kesehatan Surabaya, dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Rungu mulai bulan Januari 2012-Juli 2012.

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

DAFTAR PUSTAKA. 1. Coughlin, R. F., Frederick F Driscoll, 1994, Penguat Operasional dan. 2. Usman, 2008, Teknik Antarmuka + Pemrograman Mikrokontroler

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan (perinatal) dan sesudah lahir (postnatal) (Suhardiyana, 2010).

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KONTROL ARAH DAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN ANDROID. Dyah Lestari, Andrik Rizki Ari Wijaya

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. menggunakan sensor gas MQ-2 yang ditampilkan pada LCD 16x2 diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. komponen-komponen sistem yang telah dirancang baik pada sistem (input)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

PENGEMBANGAN ALAT UKUR KADAR AIR TANAH BERBASIS MIKROKONTROLER AVR

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. mengerjakan tugas akhir ini. Tahap pertama adalah pengembangan konsep

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3. Perancangan Sistem Blind Spot Detection System. Berbasiskan ATMEGA 168

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

PEMBUATAN LABORATORIUM BAHASA 8 CHANNEL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 ABSTRAKSI

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGENDALI LAMPU JARAK JAUH TANPA KABEL BERBASIS PC

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

Transkripsi:

PERANCANGAN PERANGKAT AUDIOMETER PENGUKURAN TINGKAT DERAJAT KETULIAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Anton Ratrianto *), Ajub Ajulian Zahra, and Darjat Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) E-mail : anton.playstringz@yahoo.com Abstrak Audiometer termasuk kategori alat kesehatan (elektromedik) merupakan instrumen yang digunakan untuk diagnosa ambang pendengaran manusia dengan memberikan beberapa frekuensi audio dan tingkat intensitas suara. Rangkaian penampil frekuensi berfungsi sebagai display untuk mengetahui pada frekuensi berapa pasien dapat mendengar dan memberikan respon. Susunan makalah penelitian ini berupa perancangan alat, pembuatan alat dan pengujian fungsi alat. Pada tahap perancangan dimulai dengan merencanakan sketsa dari modul alat audimeter yang akan dibuat, seperti rangkaian pembangkit frekuensi dengan menggunakan mikrokontroler ATmega 8535, display, analog to digital converter (ADC), rangkaian switch electronic, dan rangkaian penguat audio. Selanjutnya dari uji kepekaan pendengaran pasien dapat mendengar dan memberi respon terhadap frekuensi dan intensitas bunyi tertentu yang diterimanya, dan dapat diketahui berapa frekuensi dan intensitas bunyi yang dapat didengar dengan baik oleh pasien yang ditampilkan di LCD. Hasil yang diharapkan dari pendataan atau pengujian alat ini adalah alat dapat menghasilkan dan mengeluarkan frekuensi sesuai yang dirancang yaitu dengan jangkauan 250 Hz sampai dengan 8 Hz dan intensitas bunyi sebesar 10 db sampai dengan 80 db. Kata kunci : Audiometer, Frekuensi Audio, Intensitas Suara, Respon Abstract Audiometer including categories of medical devices (electromedic) is an instrument which is used for the diagnosis threshold of human hearing to give some audio frequency and sound intensity level. frequency circuits functioning as a viewer display to determine the frequency of how many patients can hear and respond. The composition of this research in the form of design tools, manufacturing equipment and testing equipment functions. At the design stage begins with a sketch plan of the module audimeter tool to be made, such as frequency generator circuit using microcontroller ATmega 8535, display, analog to digital converter (ADC), a series of electronic switches, and audio amplifier circuits. The next hearing sensitivity of the test the patient can hear and respond to the specific frequency and intensity of sound it receives, and it can be seen how the frequency and intensity of sound that can be heard well by the patient displayed on the LCD. The expected results of the data collection or testing of this tool is a tool can generate and produce a corresponding frequency is designed with a range of 250 Hz to 8 Hz and a sound intensity of 10 db to 80 db. Keywords : Audiometer, Frequency Audio, Sound Intensity, Response 1. Pendahuluan Telinga melalui suatu proses pendengaran yang kompleks merupakan pintu masuk komunikasi dan informasi. Lingkungan kerja yang bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang permanen. Kemajuan teknologi dibidang industri, telah berhasil menciptakan berbagai macam produk mesin yang dalam pengoperasiannya sering menghasilkan polusi suara atau timbulnya bising ditempat kerja. Gangguan pendengaran akibat bising dapat terjadi secara mendadak atau perlahan, dalam waktu hitungan bulan sampai tahunan. Hal ini sering tidak disadari oleh penderitanya. Program program pencegahan harus dilakukan untuk menghindari gangguan pendengaran akibat bising. Deteksi dini berupa pemeriksaan audiometri nada murni dilakukan secara berkala minimal sekali dalam setahun pada lingkungan kerja yang bising. Audiometer adalah alat untuk mengukur tingkat pendengaran seseorang

