Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

dokumen-dokumen yang mirip
Rancang-Bangun Miniatur Crane 1-Lengan pada Aplikasi Kapal Bongkar-Muat Barang

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC MELALUI DETEKSI PUTARAN ROTOR DENGAN MIKROKONTROLLER dspic30f4012

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

DESAIN RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM CHARGING LAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

BAB II LANDASAN TEORI

Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri

SISTEM POMPA AIR BERTENAGA SURYA TUGAS AKHIR

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN

Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DESAIN & OPERASI MOTOR SWITCH RELUCTANCE 4 KUTUB ROTOR 6 KUTUB STATOR LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : MOSES EDUARD LUBIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

BAB II LANDASAN SISTEM

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

Gambar 9.1 Gambar 9.2

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

BAB III METODE PENELITIAN

KONVERTER KY INVERSE BIDIRECTIONAL SEBAGAI PENCATU DAYA KENDARAAN LISTRIK

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan dan Realisasi Konverter Jembatan Penuh sebagai Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Berbasis Microcontroller Atmega 8535

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN DC-DC KONVERTER UNTUK PANEL SURYA PADA DC HOUSE SKRIPSI

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

RANCANG BANGUN BIDIRECTIONAL CONVERTER MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL UNTUK SISTEM PENGEREMAN REGENERATIF

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

PERANCANGAN KONTROLER UNTUK TURBIN ANGIN SKALA KECIL

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MAKALAH DC CHOPPER. Disusun oleh : Brian Ivan Baskara Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Daya II

AGUNG ARISTIYANTO D

H. Suryoatmojo. Kata-kata kunci : Lithium Polymer, Dual Induktor, Penyeimbang SOC Baterai.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

Transkripsi:

1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan agar tidak mencapai torsi dan kecepatan maksimal merupakan salah satu cara untuk mendapatkan efisiensi konsumsi daya baterai pada suatu sistem sepeda listrik. Pada penelitian ini pengendalian kecepatan motor dilakukan dengan mengaktifkan motor dimana roda sepeda disimulasikan telah berputar pada kecepatan tertentu, sehingga motor tidak perlu berbeban besar seperti pada saat roda sepeda pertama kali berputar. Simulasi ini dilakukan dengan pengaturan kecepatan motor DC magnet permanen. Dimana pengaturan kecepatan suatu motor DC magnet permanen dilakukan dengan mengatur tegangan masukan motor. Besar tegangan diatur secara variabel sesuai dengan besar duty cycle (D). Karena besar Vout adalah hasil kali dari duty cycle dengan Vin. Sehingga dengan alat pengaturan kecepatan motor dc magnet permanen dengan menggunakan sensor kecepatan rotari ini dapat tercapai efisiensi konsumsi daya baterai pada sistem sepeda listrik. Kata Kunci Motor DC magnet permanen, pulse width modulation, duty cycle, DC Chopper. I I. PENDAHULUAN SU mengenai krisis bahan bakar fosil dan krisis energi menyebabkan maraknya pengembangan teknologi di segala bidang, terutama bidang transportasi. Karena di bidang transportasi ini merupakan pengkonsumsi bahan yang besar. Pada penelitian ini mencoba untuk membuat salah satu inovasi mengenai sepeda listrik. Dengan inovasi berupa hybrid energi antara energi kayuhan pengendara dengan putaran motor. Perbedaan inovasi ini dengan sepeda listrik yang lama adalah pada sisi efisiensi baterai dan efisiensi energi yang dikeluarkan oleh motor. Disini motor tidak perlu berada pada kondisi torsi maksimum, sebab motor aktif berputar pada saat roda berada pada kondisi berputar pula. Pada sisi kecepatan, motor juga tidak perlu bekerja penuh sesuai dengan kecepatan yang diinginkan pengendara, karena untuk mendapatkan kecepatan yang lebih, motor hanya perlu menghasilkan sedikit putaran. M. Widan Hilmi adalah kandidat dari Program Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang (e-mail: wildanhilmi36@yahoo.com). Soeprapto, dan Hery Purnomo merupakan staf pengajar di Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang (e-mail: prapto1056@gmail.com; heryp@ub.ac.id) Hal ini disebabkan motor aktif pada saat pengendara telah mencapai kecepatan tertentu. Dengan ini, berarti motor telah bekerja lebih efisien. Dengan tercapainya kerja motor yang lebih efisien, maka efisiensi pada baterai juga tercapai, karena catu daya yang diberikan baterai untuk motor terminimalisir dengan kerja motor yang lebih efisien. Sedangkan beberapa hal yang mejadi batasan masalah penelitian adalah : a. Perancangan ini hanya sampai pada perancangan alat pengaturan kecepatan motor DC magnet permanen dengan sensor kecepatan rotari. b. Tidak membahas mengenai penerapan langsung terhadap sepeda listrik. c. Tidak membahas mengenai penerapan langsung terhadap sepeda listrik. d. Motor yang digunakan adalah motor DC magnet permanen 12 V. e. Penggunaan motor DC magnet permanen 12V pada perancangan ini hanya digunakan untuk simulasi alat, bukan sebagai penggerak pada sepeda yang sebenarnya. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Driver Motor Driver motor berfungsi sebagai rangkaian yang mengendalikan arus dan tegangan sebelum sinyal masuk sebagai masukan dari motor. Didalam suatu driver terdapat berbagai jenis dan metode pengaturan yang bertujuan mengatur keluaran dari rangkaian agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh motor. Di dalam driver motor terdapat rangkaian DC chopper yang berfungsi merubah tegangan DC yang konstan menjadi tegangan DC yang variabel. Gb. 1 Rangkaian Umum DC Chopper Buck Regulator Gb.1 merupakan rangkaian umum dari DC chopper buck regulator. Rangkaian buck regulator merupakan aplikasi dari rangkaian DC chopper step down. Dalam suatu buck regulator, nilai keluaran tegangan rata-rata V a selalu lebih kecil dari pada nilai tegangan masukan V s. Cara kerja dari rangkaian DC chopper buck regulator berada pada 2 mode operasi. Mode operasi dari rangkaian DC chopper buck

