BAB 1 PENDAHULUAN... BAB 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer (pc) sangat maju dengan pesat di era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pusat Wisata Buku Islam di Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERPUSTAKAAN MODERN DI SEMARANG

WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DAN FASILITAS KEMAHASISWAAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP DI SEMARANG DENGAN KONSEP BANGUNAN HEMAT ENERGI

BAB I PENDAHULUAN I.1

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. meliputi pengumpulan data, analisis, sintesis konsep,

APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I. Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota. Hal ini

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Statistik tahun 2012, Dari tahun 1990 sampai 2010, tercatat angka peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Jumlah penduduk yang besar merupakan

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan IPTEK tersebut dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1.3 Kenyamanan Termal Pasifsebagai faktor penentu perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Women and Child Center di Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kelayakan Banyak yang mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Hal ini memang benar, ungkapan buku adalah Jendela dunia diartikan bahwa seluruh informasi di belahan dunia ini dapat diperoleh melalui buku. Media buku merupakan media yang paling berkembang sejak zaman kuno sebelum munculnya perkembangan teknologi yang makin marak saat ini yang memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi secara cepat. Perkembangan pembukuan mengalami perubahan yang signifikan dengan diciptakannya kertas sampai sekarang digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Perkembangan ini terus berkembang dengan munculnya teknologi teknik cetak yaitu pencetakan offset pada pertengahan abad ke-20. Sejak itulah perkembangan buku terjadi diseluruh dunia. Perkembangan buku di Indonesia juga berkembang sangat pesat bahkan sampai sekarangpun sedang mengalami krisis tapi penerbit - penerbit buku malahan bermunculan bahkan adapun penerbit yang belum terdata pada IKAPI ( Ikatan Penerbit Indonesia ). Animo masyarakatpun juga mengalami peningkatan di seluruh pelosok Indonesia walaupun belum merata secara keseluruhan. Melihat perkembangan buku saat ini memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia. Tujuan dari bangsa ini tidak hanya sekedar pemberantasan buta huruf melainkan pencerdasan kehidupan masyarakat dan pemberantasan buta huruf hanyalah salah satu tahap dari upaya mencerdaskan rakyat. Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi dengan angka buta huruf pada tahun 2007 sekitar 117.663 orang 1. Angka yang cukup besar ini perlu dilakukan suatu upaya dalam pemberantasan buta huruf dalam meningkatkan pendidikan di daerah ini. Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di bagian selatan negara Indonesia ini beribukota Kota Kupang yang merupakan pusat dari kegiatan pendidikan. 1 http://www.indomedia.com/poskup/2007/09/11/edisi11/opini.htm 1

Kedudukan Kota Administratif Kupang sebagai ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan pusat pengembangan wilayah Nusa Tenggara Timur. Untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan masyarakat, maka rakyat dan pemerintah Kota Administratif Kupang mengusulkan Kota Administratif menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang, dan ternyata disetujui oleh DPR dengan disahkannya RUU Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang 2 Kotamadya Kupang merupakan salah satu daerah sasaran urbanisasi pelajar di seluruh kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Timur untuk melanjutkan pendidikan. Fasilitas penunjang yang berada di kotamadya Kupang sudah ada seperti perpustakaan dan toko buku sebagai sarana yang menyediakan buku. Namun perkembangan buku di Kotamadya Kupang belum meningkat seperti daerah lain di Indonesia. Perpustakaan dan toko buku yang ada masih terbatas jumlahnya dan belum merata diseluruh daerah Kotamadya Kupang. Masyarakat pada umumnya masih jarang memanfaatkan fasilitas ini sebagai sarana pembelajaran dan informasi. Hal ini dipengaruhi oleh minat baca yang masih rendah 3. Minat baca masyarakat yang masih rendah itu dibenarkan oleh Kepala Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur, Melkianus Lima bahwa jumlah kunjungan ke perpustakaan setiap hari sekitar 700 1200 orang, termasuk tersebar dari seluruh perpustakaan yang ada di daerah propinsi Nusa Tenggara Timur. Kunjungan itu lebih banyak didatangi oleh para pelajar, mahasiswa dan dosen 4. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat sebenarnya telah dilakukan berupa penambahan jumlah buku di Perpustakaan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Perpustakaan Kota Kupang yang terletak di Kotamadya Kupang. Adapun beberapa program yang diungkapkan oleh Kepala Arsip dan Perpustakaan Kota Kupang, Drs John Ludji Djadi,MM disebutkan bahwa dalam memudahkan masyarakat Kotamadya Kupang dalam mendapatkan buku telah diadakan perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah. Namun sampai saat ini masih di sekolah-sekolah tertentu saja. Adapun program taman bacaan di tingkat kelurahan tapi belum terealisasikan. 2 Website Pemerintah Kota Kupang 3 Spirit NTT, 16-22 juni 2008 4 Kompas.com 2