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 835 secara umum. Umumnya frekuensi yang diukur terbatas hanya frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1 Hz, 2 Hz, 3 Hz, 4 Hz, 6 Hz, dan 8 Hz. Pemeriksaan tingkat ketulian telinga manusia menggunakan alat audiometer dilakukan oleh seorang operator dengan cara mengatur beberapa kombinasi nilai intensitas dan frekuensi kemudian kombinasi tersebut dikirim satu persatu dalam bentuk sinyal listrik ke headphone agar bisa diubah menjadi bentuk bunyi. Head phone dipasang dikedua telinga pasien, apabila mendengar bunyi dari tiap tiap bunyi yang diperdengarkan maka pasien tersebut diharuskan mengangkat tangannya atau menekan tombol sebagai pertanda mendengar atau respon, pada saat itu pula operator memberi tanda pada sebuah kartu hasil pemeriksaan yang disebut audiogram. Penulisan pada audiogram pada pemeriksaan tersebut lebih dikenal dengan audiometer konvensional. Dengan perkembangan dunia elektronika yang sangat pesat maka penulis akan membuat penelitian tentang rancang bangun rangkaian audiometer digital berbasis mikrokontroller dengan menggunakan antar muka Personal Computer (PC). 2. Metode Penelitian rancang bangun audiometer dengan menggunakan komputer ini dimulai dengan perancangan alat. Perancangan alat dilakukan dengan membuat jalur pada rangkaian dengan menggunakan perangkat lunak Eagle CAD. Setelah semua jalur pada rangkaian yang dimaksud telah selesai kemudian dilanjutkan pembuatan perangkat keras rangkaian tersebut pada papan PCB. Langkah selanjutnya adalah pembuatan program dengan menggunakan bahasa C. Software yang digunakan pada pembuatan program ini adalah software CodeVisionAVR yang juga akan menghasilkan file hex, selanjutnya ditanamkan pada mikrokontroler secara serial menggunakan software extreme Burner. Pembuatan sistem antar muka merupakan langkah berikutnya, sistem antar muka merupakan langkah berikutnya, sistem antar muka ini dibuat dengan menggunakan software Borland Delphi 7.0. Setelah semua sistem sudah dibuat, selanjutnya pengujian untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Langkah terakhir adalah pengkalibrasian saklar penguatan dengan menggunakan alat standar yaitu Sound Level Meter setelah selesai pengkalibrasian maka di uji kembali dengan pengujian sistem. Jika hasil pengujian tidak seperti yang diharapkan maka kembali lagi ke perancangan dengan mengecek per bagian dari rangkaian. Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Mulai Perumusan masalah Studi pustaka Perancangan alat Perancangan Hardware dan software Implementasi Hardware dan software Pengujian Hardware dan software Pengujian alat Proses pengujian selesai Selesai Gambar 1. Diagram alir prosedur penelitian dan perancangan S1 S2 S3 Potensio Penguatan db PINA.0 Potensio Frequensi PINA.1 Tombol RUN PINA.2 Tombol L / R PINA.3 Respon Pasien PINA.4 Mikrokontroller AVR 8 bit ATmega8535 Tx dan Rx FT232RL TTL to USB Converter Gambar 2. Blok diagram perancangan 2.1. Pembangkit frekuensi manual PORTC PWM Software Komputer LCD Karakter 16x2 Saklar penguatan IC Analog Switch CD4066 Amplifier sinyal PWM IC TDA2003 Headphone L dan R Pada mode pengaturan frekuensi ditentukan dengan cara memutar potensio frekuensi dan mengeluarkan bunyi frekuensi tersebut melalui penekanan tombol RUN. Potensio digunakan untuk pengaturan frekuensi, potensio frekuensi dihubungkan pada PINA.0. Prinsip kerja potensio ini yaitu memberikan tegangan dengan rentang 0 Volt sampai dengan 5 Volt kepada input ADC mikrokontroler ATmega8535 yang selanjutnya diubah menjadi nilai 0 sampai 1023 karena ADC yang digunakan 10 bit. Ketika potensio diputar nilai tegangan akan berubah sehingga nilai ADC pada mikrokontroler ikut