2 regulator ditunjukkan oleh gambar 2.14. Mode 1 bekerja ketika MOSFET Q1 kondisi On. Pada kondisi ini, arus mengalir dari sumber ke beban melewati induktor dan kapasitor, sehingga terjadi pengisian muatan (charging) pada induktor dan kapasitor tersebut. Sedangkan mode 2 bekerja ketika MOSFET Q1 berada pada kondisi off. Pada kondisi ini terjadi pelepasan muatan (discharging) oleh induktor berupa arus menuju beban melewati dioda freewheel (D m). Pada kondisi ini arus disebut kontinyu, karena arus mengalir tanpa kembali melewati sumber. Sehingga arus mengalir kembali menuju induktor, kapasitor, dan beban, kemudian mengalir kembali melewati diode freewheel (D m). Proses discharging ini terus berlangsung selama MOSFET berada pada kondisi off. [1] Dengan asumsi arus pada induktor linear dari I 1 ke I 2 dalam selang waktu kt,maka: V s V a = L I 2 I 1 t 1 V s V a = L (ΔI) t 1 t 1 = (ΔI)L V s V a (1) Ketika induktor mengalir secara linear dari I 2 ke I 1 dalam selang waktu (T - kt), maka: V a = L (ΔI) t 2 t 2 = (ΔI)L V a (2) Dari persamaan 2.13 dan 2.14, maka: ΔI = (Vs Va)t 1 L = Va t 2 L Dengan mensubtitusikan t 1 = kt dan t 2 = (1-k)T, maka hasil tegangan keluaran adalah: V a = k.v s (4) Dengan mengasumsi tidak ada rugi daya pada MOSFET, V s.i s = V a.i a = k.v s.i a, maka arus rata-rata sumber adalah: I s = k.i a (5) Periode pensaklaran (T) dapat ditunjukkan persamaan berikut: T= 1/f = t 1+t 2 = (ΔI)L V s V a + (ΔI)L V a (ΔI)L V = s (6) V a (V s V a) Sehingga peak to peak ripple dari arus rata-rata didapatkan sebagai berikut: ΔI = Vs(Vs Va) flvs Vs k (1 k) = fl Menggunakan hukum kirchoff, arus beban dapat dituliskan sebagai berikut: i L = i c + i o Apabila mengasumsikan ripple arus beban, ΔI o sangat kecil, ΔI L = ΔI C, arus rata-rata pada kapasitor yang mengalir dari t 1/2 + t 2/2 = T/2, adalah: I c = ΔI 4 Sehingga didapatkan tegangan kapasitor sebagai berikut: (3) (7) vc = 1 ΔI dt + vc (t = 0) C 4 Maka, tegangan kapasitor pada kondisi peak to peak: vc = 1 C i c dt + vc (t = 0) = 1 2 ΔI dt C 0 4 = ΔI T 8C = ΔI (8) 8fC Dengan mensubtitusikan persamaan 2.18, 2.19, 2.20, maka didapatkan: atau ΔV c = ΔV c = Vs(Vs Va) 8LCf 2 Vs Vs k(1 k) 8LCf 2 Penyalaan MOSFET dalam suatu converter harus dilakukan secepat mungkin, agar kerugian daya yang terjadi pada saat switching sekecil mungkin. MOSFET dapat dinyalakan dengan tegangan yang ada di Source. Bila tegangan V GS > V GS Threshold), maka MOSFET akan on dan arus Id mengalir dari drain ke source. Untuk pemadaman MOSFET, tegangan V GS harus dibuat lebih kecil dari tegangan V GS Threshold atau nol. Bila berlaku kondisi V GS< V GS Threshold, maka MOSFET menjadi tidak konduksi atau off. Dimana T=t on+t off adalah frekuensi pemotongan yang bernilai 1/T. Karakteristik pengaturan untuk rangkaian DC Chopper dinyatakan dengan suatu persamaan: V out V in t on = f t on T T (9) (10) D = x 100% (11) T Berdasarkan rangkaian pada Gb.1, dapat diasumsikan terdapat kondisi MOSFET On dan Off, maka: V Lon. t on + V Loff.t off = 0 (V s-v o)(dt) + (-V o)(1-d)t = 0 V s.d V o = 0 V o = D.V s (12) III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yang dapat dirumuskan menjadi 4 permasalahan utama, yaitu bagaimana mengatur kecepatan motor DC magnet permanen dengan menggunakan sensor rotari, bagaimana pemilihan motor yang cocok digunakan sebagai penggerak utama, bagaimana merancang chopper buck regulator, serta bagaimana cara pengendalian motor agar cocok untuk diterapkan dengan tujaun hybrid tenaga dalam sepeda listrik. A. Perancangan dan Pembuatan Alat Perancangan ini dilakukan secara matematis dan sesuai dengan materi yang didapatkan dari studi pustaka. Perancangan ini meliputi semua aspek yang menunjang perancangan ini. Meliputi elektrik, mekanik, serta software. Pengendalian dari kecepatan motor ini dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan kecepatan sensor dengan berapa besar kecepatan motor yang diinginkan untuk membantu kecepatan putar dari sensor itu sendiri. Algoritma