Kondisi Perpustakaan dan toko buku saat ini hanya menyediakan buku - buku yang lama dan kurangnya pembaharuan buku - buku baru dalam memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi terbaru. Jumlah perpustakaan dan toko buku masih sangat terbatas dan belum menyebar ke seluruh bagian daerah Kotamadya Kupang. Hingga kini perpustakaan daerah hanya berjumlah 2 unit dan toko buku berjumlah 6 unit dan berada di pusat kota saja sehingga masyarakat yang berada dipinggiran kota mengalami kesulitan. Masyarakat Kotamadya Kupang sebenarnya memiliki minat baca yang cukup tinggi namun karena perkembangan fasilitas penunjang yang sangat minim dan terbatas sehingga sampai saat ini belum ada kesadaran untuk berusaha meningkatkan minat baca sejak dini. Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi fisik fasilitas penunjang yang tidak memberikan kenyamanan dan kualitas ruang yang standar ( kondisi ruang yang kurang menarik ). Kenyamanan dan kualitas ruang yang menyebabkan kurangnya pengunjung yang masuk kedalam perpustakaan dan toko buku. Kenyamanan yang menjadi faktor utama seperti kondisi ruang dengan sirkulasi udara tidak lancar atau kurangnya pergantian udara didalam ruangan, pencahayaan pun masih kurang sehingga kenyamanan pengunjung saat membaca atau mencari buku terganggu, tata letak buku yang kurang tertata dan membingungkan dan yang berikut adalah ruang gerak yang sempit sehingga menyulitkan pengunjung untuk bergerak lebih leluasa 5. Memperhatikan kondisi yang ada sudah pasti akan mengganggu proses belajar bagi masyarakat dan memberikan dampak lebih besar kepada pelajar dan mahasiswa. Dunia pendidikan terus berkembang termasuk di Kotamadya Kupang. Hal ini dapat diketahui dengan jumlah sekolah dan perguruan tinggi yang berkembang dengan jumlah cukup banyak. Hingga kini tercatat bahwa jumlah sekolah dan perguruan tinggi di Kotamadya Kupang memiliki kurang lebih 223 unit 6. Mengingat perkembangan pendidikan di Kotamadya Kupang yang berkembang dari tahun ke tahun maka diperlukan suatu fasilitas yang dapat mengatasi permasalahan dan kondisi yang ada didaerah ini. 5 Kuesioner penulis tahun 2008 6 Bagian sistem informasi Biro perencanaan dan KLN DEPDIKNAS - 2007 3

Animo masyarakatpun sangat antusias apabila ada peningkatan fasilitas sebagai upaya dalam meningkatkan minat baca masyarakat sejak dini dan menjadikan minat baca sebagai kebutuhan. Masyarakat mengharapkan penambahan fasilitas ini didukung juga dengan media digital seperti komputer dan internet sebagai wujud dalam meningkatkan pendidikan di Kotamadya Kupang secara Keseluruhan. Mengamati dari permasalahan dan kondisi di Kotamadya Kupang saat ini memerlukan suatu peningkatan di dunia pendidikan. Salah satunya adalah dengan menambahkan fasilitas yang masih kurang dan dapat digunakan dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat. Penambahan fasilitas ini lebih di fungsikan sebagai sarana atau bangunan yang dapat menyediakan buku sebagai media utama dalam mendukung pemerintah untuk memberantas buta huruf dan upaya mencerdaskan rakyat. Pusat buku menjadi salah satu fasilitas penunjang yang dapat dimanfaatkan masyarakat karena semua informasi dari aspek pendidikan hingga informasi dari seluruh dunia dapat dengan mudah diterima. Pusat buku ini diharapkan akan menjadi pusat kegiatan belajar bagi masyarakat dimana terdapat berbagai fasilitas edukatif dengan menyediakan perpustakaan dan toko buku. Permasalahan masyarakat dalam berkunjung ke perpustakaan dan toko buku dipengaruhi oleh kualitas dan kenyamanan ruang yang kurang baik maka faktor ini dijadikan sebagai acuan desain dengan lebih memanfaatkan energi alami dan meminimalkan pemanfaatan energi buatan sebagai upaya mengurangi kerusakan lingkungan tanpa mengganggu kenyamanan dan kualitas ruang pusat buku. Untuk itu konsep arsitektur hemat energi dipakai sebagai acuan dalam perancangan. 1.1.2 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah definisi dari pusat buku adalah sebagai berikut : Menurut Tim Perkamusan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1991 ), Pusat adalah: Pusar Titik yang ditengah tengah benar tempat yang letaknya dibagian tengah Pokok pangkal / yang jadi pumpunan ( berbagai urusan ) 4