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 836 berubah. Tabel 1 menjelaskan tentang penggunaan nilai ADC terhadap keluaran frekuensi audio generator. Tabel 1. Nilai ADC terhadap keluaran frekuensi Nilai ADC Frekuensi (Hz) 0-170 250 171-341 500 342-512 1 513-683 2 684-854 4 855-1023 8 merespon dengan penekanan tombol maka pada diagram Audiometri akan muncul titik pengujian pada nilai Frekuensi (Hz) dan Sound Level (db) sesuai pengaturan yang ditentukan. Gambar 4 adalah gambar aplikasi software Audiometri.exe. Dari Tabel 1 dapat dilihat hasil pembacaan ADC dibagi menjadi range range tertentu secara linier yang selanjutnya didefinisikan sebagai pengaturan frekuensi. 2.2. Pembangkit frekuensi menggunakan komputer Pada mode KOMPUTER pengaturan frekuensi ditentukan melalui perangkat lunak yang dibuat khusus yaitu Audiometri.exe dimana perangkat keras dan perangkat lunak terhubung menggunakan interface USB pada laptop atau komputer. Rangkaian skematik pada interface USB ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 4. Aplikasi audiometer berbasis mikrokontroler menggunakan antar muka komputer pada pengaturan frekuensi Hubungan antara data yang dikirim oleh perangkat lunak komputer diterima oleh mikrokontroler ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Data komputer terhadap keluaran frekuensi Huruf Frekuensi (Hz) A 250 B 500 C 1 D 2 E 4 F 8 Gambar 3. Skematik USB interface IC yang digunakan pada Gambar 3 untuk interface USB adalah IC type FT232RL yaitu IC yang dirancang khusus untuk protokol USB menjadi PORT serial COM pada komputer sehingga proses komunikasi pada mikrokontroler hanya menggunakan fitur UART. Perangkat lunak Audiometri.exe dirancang menggunakan software Borland Delphi 7.0 dan komponen tambahan seperti CPORT, grafik Chart, dan komponen lainnya. Jika perangkat keras audiometri dihubungkan dengan software komputer maka semua aktifitas pada hardware ditentukan oleh pengaturan pada aplikasi Audiometri.exe. Aplikasi audiometri bertindak sebagai master dan perangkat keras sebagai slave sehingga semua aktifitas slave ditentukan oleh perintah yang diberikan oleh master. Aplikasi audiometri mengirim karakter atau data data tertentu untuk mengatur nilai frekuensi dan intensitas suara pada perangkat keras dan penekanan tombol Sound OFF/ON pada software akan meng-on/off-kan suara pada headphone. Apabila pasien mendengar dan Jika pada komputer dipilih frekuensi 250 Hz maka oleh perangkat lunak Audiometri.exe nilai tersebut dikodekan menjadi A dikirim ke mikrokontroler yang selanjutnya di-aktif-kan sebagai pembangkit frekuensi 250 Hz. 2.3. Penguat audio dan saklar penguatan manual Penguatan audio menggunakan IC 2003 dimana karakteristiknya mengeluarkan suara dengan daya maksimum mencapai 10 watt. Rangkaian skematik penguat audio dan saklar penguatan dapat ditunjukkan pada Gambar 5. Penguat audio yang digunakan adalah jenis non inverting atau tidak membalikkan polaritas yaitu tegangan output memiliki polaritas yang sama dengan tegangan input tetapi memiliki penguatan atau amplitudo yang berbeda. Hal ini disebabkan karena sumber tegangan yang digunakan pada rangkaian ini minimal adalah 0 volt sedangkan maksimalnya adalah 12 volt. Potensio digunakan untuk pengaturan intensitas suara, potensio intensitas suara dihubungkan pada PINA.1. Potensio intensitas suara prinsip kerjanya sama pada potensio frekuensi manual yaitu memberikan tegangan

