invest in Jakarta, 7 Juli 2015 PENYEDERHANAAN PERIZINAN IMB BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Franky Sibarani Kepala BKPM 2013 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved
PETA PERIZINAN PENYEDERHANAAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) IDENTIFIKASI MASALAH : 1. Persyaratan berlapis untuk Izin Mendirikan Bangunan ( IMB) diperlukan AMDAL atau UKL/UPL dan tidak seluruh bidang usaha wajib menyusun AMDAL atau UKL/UPL. 2. Duplikasi perizinan hampir sejenis yang merupakan bagian mekanikal elektrikal dari IMB seperti izin lift, izin penangkal petir, izin instalasi listrik dan izin genset. Kerangka Regulasi : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dengan peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 36 Tahun 2005 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Mendirikan Bangunan 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja : 1) Nomor PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Petir 2) Nomor PER.03/MEN/1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Orang dan Barang 3) Nomor PER.75/MEN/2002 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) 2
PETA PERIZINAN DASAR (Izin Lokasi, Lingkungan, dan IMB) Izin Lokasi Izin Lingkungan IMB Dasar Hukum : 1) PP 32 Tahun 2011 2) Permen Agraria/Ka BPN 2/ 1999 Persyaratan: 1) Persetujuan Pemanfaatan Ruang dari Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah 2) ANDAL Lalin 3) Copy IPPM PMDN/PMA 4) Akte Pendirian perusahaan 5) NPWP; 6) Gambar tanah yang dimohon; 7) Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi tanah; 8) Uraian rencana proyek yang akan dibangun; 9) Surat pernyataan kesediaan melepaskan hak dari para pemilik tanah yang sah; Dasar Hukum : Peraturan Pemerintah 27/ 2012 Persyaratan: 1. Kesuaian RDTR atau RTRW 2. AMDAL dan RKL-RPL atau UKL-UPL. 3. Akte Pendirian perusahaan 4. Rencana usaha dan/atau kegiatan. Dasar Hukum 1) PP 32 Tahun 2011 2) Permen PU 24/2007 3) Permendagri 32/2007 Persyaratan: 1) Ketetapan Rencana Kota (KRK) 2) UKL/UPL luas bangunan 2.000-15.000 M2, atau AMDAL luas bangunan > 10.000 M2 3) ANDAL Lalin 4) Rencana Tata Letak Bangunan 5) Akte Pendirian Perusahaan/NPWP 6) Copy Sertifikat Tanah 7) Copy pembayaran PBB. 8) Gambar Rencana Arsitektur 9) Rekomendasi TPAK, luas bangunan >1.500 M2 10) Hasil Penyelidikan Tanah 11) Perhitungan dan Gambar Rencana Struktur 12) Gambar Rencana Instalasi : - Listrik Arus Kuat - Listrik Arus Lemah, - Proteksi Kebakaran, - Pemipaan (plumbing), - Elevator/ Lift, 3
Peringkat EODB Indonesia (Int l Finance Corp/World Bank Group) Sejak 2012, peringkat Indonesia selalu meningkat. Namun di antara negara ASEAN pada tahun 2015, Indonesia berada di peringkat ke-7, serta di bawah RRT dan di atas India. No. 10 Indikator Ease of Doing Business* 2012 2013 2014 *) Indikator No.1-6 mengukur kompleksitas dan biaya proses. Indikator No.7-10 mengukur kekuatan lembaga hukum. Indikator No.1-3 terkait langsung dengan EODB dengan implementasi lokus Jakarta dan Surabaya. **) Tahun 2015, survei dilakukan di 189 negara. 2014 (koreksi) 2015** Peringkat Total Indonesia 129 128 120 117 114 1 Memulai Usaha (Starting a business) 155 166 175 158 155 2 Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing with construction permit) 71 75 88 150 153 3 Pendaftaran Properti (Registering property) 99 98 101 112 117 4 Penyambungan Listrik (Getting electricity) 161 147 121 101 78 5 Pembayaran Pajak (Paying taxes) 131 131 137 158 160 6 Perdagangan Lintas Negara (Trading across boders) 39 37 54 61 62 7 Akses Perkreditan (Getting credit) 126 129 86 67 71 8 Perlindungan terhadap Investor Minoritas (Protecting minority investor) 46 49 52 43 43 9 Penegakan Kontrak (Enforcing contract) 156 144 147 171 172 10 Penyelesaian Perkara Kepailitan (Resolving Insolvency) -- -- 144 71 75 ASEAN+ RRT & India 2014 2015 Singapura 1 1 Malaysia 20 18 Thailand 28 26 Vietnam 72 78 RRT 93 90 Filipina 86 95 Brunei D. 98 101 Indonesia 117 114 Kamboja 134 135 India 140 142 Laos 155 148 Myanmar 178 177 4
Upaya Perbaikan EODB Indonesia Melalui Pengurangan Jumlah Prosedur, Biaya dan Waktu. Untuk EODB 2016, Word Bank akan mengumumkan hasilnya pada bulan Oktober 2015. BKPM telah melaporkan perbaikan-perbaikan indikator EODB Indonesia kepada IFC/WBG di Washington DC pada tanggal 4 Juni 2015. No Indikator EODB Hasil Survey 2015 Menuju 2016 1 Memulai usaha 10 prosedur, 52,5 hari, 7 prosedur, 9,2 hari 2 Perizinan Terkait Pendirian Bangunan 17 prosedur, 202 hari 10 prosedur, 149 hari 3 Pendaftaran Properti 5 prosedur, 25 hari 5 prosedur, 11 hari 4 Penyambungan Listrik 5 prosedur, 94 hari 4 prosedur 35 hari 5 Pembayaran Pajak 65 kali pembayaran 43 kali pembayaran 6 Penegakan Kontrak 7 Penyelesaian Perkara Kepailitan 40 prosedur, 460 hari, biaya senilai 118,1% biaya klaim 21 bulan, biaya senilai 20-22% aset Pengadilan perkara sederhana: 3 prosedur, 56 hari, tanpa biaya 11 bulan, biaya senilai 5,08% aset 5
Thank You Terima Kasih Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44 Jakarta 12190 - Indonesia t. +62 21 5292 1334 f. +62 21 5264 211 e. info@bkpm.go.id www.bkpm.go.id