3 pengendalian selanjutnya dilakukan dalam bentuk penyusunan program perangkat lunak pada mikrokontroler. B. Pengujian dan Analisis Pengujian pada penelitian ini dilakukan tiap bagian maupun secara keseluruhan. Untuk pengujian tiap bagian meliputi perangkat sebagai berikut: 1. Pengujian sensor 2. Pengujian catu daya 3. Pengujian driver motor 4. Pengujian rangkaian PWM 5. Pengujian motor 6. Pengujian keseluruhan IV. PERANCANGAN ALAT PENGENDALI KECEPATAN MOTOR A. Karakteristik Motor yang Digunakan Pada aplikasi pengaturan kecepatan motor DC dengan menggunakan sensor rotari ini dibutuhkan motor dengan kecepatan tinggi sehingga pemilihan motor harus mementingkan kecepatan yang tinggi. Arus : 2 A Daya motor : 24 W Kecepatan : 500 rpm Torsi : 25 N cm B. Sistem Pengendalian Sistem pengendali kecepatan motor DC magnet permanen ini terdiri dari rangkaian catu daya, rangkaian komparator dan sensor, rangkaian driver motor, serta rangkaian DC Chopper yang ditunjukkan oleh Gb.4, Gb.5, Gb.6 berikut. Gb. 4 Rangkaian Catu Daya Sensor, Mikrokontroler Gb. 5 Rangkaian Driver Motor dan Chopper Gb. 2 Motor Penggerak Utama Motor penggerak utama ditunjukkan oleh Gb.3. Dimana motor ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: : 12 V DC Arus : 3 A Daya motor : 40 W Kecepatan : 2350 rpm Torsi : 140 Ncm Gb. 3 Motor Penggerak Sensor Gb. 6 Rangkaian Komparator dan Sensor Program perangkat lunak direalisasikan berdasarkan algoritma yang disusun untuk membentuk alur kerja sistem crane. Flowchart pergerakan crane ditunjukkan pada Gb. 7 V. HASIL UJI DAN PEMBAHASAN Pengujian dari masing-masing komponen dari sistem dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan dari masing-masing komponen itu sendiri. A. Pengujian Catu Daya Pengamatan besarnya keluaran catu daya menggunakan multimeter CD800A. Hasil pengujian rangkaian catu daya 5 dan 12 V DC ditunjukkan oleh TABEL I. Sedangkan motor penggerak sensor dibutuhkan untuk memutar sensor dengan tujuan mensimulasikan putaran roda. Motor penggerak sensor ditunjukkan oleh Gb.4. Dimana spesifikasi motor ini sendiri adalah sebagai berikut: : 12 V DC