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 837 dengan rentang 0 Volt sampai dengan 5 Volt kepada input ADC mikrokontroler ATmega8535 yang selanjutnya diubah menjadi nilai 0 sampai 1023 karena ADC yang digunakan 10 bit. Ketika potensio diputar nilai tegangan akan berubah sehingga nilai ADC pada mikrokontroler ikut berubah berikut adalah Tabel 3 menjelaskan tentang penggunaan nilai ADC terhadap keluaran intensitas suara. interface USB ditunjukkan pada Gambar 3.4. IC yang digunakan pada Gambar 3.4 untuk interface USB adalah IC type FT232RL yaitu IC yang dirancang khusus untuk protokol USB menjadi PORT serial COM pada komputer sehingga proses komunikasi pada mikrokontroler hanya menggunakan fitur UART. Perangkat lunak Audiometri.exe dirancang menggunakan program Borland Delphi 7.0 dan komponen tambahan seperti CPORT, grafik Chart, dan komponen lainnya. Prinsip kerjanya sama dengan pembangkit frekuensi menggunakan komputer, pengaturan intensitas suara terdapat pada panel aplikasi audiometri yang ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 5. Skematik penguat audio Tabel 3. Nilai ADC dan logic terhadap keluaran intensitas suara Nilai ADC Nilai Logic pada IC 4066 Intensitas suara (db) 0 113 0 0 0 114 227 0 1 10 228 341 0 0010 20 342 455 0 0100 30 456 569 0 1 40 570 683 1 0 50 684 797 0010 0 60 798 911 0100 0 60 912-1024 1 0 60 Dari Tabel 3 terlihat bahwa hasil pembacaan ADC dibagi menjadi range range tertentu secara linier yang selanjutnya didefinisikan sebagai pengaturan intensitas suara. Nilai logic yang ditunjukkan pada Tabel 3.2 untuk mengaktifkan saklar pada IC 4066. Jika kita menginginkan 10 db maka logic 1 yang akan meng-aktifkan saklar V ¼ sedangkan saklar yang lain tidak aktif karena logicnya 0. 2.4. Penguat audio dan saklar penguatan menggunakan komputer Pada mode SOFTWARE komputer pengaturan frekuensi ditentukan melalui perangkat lunak yang dibuat khusus yaitu Audiometri.exe dimana perangkat keras dan perangkat lunak terhubung menggunakan interface USB pada laptop atau komputer. Rangkaian skematik pada Gambar 6. Aplikasi audiometer berbasis mikrokontroler menggunakan antar muka komputer pada pengaturan intensitas suara Hubungan antara data yang dikirim oleh perangkat lunak komputer diterima oleh mikrokontroler ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Huruf dan logic terhadap keluaran intensitas suara Huruf Nilai logic pada IC 4066 Intensitas suara (db) a 0 0 0 b 0 1 10 c 0 0010 20 d 0 0100 30 e 0 1 40 f 1 0 50 g 0010 0 60 h 0100 0 70 i 1 0 80 Jika pada komputer dipilih intensitas suara 10 db maka oleh perangkat lunak Audiometri.exe nilai tersebut dikodekan menjadi a dikirim ke mikrokontroler yang selanjutnya akan mengaktifkan saklar V ¼ karena logic yang keluar adalah 0 1 dapat dilihat pada Tabel 4. 3. Hasil dan Analisis Implementasi dilakukan dengan membuat layananlayanan seperti pada perancangan. Dimulai dengan