orang yang membawahkan berbagai bagian Menurut Tim Perkamusan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ( 1991 ), Buku adalah: Lembar kertas yang dijilid Jadi definisi Pusat buku adalah tempat atau sarana yang menjadi pusat kegiatan dengan menyediakan media buku sebagai sumber informasi. Kegiatan pada pusat buku lebih ditekankan pada kegiatan edukasi dan promosi. Fungsi pusat buku dapat terlihat dari kegiatan - kegiatan pada peruangan-peruangan yang harus ada dalam bangunan tersebut. Peruangan utama yang harus ada adalah perpustakaan dan toko buku. Tuntutan arsitektural yang ada dalam ruang - ruang pusat buku seperti perpustakaan dan toko buku adalah sirkulasi pengunjung, pencahayaan ruang dan penghawaan udara dalam menciptakan kenyamanan ruang. Untuk itu hal - hal spesifik yang perlu dipertimbangkan adalah pada ruang display buku, ruang baca, tempat duduk baca dan lain - lain. Acuan dari perancangan pusat buku adalah aristektur hemat energi. Aristektur hemat energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya atau dengan kata lain hemat energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya. Pemakaian energi alami dengan memanfaatkan potensi lingkungan disekitarnya dengan mengoptimalkan penggunaan energi secara efisien. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penghematan energi adalah pencahayaan alami dan penghawaan (penyegaran udara). Mengaplikasikan strategi ini diperhatikan dengan letak atau kondisi pusat buku sehingga pemanfaatan energi alami lebih dioptimalkan untuk keperluan ruang - ruang yang ada di pusat buku. 5

1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang gedung Pusat buku di kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur yang memberikan kenyamanan ruang bagi pengunjung dengan pendekatan arsitektur hemat energi sebagai acuan desain. 1.3 TUJUAN Merancang gedung Pusat buku di Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur yang memberikan kenyamanan ruang bagi pengunjung dengan pendekatan arsitektur hemat energi sebagai acuan desain. 1.4 SASARAN 1. Melakukan studi tentang gedung atau ruang - ruang yang ada pada gedung Pusat Buku 2. Melakukan studi tentang jenis kegiatan melalui media buku yang mengacu pada bangunan perpustakaan dan toko buku 3. Melakukan studi tentang Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur 4. Melakukan studi tentang arsitektur hemat energi 5. Melakukan studi tentang kenyamanan ruang yang berhubungan dengan arsitektur hemat energi dalam pusat buku 6. Melakukan studi tentang strategi penerapan hemat energi pada bangunan. 1.5 LINGKUP 1. Gedung atau ruang - ruang utama yang ada pada Pusat Buku yang dibatasi pada ruang - ruang perpustakaan dan toko buku. 2. Jenis kegiatan yang ada pada perpustakaan dan toko buku. 3. Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut. 4. Arsitektur hemat energi yang dibatasi pada kenyamanan dalam ruang. 5. Kenyamanan ruang Pusat Buku dibatasi pada ruang - ruang utama yaitu perpustakaan dan toko buku 6