4 dari keluaran mikrokontroler ATMEGA 8. PIN yang ditentukan sebagai keluaran dari mikrokontroler adalah OCR1B. Hasil Pengujian rangkaian PWM ditunjukkan dengan TABEL III berikut. TABEL III PENGARUH VARIASI DUTY CYCLE TERHADAP KELUARAN RANGKAIAN PWM Duty cycle OCR1B Octocoupler MOSFET 1 0 0 26,1 0 2. 10 10,2 41,7 0 3. 20 20,3 51,5 0 4. 30 30,1 60,7 2,2 5. 40 40,2 70,5 13,6 6. 50 50,0 78,7 23,8 7. 60 60,2 86,2 33,7 8. 70 69,9 92,4 44,0 9. 80 80,1 97,3 54,2 10 90 89,8 98,8 62,6 12 100 100,0 100,0 74,4 Gb. 7 Diagram Alir Pembacaan Frekuensi dan Penambahan Duty Cycle Sistem TABEL I HASIL KELUARAN TEGANGAN CATU DAYA Rangkaian Masukan (V DC) (V DC) Catu Daya 5V DC Catu Daya 12V DC B. Pengujian Sensor 12V 12V 5V 12V hasil keluaran sensor diamati pada posisi sensor tertutup dan terbuka. diamati dengan multimeter. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah tegangan keluaran sensor susuai untuk masukan mikrokontroler dan dapat dibaca high dan low oleh mikrokontroler. Hasil pengujian ditunjukkan oleh TABEL II berikut. 1 2 TABEL II HASIL KELUARAN TEGANGAN SENSOR Posisi Sensor Terbuka Tertutup 0 3,75V Gb. 8 Mikrokontroler Gb. 9 Teganan MOSFET C. Pengujian Rangkaian PWM Pengujian rangkaian PWM bertujuan untuk mengetahui sinyal keluaran dari optocoupler 4N33 dan MOSFET IRFZ44N dengan masukan berupa duty cycle yang bervariasi Gb. 10 Optocoupler

5 D. Pengujian Rangkaian DC Chopper Pengujian pada rangkaian ini bertujuan untuk mengetahui keluaran dari rangkaian chopper. Pengujian ini dilakukan dengan tegangan pada kondisi duty cycle yang bervariasi hasil dari keluaran MOSFET. Berikut hasil pengujian rangkaian DC chopper yang ditunjukkan oleh TABEL IV. TABEL IV PENGUJIAN RANGKAIAN DC CHOPPER Sumber MOSFET Chopper 1 1 0,556 0 2. 2 1,02 0 3. 3 1,45 0 4. 4 1,99 0 5. 5 2,90 1,7 6. 6 3,90 2,55 7. 7 4,3 3,8 8. 8 5,5 4,6 9. 9 6,15 5,38 10 10 6,89 6,38 11 11 7,86 7,28 12 12 8,93 8,45 Gb. 11 DC Chopper pada Duty Cycle 50% E. Pengujian Motor Pengujian motor dilakukan yang bertujuan untuk mendapatkan parameter-parameter motor sehingga proses perhitungan arus dan tegangan pada motor dapat dilakukan dengan baik. TABEL V merupakan hasil pengujian dari motor pada tiap tegangan. TABEL V HASIL PENGUJIAN MOTOR PENGGERAK UTAMA Kecepatan (rpm) Sumber Arus (A) 1 1 1 70 2. 2 1,25 210 3. 3 1,4 400 4. 4 1,6 580 5. 5 1,63 760 6. 6 1,69 890 7. 7 1,74 1290 8. 8 1,9 1500 9. 9 2,1 1600 10 10 2,5 1880 11 11 2,7 2000 12 12 3 2350 Gb. 12 Kurva Kecepatan Fungsi Pada Motor DC Magnet Permanen Dari data TABEL V yang kemudian diubah menjadi sebuah kurva, didapatkan sebuah garis yang relatif linear. Garis tersebut mewakili sebuah fungsi yang merupakan kecepatan fungsi dari tegangan. Dengan teknik meregresi garis miring maka akan didapatkan sebuah rumus untuk mencari persamaan garis linear nya, yaitu: y y 1 = x x 1 (13) y 2 y 1 x 2 x y 70 2350 70 = x 1 12 1 y = 207,27 x 137,27 ω L = A x B (14) Dari 2 persamaan diatas terdapat korelasi yang formulasinya menghasilkan nilai konstanta motor : K e = A = K T = 0,662 (15) B R a.t fd K e telah diketahui, selanjutnya mencari nilai fluks pada medan magnit motor. Karena keterbatasan alat yang tersedia, maka dengan menggunakan rumus torsi (T) dan mengasumsikan arus menggunakan besaran yang tertera di motor, fluks dapat dihitung. T = K e I a (16) 1,4 N. m = 0,662.. 3 A = 0,705 Weber Fluks telah diketahui dengan besar 0,705 Weber, sehingga untuk menghasilkan torsi pada motor dengan menggunakan rumus yang sama merupakan fungsi dari arus jangkar (T=f(Ia)). Hal ini menyebabkan hanya arus jangkar yang akan mempengaruhi perubahan torsi yang berbanding lurus karena nilai konstanta dan fluks tetap tidak berubah. F. Pengujian Alat Secara Keseluruhan Pengujian secara keseluruhan dilakukan dengan mengoperasikan motor penggerak sensor pada kecepatan tertentu hingga mengaktifkan motor penggerak utama untuk berputar dan dapat mensimulasikan pergerakan motor penggerak utama dalam membantu putaran roda sepeda. Hasil pengujian keseluruhan ditunjukkan oleh Gb.14, TABEL VI berikut.