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 838 penanaman sistem operasi pada server sampai dengan instalasi aplikasi-aplikasi yang diperlukan oleh server. Setelah semua paket telah terpasang, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan konfigurasi agar semua proses pemantauan jaringan bisa berjalan seperti yang diharapkan. 3.1. Pengujian LCD Pengujian pada LCD dilakukan dengan menulis listing program berikut pada fungsi main(). lcd_clear(); lcd_putsf("-- Audiometri --"); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf(" Manual & Auto "); delay_ms(1500); lcd_clear(); lcd_putsf("anton Ratrianto"); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf(" NIM: L2F006010 "); delay_ms(1500); listing diatas ditulis pada program utama, sehingga muncul tulisan dalam tanda petik tersebut pada LCD. Pada baris pertama bertuliskan -- Audiometri -- sedangkan pada baris kedua bertuliskan Manual & Auto. Pada tampilan kedua bertuliskan Anton Ratrianto pada baris pertama dan L2F006010 pada baris kedua sehingga LCD dapat berfungsi dengan baik. 3.2.1. Pengujian Pertama Pengujian rangkaian mikrokontroller ATmega8535 dilakukan dengan cara memprogram mikrokontroller untuk menyalakan dan mematikan 8 buah LED setiap 1 detik dengan menggunakan fungsi delay_ms(1). Program ini diaktifkan pada semua port mikrokontroller dan indikator LED diposisikan pada setiap port tersebut. Pengujian ini bertujuan untuk mengecek rangkaian dan kondisi mikrokontroller. Berikut hasil pengujian rangkaian mikrokontroller ATmega8535. Tabel 5. Hasil pengujian rangkaian mikrokontroller Waktu Program PORTA PORTB PORTC PORTD 1 0b 00 0b00 0b00 0b00 0b00 2 0b111100 00 0b11110 0b11110 0b11110 0b11110 3 0b110011 00 0b11001 100 0b11001 100 0b11001 100 0b11001 100 4 0b101010 10 0b10101 010 0b10101 010 0b10101 010 0b10101 010 Dari tabel 5 terlihat bahwa nyala LED pada setiap port mikrokontroller telah sesuai dengan program yang dibuat pada setiap port tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa rangkaian mikrokontroller ATmega8535 telah bekerja dengan baik. 3.2.2. Pengujian Kedua Pengujian dilakukan dengan cara memprogram PINA.0 sebagai input dan PORTB.0 sebagai output, kemudian PINA.0 dihubungkan ke GND (logika 0) dan VCC (logika 1) secara bergantian. Nilai logika pada PORTB.0 akan seusai dengan nilai logika pada PINA.0 lalu diukur tegangan setiap pin input dan output tersebut. Gambar 7. Tampilan Pengujian LCD awal Tabel 6. Pengujian rangkaian mikrokontroller No Logika Input PINA.0 Teg PINA.0 Logika Output PORTB.0 Teg PORTB.0 1 Gnd / 0 0 Vdc LOW / 0 0 Vdc 2 Vcc / 1 4,8 Vdc HIGH / 1 4,8 Vdc 3.3. Pengujian Konversi ADC Gambar 8. Tampilan Pengujian LCD nama dan nim 3.2. Pengujian Mikrokontroler Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1. Memprogram mikrokontroler untuk memberikan output tertentu sesuai dengan program yang diberikan. 2. Memberikan input tertentu dan melihat hasil output pada pin lainnya. Proses pengujian hasil konversi ADC bertujuan untuk mengetahui hasil konversi yang dilakukan oleh mikrokontroller. Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan potensiometer dengan PORTA pada mikrokontroller dan PORTA difungsikan sebagai ADC 10 bit, kemudian potensio tersebut selanjutnya di putar hingga memiliki nilai tegangan tertetu dan data hasil konversi tegangan oleh ADC mikrokontroller akan ditampilkan di layar LCD.