6. Penerapan hemat energi pada ruang perpustakaan dan toko buku serta sarana penunjang lainnya. 1.6 METODE A. Mencari data Kuesioner Diberikan kepada masyarakat sebagai pengunjung perpustakaan dan toko buku di Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur Observasi Pengamatan langsung pada perpustakaan dan toko buku Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur pada tanggal 6 januari 2008 Studi pustaka / literatur Mempelajari buku-buku tentang ruang-ruang utama yang ada di Pusat Buku seperti perpustakaan dan toko buku; mempelajari buku-buku tentang arsitektur hemat energi dan penerapannya; mempelajari kenyamanan ruang pada perpustakaan dan toko buku serta penunjang lainnya. Studi banding Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di Yogyakarta serta dari pustaka B. Metode menganalisis data Kuantitatif Tabel jumlah buku pada Perpustakaan Daerah Nusa Tenggara Timur, tabel jumlah sekolah dan perguruan tinggi di Kotamadya Kupang tahun 2007, tabel jumlah toko buku di Kotamadya Kupang, tabel tingkat minat baca masyarakat di Kotamadya Kupang, tabel kondisi perpustakaan di Kotamadya Kupang, tabel kondisi toko buku di Kotamadya Kupang, tabel kualitas dan kenyamanan ruang pada perpustakaan di Kotamadya Kupang, tabel kualitas dan kenyamanan ruang pada toko buku di Kotamadya Kupang, tabel kelompok kegiatan pusat buku, tabel pelaku kegiatan, tabel rekomendasi nilai pencahayaan pada perpustakaan, tabel tingkat pencahayaan rata-rata, renderasi dan temperatur warna yang direkomendasikan. 7

Kualitatif Definisi Pusat Buku, frekuensi pengunjung Perpustakaan Daerah provinsi Nusa Tenggara Timur, jenis ruang-ruang pusat buku, pengunjung Perpustakaan dan toko buku daerah provinsi Nusa Tenggara Timur, Sekolah di Kotamadya Kupang yang belum memiliki perpustakaan, animo masyarakat terhadap dalam meningkatkan fasilitas pendidikan, peruangan pada pusat buku mengacu pada perpustakaan dan toko buku, strategi penerapan hemat energi pada bangunan baik dari aspek pencahayaan alami dan penghawaan alami. C. Metode Perancangan Perancangan pusat buku yang memberikan kenyamanan kepada pengunjung dengan memanfaatkan sumber energi alami untuk menciptakan kenyamanan ruang-ruang pada gedung pusat buku. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1 : Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. BAB 2 : Tinjauan Pusat Buku Di Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur Tinjauan terhadap Kotamadya Kupang, tinjauan pendidikan di Kotamadya Kupang, tinjauan perpustakaan dan toko buku di Kotamadya Kupang NTT, tinjauan kondisi perpustakaan dan toko buku di Kotamadya Kupang NTT, tinjauan kualitas ruang dan kenyamanan pada perpustakaan dan toko buku di Kotamadya Kupang NTT, animo masyarakat terhadap fasilitas perpustakaan dan toko buku dan pengembangan fasilitas di Kotamadya Kupang. 8

BAB 3 : Tinjauan Teoritis Pusat buku Tinjauan teoritis pusat buku, Tinjauan kegiatan pada perpustakaan, toko buku dan sarana penunjang lainnya, Tinjauan standar dimensi ruang- ruang pada perpustakaan dan toko buku, tuntutan arsitektural dan hal-hal spesifik pada perpustakaan dan toko buku. BAB 4 : Tinjauan Arsitektur Hemat Energi Tinjauan arsitektur hemat energi, Tinjauan terhadap pencahayaan dan penghawaan, penerapan arsitektur hemat energi pada bangunan pusat buku dalam menciptakan kenyamanan ruang BAB 5 : Analisis menuju konsep perencanaan dan perancangan pusat buku di Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur Menganalisis alternatif site, ruang - ruang di pusat buku dengan standar dimensi ruang pusat buku, menganalisis kegiatan, kebutuhan ruang, penzoningan ruang, gubahan massa, sirkulasi ruang pusat buku dan menganalisis penerapan strategi arsitektur hemat energi di pusat buku. BAB 6 : Konsep menuju perencanaan dan perancangan pusat buku di Kotamadya Kupang Nusa Tenggara Timur Site terpilih, konsep kebutuhan ruang pusat buku, konsep penzoningan dan gubahan massa pada bangunan, konsep orientasi bangunan, sirkulasi pusat buku dan konsep penerapan strategi arsitektur hemat energi di pusat buku. 9