6 No TABEL VI PENINGKATAN KECEPATAN MOTOR DAN SENSOR TIAP PERTAMBAHAN DUTY CYCLE Kecepatan Duty cycle Chopper Kecepatan Sensor (rpm) Motor Penggerak Utama Penambahan Kecepatan (Rpm) (rpm) 1 38% 1,3 105 208 103 2. 41% 1,7 156 208 52 3. 45% 2 209 312 103 4. 47% 2,3 260 312 52 5. 52% 2,7 313 416 103 6. 54% 3 364 416 52 7. 55% 3,3 417 520 103 8. 57% 3,6 468 520 52 9. 60% 3,9 521 520 0 10 64% 4,1 550 0 0 A. Kesimpulan VI. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dari analisis dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Alat pengatur kecepatan motor DC magnet permanen dengan menggunakan sensor rotari berhasil dibuat sesuai dengan rancangan dan dapat berfungsi sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. b. Fungsi motor sebagai penggerak diperoleh dengan memanfaatkan konverter daya MOSFET yang ditunjang oleh octocoupler dan rangakaian DC Chopper yang dikendalikan oleh sinyal keluaran mikrokontroler. c. Fungsi hybrid untuk memperkecil konsumsi baterai diperoleh dengan mengatur putaran motor dan konsumsi dari penggunaan motor dari mikrokontroler. B. Saran Dalam perancangan ini, tentunya banyak kekurangan yang terjadi. Oleh karena itu untuk menyempurnakan perancangan berikutnya, terdapat beberapa saran yang perlu dilakukan, sebagai berikut : Struktur mekanik untuk simulator roda dibuat semirip mungkin dengan struktur sepeda listrik agar lebih presisi dalam pengambilan data dan lebih menyerupai sepeda listrik yang sebenarnya. REFERENCES [1] Rashid, Muhammad H. 1988. Power Electronics Circuits, Devices and Applications.New Jersey: Prentice-Hall International. Gb. 13 Kurva Kecepatan Motor dan Sensor Terhadap Duty Cycle Dari tabel VI dan Gb.13 dapat dilihat bahwa mikrokontroler mengatur putaran motor penggerak utama berputar pada kondisi tetap pada setiap penambahan kecepatan sensor di luar batasan kecepatan yang telah ditentukan. Sedangkan apabila sensor telah menunjukkan kecepatan melebihi 520 rpm, atau lebih dari 50 km/ jam, maka mikrokontroler mengatur duty cycle menjadi 0. Dari tabel 5.7 dan kurva pada gambar 5.12 menunjukkan bahwa untuk mencapai kecepatan maksimum yang diinginkan sebesar 50 km / jam, baterai tidak perlu bekerja maksimum dalam penggunaannya. Hal ini dikarenakan duty cycle dari keadaan kecepatan maksimum hanya 55%. Sehingga baterai hanya perlu mencatu hingga 7 V dan Arus sebesar 1,74 A perjam. Dimana tegangan maksimal baterai adalah 12 V dan arus maksimal dari baterai adalah 3,5 A. Di sisi putaran sensor, sensor hanya perlu berputar sebesar 105 rpm untuk mencapai kecepatan 208 rpm. Karena putaran sensor mensimulasikan putaran roda sepeda, sehingga didapatkan kondisi bahwa pengendara hanya perlu memutar roda sebesar 105 rpm untuk mencapai kecepatan 208 rpm.