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 839 3.4. Pengujian Output Frekuensi Pada pengujian alat ini alat standar yang digunakan adalah frekuensi counter bermerek SANWA CD772 yang satuannya ditampilkan Hz dan KHz. Pengujian ini dilakukan dengan mengukur kaki output dari perangkat pada frekuensi counter yang salah satu fungsinya dapat mengukur frekuensi (Hz). Pengukuran dimulai dengan nilai 250 Hz pada perangkat rancangan dan keluaran dari perangkat rangcangan dapat dilihat pada frekuensi counter. Adapun hasil pengujian keluaran frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengukuran frekuensi perangkat dan alat standar Frekuensi pada perangkat audiometer (Hz) Frekuensi pada alat standar (Hz) 250 247,9 500 497,9 1 991 2 1995 4 3983 8 7990 Sound Level Meter Merek Blue Gizmo BG 325. Sebelum pengujian pada intensitas suara terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan sound level meter dilakukan pada ruangan yang tertutup dengan tujuan untuk memperkecil pengaruh kebisingan yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitar, setelah dikalibrasi pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai latar belakang (nilai background) dengan mengukur intensitas suara dilingkungan sekitar kemudian dikurangi dengan nilai pengukuran pada sound level meter. Data pengujian output intensitas suara dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil pengukuran intensitas suara perangkat dan alat standar Intensitas suara pada perangkat audiometer (db) Intensitas suara alat standar (db) 0 0 10 9.1 20 19.8 30 29.6 40 39.9 50 46.2 60 57.8 70 65.4 80 75.8 Gambar 9. Grafik hubungan antara frekuensi alat standar dengan perangkat audiometer Selanjutnya grafik faktor koreksi hasil pengukuran frekuensi dapat dilihat pada Gambar 9. Penunjukkan ouput dari frekuensi perangkat yang dirancang dengan frekuensi alat standar memiliki nilai yang linier dan nilai koreksi yang baik. Hal ini berdasarkan nilai R yang diperoleh dari hasil pengukuran yaitu sebesar 1. Maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi yang dihasilkan stabil dan berfungsi dengan baik. 3.5. Pengujian Output Intensitas Suara Pengujian diukur melalui audio yang keluar dari headphone dengan menggunakan alat standar berupa Gambar 10. Grafik hubungan intensitas suara antara alat standar dengan perangkat audiometer Pada Gambar 10 dapat dilihat output dari intensitas suara dari perangkat dengan intensitas suara dari alat standar memiliki nilai yang linier. Hal ini berdasarkan nilai R yang diperoleh dari hasil pengukuran yaitu sebesar 0,998 mendekati 1. 3.6. Pengujian Audiogram Hasil pengujian sistem keseluruhan dengan menggunakan aplikasi audiometri menggunakan komputer berjalan

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 840 dengan baik, setelah pengaturan frekuensi dan intensitas suara diatur dan ada respon dari pasien maka titik akan terlihat pada grafik. Sistem yang dibuat dapat ditampilkan dalam bentuk dua grafik yaitu respon telinga kiri dan respon telinga kanan yang dapat diakses melalui program Borland Delphi 7.0 dan ditunjukkan pada Gambar. Gambar 15. Hasil pengujian audiogram respon telinga kanan (manual) Gambar 11. Tampilan untuk mengatur frekuensi dan intensitaspada audiometer untuk telingan kiri (manual) Gambar 12. Hasil pengujian audiogram respon telingan kiri (manual) Gambar 16. Hasil pengujian program audiogram respon telinga kanan 4. Kesimpulan Mikrokontroler ATmega8535 dapat menghasilkan berbagai frekuensi audiometer yang stabil dengan koefisien korelasi 100% terhadap alat standar dan dapat menghasilkan berbagai intensitas suara pada audiometer dengan koefisien korelasi 99,7% terhadap alat standar. Dari hasil pengujian dan analisis, dapat diketahui bahwa perangkat dapat berjalan dengan baik pada program yang telah dibuat. Pada pengujian audiogram telinga normal dapat mendengar bunyi dengan baik pada intensitas 0 s/d 30, hal ini sesuai dengan standar ISO. Gambar 13. Hasil pengujian program audiogram respon telingan kiri Gambar 14. Tampilan untuk mengatur frekuensi dan intensitas pada audiometer untuk telinga kanan (manual) Referensi [1]. Gabriel, J.F., Fisika Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1996. [2]. Cameron, J, et al., Fisika Tubuh Manusia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2006. [3]. M. Ary Heryanto, Wisnu Adi P., Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroler ATMEGA8535, Penerbit Andi, Jakarta, 2007. [4]. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J., Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga, Balai Penerbit FK UI., Jakarta, 2004.

TRANSIENT, VOL.2, NO. 3, SEPTEMBER 2013, ISSN: 2302-9927, 841 [5]. Feldman A.S., Grimes C.T., Audiologi Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997. [6]. Ballenger J.J., Penyakit Telinga Kronis dalam Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997. [7]. ---, mikrokontroler pengendalian pwm, http://allthewin.blogspot.com/, Mei 2013. [8]. ---, Penguat Operasional, http://id.wikipedia.org/wiki/, Mei 2013 [9]. ---, Atmega 8535, http://www.alldatasheet.com/, Mei 2013 [10]. ---, 4066, http://www.alldatasheet.com/, Mei 2013